Siapa yang menyangka seorang Gus cucu dari pemimpin pesantren bisa melakukan kesalahan yang terbilang fatal.
Zayn tak sengaja meniduri seorang gadis yang merupakan teman adiknya. gadis yang kerap kali Zayn anggap sebagai musuhnya karna perilaku dan tindakan gadis itu.
Zayn terus memaksa akan bertanggung jawab meskipun gadis itu selalu menolaknya. rasa bersalahnya tak hilang begitu saja meski gadis itu tak mempersalahkan apa yang mereka lalu.
Lantas apakah mereka akan tetap diam atas dosa yang pernah mereka lakukan tanpa sengaja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indahnya halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gara-gara lagu
Air mata Alexa tidak dapat di cegah, air matanya tak tau diri keluar di saat yang tidak tepat. "Alexa. Jangan menangis!" Hanna yang duduk di sebelahnya memeluk tubuh Alexa.
"Aku hanya kelilipan." Alexa mengerjapkan matanya beberapa kali.
"Oh, ya kemana Adam Lexa?" Kahfa bertanya dari balik kemudi, sepertinya suami Lexi itu tidak peka, dan Istrinya langsung mencubit pahanya. "Sakit Ma."
"Kahfa." Lexi mendelikan matanya, memberi kode jika ia tidak usah bertanya tentang Adam. Lexi mengetahui penyebab keponakan tirinya menangis adalah Adam. Ya karna Adam tak menjenguk Alexa menjadikan gadis itu bersedih.
"Kak Adam sedang dinas di luar kota Om. Jadi dia tidak bisa menjengukku." Alexa menunduk, lagi-lagi airmatanya berjatuhan, sial ia kesal dengan matanya sendiri.
Untung saja Zayn tidak berada di sana, jika Kahfa ada di sana bisa habis Zayn mengolok-olok dirinya. Oh ya kemana Zayn, Alexa bertanya dalam hati.
"Kemana Lula, Ann?" Yang di tanyakan di hatinya Zayn yang keluar dari mulutnya adalah Lula, benar-benar tepat dengan selogan lain di mulut lain pula di hati, malas saja rasanya menanyakan Zayn.
"Lula bersama Zayn, siapa tau bisa sambil pendekatan. Semoga saja Zayn berubah pikiran dan mau jika di nikahkan dengan Lula, tante pusing Zayn berdebat dengan Hanna, kan jika sudah menikah Zayn pasti membawa istrinya pindah. Lagi pula umur Zayn sudah dewasa sudah sepatutnya ia menikah." Lexi menjawab pertanyaan Alexa.
"Lagian Anna heran Ma sama Kak Zayn padahal dia selalu bangga-banggain Lula, dan memuji-muji Lula, tapi giliran suruh di nikahin Kakak malah ga mau. Kan aneh, bilangnya ga srek lah, hati kakak menolaklah. Ada saja alasannya." Hanna turut campur mulut mengghibah kakaknya sendiri.
"Kalo Papa sih ga heran, baik dan juga penurut saja tidak menjamin kenyaman kita sebagai seorang pria. Papa mendudung Zayn jika di awal saja hatinya menolak lalu bagai mana selanjjutnya, cinta seiring berjalannya waktu itu kenyataannya sulit di dapatkan. Lagipula lebih baik terlambat menikah dari pada terburu-buru memilih pasangan." Kahfa mengemukakan pendapatnya.
"Papa selalu membela Zayn. Setok anak gadis teman Mama sudah habis mama kenalkan semua, tapi yak satupun dari mereka membuat Zayn tertatik." Lexi benar-benar tidak tau kriteria wanita idaman putranya sendiri, selama ini Zayn belum pernah terlihat mendekati seorang gadis selain Lula, itu sebabnya ia dan suaminya merencanakan perjodohan mereka, tapi Zayn langsung menolaknya dengan alasan yang tidak masuk akal.
Hanna langsung membawa Alexa memasuki kamarnya, ia akan memantau sendiri keadaan temannya. Hanna mengira keadaan Alexa yang drop kemarin ada sangkut pautnya dengan Adam yang jarang mengabari Alexa, padahal temannya itu sangat menyayangi kekasihnya. Hanna berpikir rumit sekali orang pacaran, apakan ini juga menjadi alasan untuk Zayn tidak pernah dekat dengan wanita.
Alexa juga berpikir hubungan macam apa yang mereka jalani? Komikasi mereka tersendat juga dengan restu dari orang tua Adam yang tak kunjung di dapatnya. Bagi orang tua Adam hanya Alena yang pantas menjadi menantu mereka. Bahkan kakak-kakak Adam alias calon ipar-iparnya sangat tidak penyukai dirinya.
Hanna bermaksud menghibur temannya dengan ia mengajak Alexa untuk berkaraoke di kamarnya. Karna Alexa tengah sedih gadis itu menyanyikan lagu-lagu galau, mengatur musik di layar televisi yang sudah terhubung ke wifi.
Zayn baru saja tiba di rumahnya, ia membeli banyak makanan yang berbeda-beda, tadi ia mengantar Lula untuk jajan jadi sekalian ia membeli makan untuk adik dan teman dari adiknya. Ya meskipun Zayn tidak menyukai Alexa namun tidak ada salahnya ia berbuat baik pada teman adiknya.
Berkali-kali Zayn mengetuk pintu kamar adiknya, tapi tidak di buka sedikitpun, baik Hanna maupun Alexa tidak mendengar sama sekali ketukan pintu, mereka asik bernyanyi meskipun suara Hanna tidak enak di dengar tapi dengan percaya diri hana tetap ikut bernyanyi. Alexa yang sudah terbiasa bernyanyi terdengar sangat sempurna dengan suaranya yang merdu.
Bosan terlalu lama mengetuk pintu, buku-buka jari yang ia pergunakan untuk mengetuk pintu bahkan sudah memerah, "Mereka itu tuli sepertinya!" akhirnya Zayn membuka pintu yang tidak terkunci, dan secara perlahan Zayn membuka pintu dan langsung memperhatikan keduanya.
"Bagunkan aku dari tidur panjangkuuuuu,
sadarkan aku dari mimpi tentangmuuu,
ku salah bila ku berharap padamu,
salahku paksa kau tuk mengagumiku-"
Sebait lagu yang di nyanyikan Alexa seakan menarik paksa kenyataan, entah mengapa perasaan Zayn terasa di hempaskan secara paksa dan hatinya sedikit sesak. Zayn pergi tanpa menutup kembali pintu yang tadi sempat Zayn buka menyisakan sedikit celah sebesar ukuran tiga jari orang dewasa.
Baru kali ini Zayn merasa sebuah lagu telah menggambarkan perasaannya. Gara-gara lagu perasaan Zayn tidak baik-baik saja.
Zayn pergi, ia akan meminta Lula untuk memanggil Adik dan musuhnya itu. Moodnya memburuk karna suara merdu teman adiknya.
