NovelToon NovelToon
Ayudia (Penakluk Hati CEO)

Ayudia (Penakluk Hati CEO)

Status: tamat
Genre:Tamat / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:337.3k
Nilai: 5
Nama Author: hermawati

Tak sengaja menolong gadis dari tindakan pelecehan, membuat Benedict merasakan debaran tak biasa.

Diusianya hampir tiga puluh tahun, belum pernah merasakan namanya jatuh cinta yang sesungguhnya membuat logikanya tumpul seketika.

Hasrat ingin memiliki semakin besar setiap harinya, namun jabatannya sebagai CEO di negeri nan jauh, membuatnya dilema, apakah harus mengorbankan karirnya atau mengejar gadis pujaannya.

Manakah yang akan dipilih oleh seorang Benedict Johnson Wright?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hermawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

sebelas

Rama menghubungi Benedict dengan ponselnya, "Halo,  Rama kira-kira dong, Lo nggak tau apa, disini masih gelap, kalau nggak penting, abis Lo," ucap lelaki nan jauh di sana kesal, ia bahkan menguap lebar.

"Sorry Ben, gue ada perlu penting, bisa gue video call,"

Walau kesal Benedict menuruti sahabatnya yang sudah mengganggu tidurnya.

Video call sudah tersambung antara keduanya, terlihat Benedict dengan muka bantal, bertelanjang dada hanya mengenakan celana bokser hitam, terlihat kamar mewah di sana, "Ben gue saranin Lo pake baju deh,"

"Ribet Lo, udah ganggu tidur gue, sekarang ngatur gue segala, Lo mau gue kirim ke Afrika aja, cepetan Lo mau laporan apa? Kalo nggak penting, awas Lo!"ancamnya.

"Santai bro, gue cuman nanya Lo kapan kesini?"

"Ya ampun nggak penting banget nanya gitu, kan bisa nanya besok aja Rama, gue baru tidur bangsat," makinya kesal.

"Bukannya ada George yang bantuin Lo,"

"Dia lagi ribet ngurusin tugas akhirnya, gue nggak bisa cepet-cepet kesitu,"

"Emang Lo nggak kangen sama cewek Lo?"

"Kangen lah gila, gue disini bawaannya pengen ngamuk Mulu, gue hampir gila rasanya, kalau gue nggak mikirin nasib karyawan mending gue tinggalin nih perusahaan sialan ini,"

"Gitu-gitu perusahaan rintisan kakek moyang Lo, seenggaknya Lo jaga lah, jangan sampai bangkrut,"

"Lo ngomong gampang, Lo bayangin gue baru mulai hubungan sama cewek gue, belum sampai dua puluh empat jam, gue mesti pisah lama-lama, nahan kangen berat bro,"

"Iya deh iya, yang jadi ABG labil lagi, tapi kalau kangen kenapa Lo nggak hubungin dia?"

"Sengaja gue, kalau gue denger suaranya, entar gue malah nekad nyamperin dia kesitu, gue mau selesaikan urusan disini secepatnya,"

"Ben, serius Lo nggak mau pake baju dulu,"

"Berisik Lo protes Mulu, jangan bilang Lo naksir sama perut kotak-kotak gue, dih geli gue,"

"Gue juga punya kali Ben,"

"Udah cepetan Lo mau ngomong apa? Gue ngantuk banget," ujarnya menguap lebar, "besok pagi gue ada meeting penting"

"Iya ini mau ngomong, tapi bentar ya, gue mau keluar dulu," ujar Rama menghilang dari layar, terganti dengan latar sofa di ruang kerja lelaki itu.

"Eh bangs*t main tinggalin aja, beneran gue kirim ke Afrika Lo Rama," ungkap Benedict marah.

Namun apa yang terlihat di layar saat lelaki itu selesai mengumpat sahabatnya, membuatnya tertegun.

"Hai mas Ben, apa kabar?" Sapa Ayudia melambaikan tangannya.

Benedict masih tertegun memandangi layar laptopnya, terlihat ada gadis yang ia sangat rindukan di sana, bahkan untuk berkata-kata lidahnya terasa kelu.

Ayudia melambaikan tangannya, "mas kok diem sih? Nggak seneng Ayu hubungin ya?" Tanyanya sedih.

Benedict menggelengkan kepalanya, wajahnya berubah sumringah, "nggak ay, aku seneng liat kamu kok, aku kangen banget sama kamu,"

Ayudia hanya tersenyum memperlihatkan lesung pipinya, hal itu membuat Benedict semakin gusar, ia tau hanya dengan melihat senyum itu, ia akan menjadi semakin gila.

Melihat lelaki itu hanya diam memandangnya, Ayudia angkat bicara, "mas Ben, boleh Ayu tanya?" Diseberang sana Benedict mengangguk, "ingat waktu Ayu menginap di apartemen mas Ben?" Lagi-lagi Benedict hanya mengangguk, "apa maksud mas Ben kirim uang ke rekening Anin? Apa itu bayaran karena mas Ben udah jamah Ayu? Walau nggak sampai mengambil mahkota Ayu sih, tapi kok Ayu ngerasa tak ubahnya seorang ****** ya!"

Mendengar hal itu Benedict menggeleng, "Ay kok ngomong gitu, aku hanya ingin kasih hadiah ke adik-adik kamu kok, nggak ada maksud apapun, aku tulus sayang dan cinta sama kamu, nggak ada maksud seperti yang kamu tuduhkan ke aku," ungkapnya menjelaskan.

"Tapi Ayu nggak terima mas Ben kayak gitu, secara nggak langsung, kamu bayar aku buat melayani nafsu kamu,"

Benedict tertegun mendengar ucapan gadis yang ia cintai, "ay please jangan punya pikiran kayak gitu, aku beneran cinta sama kamu, dan aku nggak bermaksud buat bayar kamu, please kamu jangan punya pikiran kayak gitu,"

"Ayu sadar diri sih mas, udah ya mas, ayu mau pulang dulu, uang lima juta itu, aku titipin mas Rama, makasih ya udah pernah nolong Ayu,"ujarnya mengakhiri panggilan.

Ayudia segera keluar dari ruangan itu untuk menemui Rama dan menitipkan amplop berisi uang lima juta untuk Benedict, dan segera pamit untuk pulang.

Sepeninggal Ayudia, ponsel Rama berdering, ada Benedict yang menghubunginya, "mana Ayu?"tanyanya diseberang sana tanpa berbasa-basi,

"Ayu baru aja balik, terus dia nitipin amplop buat Lo, kayaknya duit, emang ada apa sih Ben?"

Berbagai umpatan lelaki itu lontarkan di seberang telepon, membuat Rama sampai menjauhkan ponselnya, setelah dirasa sahabatnya tenang, Rama angkat bicara, "udah selesai mengumpatnya Ben? Ada apaan si kenapa Lo tiba-tiba ngamuk?" Tanyanya.

"Gue kesitu secepatnya,"selesai mengucapkan itu, Benedict langsung mengakhiri panggilannya sepihak.

"Kenapa sih Ben?"ucap Rama dalam hati.

Disisi lain Ayu sedang dalam perjalanan pulang menaiki angkutan umum, matanya berkaca-kaca, entah mengapa ia merasa di rendahkan oleh pacar pertamanya.

Harga dirinya terluka, ia bagai ****** yang di bayar oleh lelaki yang sudah ia layani.

Beruntung angkutan yang ia tumpangi sedang sepi penumpang, sehingga ia tak malu jika menangis.

Ponsel di tasnya bergetar, ia mengecek siapa yang menelponnya, tertera nomor asing di sana, ia segera menggeser tanda hijau ke atas,

"Halo," ucapnya lembut,

Dari seberang sana, terdiam sejenak, "Ayu, ini aku please jangan tutup telpon dari aku," ada jeda sejenak,"Ay, maaf kalau tersinggung dengan perbuatan aku, tapi aku beneran cinta sama kamu, nggak ada maksud apapun, aku hanya ingin kasih hadiah buat adik-adik kamu," jelasnya.

Ayudia hanya diam mendengarkan, tak ada ucapan apapun keluar dari mulutnya, hal itu membuat Benedict semakin gelisah di seberang sana, "ay, please jangan diem aja,"

"Maaf mas, aku lagi di angkot, udah dulu ya, aku mau turun," Ayudia menutup telponnya sepihak.

Di belahan bumi lain, Benedict meremas ponselnya, ia tak bisa menahan amarahnya.

Lelaki itu menghubungi Asistennya, ia memerintahkan agar rapat di ajukan secepatnya, ia tak peduli, seluruh peserta rapat akan protes.

Tak lupa ia menghubungi sepupunya, untuk ikut menghadiri rapat, sepertinya ia terlalu santai mengajari sepupunya itu.

Benedict butuh mendinginkan pikirannya, ia bergegas mandi, di hari yang masih gelap.

Di sisi lain Ayudia yang baru tiba di rumahnya, membersihkan diri, si kembar yang sudah sembuh dari luka khitan nya sedang mengunjungi rumah Samsul bersama Anin tadi pagi, untuk menghabiskan sisa waktu liburannya di rumah sepupunya itu, di sana juga masih ada bude .

Ayudia yang sudah membersihkan diri, membuka kembali ponselnya, tidak ada notifikasi apapun.

Gadis itu mengirim pesan pada Benedict,

+1478xxxxx

Mas Ben, maaf sepertinya memang sebaiknya kita lebih baik nggak bersama, biar mas Ben bisa fokus kerja di situ, dan Ayu juga fokus kerja di sini, uangnya udah Ayu titipin mas Rama, jadi mohon di terima kembali, terima kasih sudah hadir di hidup ayu.

Gadis itu menghela nafas lega setelah pesannya terkirim, meskipun masih belum cek list dua berwarna biru.

Alasannya ia ingin mengakhiri ini, karena ia merasa harus benar-benar fokus untuk memikirkan masa depan adik-adiknya, ia tidak ingin hanya karena perasaannya pendidikan adik-adiknya terganggu.

Mumpung belum terlalu dalam cinta lelaki itu, merasuki hatinya.

1
Neisa Krestianningrum
Ben Ben mbok cari yang lain saja yang lain masih banyak yang menghargai kamu ..
Mmh Zhia
yg bikin aneh nya ko mau d cium lagi Ama mantan nya bilang nya syg ma suami giliran d cium cowo lain diem ja
Mmh Zhia
d cium diem ja bisa x ngehindar seblum d cium itu cowo ko gw yg greget liat s ayu Kya gtu
Mmh Zhia
seharus nya mikir dlu,mau ja d ajk na cowo lain beda cerita klo udh punya laki mh
Lidiya Padhilah
Luar biasa
Sri Musdalefi Indra
kok ayu kayak orang bego ya,kurang suka aku sama sifatnya siayu
solehatin binti rail
terima kasih Thor ceritanya sangat menyentuh ada sedih bahagia lucu nya juga ad🙏👍👍👍😘😘😘😘
solehatin binti rail
nangis juga Aq..
bennnn
solehatin binti rail
Ben tkut bener di tingal ayu😄
solehatin binti rail
bagus ceritanya 💪💪💪💪😘😘😘😘
solehatin binti rail
😃😃😃😃😃Ben ben
solehatin binti rail
lanjuttttt💪
Vera Uni
hahahaha
Astri
makasih thor udah berhasil mmbuat jungkir balik persaan ku baca novelmu.. maaf bila ad kata kata tak berkenan d hati saat beromentr stiap partx, it smua karena novelmu berhasil mmbuat saya begitu meresapi kisah mereka hingga trbawa sm suasana persaan saat membaca..
Astri: mau baca yg lain tp tkut dpt konflik bgini.. jujur aku suka sm ceritax RINDU
Mareeta: sama-sama, maaf juga udah buat kakak kesal dengan ceritaku, jangan bosen baca ceritaku yang lain yaa
total 2 replies
Astri
kilas balik prjalanan hidup kalian sangat menguras emosi.. tp akhirx bahagia wlaupun d akhir2 END..
Astri
uwwwuuuuu
Astri
andaikan teman kampungx sikembar jg d ajak umroh
Astri
duh andaikan dr awal2 bgini 😍
Astri
wooww semoga ben bisa brubah gak trlalu posesif sm istri
Astri
hahahha jd tarzan 3 thn tak apalah yg penting gayng bersambut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!