Seorang pria yang terdampar ditengah hutan dan mengalami luka parah akibat mobilnya masuk ke dalam jurang.
saat ia tersadar, ia sudah berada didapam sebuah bilik yang ditemani oleh wanita cantik.
Siapakah Wanita itu? dan apakah ia akan selamat, serta dapat kembali ke rumahnya dan mengungkap siapa yang telah membuatnya berada didalam jurang?
Ikuti kisah selanjutnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tiga
Kenzo menghentikan lonjakannya saat mengetahui sang tikus telah pergi dan berlari di atas lantai tanah yang lembab, menuju sebuah lubang kecil yang merupakan sarangnya.
Sesaat ia menyadari jika ia kini polos tanpa sehelai benangpun, dan membuat sang wanita membuang pandangannya dengan memunggunginya.
Melihat hal itu, Kenzo berusaha ingin mengerjai sang wanita. Bukankah saat malam tadi ia yang mengganti pakaiannya, tentu saja wanita itu sangat jelas melihat onderdilnya, dan sekarang bersikap malu-malu.
Pemuda itu berjalan menghampiri sang wanita, masih tanpa sehelai benangpun.
"Stop! Pakai kembali pakaianmu," titah Sang gadis memperingatkan.
Namun ternyata Kenzo tidak menggubrisnya, dan ia semakin mendekatinya.
"Berhenti! Atau aku akan berbuat kasar padamu!" hardik gadis itu, dengan nada penuh penekanan.
"Mengapa kau begitu munafik, bukankah malam tadi Kau yang mengganti pakaianku, dan pastinya kau sudah melihat itu semua," ucap Kenzo dengan nada mencibir.
"Aku tidak melihat onderdilmu, lagian barang segitu kecilnya juga dibanggain dan merasa paling--wow," balas gadis tersebut.
Seketika Kenzo merasa terhina dengan apa yang dikatakan gadis itu.
Ia membolakan matanya, dan ia tidak terima dengan segala ucapan wanita tersebut.
"A-apa? Kau katakan rudalku kecil? Kau belum melihatnya ketika sedang bangun dan jika kau sudah merasakannya, maka kau tidak akan berhenti meminta," ucap Kenzo kesal, kemudian mempercepat langkahnya untuk menyergap sang gadis yang ia anggap hanya seorang gadis lemah yang sangat mudah ia taklukkan.
Namun, baru saja ia berjarak semeter dari sang wanita, sebuah tendangan mendarat di perutnya dan membuat Kenzo terpental, dan...
Braaaak...
Tubuh kekar itu membentur dinding gubuk yang rapuh tersebut, dan...
"Aaaaaaarrrgh..." suara erangan kesakitan menggema didalam gubuk yang berukuran sangat kecil tersebut.
Tubuh kekar pemuda itu mendarat dilantai tanah, masih dengan tubuh polosnya yang mana bokongnya harus rela terkena oleh tanah basah dan membuatnya kembali kotor.
Dan untungnya dinding tersebut tidak roboh, sedangkan sang pemuda meringis kesakitan.
"Siaaal! Mengapa kau begitu sangat kasar? Kau tidak tahu siapa aku, hah?" Pemuda itu terlihat berang.
"Kau hanya seorang pecundang, dan aku juga tidak perduli dengan siapa dirimu!" Balas gadis itu, kemudian berjalan mendekati Kenzo yang masih meringis kesakitan, sembari memegangi bokongnya.
Wanita itu mengambil kain penutup sang pemuda yang terlepas dilantai dengan menggunakan jemari kakinya, lalu dengan mudah melemparkannya ke arah sang pemuda.
Wuuuush...
Kain itu mendarat tepat diwajah Kenzo, dan semakin membuat pemuda itu kesal.
"Dasar--Kau! Awas saja Kau, jika aku sembuh nanti, akan ku balas semua perbuatanmu!" maki Kenzo geram.
Bukannya marah, wanita itu justru tersenyum mencibir kepada Kenzo, yang ia anggap sebagai anak laki-laki yang cengeng baginya.
Pemuda itu menghela nafasnya, ia memandang wanita itu dengan perasaan penuh kesal.
"Kembali keranjangmu, aku akan mengobati lukamu," titahnya, mengabaikan makian Kenzo kepadanya.
Sesaat sang pemuda terdiam. Ia baru menyadari jika ternyata gadis itu sedang membawa sebuah mangkuk yang berisikan ramuan herbal.
Kenzo masih termangu, dan diam ditempatnya.
"Apakah selain to-lol, kau ini juga tuli? Sehingga apa yang aku katakan padamu tidak Kau dengar?" cibir sang gadis dengan nada geram.
Pemuda itu membolakan kedua matanya. Bagaimana mungkin gadis yang tinggal dihutan itu dengan mudah menghinanya, sedangkan ia adalah orang yang paling ditakuti di dunia persaingan bisnis.
"Hei.. sopan lah terhadapku, aku memiliki banyak uang, dan aku bisa membelimu jika aku mau!" ungkap Kenzo kesal, sebab ia sudah jengah dengan segala hinaan dari sang gadis misterius.
Gadis itu berbalik menatap Kenzo dengan tatapan tak suka. "Jika begitu, obati sendiri saja lukamu! Jangan pernah merengek meminta bantuanku!" hardik sang gadis dengan sangat marah.
Kemudian ia melemparkan wadah yang terbuat dari tempurung kelapa tersebut, dan....
Wuuuuusssh...
Tempurung kelapa itu melayang mengarah kepada Kenzo, dan...
Kleeeeetaaakk....
Suara tempurung kelapa mendarat tanpa tertumpah sedikitpun dan berada tepat dihadapan Kenzo yang masih termangu melihat kemarahan sang gadis.
Dengan rasa penuh kekesalan, gadis itu bergegas keluar dari dalam gubuk dan meninggalkan Kenzo seorang diri.
Melihat gadis itu pergi dengan penuh amarah, Kenzo tersadar jika ia telah membuat sebuah kesalahan besar dengan berkata berlebihan, dan seharusnya ia berterima kasih karena telah ditolong dan diselamatkan dari kematian.
Gadis itu menghilang secepat kilat, bahkan baru saja ia keluar, namun sudah tidak terlihat dalam kerlingan mata saja.
Kenzo menarik nafasnya dengan dalam. Ia memungut wadah ramuan herbal tersebut. Ia ingin mengoleskannya, namun tidak tahu caranya, dan ia menyesal telah melukai perasaan gadis tersebut, dan hal itu membuat Sang Pemuda berniat untuk meminta maaf.
Pemuda itu berusaha untuk bangkit dari lantai. Namun, tendangan yang dilakukan oleh sang gadis yang mendarat tepat diperutnya, membuatnya merasakan sakit yang luar biasa, dan saat ia memaksa untuk bangkit, pandangannya berkunang dan perlahan semakin samar, sehingga membuatnya semua tampak menggelap, lalu....
Braaaaaak...
Ia kembali limbung ke tanah, lalu tak sadarkan diri.
Sementara itu, gadis misterius yang bernama Adhisti, menuju sebuah anak sungai yang berair jernih. Didekatnya terdapat sebuah pohon besar yang mana air itu melintasi akar pohon.
Adhisti memasukkan kedua kakinya yang mulus ke dalam air yang jernih tersebut, lalu menyibaknya dengan mengayunkan kedua kakinya.
Perlahan ia membuka penutup wajahnya. Ia bercermin menggunakan air yang jernih, lalu memegang bagian pelipis kiri hingga menuju ke pipi, tampak sisik menyerupai sisik ular dengan warna keemasan yang hampir menutup sebelah wajahnya, sehingga ia harus menggunakan penutup wajah untuk menyembunyikan wajahnya yang terlihat sangat mengerikan.
Namun, jika ia menutup bagian yang bersisik, maka wajah sebelah sisi kananya terlihat jauh berbeda, ia sangat begitu cantik rupawan, dan andai saja sisik itu tidak ada, maka ia adalah wanita paling cantik yang pernah ada.
Sesaat ia tersentak. Lamunannya terpecah saat merasakan sesuatu bergetar didalam dadanya. Bayangan akan pemuda tersebut jauh menembus penglihatannya. Ia bergegas memakai kerudung dan penutup wajahnya, lalu melesat bagaikan kilat menuju gubuk--tempat dimana ia meninggalkan sang pemuda.
Sesampainya didalam gubuk, ia melihat pemuda itu terkapar dilantai dan tak sadarkan diri.
Dengan cepat ia menghampiri sang pemuda, lalu mengangkatnya. "Dasar b0doh!" makinya dengan kesal, lalu mengambil cawat yang terlempar dilantai dan mengenakannya kepada pria itu.
Namun, ia tertegun sesaat, ketika melihat darah keluar dari sudut bibir pemuda itu. Ia memeriksa perut Kenzo dengan seksama, ternyata terjadi pendarahan, dan kulitnya tampak lebam.
Sepertinya ia begitu sangat keras saat melakukan tendangan barusan.
Ia meraba perut tersebut, lalu menempelkan telapak tangannya, tepat pada perut pemuda yang terlihat lebam tersebut.
Adhisti memejamkan kedua matanya, ia mengalirkan energi positif yang berasal dari tenaga dalamnya, kemudian ia alirkan ke dalam tubuh Kenzo.
Perlahan pemuda itu terbatuk, lalu tersadar dari pingsannya. Ia mengerjapkan kedua matanya, dan memandang sang gadis yang ternyata telah kembali, dan ia merasakan jika kepalanya berada diatas pangkuan Adhisti.
Gadis itu dengan cepat menyingkirkan tangannya yang mendarat diperut sang pemuda.
"M-maaf, terimakasih sudah menyelamatkanku," ucap Kenzo sembari mengulurkan tangannya dengan lemah kepada sang wanita yang tampak diam mematung, tatapannya terlihat dingin dan tidak begitu perduli dengan ungkapan sang pemuda.
Kenzo terdiam, lalu kembali menarik uluran tangannya yang tidak bersambut.
Mengingat ia berada ditempat yang asing dan sedang bersama sosok wanita yang sangat misterius, maka ia mencoba mengerti akan situasi saat ini, namun tetap bersikap waspada.
Kenzo kembali berusaha untuk bangkit, dan kali ini dibantu oleh Adhisti, namun masih dengan mode diam.
"Pergilah ke dipan, aku akan mengobati lukamu!" titah Adhisti, masih dengan nada datar dan terkesan dingin.
Pemuda itu menganggukkan kepalanya dengan lemah, tak ada lagi bantahan, dan ia berjalan terseok dengan langkahnya yang terasa berat--menuju dipan usang yang tak jauh dari tempatnya berdiri.
Sesampainya didipan tersebut, Kenzo membaringkan tubuhnya, ada banyak terdapat luka robekan yang ia dapatkan saat terjatuh didalam jurang sore semalam, dan juga tendangan berhadiah dari wanita misteriusnya.
"Siapa namamu," tanya Kenzo bersikap ramah, saat melihat Adhisti yang kini sudah duduk ditepian dipan.
Entah mengapa hatinya begitu tertarik ingin mengulik siapa tentang wanita dihadapannya. Meskipun wanita itu menggunakan penutup wajah dan yang terlihat hanya dua bola matanya dengan manik kebiru-biruan dan menambah kesan eksotis dari si pemilik bola mata indah tersebut.
"Apa pentingnya bagimu sebuah nama," ucap Sang Gadis yang terlihat tidak ingin jati dirinya diketahui oleh Kenzo.
Lagi-lagi pemuda itu harus menelan salivanya, sebab jawaban gadis tersebut masih saja tetap dingin terhadapnya.
Terlepas dari itu semua, ia mengambil ramuan yang tampak dedaunan yang dilvmatkan dan diletakkan dalam wadah tempurung kelapa, sebab tidak ada perabotan apapun yang terlihat.
Ia mengoleskan ramuan itu pada luka yang hampir merata disekujur tubuh pria tersebut.
Meskipun sikapnya begitu dingin, namun sentuhannya terasa begitu hangat. Ia terlihat begitu cekatan menyapu ramuan herbal itu disetiap luka yang terdapat ditubuh pemuda itu.
Kenzo merasakan sensasi yang begitu berbeda. Kulit sang gadis begitu terasa lembut, bagaikan kulit bayi yang baru lahir.
Selama ini ia begitu menutup dirinya dari makhluk bernama wanita, namun pertemuan tanpa sengaja dengan sosok gadis misterius tersebut, membuat kebekuannya selama ini mencair, ia ingin mengenal wanita yang telah menyelamatkannya.
"Apakah kau tinggal sendirian disini?" Tanya Kenzo lagi. Sepertinya ia tidak jera dengan tanggapan dingin dari sang gadis.
"Mengapa Kau terlalu banyak bertanya dan sangat cerewet," tukas sang gadis yang masih saja datar menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan oleh Kenzo.
"Kamu mengapa begitu sangat galak sekali? Bukankah ada istilah yang menyebutkan, jika malu bertanya sesat dijalan? Nah, saat ini aku sedang tersesat, dan aku ingin bertanya denganmu, hanya itu saja," tukas Kenzo mulai kesal.
Jika bukan karena ungkapan terimakasih telah diselamatkan, maka ia lebih tidak ingin berlama-lama ditempat ini, sebab ada banyak yang harus dikerjakannya.
"Setelah kau sembuh, pergilah dari sini dengan segera, dan jangan pernah kembali lagi kemari! Anggap saja kita tidak pernah bertemu," ucap Sang gadis dengan nada datar.
itu Usman di bacain Yasin aja pak yai.... dan liat reaksinya kayak gimana.. itu Usman jadi-jadian deh....
jangan-jangan tubuh nya si Kusman yg sdh di telan itu di lepeh lg tuh trs di sambungin dg kepalanya dn di hidup kan kembali ,,, dh kaya zombie donk yaa 😱😱🤣
di saat menunjukan siapa senernya lgsg ngacir dan itu membuat sang wanita jd memilih yg lain krn saat melihat penampakan wanita setwngah buaya dia g takut
nahhh tau kan kisah asih buhul gaib
masak Kusman dikeluarin lagi dari perut Sobo...?? biasanya juga kalau ada yang tertelan ular, perut ularnya yang di bedah.