NovelToon NovelToon
Pendekar Sakti Thung Seng

Pendekar Sakti Thung Seng

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Balas Dendam / kelahiran kembali menjadi kuat / Dunia Lain / Dendam Kesumat / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:15.9k
Nilai: 5
Nama Author: Pencari keabadian

Thung Seng seorang jenius beladiri yang juga memiliki seorang istri yang cantik jelita, dimana hal tersebut memancing iri dan dengki dari kakak seperguruannya sendiri.

Dengan memanfaatkan kekuasaannya sebagai seorang Raja dan melakukan kolaborasi dengan orang kepercayaannya Thung Seng, maka kakak seperguruan Thung Seng berhasil menangkap bahkan menghancurkan ilmu kungfu yang dimiliki oleh Thung Seng.

Sanggupkah Thung Seng yang kehilangan ingatan dan kehilangan kungfunya melakukan balas dendam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pencari keabadian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16.Berkunjung Ke Partai Neraka.

Thung Seng membuka matanya dan melihat burung raksasa yang juga sedang memperhatikannya.

“Aku membutuhkan burung ini untuk membawaKu keluar dari tempat yang tidak Kuketahui ini,”pikir Thung Seng.

“Hei burung, lekas Kita pergi dari tempat ini!”seru Thung Seng dengan memberatkan nada suaranya mengikuti gaya suara Tetua Ungu.

“Hahaha Kau tidak usah menipuKu, Tetua Ungu sudah tiada. Segel gaib yang di pasang oleh Tetua Ungu di tubuhKu sudah lenyap.”

“Hah mustahil, burung bisa bicara!”seru Thung Seng karena terkejut.

“Huh ini berkat pil yang diberikan oleh tabib Chan Bei setiap tahun, pil itu mencerdaskan otakKu, karena Tetua Ungu ingin memperbudakKu, tapi Aku tidak pernah memperlihatkan kemampuan bicaraKu kepada semua orang kecuali Kau.”

“Tunggu, lantas kenapa Kau tidak pergi setelah segelMu hilang, jangan-jangan Kau ingin memakanKu?”ucap Thung Seng.

“Huh badanMu terlalu kecil, mungkin kalau badanMu sudah besar dan gendut baru Aku memakanMu, hahahaha. Bukankah Kau ingin pergi ke negara lain untuk memulihkan ingatanMu?”

“Ya benar,”jawab Thung Seng.

“Kita bisa barter, Kau bantu Aku mendapatkan kembali batu merah milikKu, sebagai balasannya Aku akan mengantarMu ke tempat serigala perak dan bunga api. Bagaimana?”

“Pergi ke partai Neraka? Apa Kau gila? DantianKu masih rusak dan kungfuKu lenyap,”jawab Thung Seng.

“Kau sungguh bodoh, justru dengan dantian rusak, Kau bisa ada alasan, sedangkan bila dantianMu sempurna, mereka akan tahu bahwa Kau adalah tetua palsu karena tidak memiliki tingkat kultivasi kungfu. Ayo cepat beri jawaban karena para hewan-hewan buas pasti sedang menuju ke mari setelah Tetua Ungu tiada,”ucap burung raksasa.

“Baik Aku setuju,”jawab Thung Seng.

Tak lama kemudian Thung Seng sudah berada di punggung burung raksasa yang terbang menuju partai Neraka.

Selama di perjalanan burung raksasa memberikan informasi yang ia ketahui mengenai seluk-beluk partai Neraka.

Tiga jam kemudian tepat di mana tetua neraka tiada, sepasang Wanita cantik mengamati tempat tersebut.

“Kakak Kita selalu terlambat, dan sialnya yang Kita sangka sebuah benda ternyata adalah seorang manusia yang kini ditangkap oleh orang berjubah ungu menurut Yang Giok.”

“Gawat Adik, lihat dua pohon yang kering itu, jelas itu salah satu ilmu dari iblis ungu partai Neraka.”

“Kakak lekas Kita kejar mereka.”

“Sudah terlambat, tentunya mereka sudah berada di wilayah partai Neraka. Yang bisa Kita lakukan sekarang hanyalah memberikan laporan kepada guru.”

“Dari sketsa gambar yang diberikan oleh Yang Giok, orang ini sangat tampan, sungguh disayangkan jatuh ke tangan Tetua Ungu.”

Sementara itu Thung Seng yang sedang mereka bicarakan sudah melewati benteng partai Neraka.

“Tenang Thung Seng, tenang,”pikir Thung Seng yang merasa grogi.

Dari arah depan Thung Seng terlihat seorang yang terbang mendekat.

“Stop!”perintah orang tersebut.

“Huh siapa yang berani menghentikanKu!”seru Thung Seng yang kini memakai jubah berwarna ungu.

“Maaf hanya pemeriksaan rutin, mencegah musuh masuk ke wilayah partai Neraka. Siapa Anda?”tanya Penjaga.

“Kau sudah melihat jubahKu, masih juga bertanya? Aku adalah Tetua Ungu dan Aku baru saja berganti tubuh. Ini tubuhKu yang lama,”ucap Thung Seng sambil sedikit mengangkat jenazah Tetua Ungu.

“Oh maafkan Hamba, Tetua Ungu, silahkan melanjutkan perjalanan,”ucap Penjaga tersebut dengan hormat.

Burung Raksasa kembali terbang membawa Thung Seng ke sebuah bangunan besar dan menurunkan di sebuah balkon.

“Ini ruangan kamar Tetua Ungu, Kau lekas cari, sementara Aku menunggu di kandangKu,”ucap burung raksasa.

“Baik.”

Thung Seng mengucap kata sandi dan pintu terbuka dengan sendirinya.

Tanpa membuang waktu Thung Seng segera masuk ke ruangan Tetua Ungu, ruangan yang lumayan besar dan terdapat beberapa lukisan pemandangan alam yang menempel di dinding.

“Ruangan yang sangat indah, sayangnya Aku tidak bisa berlama-lama,”pikir Thung Seng yang kemudian dengan segera membongkar laci-laci meja dan lemari.

Baru pada laci di lemari ke tiga, bola merah dapat ditemukan dan Thung Seng segera mengantonginya.

Thung Seng pun keluar dari kamar tetua ungu dan menuruni tangga.

Di lantai dasar tidak ada satu pun perabotan , sebuah ruangan yang kosong melompong, seperti tempat berlatih, tepat di tengah ruangan terlihat seorang Gadis remaja yang sedang bermeditasi.

Gadis remaja tersebut membuka matanya karena mendengar langkah kaki dan segera berdiri.

“Selamat untuk Guru karena telah mendapatkan tubuh baru. Guru tolong beri petunjuk kepadaKu,”ucap Gadis remaja itu yang kemudian memainkan beberapa gerakkan jurus.

“Bagaimana Guru?”tanya Gadis remaja itu dengan senyum yang mempesona.

“Aku tidak bisa memberi contoh gerakkan karena dantian anak ini rusak, coba Kamu ulangi gerakkanMu dengan perlahan-lahan.”

“Baik Guru.”

Gadis remaja tersebut mulai bergerak dengan agak lembat.

“Ya stop, di bagian ini Kau harus memukul sekitar sepuluh senti sedikit ke atas. Lanjutkan lagi!”

“Hmm untung gerakkan Gadis ini sama dengan gerakkan yang Kulihat ketika tetua ungu bertempur dengan avatar guru,”pikir Thung Seng.

“Ya stop, kuda-kuda kakiMu kurang lebar, perlebar dua puluh senti lagi!”

“Kamu ulangi seluruh gerakkan tadi sebanyak seratus kali, Aku ada keperluan lain,”ucap Thung Seng.

“Baik Guru.”

Sementara Gadis remaja itu berlatih, Thung Seng segera keluar dari gedung milik tetua ungu menuju ke tempat burung raksasa.

Beberapa orang yang melihat Thung Seng segera memberi hormat setelah melihat jubah ungu yang dikenakan oleh Thung Seng.

Thung Seng tetap berjalan sampai akhirnya sampai di pertigaan jalan, menurut burung raksasa, Aku harus ambil jalan yang ke kanan, tapi Aku penasaran dengan jalan yang ke kiri karena pemandangannya yang indah dan alami. Hmm ya sudah Aku ke kiri dulu saja sebentar.

Thung Seng berjalan dengan menikmati pemandangan yang indah, di mana terdapat pohon-pohon dengan daun berwarna merah dan bunga-bunga aneka warna.

Dua orang penjaga membiarkan Thung Seng lewat setelah melihat jubah yang dikenakan oleh Thung Seng.

Tak terasa Thung Seng sudah berjalan makin masuk ke dalam, sampai akhirnya melihat seorang Anak kecil perempuan yang berumur sepuluh tahun.

“Tetua Ungu,”ucap Anak kecil itu.

“Emm siapa Kau Gadis kecil?”

Sekilas terlihat wajah kaget dari Gadis kecil itu dan kemudian digantikan oleh wajah yang tersenyum dengan manis.

“Mari Kita bermain lari-lari,”ucap Gadis kecil itu sambil berlari ke arah penjaga.

Melihat gelagat aneh, Thung Seng segera mengejar Gadis kecil itu.

“Penja_,”teriak Gadis kecil mencoba memanggil penjaga.

Untung Thung Seng segera melompat menerjang Gadis kecil itu, membuat Gadis kecil dan Thung Seng jatuh ke dalam rerimbunan bunga-bungaan.

Tangan Thung Seng menutup mulut Gadis kecil itu.

Apabila ada yang melihat, tentu adegan mereka seperti bocah laki berumur dua belas tahun dengan bocah perempuan yang berumur sepuluh tahun.

Yang sama sekali Thung Seng tidak tahu adalah Bocah perempuan yang sekarang dipegangnya dengan erat, sebenarnya adalah pucuk pimpinan dari partai Neraka alias Ketua partai Neraka.

Berbeda dengan Thung Seng yang kembali muda berkat pengaruh pil, Ketua partai Neraka ini menjadi muda sesaat karena pengaruh ilmu yang dipelajarinya yang bernama lingkaran kehidupan.

Di mana selama tujuh hari akan mengalami fase kehidupan, diantaranya: mati, lahir, menjadi anak-anak dan tua.

Juga walaupun Thung Seng berbadan Anak kecil tapi tenaganya adalah tenaga pria dewasa, beda dengan Ketua partai Neraka yang sekarang bertubuh Anak-anak juga bertenaga Anak kecil.

Gadis kecil itu berusaha menggigit jari tangan Thung Seng yang malahan membuat giginya terasa sakit.

“Hahahaha Gadis kecil, Kau tidak akan bisa membodohi Aku dan percuma Kau menggigit jariKu.”

“Aneh tadi seperti ada yang memanggil?”ucap salah satu Penjaga.

“Ah masa Iya? Aku tidak mendengar apa-apa, dan di depan Kita tidak ada apa-apa,”jawab rekannya sambil melihat hamparan bunga.

Kedua penjaga itu kembali membalikkan badan Mereka.

Tubuh Thung Seng yang sedang menindih tubuh Gadis kecil itu tertutup oleh hamparan bunga-bunga.

Thung Seng melihat sekeliling dan membawa Gadis kecil itu ke sebuah gubuk yang berada tak jauh dari tempat Thung Seng berada.

Di dalam gubuk, Thung Seng segera menyumpal mulut dan mengikat gadis kecil tersebut dengan baju dan celana yang tersedia di gubuk tersebut.

Ketua partai Neraka sangat marah dengan perlakuan yang diterimanya, karena baru pertama kali dalam seumur hidupnya menerima perlakuan seperti ini.

Rasa kesal dan perasaan tidak berdaya membuat Gadis kecil itu mengalirkan air matanya.

Thung Seng yang merasa bersalah kemudian menghapus air mata Gadis itu dengan tangannya.

“Gadis kecil Aku Thung Seng minta maaf, kalau Kau Aku biarkan berteriak, tentu nyawaKu bisa terancam,”ucap Thung Seng sambil menatap mata Gadis kecil itu.

Kedua pasang mata saling menatap, kemarahan di diri Ketua partai Neraka mendadak sirna setelah melihat mata Thung Seng, di sisi lain Thung Seng pun terpesona melihat keindahan mata Ketua partai Neraka.

“Gadis kecil Aku pergi dulu, pasti nanti ada yang menolongMu,”ucap Thung Seng yang kemudian keluar dari gubuk tempat penyimpanan pupuk dan peralatan berkebun.

Bersambung :))

1
Amelia
semangat terus ❤️❤️
RisingPhoenix: Terima kasih 🙏🏼🙏🏼🙏🏼, sama-sama semangat sebagai penulis 💪🏼😃👍🏼.
total 1 replies
Amelia
halo salam kenal ❤️🙏
RisingPhoenix: Terima kasih atas kunjungannya dan salam kenal juga 🙏🏼😃.
total 1 replies
ayub tambunan
ini yang bikin malas baca masa jadi anak 12 tahun giman mau berkelahi nya maaf nda jadi lanjut baca
RisingPhoenix: Terima kasih atas kunjungannya. 🙏🏼.

Justru di situ uniknya cerita ini, karena dengan tubuh istimewanya serta kungfunya yang naik dengan cepat serta interaksi yang unik dengan burung besar 🙏🏼😃.
total 1 replies
jaka saba jati
katanya pek liong...knapa manggilnya tung seng
RisingPhoenix: Pek Liong nama pemberian ketika Dia tidak tahu nama aslinya, sedangkan Thung Seng adalah nama aslinya.

Terima kasih sudah berkunjung membaca 🙏🏼🙏🏼🙏🏼.
total 1 replies
Membo 69
cocok judulnya pendekar bloon😆😆😆
RisingPhoenix: 😂😂namanya juga lupa ingatan jadi minim pengalaman 😃😃😃😅🙏🏼
total 1 replies
Membo 69
kalau alur cerita ada POV sepertinya kurang apik Thor..Napa ngga dijadikan satu dgn. plot ceritanya .seakan terkesan cerita dipaksakan jadinya🥱
RisingPhoenix: Baik, terima kasih atas sarannya 🙏🏼
total 1 replies
Membo 69
jgn diulang ulang kalimat yg sama..dan kosakata juga perlu dibenahi bro
Razali Azli
cerita novel dah menarik. tapi nama² watak sangat tidak menarik. saranku thor, akan datang atau jika ada novel baru usahakan agar nama watak dan tempat dijadikan lebih baik.
RisingPhoenix: Razali Azli, terima kasih atas masukannya 🙏🏼
total 1 replies
RisingPhoenix
Terima kasih 🙏🏼🙏🏼🙏🏼😃
Ismaeni
lanjut thor,ceritanya menarik
RisingPhoenix: Terima kasih atas dukungannya @ismaeni 🙏🏼
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!