Ailyn Sherlina Smith, putri terakhir dari keluarga konglomerat yang lumayan berpengaruh di kota Eastas. Kini menjadi sorotan bagi seluruh keluarga ternama. Karena di usianya yang mencapai 25 tahun ini, ia belum juga menikah.Hingga pada suatu malam, ia bertemu dengan lelaki tampan misterius yang akan ia jadikan sebagai suami nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aiyuki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana pernikahan
BRUUUUMM.. (suara deru mobil).
Mobil yang dikendarai Ailyn melaju dengan kecepatan tinggi, menuju ke daerah perkebunan, tepat nya di Desa Floria yang masih termasuk dalam kota Eastas.
Pagi ini ia begitu bersemangat karena ingin berkunjung ke lahan miliknya yang dikelola oleh tuan Bernard.
Tuan Bernard termasuk kerabat jauh dari Ayah Ailyn. Ia sudah bekerja sama dalam pengelolaan lahan di keluarga Smith semenjak Ayah Ailyn masih remaja hingga saat ini.
Namun, setelah Ayah dan Ibu Ailyn meninggal, ia tidak lagi bekerja dengan keluarga Smith. Posisi tuan Bernard diganti oleh orang lain atas perintah nyonya Lamia.
Ailyn yang kala itu sudah diberi warisan yang lumayan besar oleh kedua orang tuanya meminta tuan Bernard untuk bekerja bersama nya tanpa seorang pun yang tahu.
CKIIITT.. (suara rem mobil) .
" Selamat pagi nona, tuan Bernard sudah menunggu di perkarangan".
Tampak seorang pelayan wanita menyambut kedatangan Ailyn, lalu mengantar gadis jelita itu untuk menemui majikannya.
Setelah sekian lama tidak menginjak kan kaki di desa ini. Meskipun zaman kian modern namun, daerah ini tidak banyak mengalami perubahan. Hal ini membuat Ailyn kembali merasakan nostalgia tentang masa kecilnya pada kala itu.
" Bagaimana kabar anda nona? lama tidak berjumpa" sambut tuan Bernard sembari memberi Ailyn sebuket mawar berwarna kuning.
" Kabar ku selalu baik" Ailyn menerima buket mawar itu dengan senyum manisnya.
" Tentang obrolan semalam, saya sudah memperkerjakan beberapa orang untuk mulai menanam bibit bunga yang anda minta"
Tuan Bernard mengajak Ailyn berjalan menyusuri lahan kosong yang sedang dikelola oleh beberapa pekerja.
" Aku ingin sisa lahan lain juga diikut sertakan" ujar Ailyn sembari melihat-lihat bibit bunga yang akan ditanam pada hari itu.
" Tapi nona, apa tidak merugikan jika lahan yang begitu luas hanya untuk menanam bunga ?" tuan Bernard bertanya dengan penuh rasa heran.
" Tentu tidak, justru akan semakin indah jika dipenuhi oleh bunga yang berkilauan".
Setelah beberapa lama berbincang, Ailyn segera pergi meninggalkan Desa Floria untuk kembali menyelesaikan pekerjaan nya di ibu kota.
°°°
~Reparo..reparo~
~reparo.. magnifico..~
Terlihat bibir madam Jane yang berkomat kamit membaca sebuah mantra. Dengan salah satu tangannya yang fokus memegangi arloji mistyc milik elf tampan si calon tunangan nona muda Smith.
Sraaaaaa~~
Seketika retakan pada kaca arloji tersebut menjadi sedikit berkurang. Namun wanita nyentrik itu belum merasakan energi apapun pada arloji itu.
" Apa kali ini masih gagal ya? benda ajaib ini mengapa sulit sekali sih ?" madam Jane bergumam sendiri
" Ah masa bodoh ! lebih baik shopping dulu, sambil mencari cara untuk memperbaikinya"
Ia pun memasuk kan kembali arloji tersebut kedalam kotak kayu berukuran sedang, yang kemudian dikunci dengan sebuah jimat hasil kreatifitasnya. Hal itu akan membuat arloji mistyc itu tidak akan terlihat oleh siapa pun.
...----------------...
Sore hari nya setelah pulang bekerja, Ailyn kembali menemui Jave yang sedang duduk beristirahat di pinggir taman dekat restoran tempat nya bekerja.
" Halo calon suamiku, kulihat kau semakin tampan~" Ailyn mulai menggoda pria tampan dihadapannya itu.
" Apa yang membuat mu kemari, apa sudah selesai diperbaiki?" Jave bertanya tentang arloji milik nya.
" Kau ini terburu-buru sekali, itu masih dalam proses perbaikan. Ahli spiritual yang menanganinya saja sampai tidak makan dan tidur, dia sampai kewalahan.. "
" Cukup, tidak perlu banyak bicara, katakan intinya saja, apa yang ingin kau bahas kali ini" Jave memotong celotehan Ailyn .
" Hehe.. pembahasan kali ini begitu penting, bagaimana kalau berbicara ditempat lain?"
Ailyn menyodorkan buket mawar kuning pemberian tuan Bernard yang sedari tadi ia simpan didalam totebag nya.
Seketika rasa lapar mulai menghampiri Jave. Padahal belum lama ini ia menyantap begitu banyak bunga di lembah itu.
" Ikut denganku"
Jave meraih tangan Ailyn, lalu mengajak nya menuju kearah dapur belakang restoran. Hal itu membuat Ailyn menjadi tersipu dibuatnya.
" Naik lah"
Jave sudah dalam posisi seperti ingin berjongkok, ia merentangkan kedua tangan dibelakang punggungnya.
" Mengapa tiba-tiba aku harus melakukan nya?" ujar Ailyn bingung
" Kita akan membahas nya di atap, jika kau menolak, naiklah tangga sendiri" sahut Jave masih menawari nya.
Seketika Ailyn mengamati seberapa tinggi untuk mencapai atap restoran ini. Restoran yang terletak di lantai paling dasar ini memiliki 29 lantai lagi untuk mencapai atap nya.
" Tidak mungkin aku mati disini kan? pasti kami akan selamat kan?" Ailyn bergumam meyakin kan diri.
" Kau ingin naik tangga?" Jave membuyarkan pandangan Ailyn.
" Berjanjilah untuk tidak menjatuhkanku !"
Ailyn memberanikan diri naik ke punggung Jave dengan salah satu tangan nya yang masih membawa totebag . Saat ini ia sangat mempercayai Jave, semenjak kejadian ia diselamatkan dari kematian pada waktu lalu.
Deg.. Deg.. Deg..!
Jantung Ailyn berdebar dengan kencang, namun bukan perasaan berdebar karena berada dekat dengan Jave, justru kali ini debaran jantung Ailyn menunjukan betapa tegang nya ia saat ini.
Jave yang juga merasakan debaran kencang dari jantung Ailyn hanya tersenyum tipis. Karena situasi dirasa cukup aman karena tidak ada orang yang melihat, Jave mulai menengok ke kanan dan ke kiri, kemudian..
" Pegangan yang erat !"
SRINGG..!
Dalam sekejap mereka sudah sampai diatas atap gedung 30 lantai itu. Jave melirik kearah Ailyn yang masih merangkul erat bahunya dengan kedua mata terpejam.
Melihat Ailyn yang ketakutan, seketika timbul niat Jave ingin menjahilinya.
" Oh tidak kita akan jatuh Aaaaaaa !! "
Jave mulai menggerak gerak kan tubuhnya.
Ailyn tidak merespon, ia hanya terdiam memejamkan kedua matanya. Bibirnya yang manis itu, terlihat bernoda merah karena digigitnya sendiri.
Jave yang melihatnya jadi merasa bersalah. Karena respon yang diberikan oleh gadis jelita ini sungguh diluar dugaannya. Aily yang biasa nya bertingkah aktif, sangat berbeda dengan yang Jave lihat saat ini.
" Mm.. kau bisa turun sekarang"
Seketika Ailyn membuka kedua matanya. Dengan perlahan ia melepaskan diri dari Jave kemudian duduk tepat di atas kursi panjang yang sudah ada di atap gedung. Tangannya terlihat bergetar.
" Apa kau baik saja?" Jave ikut duduk disampingnya
Ailyn menoleh ke arah Jave lalu tersenyum tipis.
" Ah, iya aku baik, hanya saja .. teringat kejadian waktu itu" ujar Ailyn masih terlihat gemetar.
" Maaf, aku tidak bermaksud untuk membuat mu takut " Jave merasa bersalah
" Sungguh tidak apa-apa, aku bisa mengatasi nya, hanya butuh waktu beberapa menit saja" ujar Ailyn mencoba tenang.
Jave mulai memandangi wanita jelita di sampingnya itu, entah mengapa hanya karna melihat Ailyn yang begitu ketakutan, ia makin merasa bersalah.
' Bibirnya terluka' batin Jave cemas.
Dengan perlahan ia meraih wajah Ailyn, di sentuh nya bibir manis yang bernoda merah itu. Hingga membuat bibir dari gadis jelita itu terbuka sedikit. Ailyn membelalak kan kedua matanya karna perlakuan Jave yang tiba-tiba menyentuh area sensitivnya.
Jave terdiam fokus , ibu jari tangannya mengusap bagian yang terluka dengan perlahan. Dengan seketika luka itu langsung menghilang.
" Ah, sepertinya aku tidak sengaja menggigitnya.. terimakasih " ujar Ailyn merona.
Karena merasa canggung, Ailyn mencoba menetralkan suasana, dengan memberi buket bunga yang sedari tadi ia pegang.
Jave mengambil bunga pemberian Ailyn lalu melahap nya satu persatu.
" Apa yang akan kita bahas?" Jave mulai membuka obrolan.
" Sepertinya kita akan segera menikah " Ailyn mulai berbicara.
" Tentu, kapan itu akan dimulai?" tanya Jave santai.
" Apa kau tidak merasa berdebar? atau merasa keberatan?" Ailyn mulai serius dengan pertanyaannya.
" Sesuai obrolan pertama kita, aku akan mengikuti kemauan mu, asal kau benar-benar memperbaiki arloji milik ku", jelas Jave santai.
" Lalu, bagaimana jika pada akhirnya kita saling menyukai? atau bahkan saling mencintai satu sama lain ? " kali ini Ailyn sangat serius.
" Itu tidak akan terjadi" ucap Jave singkat.
" Bagaimana kalau itu terjadi? apa yang akan kau lakukan?" Ailyn kembali bertanya dengan serius.
" Tidak ada yang bisa kulakukan, dan kupastikan itu tidak akan terjadi"
Perkataan Jave yang sangat meyakinkan itu, membuat Ailyn merasa kecewa. Karena sebenarnya ia sudah mulai merasa nyaman dengan kehadiran Jave akhir-akhir ini.
Namun, kembali lagi pada niat awalnya untuk tidak terlibat lagi dengan perjodohan memuak kan itu. Serta keinginannya untuk melawan orang-orang yang ingin menyingkirkannya akan segera terwujud.
Bagaimanapun juga ia harus bersikap profesional, untuk dirinya dimasa depan.
" Baik lah, kalau begitu kita akan segera memulainya besok, temui aku di pusat perbelanjaan Eastas, aku akan mengubungimu jika sudah sampai" jelas Ailyn memberikan salah satu kartu black card nya kepada Jave.
" Dan pakai ini untuk membeli beberapa pakaian yang bagus, jangan gunakan kekuatan mu untuk hal yang negatif".
Jave hanya terdiam lesu memandangi kartu dengan limit tanpa batas di tangannya. Ia pun merasa kecewa dengan jawaban yang belum beberapa menit ia lontarkan terhadap Ailyn.
Karena pada kenyataan nya, Jave mulai memiliki rasa suka pada Ailyn yang akhir-akhir ini masuk kedalam hidup nya.
5 iklan untukmu thor
boleh gak dimiliki bersama 🤣🤣🤣🤸🤸🤸🤸🤸🤸
semangat💚
knp kita gak ikut Thor🤣🤣🤣🤣🤭
dihadirkan ke bumi untuk.....