Hati istri mana yang tidak sakit, tiba-tiba suami membawa istri barunya. Adelia, berniat untuk balas dendam. sebelum dirinya meninggal sang suami, tetapi istri baru sang suami diam-diam memiliki rahasia. Apakah terbongkar rahasia istri kedua, sebelum Adelia pergi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aira azahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana
Devi,menghela nafas beratnya dan duduk di kursi tempat kerjanya. Pagi-pagi moodnya hancur berantakan, belum lagi menghadapi pekerjaan.
"Ciyeeehhh...Yang habis liburan". Kekehnya Ratna, teman kerjanya.
"Pastilah bersenang-senang dengan,pak Alfan". Bisik Sella, menggoda temannya.
"Diamlah,jangan ada yang tau? Jika sampai orang lain tau,aku bisa kehilangan pekerjaan ini dan mas Alfan bisa dipecat atau turun jabatan. Gak mau lagi,jadi miskin". Devi, memperingati temannya.
"Tenang saja,kami pasti tutup mulut". Sahut Ratna,yang ikut mendukung dalam hubungan temannya. Berkat mereka berdua, Devi bisa menikah dengan Alfan. Tak lupa Devi, mentraktir temannya ini.
"Aku ingin sekali menyingkirkan ibunya,mas Alfan. Dia salah satu penghalang ku, setelahnya baru istri pertamanya. Geram sekali tau,". Gerutu Devi,berdecak kesal. "Baru beberapa hari 1 atap, macam-macam masalah yang aku hadapi. Belum ibu mertua, belum lagi istri pertamanya yang banyak mau dan cerewet".
"Ha? Jadi pak Alfan,belum menceraikan istri pertamanya". Sella dan Ratna, terkejut mendengarnya.
"Hussssttttt... Pelan-pelan bodoh, untuk saat ini. Istri pertamanya masih bertahan, untuk mengurus ibu mas Alfan. Ogah banget ngurus orangtua,bukan ibuku". Kata Devi,dia cuman menginginkan Alfan dan uangnya saja.
"Hmmmmm... Aku punya ide,agar kamu bisa menyingkirkan wanita tua itu". Sahut Ratna, tersenyum smrik.
"Benarkah, Ratna!". Devi, langsung tersenyum sumringah mendengarnya. "Lalu,apa ide cemerlang mu itu? Beritahu aku sekarang juga,aku tidak tahan lama-lama di rumah itu".
"Berikan racun, berlahan-lahan dia akan mati dan tak berdaya". Jawab Ratna, tersenyum.
"Apa? Kau gila, Ratna! Aku tidak mau masuk penjara,paham!". Devi, menggeleng kepalanya. Ide Ratna,sama saja membunuh dirinya di jeruji besi. Tidak mau,mana mungkin aku melakukannya. Sama saja aku kehilangan mas depan dan mas Alfan.
"Ratna,tidak sembarangan untuk meracun seseorang. Kasian Devi,kau ini". Sella,memutar bola matanya.
"Coba dengarkan aku dulu, istri pertamanya pak Alfan pasti memasak untuk mertuanya. Ketika dia lengah,kamu berikan racun sedikit-sedikit. Aku tau racun apa,karena aku pernah melakukannya dengan seseorang. Racun itu,cukup lama beraksi berlahan. Tetapi,pasti ibu mertua mu akan sakit-sakitan dan mati". Ratna, menjelaskan fungsi racun yang akan di berikan kepada Devi.
Devi, tersenyum sumringah dan tidak sabar melakukannya. Apa kata temannya,memang benar. Beruntung sekali dia, memiliki teman seperti ini. Selalu mendukung apa keputusannya dan memberikan solusi yang bagus.
"Bagus itu Devi, cocok untuk mu. Dimana kita mendapatkan racun itu?". Tanya Sella, cengengesan.
"Sepulang dari kerja,aku bisa mengantarmu Devi. Mau gak?". Tanya Ratna,atas tawarannya.
"Mau sih,aku pengen sekali.Tapi,mahal gak? Aku takutnya sangat mahal loh,". Devi, langsung meragukan racun itu.
"Alaha....Suamimu seorang manager, masalah uang gak masalah toh". Kekehnya Ratna, mengedipkan matanya.
"Ini masalahnya Ratna, ibu mertuaku yang memegang uang dan gajih mas Alfan". Ucap Devi, dengan lantang.
"Apa?". Teriak Ratna dan Sella, terkejut mendengarnya.
"Astaga,jangan berteriak keras". Geram Devi, menutup mulut temannya itu.
"Sungguh mengerikan sekali Devi, ibu mertuamu. Pantesan saja kamu sangat membencinya,lalu bagaimana reaksi pak Alfan? Apakah dia membelamu,". Tanya Sella, penasaran.
"Masalahnya itu,mas Alfan tunduk patuh kepada ibunya. Menyebalkan sekali,mana istri pertamanya mendapatkan uang setiap bulan 6 juta.kalian tahu,ibu mertuaku menyetujuinya. Kalau tidak mau memberikan gajih, istri pertamanya pergi meninggalkan rumah itu. Lalu, bagaimana dengan nasibku? Setiap hari melayani suami dan mengurus wanita tua itu. Ck,tak sudi rasanya". Devi, mengeluarkan unek-uneknya yang di simpan.
"Makanya turuti perkataan ku, pastilah berhasil". Bujuk Ratna, langsung di angguki Devi.
Tak sabar untuk menyingkirkan ibu mertuanya,lalu menguasai Alfan. "yah,benar sekali katamu Ratna. Kalau ibu mas Alfan, terjadi sesuatu. Sudah pastilah istri pertamanya,yang di salahkan tanpa ba-bi-bu lagi".
"Benar sekali Devi,mana mungkin kamu menyia-nyiakan kesempatan ini. Jangan lupa traktir kita-kita,". Kekehnya Sella, tersenyum manis.
"So, tidak masalah soal itu. Asalkan racun itu,manjur untuk ibu mertua tersayang". Devi, menyunggingkan senyumnya liciknya.
Mereka bertiga tertawa renyah, bersama-bersama.
Alfan,membawa Devi ke ruangannya dengan alasan pekerjaan. Apa lagi kalau bukan bermesraan, mencuri-curi waktu sementara. Kebetulan sekali Devi, ingin meminta ijin untuk pergi dengan temannya.
"Mas Alfan,aku balik nanti yah? Biasa mau jalan-jalan sama Ratna dan Sella. Gak lama kok, cuman sebentar". Cicitnya Devi, memasang mimik wajah polosnya.
"Apa sih,yang gak buat kamu. Silahkan pergi,jangan lama-lama yah". Alfan, mencubit hidung mancung istrinya.
"Terimakasih, suamiku". Devi, mengecup pipi suaminya. "Tapi,kalau ibu bertanya-tanya mengapa aku tidak pulang? Jawab saja mas,aku lembur kerja. Mas gak maukan aku salah terus di mata, ibumu".
"Oke,mas akan menuruti perkataan mu. Tapi,kali ini aja takutnya ibu curiga dengan mu. Sebisa mungkin kamu, mengambil hati ibuku". Bujuk Alfan, berharap Devi dan ibunya akur.
Apa? Aku harus mengambil hati ibu nya,ck tak sudi. Ujung-ujungnya mbak Adelia,di usir dan digantikan oleh ku.Batin Devi, begidik geli. "Ya sudah mas,aku pamit dulu. Jam istirahat siang,mau habis". Kekehnya, mengalihkan pembicaraan.
"Baiklah, jangan lama-lama perginya. Ingat itu,aku gak mau kenapa-kenapa nantinya". Alfan, mencium bibir istrinya.
Devi, pergi dari ruangan suaminya. Hatinya merasa senang, mendapatkan ijin dari suaminya.
Devi, senyum-senyum dan mendekati kedua temannya. Memberikan kode sudah mendapatkan ijin,tanpa hambatan sedikitpun.
"Makasih banyak,kalian benar-benar membantuku. Tanpa kalian aku bisa apa, coba". Kekehnya Devi, tersenyum kecil.
"Itulah gunanya teman,jangan sampai kamu melupakan kami. Ketika kami kesusahan nantinya,karena kami banyak berjasa dan menyimpan rahasia mu". Sahut Sella,melirik sekilas ke arah Ratna.
Degggg...
Mendengar ucapan Sella, seperti ancaman bagi Devi. Namun baginya tidak masalah,jika mereka membongkar rahasia di kemudian hari. Tidak dia saja yang mendapatkan masalah, tetapi mereka berdua harus ikut.
"Kalian juga yah, jangan lupa dengan jasaku". Kata Devi, sedikit menyindir mereka berdua.
"Hahahahha... Pastilah, Kitakan sahabat". Jawab mereka bersamaan,lalu melanjutkan pekerjaan masing-masing.
***************
Mobil mewah Sella, berhenti di sebuah rumah. Pagarnya menjulang tinggi,taman yang luas,rumah cukup besar dan bertingkat.
Devi,tak mempercayai seorang bernama Mbah Djan. Konon katanya,beliau orang pintar. Bisa menyembuhkan penyakit yang lama di derita,bisa di sembuhkan beberapa kali terapi.
"Devi, rumahnya mewah sekali". Bisik Sella, sepemikiran dengan Devi. Mereka menebak rumah kumuh, di tengah hutan, seperti dukun-dukun lainnya.
Nyatanya salah mbah Djan, memang beda dengan yang lainnya. "Makanya jangan sok-sokan menebak, Mbah Djan memang beda". Sahut Ratna, cekikikan tertawa.
Devi, merasakan teramat gugup sekali. Sungguh tak menduganya,dia benar-benar nekat untuk menyingkirkan ibu mertuanya.
Sadar, eling lah bu dah tua, cacat pula eh masih doyan banget harta duniawi..
Alfan berbakti siy ke ibunya cuma ga bisa kontrol nafsu syah*at nya..
Semangaat thor, ditunggu karya2 lainnya..
Tengkyuuuu..