Ava Serenity Williams, putri bungsu Axton Brave Williams, jatuh cinta pada seorang pria bernama Ryan Dome. Ia mencintainya sejak berada di bangku sekolah. Ava bahkan rela menjadi seseorang yang bukan dirinya karena Ryan seakan menuntut bahwa yang akan menjadi kekasih dan istrinya nanti adalah seorang wanita sempurna. Ryan Dome, putra Freddy Dome, salah satu rekan bisnis Axton Williams. Freddy berencana menjodohkan Ryan dengan Ava, hingga menjadikan Ava sebagai sekretaris putranya sendiri. Namun, siapa yang menyangka jika Ryan terus memperlakukan Ava layaknya seorang sekretaris, bahkan pembantunya. Ia menganggap Ava tak pantas untuk dirinya. Ryan bahkan memiliki kekasih saat dirinya dalam status tunangan dengan Ava. Hingga akhirnya Ava memilih mundur dari kehidupan Ryan. Ia mencari ketenangan dan jati dirinya yang hilang, hingga akhirnya ia bisa jatuh cinta sekali lagi. Apakah cinta itu untuk Ryan yang berharap Ava kembali? Ataukah ada pria lain yang siap mencintai Ava drngan tulus?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PimCherry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SISI LAIN
Mario yang berada di dalam ruangannya, mendengar suara suara dari arah luar. Ruangannya memang tidak kedap suara hingga semakin lama ia bisa mendengar suara dengan nada tinggi. Hal itu membuat Mario pun bangkit dan bergegas keluar. Ia yakin jika hal itu terus berlanjut, Ryan akan kembali mengeluarkan amarah serta sumpah serapahnya pada siapa pun, apalagi pada dirinya.
Namun, kakinya terhenti saat melihat apa yang terjadi di luar. Tampak Imelda dan Ryan seperti sedang beradu mulut dengan Ava. Mario pun semakin mendekat dan ia melihat Imelda mengangkat tangannya. Ia tahu apa yang akan dilakukan oleh Imelda dan tak mungkin ia membiarkan itu.
Mario terlambat menghentikkan hal itu, tapi yang terjadi justru berbeda dengan apa yang ia pikirkan.
“Aahhh!!” ucap Imelda meringis kesakitan ketika Ava justru menahan tangannya, bahkan mencengkeramnya dengan begitu erat.
“Jangan pernah sekali pun kamu menyentuhkan tanganmu padaku kalau kamu tidak mau menyesal,” ucap Ava dengan tatapan tajam.
“Ava!” teriak Ryan dengan kencang dan berniat memukul Ava karena berlaku kasar pada Imelda.
Mario langsung berlari mendekat dan ingin mencegah hal itu, meskipun nantinya mungkin saja ia akan dipecat darinpekerjaan.
Bughhh
Ava yang melihat Ryan juga ingin memukulnya, langsung menggerakkan kakinya dan menendang perut Ryan. Ia sudah tak peduli lagi dengan rasa cinta yang pernah bersemayam di hatinya. Ketika mengetahui dan melihat pria itu mengkhianatinya, lalu membiarkan kekasihnya berkata kasar, bahkan kini mau memukulnya, rasa cinta itu seakan habis hingga tak bersisa lagi.
Ava juga memelintir tangan Imelda lalu mendorong wanita itu hingga terjatuh tepat di samping Ryan. Ava tersenyum sinis melihat keduanya.
“Kamu mengancamku untuk membatalkan pertunangan kita?” tanya Ava dengan menatap tajam pada Ryan, “tak perlu! Karena mulai detik ini, aku Ava Williams, secara resmi membatalkan pertunangan itu. Aku tak membutuhkan pria pengkhianat, pembohong, dan kasar sepertimu.”
Ava segera mengambil tas miliknya, lalu pergi dari Perusahaan Dome tanpa sekalipun melihat ke belakang. Sementara itu Mario yang melihat semuanya, hanya bisa terdiam karena tak menyangka apa yang terjadi di depannya. Namun tanpa disadari oleh yang lain, sebuah senyum terbit di wajahnya.
“Kamu sudah melakukan hal yang benar dengan membuang pria semacam Ryan Dome, Va,” batin Mario.
*****
Brakkk
Freddy menggebrak meja tepat di hadapan putra tunggalnya itu. Wajah Freddy tampak begitu kesal dan penuh dengan amarah.
“Bodoh!!” teriak Freddy tepat di depan wajah Ryan.
“Dad!”
“Apa?! Kamu itu memang bodoh! Apa lagi sebutannya jika kamu membuang kesempatan emas yang mungkin tak akan pernah datang dua kali? Bodohhh!!” umpatan demi umpatan dikeluarkan oleh Freddy, membuat Ryan semakin kesal pada Ava akan apa yang terjadi.
Sudah tadi Ava membuat Imelda terluka dan menangis, kini Dad Freddy yang datang dan marah marah padanya. Belum lagi masalah perusahaan yang sepertinya tak ada habisnya.
“Dad tidak mau tahu, kamu pergi temui Ava dan minta maaf padanya. Katakan bahwa semua itu kamu lakukan karena kesalahpahaman saja,” ujar Freddy.
Freddy sudah mengatakan pada rekan bisnisnya bahwa ia akan segera menjadi besan dari seorang Axton Williams, pengusaha besar yang sangat disegani. Oleh karena itu juga, rekan bisnisnya tampak mempersiapkan proposal baru untuk bekerja sama dengan Perusahaan Dome miliknya.
“Minta maaf? Aku tidak salah, Dad! Lagipula bagus kalau dia membatalkan pertunangan itu. Bukankah sejak awal aku sudah mengatakan pada Dad bahwa aku tak mencintainya. Aku tak mau Dad memaksaku lagi,” ujar Ryan.
“Lalu kamu akan membiarkan Perusahaan Dome bangkrut dengan perlahan hah?!! Dasar anak tidak tahu diuntung! Kamu sama saja seperti Mommymu, tak bisa diharapkan!”
Degggg
“Dad jangan mengatakan hal buruk tentang Mommy!” Ryan yang tak suka dengan ucapan Dad Freddy pun segera keluar dari ruang kerjanya. Ia tak suka jika Dad Freddy menjelek jelekkan Mom Sofia. Bagi Ryan, Mom Sofia lah yang selalu ada untuknya, meskipun beberapa tahun belakangan ini ibunya itu selalu saja pergi keluar negeri dengan dalih mengembangkan bisnis bersama sahabatnya.
Ryan yang sedang kesal pun keluar dari ruang kerjanya. Bermaksud pergi menemui Imelda, tapi ternyata Mario sudah menunggunya.
“Ada apa?!” tanya Ryan dengan ketus.
“Satu jam lagi anda ada pertemuan dengan Nona Tamara, Tuan,” ujar Mario memberitahukan jadwal Ryan dengan memegang tablet yang seharusnya dipegang oleh Ava. Kini tugas itu kembali ke tangan Mario.
“Kita berangkat sekarang saja!” ucap Ryan. Ia ingin segera pergi dari Perusahaan Dome karena tak ingin kembali bertemu dan bertengkar dengan Ayahnya.
Sementara itu di Kediaman Keluarga Williams, Ava tampak duduk di sebuah ayunan yang ada di taman belakang. Jeanette yang melihat putrinya itu pun datang menghampiri.
“Sayang, apa ada yang kamu pikirkan? Apa kamu menyesal telah membatalkan pertunanganmu?” tanya Jeanette.
Ava tersenyum, “No, Mom. Aku tak menyesal. Aku memang mencintainya, sejak dulu. Tapi sepertinya waktu bertahun tahun itu tak pernah berarti baginya. Aku bahkan belum tahu apa maksud Ryan sebenarnya yang datang ke sini dan melamarku.”
“Kamu ingin tahu alasannya?”
Ava langsung menoleh ke arah Jeanette dan menganggukkan kepalanya, “bertanyalah pada Daddy. Ia tahu semuanya. Awalnya Dad tak setuju dengan pertunangan kalian, tapi ia membiarkan dirimu melihat sendiri sisi lain seorang Ryan Dome.”
“Aku akan menemui Daddy. Thank you, Mom.”
Jeanette tersenyum saat melihat senyum Ava. Ia tak ingin putrinya kehilangan keceriaannya, apalagi sampai salah jalan karena menyukai pria yang salah. Jeanette kembali mengingat perjalanan hidupnya sendiri, tapi kini ia bahagia karena memiliki keluarga yang luar biasa.
*****
“Selamat sore, Tuan Ryan,” sapa Tamara saat melihat Ryan dan Mario tiba di sebuah ruang VIP restoran ternama.
“Selamat siang, Nona Tamara,” Ryan segera mendekat dan menjabat tangan wanita yang merupakan putri Tuan Phillips.
Tamara yang masih berdiri, tampak tersenyum ke arah Mario, bahkan mengerlingkan ujung matanya. Mario hanya diam melihat hal itu, tanpa perubahan raut wajah, sementara Ryan yang melihat hal itu merasa diremehkan.
“Kamu keluar dulu, Mar. Aku akan memanggilmu nanti kalau sudah selesai,” ucap Ryan.
“Baik, Tuan,” Mario pun segera keluar dari ruangan tersebut.
“Mengapa asisten pribadi anda harus keluar, Tuan?” tanya Tamara.
“Panggil aku Ryan saja, kita bisa menjadi rekan kerja sekaligus berteman. Aku memang biasa seperti itu, tak pernah melibatkan asisten pribadi setiap ada pertemuan. Bukankah kamu juga hanya sendiri,” ucap Ryan pada Tamara dengan bahasa yang tak terlalu formal.
Tamara tersenyum tipis. Di dalam hati ia menggerutu panjang karena saat pertama kali melihat Mario, ia merasa Mario cocok menjadi pasangannya. Mario tampan dan tak memalukan, meskipun jabatannya hanya seorang asisten.
🧡🧡🧡
ditunggu kelanjutannya ya kak🤗🤗🤗🤗
sehat2 kak hwaiting 💪