NovelToon NovelToon
Ragna: Merasuki Tubuh Anak Idiot

Ragna: Merasuki Tubuh Anak Idiot

Status: sedang berlangsung
Genre:spiritual / Reinkarnasi / matabatin
Popularitas:22k
Nilai: 5
Nama Author: Matatabi no Neko-chan

Dituduh sebagai pemuja Iblis, Carvina melakukan bunuh diri dengan meminum racun.
Terombang-ambing dalam kegelapan sembari membawa luka dan menjadi tawanan iblis, tiba-tiba saja dia terbangun dalam tubuh seorang anak kecil yang ternyata memiliki keterbelakangan mental.
Diperlakukan layaknya hewan, dia mulai membalas perlakuan mereka satu persatu.
Bagaimana kisahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Matatabi no Neko-chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sebelas

Malam tampak larut. Suara dentingan jam di atas nakas bergema memecah sunyinya malam, menunjukan waktu dua belas malam kurang satu menit.

Cahaya bulan menerobos jendela, menyinari sebuah ruangan dimana terlihat seorang pria dewasa tidur dengan seorang anak perempuan kecil di sebelahnya dengan damai.

'Teng'

Saat jarum jam menumpuk menunjukkan pukul dua belas tepat, gadis kecil tersebut membuka mata secara tiba-tiba, memperlihatkan mata ungu kemerahan yang bersinar di ruangan yang tak terlalu gelap itu. Kantuknya tiba-tiba menghilang entah kemana.

Ragna memutuskan beranjak mengambil boneka jerami yang belum selesai dia buat. Dengan pelan, gadis kecil itu meraba bantal tepat di dekat kepala pria dewasa yang terlelap itu.

'Aku harus menyelesaikan satu buah untuk jaga-jaga. Aku tidak menyangka bocah ini memiliki kehidupan yang berat,' Batin Ragna sambil menatap Albert yang terlelap.

Gadis kecil itu memutuskan kembali membuat boneka jeraminya. Dia juga memikirkan rencana kedepannya untuk bertahan hidup di dunia ini.

Waktu berjalan begitu saja dengan cepat. Jarum jam tengah menunjukkan pukul tiga dini hari. Ragna merasa matanya berat. Sesekali gadis itu menguap menahan rasa kantuk yang tiba-tiba menyerangnya.

Tangan kecilnya melambat. Kepalanya terhuyung akibat menahan kantuk yang menyerangnya, 'Sedikit lagi. Aku harus menyelesaikan boneka ini.'

'Brukh'

Tak kuat menahan rasa kantuknya, Ragna tertidur lelap sambil memegang boneka jeraminya yang sudah selesai. Suara debamamnya membuat Albert terjaga.

Pria itu menggeliat dan tersentak saat merasakan ranjang disebelahnya dingin. Dia membuka mata dan mendapati tubuh Ragna tak ada di sebelahnya.

Albert terbangun dan mendapati Ragna tertidur di dekat kakinya dengan memegang sebuah boneka jerami seukuran telapak tangan anak kecil. Dia hanya mengangkat alisnya menerka kapan gadis kecil itu terbangun, mencari jerami lalu membuat boneka itu, mengingat di sekitarnya tidak ada area persawahan.

Albert memindahkan tubuh Ragna hati-hati dan mengamankan boneka jerami di atas nakas, takut jika boneka itu cedera sedikit saja, mengingat gadis kecil itu tidak memiliki sebuah boneka saat dirinya berkunjung ke kamar Ragna di kediaman Asaga.

Albert menyelimuti tubuh gadis kecil itu hingga sebatas leher. Di elusnya pucuk kepala Ragna dengan sayang.

Pria itu teringat dengan boneka buatan Ragna. Dia mengambil dan mengamati boneka berbentuk manusia itu dengan seksama, "Darimana dia menemukan jerami ini? Apakah dia terbangun untuk membuat ini?"

Albert menatap boneka itu dan meletakkannya kembali di atas nakas. Dia merebahkan diri di sebelah Ragna yang tertidur pulas dan menatap keponakannya dengan perasaan rumit.

Pria itu memutuskan melanjutkan tidurnya sambil memeluk Ragna yang terlelap.

'Aku masih mengantuk. Tapi bocah ini memaksaku makan.' Ragna membatin dengan wajah mengantuk seraya melayangkan tatapan kesal pada Albert yang tengah memegang sebuah mangkok berisi bubur. Sebelah tangannya memegang sendok dan menjulurkan sendok berisi bubur itu ke arahnya.

Albert yang melihat ekspresi Ragna hanya bisa gemas sendiri. Ingin sekali dia membungkusnya dengan karung karena tak tahan dengan keimutan gadis kecil itu.

"Katakan aaaa...."

'Aku ingin menolak, tapi bubur buatannya sangat enak.'

Dia membuka mulut sambil memejamkan mata, menikmati makanan lunak yang berada di mulutnya dengan penuh perasaan.

"Makanlah sedikit saja. Setelah kau menghabiskan ini, kau boleh melanjutkan tidurmu, Kucing kecil," Albert berkata sambil mengaduk buburnya lalu menjulurkan ke arah Ragna.

"Mmm..."

"Kau mengantuk sekali, ya? Apakah kau semalam bergadang?" Albert bertanya sambil memasang senyum di wajah tampannya.

Seketika rasa kantuk Ragna menguap entah kemana. Gadis kecil itu menatap Albert yang menatapnya penuh selidik dengan datar, berusaha menyembunyikan kegugupannya meski dalam hati merasa panik.

'Sial. Apakah aku ketahuan?' Gadis kecil itu menyambut sendok yang berisi bubur itu dan menelannya cepat.

"Tidak," Ragna menjawab sambil memasang wajah polos. Albert yang melihat ekspresi keponakannya terkekeh geli.

"Oh, sungguh?" Albert memasang wajah pura-pura penasarannya.

Pria itu mengambil sebuah boneka jerami di atas nakasnya, memamerkan di hadapan Ragna yang sukses membuat wajah gadis kecil itu panik seketika.

'Sial!'

"Ah, aku menemukan ini di tanganmu semalam, Kucing kecil. Apakah ini datang sendiri?" Albert memasang wajah penasaran sambil menggoyangkan boneka jerami itu di depan wajah Ragna yang memucat.

"... Ahaha..."

Ragna tertawa kikuk.

"Meskipun kau memiliki kekuatan, aku harap kau tidak ceroboh menggunakan kekuatanmu. Kau bisa minta tolong padaku, Bocah!"

Ragna mengerjapkan matanya.

Pria itu tidak memarahinya? Wow.

Di dunianya dulu, jika orang-orang memiliki sihir hitam meski bukan untuk kejahatan, mereka akan dituduh sebagai pemujaan iblis. Tak jarang, mereka sering disalahkan meski tak berbuat salah dan berakhir dimusnahkan.

Albert meletakkan boneka jerami itu di laci nakas, "Jangan lupa, kau harus menaruhnya dengan aman di tempat tersembunyi." Pria itu mengusap pucuk kepala Ragna gemas dan membawa piring kotor keluar kamar.

'Brukh'

"Aku benar-benar ceroboh." Ragna merutuk sambil menatap langit-langit kamar dengan kosong.

Ragna telah selesai membuat empat boneka jerami. Gadis kecil itu meletakkan di tempat yang aman menurutnya, di bawah kasur dekat jendela.

Setelah merasa aman, gadis kecil itu memilih merebahkan diri, hendak tidur siang.

'Cklek'

Ragna menoleh dan mendapati Ikhsan memasuki kamarnya sambil memasang wajah menyeringai. Pria itu menutup pintu kamar Albert lalu berjalan mendekati Ragna yang kini mendudukkan diri di ranjang.

'Mumpung Albert sedang sibuk, tidak ada salahnya bermain-main dengan bocah ini.' Pikirnya yang di dengar langsung oleh Ragna.

'Ingin mencelakai ku? Kau akan mendapatkan kenangan manis yang tak terhingga, heh!' Batin Ragna sinis.

Ragna memasang wajah polos dan menatap pria itu dengan penasaran, "Ada apa, Om?"

"Pamanmu menyuruhku untuk memandikanmu. Dia bilang kamu belum mandi," Pria itu menjawab mencari alasan.

Ragna menyeringai tipis, apalagi saat melihat jiwa pria itu tampak berwarna gelap.

"Jiwa yang sudah di nodai setan, heh! Kau yang menuduh bocah itu melecehkan Lina dan membuatnya berakhir di penjara, kan? Pedofil gila!" Ragna menatap Ikhsan polos sambil memakinya dalam hati.

"Kenapa aku harus mandi lagi, Om? Aku baru saja selesai mandi sejam yang lalu." Ragna menjawab sambil menatap Ikhsan yang kini mendudukkan bokongnya di tepi ranjang.

'Lina berkata jika bocah ini idiot. Apa dia menipu ku? Tapi bisa saja dia sembuh dan tak mengingat apapun, kan?' Pikirnya yang di dengar langsung oleh Ragna.

"Apa kau mau tidur siang? Sini sama Om."

Ragna mengerjapkan matanya sambil memasang raut kebingungan, berpura-pura berpikir.

"Kenapa harus sama Om? Om, kan bukan pamanku," Jawab Ragna polos.

Pria itu mengepalkan tangannya, berusaha menahan emosi untuk tidak membentak gadis kecil di hadapannya ini.

'Sial! Dia benar-benar anak yang merepotkan!'

"Nanti om kasi kamu uang, deh buat jajan." Ikhsan menyodorkan sebuah uang lembar lima ribuan, membuat Ragna menatapnya heran.

Di kehidupan sebelumnya, Ragna pernah menjadi seorang pelacur. Dia sering melayani orang-orang kaya dan orang-orang penting, bahkan bangsawan dan keluarga kerajaan sekalipun.

Sekali kencan, Ragna bisa mendapatkan sekantong koin emas yang mampu menghidupi dirinya selama setahun penuh jika digunakan untuk sehari-hari.

"Baju Om bagus, tapi dompetnya kok kosong? Kasi aja lima lembar uang yang itu." Ragna berkata dengan mengejek, telunjuk kecilnya menunjuk ke arah uang berwarna merah yang berada di dompetnya. Untungnya Albert mengenalkannya tentang mata uang beberapa waktu lalu.

'Ini anak kecil semakin lama semakin melunjak, ya.' Geramnya dalam hati.

"Untuk apa uang sebanyak itu?"

"Karena pamanku tidak punya uang, dia baru saja keluar dari penjara dan tidak dapat pekerjaan untuk saat ini. Aku juga perlu uang untuk makan."

"Nanti om kasi uang yang banyak buat kamu. Asalkan kamu nurut sama om." Ikhsan merangkak mendekati Ragna yang kini bersandar di dinding.

"Kalau aku tidak mau?"

Tanpa di duga, Ikhsan menarik kaki Ragna dengan kuat, membuat gadis kecil itu memekik kaget. Segera pria itu mengungkungnya dan memasang wajah mengejek, "Kau benar-benar anak kecil yang merepotkan. Selagi pamanmu sibuk, bagaimana jika kita bersenang-senang?"

Ragna hanya menatap pria itu datar, memperhatikan Ikhsan yang melepas ikat pinggangnya.

Senyum seringai terbit di wajah Ragna, membuat pria itu menaikan sebelah alisnya, "Tentu, kita akan bersenang-senang."

'Wuuussshhh'

Waktu mendadak berhenti saat mata Ikhsan menatap mata Ragna. Ikhsan yang hendak melorotkan celananya sendiri merasa sesak dan memutuskan menatap sekitar yang tampak temaram.

"Ragna sayang~ Siapa bajingan ini?" Jeremy tiba-tiba muncul di belakang Ragna, membuat Ikhsan menoleh. Pria itu membelalak kaget saat melihat perwujudan Jeremy.

Mata merah menyala dengan sorot mata tajam diiringi aura tak biasa.

"K-kau... Si-siapa?"

Wajah Ikhsan pucat dan tubuhnya gemetaran hebat. Pria itu memundurkan diri dari atas tubuh Ragna yang kini duduk dan menatapnya dingin.

"Hanya anjing birahi yang minta kawin, Tuan. Bahkan seekor anjing tau kapan dia kawin dan mencari betina, bukan mencari anak kecil yang belum mengetahui apapun." Ragna menjawab dengan nada menghina, tak lupa ekspresi jijik diperlihatkan di wajah cantiknya.

"Oho~ Sungguh manusia yang menjijikkan." Jeremy mengibaskan tangannya dan memasang ekspresi jijik, "Aku tidak menyukai bajingan ini. Otaknya tidak berguna dan auranya bau. Singkirkan!"

Jeremy menghilang dari sana dan seketika waktu kembali berjalan normal.

'Cklek'

'Drap' 'Drap'

'Bugh!'

"Kau apakan keponakan ku, sialan?!" Desis Albert saat melihat Ikhsan berada di atas tubuh Ragna yang kini mendudukkan diri di ranjang dengan ekspresi tenang.

Pria itu mencengkram kerah pria itu dan menghadiahkan pukulan di wajahnya.

"Katanya, Paman menyuruh dia memandikan ku dan ingin menidurkan ku. Dia juga ingin memberiku uang lima ribu dan aku menolaknya. Kakiku di tarik hingga begini." Ragna berkata sambil dengan mata berkaca-kaca sambil menunjukkan kaki kecilnya yang memerah.

"Aku tidak pernah menyuruhnya untuk hal itu." Albert semakin mengencangkan cengkeraman nya.

"Heh, kau yang menyuruhku kemari, bocah!"

Ragna mengangkat sebelah alisnya, "Kapan?"

"Ada apa?" Tanya Joshua yang penasaran dengan kepergian Albert yang tergesa-gesa. Dan matanya memicing tajam saat melihat celana Ikhsan yang sedikit melorot dengan ikat pinggang yang terbuka.

"Kau melecehkan anak kecil?! Menjijikkan sekali!" Umpat Joshua dan segera menghampiri Ragna yang beranjak turun dari ranjang Albert, "Kau tidak apa-apa, Nak?"

Ragna menunjuk ke kakinya yang memerah, "Pahaku sakit sekali, Om. Dia menarik kakiku dengan keras."

Dan tangisan Ragna pecah yang sukses membuat membuat Albert kalap.

1
Fatin Fiqah
Luar biasa
safira
cerita menarik tapi membinggungkan..sbb tadinya d cafe dengan pamannya serta dokter jushua kenapa tetiba ada adik dari sebelah bapanya..dan berani keluar sulur berduri..bukan ka d tempat awan..🤔
Daniela Whu
ivanka kan seharusx nama perempuan ya 😏 kok ini jd nama cowok 🤭
Cahaya yani
akhr ny raja iblis kmbli
Cahaya yani
lah iy tinggalkn sja
nury
Luar biasa
Daniela Whu
astoge mulut anak SD lo itu sdh kyak mulut jalang
Cahaya yani
sampah teriak sampah
Lina Sofi
jgn kelamaan up thor ak nungguin g nongol2 sedih/Cry//Cry//Cry/
Lina Sofi
bantai musuh2y leon alan
Suzana Diro
jeremy nya cool sekali
Daniela Whu
ragna sama leon juga dokter siapa itu belum balas dendam ke orang" yg berniat membunuh x kh
Daniela Whu
kok bisa leon berubah jd iblis ya gimna cerita x awal kn dia cuma pemuda biasa gk ada tuh hawa" keiblis san
Tati Suriyati
lanjutkan ceritanya, menarik menegangkan 😊
deria
wah thor lama amat upnya😂
siapa tuh yang punya aura hitam😣
Lina Sofi
bumi hanguskan tuh desa
Daniela Whu
la kapan nih mereka balas dendam ke keluarga yg telah membuat mereka hancur? kok sdh lain lg ceritax
Lina Sofi
keren thor up kurang thor
deria
ayo ragna santet aja dia kayak dulu nyantet lina biar sekalian tuh ama anaknya😂😂😂 kalo dah cerai dari ayahmu🤣🤣🤣
Lina Sofi
bodoh cerai aj damai hidup bertiga
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!