NovelToon NovelToon
11:12 - Rooks Stand Sentinel

11:12 - Rooks Stand Sentinel

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Bullying di Tempat Kerja / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: Suryavajra

Trust-issue bukanlah kelainan jiwa. Semua orang dapat mengalaminya.

Di saat ekspektasi kita terlalu tinggi dan ternyata tidak tercapai, maka kekecewaan bisa saja terjadi.

Cerita fiksi dengan latar belakang kota London, Inggris di tahun 2019. Semua karakter, nama, tempat, maupun organisasi adalah bagian dari cerita, bukan mewakili kondisi sebenarnya di dunia nyata.

Disarankan berusia di atas 18 tahun untuk membaca cerita fiksi ini karena mengandung adegan kekerasan, pembunuhan, perkataan kasar, penyalahgunaan obat, dan aktivitas merokok.

Cerita mengandung beberapa ungkapan yang ditulis dalam bahasa asing dan istilah keuangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Suryavajra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 11 - London, Bloomsbury Square 10/12/2019 1112 HRS

In the Dance of Time.

“Device sialan!” teriak Boris Aldriche sambil mengamati layar ponsel-nya.

Scott hanya menoleh sebentar ke arah Boris, kemudian memalingkan mukanya.

“Di mana sih kau beli alat itu?” tanya Jorg, “Aliexpress? eBay? Tik Tok Shop?”

Boris diam saja sambil tetap menatap layar telepon seluler-nya yang sesekali menampar sisi ponsel-nya dengan kesal.

“Kita ke mana?” tanya supir BMW biru tersebut, “Kita sudah berkeliling dalam radius 5 miles dari Piccadilly Circus.”

“Tidak mungkin bocah-bocah itu masih berkeliaran di daerah ini,” tambah Jorg.

“Berhenti di sini dulu!” kata Scott tiba-tiba.

BMW biru itu pun menepi di pinggir Bloomsbury Place, dekat pohon rindang, tepat di pertigaan Bloomsbury Square. Jaraknya sekitar 1 mile atau sekitar 1.6 km dari stasiun St. Pancras International.

Bloomsbury Square tidak seperti biasanya ramai dipenuhi anak-anak bermain. Udara musim dingin memang kurang cocok untuk semangat para bocah kecil bermain di taman. Mereka lebih cocok pindah bermain ke Hyde Park dan merengek kepada orang tuanya untuk dibelikan tiket masuk Winter Wonderland. 

Scott membuka jendela mobil dan menyalakan rokoknya, “Cepat, Boris! Atau kau bisa mulai menulis surat pengunduran diri ke Derig! Ale tseyn dir aroysfain, nor eyner zol dir blaybn af tsonveytik!”

“Saatnya berdoa, Scott?” tanya Boris sinis, “Aku baru tahu kalau kau ternyata religius!”

Supir BMW biru tersebut melirik Scott dari kaca spionnya.

“Geh in der Erd!” umpat Scott Gittelbaum sambil menghembuskan nafasnya yang penuh asap rokok.

“Scott Gittelbaum?!” tanya Ann yang berada 1.6 km dari Scott.

“Kau mengenalnya?” Amisha menjawab pertanyaan dengan bertanya balik.

“Tidak!” jawab Ann sambil mengunyah ayam gorengnya yang ia pegang dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanannya sibuk dengan telepon seluler-nya.

“Kalian tidak makan?” tanya Charlotte kepada Scarlett dan Amisha.

“Ah, tidak..” jawab Scarlett memandang Amisha yang masih mengisyaratkan tutup mulut mengenai mie Yat Hei.

“Kami sudah makan coklat, Char..” jawab Amisha, “Sudah kenyang..”

“NYAFF!!!” tiba-tiba Ann berteriak mengagetkan beberapa tamu restoran dan calon penumpang di stasiun kereta tersebut.

“Ann!” Charlotte mengingatkan untuk tidak berkata kasar sambil melotot.

“Lihat sendiri hasil penelusuran Google!” kata Ann, “Menjijikkan sekali!! Scott Gittelbaum, seorang aktor film panas dari Bradford, baru saja menyelesaikan film baru berjudul Queen of Deep..”

“Pelankan suaramu, Ann!” Charlotte menutup mulut Ann.

Tak lama kemudian Charlotte merasakan tangannya agak berminyak karena Ann meneruskan mengunyah ayam gorengnya ketika mulutnya ditutup.

“Disgusting!” bisik Charlotte sambil membersihkan telapaknya dengan sapu tangan.

“Dia yang disgusting!” Ann membela diri, “Lihat beritanya!”

Amisha melihat telepon selular Ann, “Ini bukan Scott..”

“Tapi namanya betul kan?”

“Iya namanya sama..” jawab Amisha, “Tapi yang ini mukanya beda..”

“Orangnya berbeda?”

“Beda..” jawab Amisha, “Namanya Scott M. Gittelbaum, tapi aku tidak tahu M kepanjangan dari apa, hanya pernah melihat kartu aksesnya.”

“Pinjam ponselmu ya Ann..” kata Amisha.

Ann tidak menjawab, ia sibuk melumatkan ayam goreng yang ketiga.

“Tidak ada..” kata Amisha sambil mengembalikan telepon selular Ann. “Tidak ada hasil pencarian yang cocok.”

“Astaga!” seru Ann, “Ternyata makan 3 potong ayam sudah terlalu kenyang!”

Ann meneguk minuman sodanya lalu bersendawa sambil dipelototi Charlotte.

“Dasar maruk!” gumam Charlotte, “Makan seperti badak..”

Ann hanya tersenyum lalu memasukkan sisa potongan ayam gorengnya ke tempat bekal yang ia bawa di ransel, “Ayo cepat bibi Alison, bibi Catterson dan bibi Corbyn.. Kita berangkat ke Ashford!”

Ann melirik sepotong ayam goreng di piring Charlotte, “Apakah itu gak habis?”

“Hold your horses, miss Loughty!” kata Charlotte menahan tangan Ann yang sudah menggenggam potongan ayam terakhir miliknya.

"Bagaimana kau yakin bahwa aku tidak akan menyantapnya?"

Ann tertawa.

St. Pancras International, sebuah bangunan tua dari 1868 bergaya arsitektur Victorian Gothic adalah stasiun kereta api yang menghubungkan London dengan kota-kota lain di Inggris Raya dan juga melayani perjalanan internasional ke Perancis melalui kanal di bawah selat Inggris.

Di tahun 2019 dan tahun-tahun sebelumnya, selain berfungsi sebagai stasiun kereta api, St Pancras International juga berfungsi sebagai hub karya seni, belanja, makan dan tempat bertemu yang paling mudah dijangkau di tengah kota London. 

Selain itu St. Pancras International juga mempunyai locker yang bisa disewa untuk menitipkan barang supaya kita leluasa melakukan eksplorasi stasiun kereta itu atau hanya sekedar minum secangkir kopi atau afternoon tea tanpa harus membawa banyak barang.

“Pastikan nomornya benar, Harold!” ucap Duchess Harrington.

“Sudah benar, Your Grace.” jawab Harold sambil menunjuk nomor locker.

Duchess Harrington mengangguk puas. Harold segera mengunci locker tersebut lalu mengikuti Duchess Harrington dari belakang.

“Apa yang kita lakukan hari ini adalah rahasia, sersan Davis!” kata Duchess Harrington, “Anggaplah hari ini tidak pernah terjadi.”

“Aku mengerti.” jawab Harold Davis, “Tapi.. apakah dia masih hidup? Sudah hampir 4 atau 5 bulan kita tidak mendengar beritanya, Your Grace.”

“Soal dia masih hidup atau tidak, itu hal yang lain. Aku percaya instingku,” jawab Duchess Harrington sambil menekan tombol lift naik, “Pemilu sudah tinggal dua hari lagi.. Aku tidak bisa memutuskan siapa yang bisa dipercaya.”

“Aku mengerti, Your Grace.”

Pintu lift terbuka. Duchess Harrington dan Harold Davis masuk ke dalam.

“Berapa lama kita menyewa locker itu, Harold?”

“Selama yang kita perlukan, Your Grace.”

“Hmm.. di luar aturan stasiun ini, bukan?”

“TING!” lift sampai di upper level. Pintu terbuka.

Harold hanya tersenyum datar, “Sudah diatur, Your Grace.. Jangan kuatir.”

“Panggil Brenton untuk menjemput, aku tidak mau menunggu lama di depan stasiun.”

Harold melakukan pembicaraan di telepon genggamnya sambil mengikuti Duchess Harrington dari belakang.

“Dia sudah sampai di depan, Your Grace..”

“Brilliant..”

Sementara itu terpaut beberapa detik, Ann, Charlotte, Scarlett dan Amisha sampai di lift yang sama, mereka menekan tombol untuk naik ke atas.

Dari upper level tampak seorang pria dengan jaket coklat tua dan topi fedora hitam mengawasi Duchess Harrington sejak berada di lower level hingga naik ke upper level menuju ke pintu keluar. 

Ia mengambil ponselnya dan berbicara dengan seseorang, “Straight from the horse's mouth!” (istilah yang diucapkan di Inggris yang berarti diambil dari sumber terpercaya)

“TING!” pintu lift terbuka. 

“Kita ke atas kan?” tanya Ann.

“Iya, ke platform 12, Southeastern.” jawab Amisha.

Pria berjaket coklat tua dengan fedora hitam tersebut mengakhiri pembicaraannya lalu memasukkan telepon genggamnya ke balik jasnya kemudian masuk ke platform 12 di upper level.

Amisha, Ann, Scarlett dan Charlotte masuk ke platform 12, lalu Amisha berdiri di samping pria tersebut sambil melihat jam. Pria itu juga melihat jam tangannya.

“Kau menunggu seseorang?” tanya Ann kepada Amisha.

“Ah tidak..” jawab Amisha.

“Dari tadi kulihat kau sering sekali kau melihat jam.”

“Eh iya!” tambah Scarlett, “Bahkan ketika Misha ditangkap Spiderman, ia pun melihat jam.”

“Dan kau nona Corbyn..” kata Ann, “Sebaiknya kau jelaskan mengenai Spiderman ini..”

“Oh kereta sudah datang!” seru Charlotte memotong pembicaraan.

Tak lama kemudian datang lah kereta api Southeastern menuju Ashford International, Folkestone Central hingga Ramsgate.

“Jelaskan di kereta tentang Spiderman ini!” kata Ann.

Scarlett diam saja.

Tampak Ann, Charlotte, Amisha dan Scarlet bersiap untuk masuk kereta. Pria dengan topi fedora hitam terlihat melipat surat kabarnya.

“Menuju Ramsgate, nona-nona?” pria ber-fedora hitam bertanya berbasa-basi.

“Tidak, Sir..” jawab Charlotte, “Kami hanya sampai Ashford.”

“Oh, splendid!”

Pintu kereta terbuka.

Pria menyilakan keempat gadis itu untuk masuk lebih dulu, “Ladies first..”

“Terima kasih, Sir..”  jawab Charlotte naik ke dalam kereta diikuti Amisha, Ann, dan Scarlett.

Setelah keempatnya memilih 4 kursi berhadapan di tengah gerbong, pria itu naik dan duduk di dekat pintu masuk.

Mereka langsung merebahkan diri di kursi kereta dan memejamkan matanya masing-masing. Rasa lelah beberapa jam seakan beban yang sudah menumpuk tahunan.

“Tenang Amisha, tidak ada yang mengejar lagi.” kata Charlotte.

Amisha mengangguk sambil memejamkan mata.

“Jam berapa kereta berangkat?”

“Sekitar 10 menit lagi.”

“Cukup waktunya untuk istirahat.. Tidur dulu!”

Mereka berempat memejamkan mata dan sedikit lega karena krisis pengejaran sudah berlalu.

Tak terasa 10 menit berlalu, kemudian pintu kereta pun ditutup dan kereta bergerak meninggalkan London St. Pancras International.

Kereta sudah mulai keluar dari tengah kota London. Ann sangat mengantuk dan nyaris lelap tertidur. Sekilas ia sudah bermimpi tentang perkebunan kentang yang luas di Skotlandia, tapi kemudian tampak ada nenek tua menunggang kucing oyen raksasa.

“ASTAGA!!!!” tiba-tiba Charlotte bangun dan berseru, mengagetkan ketiga temannya.

“Ada apa?” tanya Ann bangun dari mimpi anehnya dan panik, “Baru saja mau tidur, ada apa lagi sih?”

Amisha segera memegang erat tangan Scarlett di sampingnya. Scarlett pun ikut takut karena di hari pertama masuk kerja sudah jantungan berkali-kali.

“Kita mengapa naik kereta?” tanya Charlotte, “Kan ada mobil!”

Ann dan Scarlett tiba-tiba juga baru ingat.

“Nenek tua pelupa!” keluh Ann sambil menepuk dahinya sendiri.

Charlotte kebingungan sendiri.

“Sini kuncinya!” kata Ann, “Aku yang mengambilnya!”

“Kau?” Charlotte ragu-ragu.

“Kau temani Amisha dan Scarlett sampai Ashford. Aku yang akan kembalikan mobilnya ke kantor.” kata Ann, “Jangan lupa bayar kekurangan parkirnya di aplikasi JustPark..”

Ann mengucapkan sumpah serapah dalam bahasa Skotlandia.

Charlotte membuka aplikasi di telepon selulernya dan melakukan kekurangan pembayaran parkir, “Yah.. sudah kena denda!”

“Unbelievable..” bisik Ann lirih supaya tidak didengar Charlotte, karena ia sadar bahwa dirinya pun lupa dengan mobil kantor karena sama-sama panik.

“Apa kau bilang, Ann?” tanya Charlotte sambil melihat layar ponselnya.

“Tidak apa-apa, love.” jawab Ann, “Aku turun di Stratford dan kalian bertiga melanjutkan perjalanan ke Ashford.”

Amisha melihat jam tangannya. Ann meliriknya tanpa berkata apa-apa.

“Hanya kebiasaan, Ann..” jawab Amisha terbata-bata.

Ann tersenyum tapi mengeluh, “Aduh baru saja duduk, harus berdiri lagi nih! Rugi dah, beli tiket ke Ashford tapi turun di Stratford,”

“Sorry, Ann mate..” kata Charlotte dengan mata terpejam dan tangannya mengusap kening berkali-kali.

Ann berdiri siap untuk turun di Stratford dan memijat pelan bahu kanan Charlotte sambil tersenyum.

“Maaf nona-nona,“ tiba-tiba pria bertopi fedora hitam tadi menghampiri.

“Ya, Sir..” balas Ann, “Ada yang bisa kami bantu?”

“Maaf sekali lagi, aku minta tolong titip ini. Kalian turun di Ashford kan? Aku turun di Ramsgate, tetapi ada sesuatu yang harus aku lakukan di gerbong depan. Sebelum sampai Ashford aku ambil kembali koran ini. Terima kasih sebelumnya.”

“Eh..” belum selesai Ann bicara, pria itu sudah melesat pergi ke gerbong depan.

“Ada apa lagi sih?” tanya Charlotte membuka matanya, “Hari ini banyak keanehan!”

“Baby boomers..” kata Ann, “Mereka masih membaca koran seperti ini.. Bahkan generation X sudah membaca koran di ponselnya..”

Ann menaruh koran tersebut di pangkuan Scarlett lalu membalikkan badannya. Tanpa sengaja ia menabrak seorang gadis Asia yang sedang lewat.

“Oh, Maaf..” kata Ann.

Gadis itu hanya menunduk sebentar kemudian berjalan tergesa-gesa ke gerbong depan.

“Sampai nanti ya lads!” kata Ann, “Sudah mau sampai Stratford nih! Kabar-kabar ya nanti!”

“Hati-hati, love!” kata Charlotte sambil menepuk paha Ann, “Waspada dengan BMW biru!”

“Tenang saja, mereka tidak kenal wajahku kan? Sampai nanti ya!” Ann kemudian berjalan menuju pintu kereta.

Scarlett terpaku melihat koran yang dititipkan pria tadi, “Koran apa ini? Beritanya aneh! Straight from the Horse's Mouth.. Apa ini?”

Gadis Asia yang menabrak Ann tiba-tiba kembali dan duduk di seberang mereka bertiga. Ia diam saja melihat ke arah jendela.

“Ah!” tiba-tiba Scarlett memegang kepalanya kesakitan.

“Kenapa Scar?” tanya Charlotte.

Amisha melihat kondisi Scarlett.

“Tadi Scarlett ditendang Boris, Char. Orang yang menangkapku di Piccadilly.” jelas Amisha.

“Oh!” Charlotte merasa prihatin melihat Scarlett, “Hidungmu!”

“Iya tadi berdarah..” kata Amisha, “Tapi sudah dapat perawatan P3K dari constable di stasiun..”

“Tidak apa-apa..” kata Scarlett. Ia pun merasa heran, mengapa tiba-tiba kepalanya sakit dan dalam beberapa detik pandangannya gelap. Sekilas Scarlett melirik ke arah gadis yang menabrak Ann yang kemudian duduk di seberang mereka.

"Apakah kehadiran gadis itu yang membuat kepalaku sakit?" tanya Scarlett dalam hati.

Gadis itu diam saja, duduk memandang jendela.

1
Suryavajra
ini kelewatan ga riset dulu kak.. semoga ada.. pas ngetik episode ini, pas baru pulang dari Alfamart. Dekat kasir ada Chupa Chups hahahaha 🤣🤣🤣🤣
Suryavajra
wahahahahahahaha.. itu yang di profile picture namanya Bumbung kak.. tadinya mau dibikin cerita fabel tapi takutnya boring, karena kerjaan kucing cuma tidur, makan, kejar cicak, tangkap lalat, mengamati laba-laba.. ga ada plot twist 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Rona Risa
ibaratnya angan film romantis kenyataan kocak kayak film domba... yah pertanda bertepuk sebelah tangan kalau begini 😂
Suryavajra: wkwkwkwkwkwkwkwk 🤣🤣🤣🤣🤣
Rona Risa: lah emang tanda-tandanya sejelas mendung mau hujan 😂😂😂
total 3 replies
Rona Risa
kayak fifty shades of grey gitu? 😂
Suryavajra: wkwowkwowkwowkwowkwowk
total 1 replies
Rona Risa
ditangkap lalu disiksa sampai amnesia?
Suryavajra: nyaris kirim 3 batang coklat almond hahahahahaha 🤣🤣🤣🤣
Rona Risa: haha bagus saya masih manusia, bisa keliru 😆
total 3 replies
Rona Risa
bau ya? 🤣🤣🤣
Suryavajra: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Rona Risa
hai pus 🐱 apa itu kamu yang di profil picture author? 😂
Rona Risa
oh di london juga ada chupa chups ya? 😂
Rona Risa
sugar rush. awas lompat-lompat dalam mobil nanti 🤣
Rona Risa
jangan kebanyakan melamun ann 😂
Rona Risa
hmmm menarik
Rona Risa
true 😅😁
Rona Risa
interesting... kakek buyutku juga panjang umur walau perokok berat. tapi dulu dia merokok dengan rokok organik--tembakau yang dilinting pakai klobot (daun jagung kering kalau gak salah). sementara rokok buatan pabrik sekarang kan ada zat kimianya. bukankah benar jadi ada resiko membunuh? 🙃
Rona Risa
ini sudah setara mafia sih
Rona Risa
sekolahin dulu makanya biar pintar 🤣
Rona Risa
junior kalah sama senior 😂
Rona Risa
wah dapat istilah baru... 😯
Rona Risa
mix feelings ya ann 😅🥲
Rona Risa
😂😂😂😂😂😂😂
Rona Risa
olok-olok khas untuk polisi 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!