NovelToon NovelToon
Mengulang Waktu: Menyelamatkan Keluargaku

Mengulang Waktu: Menyelamatkan Keluargaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Keluarga / Romansa / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: GadihJambi

Putri seorang Duke pada zaman abad pertengahan terkejut saat terbangun dari pingsannya di saat pesta debutantenya di kalangan sosialisasi bangsawan kelas atas. Ia kembali mengulang waktu setelah mati dibunuh suami dan selir sang suami saat akan melahirkan bayinya. Sang putri bertekad akan membalas perbuatan mereka dikehidupan lampau dengan pembalasan yang sangat kejam bagi akal sehat manusia pada zaman itu.

Berhasilkah ia membalas kejahatan mereka dikehidupan yang kedua ini?
Akankah ia berhasil menyelamatkan keluarganya dari tragedi pembantaian yang didalangi suaminya di kehidupan lampau?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GadihJambi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Diagnosis Leona

Ruby dan Leona mendongak kearah gerbang besar didepan mereka bergerak secara perlahan. Suara telapak kaki kuda terdengar hingga sosok yang sangat Ruby rindukan menampakkan wujudnya yang dingin dan datar dari atas kudanya.

"Si...,"

"Kakak!!" seru Ruby cepat dan memotong ucapan Jenderal David yang awalnya ingin bertanya siapa mereka yang berani menggunakan plakat resmi milik keluarganya.

Mata Jenderal David memicing tajam dengan alis hampir bertaut karena merasa tidak asing dengan suara yang memanggilnya.

"Kakak, kau tidak merindukan aku?" panggil Ruby lagi sambil melompat turun dari atas kudanya.

Glek

Jakun Jenderal David naik turun, jantungnya berdebar kencang, pipinya memanas, matanya mulai berkabut saat Ruby dengan santai membuka cadarnya dihadapan pria tampan yang dingin tak tersentuh itu.

Brug!

Suara lompatan pria itu dari atas kudanya ke tanah membuat debu beterbangan. Dengan langkah kaki yang panjang dan gerakan yang cepat Jenderal David langsung meraih tubuh sang adik kedalam pelukannya.

"Princess, kakak merindukanmu!" bisik Jenderal David dengan suara serak begitu tubuh mungil Ruby tenggelam dalam pelukannya.

Leona, Steven, dan beberapa prajurit yang berjaga diatas benteng terkejut melihat sikap Jenderal mereka yang memeluk seorang wanita yang wajahnya tidak kelihatan karena terhalang oleh tubuh besar sang Jenderal.

Steven mengerutkan keningnya karena heran dan bertanya-tanya dalam hati siapa yang Jenderal nya peluk dengan erat tersebut. Setahu pria itu, selama bersama sang Jenderal, tidak pernah sedikitpun ujung jari pria dingin tersebut bersinggungan dengan sesosok yang namanya perempuan kecuali Yang Mulia Duchess dan Nona muda mereka.

Jenderal David menciumi wajah Ruby dari kening dan kedua pipinya bertubi-tubi sehingga membuat Ruby terkekeh geli yang mana membuat para prajurit yang melihat kejadian tersebut melongo syok tidak percaya.

"Kakak, sudah! Kau membuat aku menjadi tontonan mereka!" kekeh Ruby dengan menunjuk kearah belakang dan atas sang Jenderal.

"Ck, kakak tidak peduli! Pakai kembali cadar mu, Princess! Kakak tidak mau mata-mata laki-laki di tempat ini melihatmu dengan tatapan lapar!" decak Jenderal David dengan wajah setengah kesal memikirkan reaksi para prajurit ditempat ini saat melihat wajah cantik sang adik.

"Hehehehe, kakak sama saja dengan ayah yang selalu posesif, tapi aku suka!" kekeh Ruby sambil memasang kembali cadarnya.

"Tentu saja, kau adalah permata hati kami semua! Tidak seorangpun yang bisa menyakitimu selagi ada kakak yang akan menjagamu, Princess!" sahut Jenderal David dengan memeluk kembali tubuh mungil sang adik dengan erat.

Keduanya berjalan menuju kuda masing-masing dan Jenderal David memberikan perintah untuk membuka gerbang lebar-lebar dengan Ruby dan Leona berjalan bersama kuda mereka mengikuti sang Jenderal muda.

Bisik-bisik para prajurit yang berjaga dipintu depan membicarakan siapa perempuan yang datang kedalam benteng besar Markas Elang yang wajahnya tertutup itu kecuali matanya yang terlihat tajam bak elang yang siap mematuk mangsanya.

"Sir Steven, kau terlihat lebih kurus dari waktu terakhir kita bertemu," tegur Ruby pada salah satu tangan kanan sang kakak tertua.

"Si-siapa anda? Bagaimana anda bisa tahu nama saya?" tanya Steven dengan wajah terkejut dan merasa tidak asing dengan suara yang menyapanya itu.

"Ck, tidak hanya bertambah kurus, kau juga mulai pikun, Sir Steven!" decak Ruby sinis terang-terangan menyindir pria itu.

Sedetik, dua detik, tiga detik, Steven berseru kencang saat sadar suara yang ia rasa tidak asing.

"N-nona muda!!!" serunya kencang dengan wajah syok bercampur tidak percaya.

"Ck, kakak! Tangan kananmu ini ganti saja, dia lambat mengenali Nona nya sendiri!" decak Ruby mengomel kesal sambil mengadu manja pada sang kakak.

"Ampun saya, Nona! Saya benar-benar tidak tahu kalau itu adalah Nona! Saya tidak tahu jika perubahan Nona sungguh berbeda dari ingatan saya selama ini sehingga saya tidak bisa mengenali Nona!" rengek Steven dengan wajah ketakutan yang tidak sesuai dengan tubuh besar dan sikap tenang nya selama ini.

Ruby cekikikan disamping sang kakak melihat Steven merengek seperti anak kecil dengan badan besarnya itu sehingga Jenderal David geleng-geleng melihat keusilan sang adik yang rupanya tidak hilang.

Tidak hanya Ruby, Leona ikutan menahan tawa dibalik cadarnya melihat sikap tidak biasa tangan kanan sang Jenderal yang selama ini ia hormati itu.

Jenderal David dan Steven bahkan tidak tahu jika perempuan yang sama-sama memakai cadar seperti Ruby adalah bawahan mereka dimiliter Caleste yang selama ini mereka kenal.

Dari kejauhan seekor kuda berlari kencang hingga debu-debu beterbangan dengan prajurit menunggang kuda tersebut.

"Jenderal, Dokter Salomon mencari anda! Panglima kritis, Jenderal!" teriak prajurit tersebut begitu kudanya mendekati mereka.

"Apa?? Princess, ayo cepat ikuti kakak!" ucap Jenderal David agak kencang dengan wajah panik dan tidak lupa mengajak sang adik.

Ruby sama kaget nya dengan laporan prajurit tersebut dan tanpa banyak tanya ikut memacu kudanya agar berlari kencang mengikuti sang kakak. Leona melakukan hal yang sama karena yakin jika dirinya bisa membantu apa yang mereka takutkan.

Ketakutan kembali terlihat dalam sorot mata Ruby, bayangan kilasan dimasa lalu bermunculan sehingga jantung gadis itu berdecak kencang dengan tangan gemetaran menggenggam tali kekang kudanya.

Mereka sampai didepan tenda besar yang dijaga beberapa prajurit. Ruby lompat turun dan berlari memasuki tenda tersebut bersama sang kakak tertua dengan diikuti Leona dan Steven.

Didalam tenda Dokter Salomon sedang menangani sang kakak yang kulit putih tidak ada warna dengan Steve berdiri di sisi kiri memegang bejana yang berisi air hangat dan kain kecil.

"Dokter, apa yang terjadi? Bagaimana keadaan Deon?" tanya Jenderal David dengan hati cemas.

"Jenderal, saya tidak tahu mau berkata apa? Kondisi Panglima saat ini sangat memprihatinkan dan kemungkinan besar racun di panah itu mulai menyebar ke anggota penting dalam tubuh Panglima!" jawab Dokter Salomon dengan jujur.

"Menyingkir kalian semua! Leona, cepat periksa keadaan kakakku!" teriak Ruby dengan keras sehingga membuat dokter Salomon dan Steve terkejut dengan kehadirannya yang tidak mereka kenal.

Ruby mengangkat telapak tangannya dengan mata yang menyorot tajam dan penuh intimidasi yang kuat sehingga semua orang yang ada didalam tenda tersebut mematung tidak bisa bersuara dengan aura intimidasi yang gadis itu keluarkan termasuk Jenderal David sang kakak tertua.

Leona yang mengerti berjalan mendekati ranjang Panglima Deon dan menyentuh pergelangan tangan sang Panglima yang dingin seperti es. Mata batin Leona menerobos masuk menelusuri aliran darah ditubuh Panglima Deon mencari jenis racun apa yang saat ini menggerogoti tubuh sang Panglima.

"Nona, kita membutuhkan getah bunga osmanthus yang berwarna biru keputihan dipinggir nya! Hanya saja, bunga osmanthus yang berwarna itu sangat jarang ditemui karena bunga tersebut hanya bisa tumbuh setahun dua kali didaerah lembab dan dingin. Sementara itu, keadaan sang Panglima sangat mendesak sekali karena ketahanan tubuhnya hanya bisa bertahan selama dua puluh empat jam!" ucap Leona panjang dengan suara tercekat menyampaikan kondisi Panglima Deon yang sebenarnya.

Deg

Bersambung...

1
Lala Kusumah
wow kereeeeeennn pendengaran Ruby , hati-hati ya Rubi n Steven 🙏🙏😍😍💪💪
Lala Kusumah
hati-hati Ruby 🙏🙏😍😍🥹🥹
Lala Kusumah
duh jangan sampai terjadi apa-apa sama kak Deon dong 🙏🙏
NoviTa jungkook
dari jambi ya thor?
GadihJambi: Jerambah bolong kak,
NoviTa jungkook: di mana jambi nya, sya dri jambi juga
total 3 replies
Rini N
Luar biasa
Asmarni Marni
semangat thorr up yg bnyk
Asmarni Marni
Luar biasa
Ivy
Thor, gimana sih? Kok blm update lagi? 😩
GadihJambi: Sabar ya, soalnya masih ngerjain tugas di dunia nyata dulu alias nyupir dan masak/Joyful//Joyful/
total 1 replies
Naruto Uzumaki
Senang banget bisa menemukan karya bagus kayak gini, semangat terus thor 🌟
Mecca
Bikin terharu sampai mewek.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!