Lastri merupakan seorang gadis desa miskin, yang baru saja lulus dari sekolah SMA.
Sebulan yang lalu Lastri mendapatkan tawaran bekerja dari tetangganya untuk bekerja menjadi Asisten Rumah Tangga di Jakarta.
Lastri langsung menerima tawaran bekerja itu, tanpa berfikir panjang. Mau melanjutkan untuk kuliah pun, Lastri tidak akan mampu. karena ke dua orangtuanya telah lama meninggal dunia.
Selama ini Lastri tinggal bersama Tante Retno, adik perempuan ibunya. Kebetulan Lastri merupakan anak yang cerdas dan juga pintar. Hingga Lastri mendapatkan beasiswa hingga Lulus SMA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AULIA KHAIRIN NISA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11
" Iya seger banget minum es siang - siang begini Mas, bikin tenggorokan menjadi lega," seloroh Lastri asal.
Bagas hanya menanggapinya dengan senyuman
" Owh ya Mas Bagas, ini uang kembalian dari pesanan snack hari ini. Habisnya cuma 600rb saja kok Mas Bagas," ujar Lastri sambil menyerahkan sisa uang kembaliannya.
" Sisa kembaliannya buat Mbak Lastri saja ya. Hitung - hitung sudah membuatkan saya Es Lemon yang menyegarkan ini ya," jawab Bagas sembari menolaknya dengan halus.
" Walah ongkos buat Es Lemonnya mahal bener. Masak segelas Es Lemon harganya 400rban sendiri Mas. Kalau buat jualan, saya bisa langsung kaya raya Mas Bagas. Segelas Es Lemon harganya segitu," seloroh Lastri asal.
" Hahaha... Hitung - hitungan kamu masuk tuh Lastri. Kamu buka usaha Es Lemon seminggu saja sudah dapat 2.800.000rban sebulan sudah 11.200.000rban. Setahun berapa itu, bener - bener langsung kaya kamu Lastri," jawab Bagas asal.
" Ah, Mas Bagas ini malah ngeledekin Lastri mulu itu gimana coba. Lastri kan jadi malu Mas," ujar Lastri pelan.
" hehehe...," jawab Bagas hanya tertawa lepas menanggapi obrolan dengan Lastri barusan.
" Iya sudah Lastri, minuman yang kamu buat sudah saya habiskan hingga gelasnya bersih. Benar - benar menyegarkan sekali sampai ke tenggorokan saya. berhubung sudah jam segini, saya pamit pulang dulu ya," pamit Bagas sopan.
" Owh iya Mas Bagas, ini semua pesanan yang Mamanya Mas Bagas pesan. Semoga suka dan acaranya nanti sore lancar. Yang saya taruh di plastik hitam itu bonus dari saya. Semoga Mamanya suka ya mas," jawab Lastri pelan.
" Walah, masih dikasih bonus segini banyaknya lagi Lastri buat saya. Gak rugi donk, saya pesan snack sama kamu buat acara di rumah nanti ," ujar Mas Bagas sedikit menggoda.
" Alah, Mas Bagas itu lho bisa saja bercandanya. Malah Mas Bagas itu sudah kasih banyak buat saya. Kepercayaan, sisa uang kelebihannya juga. Saya malah yang tidak enak sama Mas Bagas kalau begini jadinya," jawab Lastri merasa sungkan.
" Ya kalau kamu merasa gak enak, di buat enak saja Mbak Lastri. Saya pamit pulang dulu ya, ini pesanan saya, saya bawa semuanya ya," ujar Bagas sembari dengan susah payah mengangkut dua kardus berisi snack makanan itu ke dalam mobilnya yang di parkirkan di depan rumah.
Lastri hanya mengikuti Bagas dari belakangnya saja.
" Lastri ada tamu ya?," tanya salah satu tetangganya yang baru saja lewat di depan rumahnya.
" Iya bu," jawab Lastri sopan.
" Kalau begitu saya pamit dulu ya Lastri, terimakasih buat pesanan Mama saya. Pasti Mama saya suka banget," ujar Bagas sembari tersenyum ramah di atas kemudi mobil.
" IYa Mas Bagas sama - sama. Salam buat Mamanya semoga Mamanya Mas Bagas suka dengan pesanan yang sudah saya buatkan ini," jawab Lastri pelan sembari tersenyum ramah.
" Saya permisi pulang dulu ya Mbak Lastri, Assalamu'alaikum," pamit Bagas sopan.
" Iya Mas Bagas hati - hati di jalan. Wa'alaikumsalam," jawab Lastri pelan.
Setelah mobil dari Bagas menghilang dari pandangannya. Lastri buru - buru akan masuk ke dalam rumah. Tetapi tiba - tiba saja, ada tetangga rumahnya yang memanggil namanya.
" Lastri tunggu sebentar ?," panggil salah seorang tetangganya dari sebrang tak jauh Lastri berdiri membelakanginya.
Lastri lalu menghentikan langkahnya dan menengok ke arah sumber suara.
" Iya gimana?," jawab Lastri dengan perasaan bingung karena Lastri tidak memiliki urusan sama tetangganya yang memanggilnya itu
" Tadi itu siapa Lastri. Ganteng banget," ujar suara itu lagi dengan nada yang tersenggal - senggal karena habis berlari menghampiri Lastri berdiri.
" Tadi pelanggan Aku Mpok, kemarin Dia pesan snack di tempat Aku, buat arisan di rumahnya 50 snack box Mpok," jawab Lastri santai.
" Ganteng banget sih, mobilnya saja Alpard keluaran terbaru itu. Tajir mlintir mesti itu orang," ujar Mpok Juleha antusias.
" Mana Lastri paham Mpok soal begituan. Tugas Lastri cuma menyelesaikan pesanan 50 box snack dan sudah selesai barusan di ambil sama orangnya," jawab Lastri cuek.
" Orang mana itu Lastri?," Tanya Mpok Juleha yang masih sangat penasaran itu.
" Mana Lastri tahu Mpok, Lastri juga baru kenal orangnya kemarin di pasar," jawab Lastri cuek.
" Ih kamu itu ya Lastri, gak tahu ada peluang di depan mata juga. Kalau Mpok Juleha jadi Kamu, sudah Mpok sikat langsung Lastri," ujar Mpok Juleha menggebu - gebu.
" Maksudnya gimana sih Mpok, Lastri malah gak mengerti," jawab Lastri bingung.
" Alah kamu itu Lastri, malah gak paham sih maksud Mpok kamu ini. Jadi orang itu yo jangan terlalu polos - polos begitu sih," gumam Mpok Juleha gemas.
" Lah memang Lastri gak mengerti kok Mpok. Gimana coba?," jawab Lastri santai.
" Owh ya Mpok, dapur saya masih banyak cucian piring saya bekas buat kue - kue tadi. Saya mau pamit ke dalam dulu ya Mpok. Mau membereskan semua kekacauan yang ada di dalam. Biar gak jadi omongan tetangga Mpok," ujar Lastri sedikit menyindir orang yang berada di depannya itu.
" Ih, kamu itu. Aku kan belum selesai ngomong sama kamu Lastri gimana sih," jawab Mpok Juleha kesal.
" Ya maaf ya Mpok. Mau bagaimana coba. Apa Mpok Juleha mau bantuin beres - beres cuci piring, dandang, panci, teflon, gelas, sendok. Yang ada di dapur Lastri Mpok. Kalau mau sih, Lastri gak masalah deh, ngerumpi disini sama Mpok Juleha. Sampai sore pun Lastri temani Mpok Juleha deh disini, tapi asalkan Mpok Juleha ya yang membereskan semua kekacauan di dapur rumah Lastri," ujar Lastri sambil menelisik tajam menatap ke arah Mpok Juleha.
" Ih kamu itu, malah nyuruh Mpok beres - beres rumah kamu. Kecil - kecil gak sopan tahu kamu itu," jawab Mpok Juleha memasang wajah judes.
" Iya sudah kalau gak mau Mpok, Lastri pamit masuk dulu ya Mpok," ujar Lastri langsung nylonong masuk ke dalam rumahnya.
" Dasar anak muda gak sopan banget sama orang tua," gerutu Mpok Juleha kesal sambil menghentak - hentakkan kakinya ke atas tanah dengan bibir yang dimajukan ke depan di monyong - monyongkan ke depan.
" Ih dasar Mpok Juleha, Ratu gibah disini. Gak ada henti - hentinya kalau ngajakin orang ngerumpi. Gak ada habis - habisnya. Kalau aku ladenin ngerumpi yang gak ada habis - habisnya. Bisa - bisanya Aku gak tidur siang. Mana capek banget lagi badan Aku. Habis menyelesaikan semuanya sendiri. Untungnya semua pesanan hari ini sudah diambil," gerutu Lastri kesal.
" Mau tiduran sebentar ah, mumpung semua kerjaan semuanya sudah selesai Aku kerjakan," ujar Lastri sambil merebahkan badannya di atas tempat tidur kapuk.
" Enak banget rasanya bisa merebahkan badan ini di atas kasur. Tempat ternyaman yang Aku paling suka yaitu kamarnya," gumam Lastri pada dirinya sendiri.
" Ponsel Aku mana ya, mumpung lagi santai begini mendingan lanjut buat cerita di platfom online kesukaan sajalah," ujar Lastri pelan lalu menyibukkan diri menulis cerita di platfom online kesukaannya.
