NovelToon NovelToon
Dara, The Posesif Dokter With Ex-Boyfriend

Dara, The Posesif Dokter With Ex-Boyfriend

Status: sedang berlangsung
Genre:berondong / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:80.1k
Nilai: 4.8
Nama Author: Isma Wati

Dulu Dara sangat membenci laki-laki yang menjadi pacarnya karena usia laki-laki itu lebih muda lima tahun darinya. Setelah lama tidak bertemu, laki-laki itu kini menjadi kepala rumah sakit ditempatnya bekerja.

Tapi di pertemuan kali ini, laki-laki itu seolah tidak mengenali Dara lagi membuat Dara jadi bertanya-tanya. Dan karena sikap cueknyalah yang membuat Dara bertekad membuat laki-laki itu jatuh cinta lagi padanya. Dapatkah Dara melakukan itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isma Wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Salting Brutal

Pukul sepuluh malam Zyan kembali lagi kerumah sakit. Entah apa tujuannya, karena tidak ada sesuatu yang urgent atau mendesak juga. Tapi kembalinya Zyan tidak dengan tangan kosong, dia membawa dua puluh kotak pizza untuk dibagikan kepada para staff dan tenaga medis yang bertugas malam.

"Pizza dari siapa nih? Banyak banget," tanya Dara ketika berpapasan pada security yang membawa kotak pizza do koridor rawat inap sambil bersiul.

"Eh, Dokter Dara. Dari pak Zyan, Dok," jawabnya. "Buat teman jaga malam." Security itu menggerak-gerakkan alisnya.

"Pak Zyan kesini?" tanya Dara dengan kening mengernyit.

"Iya, baru saja naik keruanganya."

Dara tersenyum samar yang tidak disadari oleh security itu. "Oke, thanks informasinya." Kemudian Dara meletakkan telapak tangannya dipinggir bibir. "Jangan bersiul lagi, tar ada yang ngikutin loh dari belakang," bisiknya menakuti.

"Ah Dokter, kita udah cees kalo sama yang kayak gitu mah." Dara mencebik, lalu masuk kedalam lift saat security itu sudah menghilang. Tiba didepan ruangan Zyan, Dara hanya berdiri mematung. Tiba-tiba kehilangan akal sendiri mau melakukan apa.

"Kamu ngapain disitu?" Dara terlonjak kaget saat ditegur Zyan yang muncul entah dari mana.

Dara menggaruk kepalanya. "Eh, anu ..." Dasar begok, kok tiba-tiba jadi gugup gini sih? Rutuk Dara pada dirinya sendiri karena bingung mencari alasan.

"Pulang jam berapa?" tanya Zyan dengan ekpresi datar.

"Lima belas menit lagi," jawab Dara setelah melihat jam di pergelangan tanganya.

"Terus, kenapa nggak siap-siap? Malah diem disini."

"Kamu kenapa nanya-nanya mulu sih? Aku kayak maling yang ketangkep basah aja," pekik Dara tak terima di cecar Zyan begitu yang membuatnya akhirnya kesal sendiri. Entah kesal pada dirinya, entah pada Zyan yang selalu membuatnya seperti orang gila.

"Didalam ada pizza, makan dulu biar nggak marah-marah," ujar Zyan mendorong pintu ruanganya. Seperti mendapat angin segar, Dara yang tadi sempat ragu-ragu ikut menyusul kedalam.

Begitu masuk, Dara melihat sekotak pizza berukuran sedang di atas meja tamu ruangan Zyan, dan sebuah gelas yang berisi wine. Apa Zyan memang sengaja kembali kesini menyiapkan semua untuknya?

"Bener ini buat aku?" tanyanya setelah mendapatkan bokongnya di sofa.

"Bukan, buat dokter Ridwan tadinya. Tapi dokter Ridwan udah pulang."

Dara mengulum senyum tahu Zyan berbohong, tidak mungkin Zyan tidak tahu jika dokter Ridwan tidak mungkin kembali lagi kesini.

"Aduh, tangan aku kayak bau alkohol lagi," gumam Dara menciumi telapak tangannya, ekor mata melirik pada Zyan. "Disini ada kamar mandi khusus nggak? Mau numpang cuci tangan," tanyanya pada Zyan yang memperhatikanya dari tempat duduknya.

Tidak menjawab pertanyaan Dara, Zyan berdiri dan mengambil duduk disamping gadis itu, membuka kotak pizza, mengambil satu potong lalu menyodorkan ke mulut Dara. Karena tidak percaya dengan apa yang dilakukan Zyan saat ini, Dara tidak sanggup walau untuk sekedar membuka bibirnya, yang sibuk tidak karuan justru jantungnya seperti mau meledak.

"Mau nggak nih?" tanya Zyan karena Dara hanya diam saja. "Kalo nggak mau-"

"Mau!" potong Dara menarik tangan Zyan yang ingin memasukkan pizza kedalam mulutnya sendiri, mengambil pizza itu dari tangan Zyan memindahkan kedalam mulutnya lalu mengunyahnya cepat seperti orang dua hari tidak makan. Dara tidak sanggup jika Zyan yang menyuapinya, meskipun belakangan dia terkesan mengejar lelaki itu, tapi jika sudah diladeni seperti ini, Dara salah tingkah tingkat dewa.

"Laper?" tanya Zyan.

"Enggak, tapi pizzanya enak," jawab Dara dengan mulut penuh.

"Coba," pinta Zyan menarik tangan Dara lalu memasukkan sisa gigitan gadis itu kedalam mulutnya. Lihatlah, Zyan makan pizza bekas Dara tanpa ada rasa jijikk, tapi justru bukan itu yang menjadi salfok Dara, cara bibir Zyan mengunyah begitu anggun, sampai-sampai Dara ingin mengunyah bibir merah mudah laki-laki itu. "Bener enak. Mau lagi donk," pinta Zyan. Bukan rasanya yang bikin nagih, tapi siapa yang memberinya.

"Bukannya tadi udah makan ya?" tanya Dara dengan alis terangkat, tapi tanpa sadar dia menyuapi Zyan lagi.

"Hmmm, tapi kan udah dari tadi. Sekarang udah laper lagi," jawab Zyan menelan habis pizza di mulutnya.

Apa Dara percaya dengan jawaban Zyan? Entahlah, hanya Tuhan dan laki-laki itu yang tahu pasti jawabanya. Yang pasti sekarang tanpa terasa sudah tiga potong pizza berpindah kedalam mulut Zyan melalui tangan Dara. Saat Zyan kelihatan seret-pun Dara dengan cekatan memberikan segelas wine pada laki-laki itu.

"Tinggal dua potong lagi. Buat kamu aja, aku udah kenyang," ujar Zyan kembali lagi ke tempat duduknya. Tangan laki-laki itu menggeser-geser mouse dan fokus pada layar didepanya, matanya sesekali melirik Dara yang sedang menghabiskan pizza yang disisakanya. "Kamu udah lihat desain klinik baru sebelah belum?"

"Belum, kenapa memang?"

"Kamu mau lihat nggak? Itu rancangan aku," ujar Zyan ingin Dara melihat hasil karyanya.

"Kamu desain grafis juga?" Dara tidak tahu kenapa dia bertanya seperti itu padahal sebenarnya dia tidak tahu Zyan lulusan apa.

"Hem, sini lihat dulu." Dara pun bangkit dan berdiri disamping Zyan melihat layar komputer milik laki-laki yang menunjukkan hasil desain miliknya.

"Estetik ini, kok bisa sebagus ini sih?"

Zyan hanya tersenyum tipis, entah bagaimana caranya tiba-tiba kursi Zyan sudah berpindah dibelakang tubuh Dara.

"Ini hasil desain ketiga aku," ujar Zyan menerangkan pada Dara. Menarik pinggang gadis itu dengan begitu lembut, mendudukkan wanita itu dipangkuanya. Apa Dara menyadari itu? Tidak! Gadis itu terlalu spechless dengan hasil rancangan Zyan yang tidak ia duga.

"Berarti udah banyak yang pakai jasa kamu donk?"

"Ini yang pertama."

"Loh, katanya ini yang ketiga. Gimana sih?" dumel Dara memutar kepalanya kesamping.

"Ini orderan yang pertama, yang kedua desain khusus yang masih aku rahasiakan. Yang pasti itu desain spesial."

"Berarti Kiara jadi klien pertama kamu donk?" desah Dara mengandung ketidak relaan. Ketika ia memutar tubuhnya untuk menghadap Zyan, barulah gadis itu menyadari jika dia bukan duduk disebuah kursi, melainkan di paha Zyan yang terasa empuk dan.... Nyaman.

Dugggh Dughhh

Jantung Dara kali ini benar-benar rasanya ingin meledak beneran, dengan wajahnya yang berada diatas wajah Zyan begitu dekat. Bagaimana dia bisa duduk dipangkuan Zyan? Sejak kapan? Saat Dara tak sanggup lagi menetralkan detak jantungnya yang siap meledak, gadis itu sigap mengalihkan.

"OH MY GOD, jam pulang aku udah lewat dari tadi." Dara melompat dari pangkuan Zyan, berlari keluar dari ruangan itu dengan nafas tersengal. Meski pizza yang dimakanya sudah sampai lambung sejak beberapa menit tadi, tapi rasanya makanan itu naik kembali dan menyendat tenggorokanya.

Dara seharusnya bisa memanfaatkan momen ini dengan meminta Zyan mengantarnya pulang, tapi untuk saat gadis itu memilih pulang sendiri demi mengamankan jantungnya agar tidak mati muda.

Begitu tiba dirumah, Dara tidak bisa menahan jika tidak langsung menceritakan momen bersejarah untuk ia sombongkan pada Aira. Namun sayang, Dara lupa jika saudara sepupunya itu sedang berada di pulau terluar yang jika tidak Aira yang menghubunginya lebih dulu, maka sulit baginya untuk berkomunikasi.

"Aduhhh Aiii. Alamat nggak bisa tidur ini gue." Dara mengacak rambutnya, kemudian mengguling-gulingkan tubuhnya diatas dikasur sambil menutup wajahnya menggunakan bantal demi menyembunyikan senyum yang terus terukir di bibirnya. Baru diperlakukan seperti itu saja Dara sudah terasa melayang, alhasil malam ini Dara tidak akan bisa tidur sama sekali.

1
Nurwana
hamil bersamaan.😂😂😂😂😂
Yuliana Purnomo
wooow keren triple three,,hamidun
Yuliana Purnomo
hahahaha Danish emang ngajak gelut niih
Nunung Sutiah
Cu nak".😅😅
Azzuraaa
G kebayang kalo smpe mereka hamil berjamaah gimana rempongnya hahahaha
L i l y ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈💦
Apa mereka bertiga nyidam???🤭
Asal jgn kata2 Denisa bener aja istilah maķan tempe.....dpt anak juga dpt cucu 😂😂😂
Muhammad Dimas Prasetyo
salah kan Danish yg bikin mereka pada hamill
sundusiyah86
wwkwkwkw jangan"mau punya cucu n anak lagi, lanjut Thor
wanti astuti
Jangan bilang hamil berjamaah nih/Grin//Grin/
Rian Moontero
Whaduuuuh,,,jangan"dara,mama&mommy hamil bareng,,🤣
Iren Nursathi
sepertinya ada tanda² nih tapi kok aneh ya yang ngidam nya para ortu nya
wanti astuti: Jangan bilang hamil berjamaah nih🤭
total 1 replies
Sarie Putrie Sijhi
Saya suka❤️
Muhammad Dimas Prasetyo
emang kurang asem si Danish itu...tapi ga mungkin dong dia ngasih mobil mainan pasti ada asli nya cuma dia pengen ngerjain kakak nya aja
Muhammad Dimas Prasetyo
mertua kali Thor bukan calon mertua lagi😁
Almiraaa Nasution: iya thor, dimaklumi 😀😃
Isma Wati: Eh iya, salah. Hihihi maklum ya
total 2 replies
Yuliana Purnomo
siapa yg bawa buket bunga?? penasaran
L i l y ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈💦
Siapa sih ????
L i l y ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈💦
Pasangan manten anyar harus bnyk sabar saling pengertian dan terbuka dengan masalah, saling jujur.
Semoga Dara dan Zyan bisa saling selalu berpegangan tangan walaupun bbyk rintangan fdepannya.
Terina kasih upnya3🙏🌷
Marni Pulpis
Siapa ya🤔
wanti astuti
Apa mungkin si David ya🙄
Muhammad Dimas Prasetyo
siapa tuh yg nongol sampai di katain bintang bintang😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!