NovelToon NovelToon
Kerinduan Di Antara Awan

Kerinduan Di Antara Awan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Dewa Aksara

Di antara kabut tebal yang melingkupi sebuah kota kecil, terdapat dua insan yang terpisah oleh luka-luka masa lalu dan dinding-dinding yang mereka bangun di sekitar hati mereka. Maya, seorang gadis muda dengan senyum rapuh yang menyembunyikan kesedihan yang tak terucapkan, bertemu dengan Atma, seorang penyair puisi yang membawa beban kesedihan yang sama beratnya.

Dalam taman yang dikelilingi oleh awan mendung, di tempat di mana kesedihan bersarang, keduanya menemukan tempat untuk berbagi cerita-cerita mereka yang penuh dengan rahasia dan rasa sakit. Di antara puisi-puisi yang penuh dengan warna dan keheningan yang menyentuh, Maya dan Atma menemukan cinta di antara kabut-kabut kesedihan.

Namun, cinta mereka tidak datang tanpa rintangan. Bayang-bayang masa lalu yang mengejar mereka, bersama dengan rahasia-rahasia yang tersembunyi di balik senyuman mereka, menguji ketahanan cinta mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewa Aksara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bahagia itu ada

Acara wisuda pun dimulai, seluruh mahasiswa duduk dan mendengarkan berbagai rentetan acara wisuda, ditengah acara wisuda Maya yang telah di tunjuk sebagai perwakilan mahasiswa dan mahasiswi untuk memberikan kesan dan pesan.

Dengan rasa bangga dan hormat, Maya berdiri dan berjalan ke podium. Senyumnya berseri-seri ketika dia mendengarkan pembawa acara menyebutkan prestasinya. Dia merasa terharu oleh penghargaan yang diberikan padanya, tidak hanya sebagai pengakuan atas kerja kerasnya selama ini, tetapi juga sebagai momen yang memperingati perjalanan panjangnya di universitas.

Ketika dia berdiri di depan podium, Maya merasakan tatapan hangat dari teman-teman, kekasihnya, Atma yang sedang duduk di kursi dorongnya, dan dosen-dosen yang hadir di acara tersebut. Mereka memberinya semangat dan dukungan dalam setiap langkah perjalanan akademiknya.

Dengan penuh keyakinan dan kebanggaan, Maya mulai menyampaikan pesan dan kesan. “Izinkan saya mewakili wisudawan, untuk menceritakan perjalanan kehidupan saya secara pribadi, sejak kecil saya bermimpi ingin menjadi novelis dan mempunyai buku yang ingin menginspirasi banyak orang, tetapi hal itu selalu saya pertanyakan, apakah mungkin terjadi? Terfikir betapa sulitnya dalam posisi anak yang tidak dibiayai oleh orang tuanya sendiri, dan hal itu juga membuat hati ini ciut dan takut untuk memandangi mimpiku sebagai novelis.” Ucap Maya dengan tegas.

“Saya tidak mungkin mengatakan impian saya, cita-cita saya kepada orang tua saya, karena saya tahu, akan ada penolakan jika saya mengatakan hal itu,” Suara Mulai gemetar. “Disaat lulus SMA, kedua orang tua saya berpisah dan aku memilih untuk tinggal sendiri di rumah lama saya, saya bekerja untuk menghidupi diri saya sendiri, aku tahu bahwa ini begitu sulit, dengan mimpi yang sangat besar dan menjulang tinggi di langit, saya tidak pernah berputus asa akan tetapi tetap saja warna dari hidup saya waktu itu hanyalah hitam dan putih, hidup seperti tidak mengenal perasaan sangatlah menyakitkan” Ucap Maya yang meneteskan air matanya, semua yang mendengarkan Maya mulai merasakan sedih yang disampaikan oleh Maya.

“Namun, kehidupanku hanya dua, bekerja dan kuliah, tidak ada perasaan untuk menikmati apa yang sudah saya capai selama ini, aku mengikuti kelas dansa untuk membangkitkan perasaan yang tertinggal, Harapan saya sering kali hancur karena tidak ada dukungan dari keluarga saya” Suasana dari ucapan Maya mulai tergambar di benak para wisudawan.

“Secercah harapan muncul, Dimana aku mengenal seseorang bernama Atma, memberikan warna dan mengenalkan dunia kepadaku bahwa dunia tidak pernah jahat ataupun keji kepadaku, aku selalu berfikir orang yang ada di sekitarku tidak pernah mendukungku, Atma membuka mata hati dan mata pikiranku. Elma, Lestari, Aldo dan Atma selalu menjadi dukungan terhebat ku dalam menempuh kehidupan disaat perkuliahan.” Mereka tersenyum mendengar Maya menyebut namanya.

“Saya adalah anak yang latar belakangnya bisa dikatakan tidak seperti keluarga-keluarga lainnya, akan tetapi berdiri didepan dan membangga kan orang yang selalu mendukung saya, dan kampus ini juga sangat mendukung saya dalam berbagai hal.” Ucap Maya sembari menghapus air matanya dengan tisu.

Maya berjalan untuk memanggil teman-temannya, “Karena tidak ada orang tua yang mendukungku dan bahkan tidak tahu-menahu tantang anaknya, aku tidak akan risau dan merasa sedih, aku akan memanggil 3 sahabatku, dan kekasihku untuk ke depan kita, hanya mereka yang aku miliki sekarang, Lestari adalah sahabat aku dari kecil sama seperti Elma, akan tetapi, Lestari dengan hati yang sangat lembut dan memiliki jiwa yang tegas, sedangkan Elma yang pecicilan dan memberikan kebahagian kepada saya di kala sedih, dan Aldo adalah sahabat baru kami, dengan sifat pemberani.”.

Maya menuju ke arah Atma dan mendorong kursi roda Atma ke podium, “Ini Atma, cahaya bagi orang-orang yang tersesat di jalannya, Atma mengidap penyakit langka yang mengharuskan dirinya memakai kursi roda,” Sesampainya Maya dan Atma di depan, “Mereka Berempat adalah orang yang selalu ada disaat saya kehilangan arah, terimakasih semuanya, Tidak ada kesempurnaan di dunia ini, tidak ada yang paling bahagia di dunia ini, yang hanya ada bagaimana kita memandang dunia yang terbentang di garis takdir kita.” Ucap Maya sambil memeluk satu sama lain.

Setelah memberikan pesan dan kesannya, Maya diberi tepuk tangan meriah oleh semua orang yang hadir. Dia merasa terharu dan bersyukur atas kesempatan ini untuk berbagi pengalaman dan inspirasi dengan rekan-rekannya.

Saat mereka kembali ke tempat duduknya, Maya merasa lega dan bahagia. Dia tahu bahwa ini adalah awal dari babak baru dalam hidupnya, dan dia siap untuk menghadapi tantangan dan meraih impian-impian barunya dengan semangat yang sama seperti yang dia tunjukkan selama ini. Dan sambil melakukan itu, dia berjanji untuk terus menginspirasi dan membantu orang lain dalam perjalanan mereka menuju kesuksesan.

Setelah acara wisuda berakhir, mereka semua keluar dari auditorium, “Oiya, Lestari, mana lelaki yang kamu katakan itu?” Tanya Maya, Lestari dengan percaya diri menatap ke arah lelaki yang membawakan buket tulip “Itu dia” Ucap Lestari yang tersenyum bahagia.

Semua terkejut mendengar pengakuan Lestari. Mata mereka tertuju pada lelaki yang Lestari tunjuk dengan senyuman tulus, berdiri di tengah-tengah kerumunan orang. Maya, Elma, Atma, dan Aldo melihat dengan penuh kekaguman dan kebahagiaan.

"Itu dia, lelakiku dan kekasih hatiku," ucap Lestari dengan suara yang penuh dengan kebanggaan dan cinta.

Semuanya memandang lelaki itu dengan rasa penasaran dan kebahagiaan yang tak terbendung. Mereka senang melihat Lestari menemukan cinta sejatinya.

"Iya, aku menutupi semuanya pada kalian, maaf ya," ucap Lestari dengan rendah hati, tetapi senyumnya tetap terpancar bahagia. "Aku ingin membuat kejutan saja."

Lelaki itu mendekati mereka dengan langkah perlahan, senyum yang hangat terukir di wajahnya. Dia tampak sama bahagianya seperti Lestari, dan mereka berdua tampak seperti pasangan yang sempurna.

Dengan senyum ramah, lelaki menjabat tangan mereka satu per satu. "Perkenalkan, nama saya Gema," katanya dengan sopan. "Saya adalah kekasih dari Lestari, yang sering saya panggil dengan nama Kana."

Semua orang menyambut Gema dengan hangat, merasa senang bisa mengenalnya lebih dekat. Mereka terkesan dengan sikapnya yang ramah dan sopan.

Namun, Lestari terkejut ketika Gema memanggilnya dengan nama Kana di depan teman-temannya. Kana adalah nama sayang yang hanya dia dan Gema tahu, dan Lestari merasa bahagia dan tersentuh mendengarnya.

"Lestari, maafkan aku," ucap Gema dengan lembut, menyadari bahwa dia mungkin telah memberikan kejutan yang tak terduga. "Aku tidak bermaksud untuk membuatmu terkejut, tetapi aku ingin teman-teman kita juga tahu tentang sebagian kecil dari hubungan kita yang istimewa."

Lestari tersenyum dan menggenggam tangan Gema dengan lembut. "Tidak apa-apa, Gema. Aku senang kamu memperkenalkan dirimu dan nama sayang itu di depan mereka," ucapnya dengan penuh kasih sayang. "Mulai sekarang, panggil lah aku dengan nama Kana seperti biasa."

Dengan persetujuan dari Lestari, Gema tersenyum lega. Dia merasa bersyukur bisa memiliki hubungan yang istimewa dengan Lestari, dan dia memberikan buket bunga tulip itu kepada lestari dan mengatakan kepada semuanya “Selamat atas kelulusannya”

Dengan demikian, di bawah cahaya senja yang hangat, ketiga pasangan itu berjalan bersama-sama, menikmati momen kebersamaan yang penuh makna. Dan sambil melakukan itu, mereka tahu bahwa persahabatan mereka akan terus bertahan selamanya, di antara semua lika-liku dan keajaiban dalam hidup.

1
Kana
bangun atma. ku tabok ya bkin cape nangis kau/Right Bah!/
Kana
pingsan aja biar ga cape 🙃
Kana
lagi kerja aku jgn dibuat nangis bisa? 🥺
Gema: siapa suruh baca di saat kerja wkwkw
total 1 replies
Aegis Aetna
aku mampir kak, semangat.
Gema: Terimakasih udah mampir yaa
total 1 replies
Kana
😢 ini mah buku diary
Kana
elma😭
Gema: parah elma nya ya
total 1 replies
ATAKOTA_
sangat menyentuh
Gema: terimakasih
total 1 replies
Kana
Ga sabar pengen ketemu kayanya ya🤭
Kana
ciiee 😚
Kana
Jangan makan pedes atma🤨
Gema: hahaha
total 1 replies
Kana
kasian lestari🥀
Gema: Maaf ya wkwkw
total 1 replies
Kana
jahil nya 🤨
Kana
Semangat Nulisnya🥰
Gema
Selamat menikmati perjalanan Atma dan Maya yah
Gema
senyum senyum yah wkwkw
Kana
Senyum2 nah🤭
Kana
Semangat dan Sukses Untuk Novelnya 🌷
Kana
Keren🥰
Gema: makasih sayang
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!