NovelToon NovelToon
Kejahatan Alexander Louise

Kejahatan Alexander Louise

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Hamil di luar nikah
Popularitas:253.8k
Nilai: 5
Nama Author: Zandzana

Sania, gadis cantik berumur 22 tahun dan baru lulus kuliah disebuah perguruan tinggi negeri jurusan pariwisata harus menjalani kehidupan yang sulit dan pahit

Hidupnya berubah seperti roda roller coaster, yang awalnya indah berubah menjadi neraka ketika dia bertemu dengan pria tampan bernama Alexander Louise.

Seorang CEO tampan yang terkenal dengan bad boy dan suka gonta ganti pacar

Akankah Sania dan Alex bisa bersatu melewati kejamnya rintangan yang menghalangi mereka??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zandzana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mencari Tahu Tentang Alexander

Sania terhenyak di lantai kamar mandi, tubuhnya menggigil ketakutan, air matanya deras mengalir

Dunia serasa runtuh baginya. Kembali ditatapnya testpack yang masih dipegangnya, kepalanya menggeleng berkali-kali

"Tidak, tidak mungkin aku hamil. Aku nggak mungkin hamil" ucapnya dengan bibir bergetar

Sania menangis tertahan, di tutupnya wajahnya lalu dia mengusap rambutnya dengan kacau

"Bagaimana aku bisa hamil, ya Tuhan..."

Masih dengan pikiran kacau Sania terus tergugu, tak tahu apa yang harus dilakukannya

Dhea yang baru pulang dan kebelet pipis segera berlari ke kamar mandi. Saat dia mendorong pintu ternyata pintu kamar mandi tersebut terkunci dari dalam

Dhea menggedor dengan kencang

"Woy siapa di dalam, cepat, gue kebelet nihh"

Sania tergagap, segera dia bangkit dan menghidupkan kran air

"Nanti Dhe, gue juga lagi bersemedi"

"Elu San, aduh San cepat. Gue kebelet pipis nihh"

Sania dengan terburu langsung membasuh wajahnya dan memasukkan hasil testpack dan pembungkusnya kedalam bajunya. Lalu segera dia membuka pintu kamar mandi

Dhea langsung menerobos begitu pintu terbuka tanpa memperhatikan mata Sania yang merah

Begitu pintu kamar tertutup, Sania bergegas naik ke kamarnya. Dengan cepat dia menyembunyikan testpack di dalam lemari, menguncinya lalu dia duduk di atas tempat tidurnya dengan wajah pucat dan bibir gemetar

"Aku hamil, ya Tuhan kenapa aku bisa hamil" batinnya sementara air matanya mengalir

"Woy, napa lu?"

Sania dengan cepat menghapus air matanya begitu Dhea masuk.

"Masih pusing?" lanjut Dhea sambil meletakkan kelima jarinya di kening Sania

"Dibilangin libur aja, ngeyel sih..."

Sania memaksakan senyum

"Udah mandi?"

Sania menggeleng, Dhea tertawa.

"Halah, kambing aja laku kok walau nggak mandi"

Mendengar itu tak urung membuat Sania ikut tertawa

...****************...

Pagi ini kembali Sania merasakan pusing dan tubuhnya lesu

Semalam sebelum tidur dia googling untuk mengetahui ciri-ciri orang hamil. Setelah dia selesai membaca, dia makin ketakutan, karena hampir semua ciri itu ada padanya.

Diantaranya terlambatnya menstruasi, payudara yang bengkak, morning sickness yang beberapa hari ini menyerangnya, sakit kepala, perubahan selera makan, dan juga mudah kelelahan

Walau lesu menyerangnya, tapi Sania berusaha bangkit, dia tak ingin Dhea khawatir dan membuatnya curiga

Karena kamar mandi masih antre, Sania masih berbaring. Perutnya yang kram di tambah mulutnya yang terasa aneh makin membuatnya mual.

Sania mencari permen yang biasa disimpannya dalam tas untuk mengurangi rasa aneh di mulut dan mual perutnya

"Nggak mandi?" tanya Dhea yang masuk dengan menggunakan handuk

"Kata kamu kambing aja laku..."

Dhea terbahak dan melemparkan handuk kecil yang tadi digunakannya untuk menutup kepalanya kearah wajah Sania

"Nanti bule nggak mau dekat-dekat kita kalo kita bau, terus nggak jadi naksir kita deh"

Sania tersenyum, temannya satu ini benar-benar terobsesi sama pria bule

Lalu Sania turun kelantai bawah dengan membawa handuk, kembali di dalam kamar mandi perut Sania mual, bau shampo dan sabun mandi sangat menusuk hidungnya. Dengan cepat Sania mandi, tanpa keramas cuma menggosok badan dengan sabun, membilas selesai

Saat dia naik keatas, Dhea yang sedang berdandan menoleh dengan kaget

"Serius mandi?"

"Dingin"

Dhea mencibir lalu kembali fokus memakai maskara

...****************...

Hari ini sebelum Sania kembali ke Homestay menemui para pelancong yang memakai jasanya kemarin, dia mendatangi pak Doni yang saat itu di ruangannya

Dengan agak ragu, Sania berjalan kearah ruangan bos nya itu. Sampai di depan ruangannya, Sania yang tampak ragu hanya bisa mondar-mandir tanpa berani mengetuk pintu

"Loh, ngapain di sini?"

Sania terlonjak kaget, tanpa sepengetahuannya pintu terbuka dan pak Doni memergokinya

Sania nyengir dan makin kagok.

"Malah nyengir, saya tanya kenapa kamu mondar mandir depan ruangan saya?"

"Ehm ini pak, anu.. aduhhh"

"Anu apa, cepat masuk, saya tahu kamu pasti ada perlu"

Sania lega karena pak Doni mengetahui niatnya yang hendak menghadap. Begitulah gaya bos nya itu, tidak pakai basa basi, to the point

Pak Doni yang awalnya hendak keluar dari ruangannya akhirnya tak jadi, dan masuk kembali

Sania mengikuti dari belakang dan duduk setelah dipersilahkan oleh pak Doni. Sania meremas tangannya, dan pak Doni memperhatikan kegugupannya

"Kenapa?, mau kasbon?"

Sania menggeleng

"Mau cuti?"

Menggeleng lagi

"Mau minta dinaikkan gaji?"

Menggeleng lagi

"Lah terus apa?"

Sania menatap takut-takut kearah pak Doni yang wajahnya sekarang berubah serius

Degup jantungnya berpacu cepat, tangannya terasa dingin

"San...?" suara pak Doni melunak

Dia tahu, dari puluhan tour guide yang bekerja padanya Sania adalah gadis yang paling sopan dan paling disukai oleh wisatawan

Pak Doni pun menyukai sifatnya itu. Itulah sebabnya pak Doni menyayangi gadis itu. Sania sudah dianggap seperti anaknya sendiri

Sania masih menatap pak Doni dengan wajah tegang. Pak Doni menarik nafas dalam lalu mencoba tersenyum agar Sania berani mengutarakan maksud dan tujuannya

"Sania, kamu ada perlu apa?" tanya pak Doni lembut

"Ehm... anu pak, ehmm aku, aku mau..."

Pak Doni mengernyitkan keningnya dan terus sabar menanti sampai Sania berani bicara

"Kalau boleh, saya mau tanya alamat wisatawan yang sekitar dua bulan lalu memakai jasa saya"

Kening pak Doni makin berkerut dalam. Selama ini tak pernah ada satupun karyawan yang menanyakan alamat wisatawan padanya

Tapi demi dilihatnya wajah Sania yang pucat, tak urung itu membuatnya iba

"Dua bulan lalu?"

Sania mengangguk. Pak Doni lalu membuka laptop, mencari catatan wisatawan khusus yang memakai jasa Sania

"Ada cukup banyak nama di sini yang memakai jasa kamu dua bulan lalu, kamu cari alamat siapa?"

Sania menelan ludahnya

"Alexander" lirihnya

Kembali pak Doni menscroll kebawah.

"Alexander Louise?"

Sania mengangguk.

"Hei, ditanya kok malam diem?"

Sania tidak menyadari jika mata pak Doni fokus ke layar laptop saat dia tadi menganggukkan kepalanya

"Maaf pak, iya Alexander Louise"

Pak Doni segera menulis di secarik kertas, mencocokkan dengan alamat di layar laptop lalu dia menatap penuh selidik kearah Sania

"Ada perlu apa kamu tanya alamat Alexander?, jujur ya San, saya sangat menjaga privasi setiap wisatawan yang memakai jasa di kantor saya"

Sania kembali gugup, dia tak mungkin mengatakan yang sebenarnya. Tapi dia harus berusaha tenang, karena jika sedikit saja pak Doni curiga, urusan bisa panjang

"Kamera saya terbawa oleh beliau pak, padahal saya sangat butuh kamera itu"

Pak Doni memandang tak percaya, tapi kembali hatinya ragu karena Sania dikenalnya sebagai gadis baik

"Benar kamu nggak bohong?"

"Sumpah pak"

Pak Doni tersenyum lalu menyerahkan secarik kertas yang sejak tadi dipegangnya pada Sania.

Tangan Sania gemetar saat menerima kertas tersebut, dibacanya sebentar lalu kembali menatap pak Doni

"Terima kasih banyak pak"

Pak Doni tersenyum lalu Sania keluar dari ruangan tersebut dan kembali bergabung dengan teman-temannya yang lain yang telah siap bekerja

...****************...

"Dari hasil USG, memang benar mbak hamil, malah sudah memasuki minggu ke sepuluh"

Air mata Sania langsung mengalir tanpa di suruh. Bidan yang duduk di depannya hanya menatap dengan penuh tanda tanya

"Jadi saya beneran hamil bu bidan?" tanyanya dengan bibir bergetar

Bidan itu menganggukkan kepalanya.

Sania menggigit bibirnya dan menutup wajahnya.

"Bayi itu tidak bersalah, jadi jangan menambah dosa dengan berfikir bahwa anda mau menggugurkannya, dia berhak untuk hidup"

Sania diam, pikirannya begitu kacau. Nasehat panjang lebar bu bidan sama sekali tak didengarnya. Dia hanya bisa menangis tersedu

"Tapi aku tidak mau hamil bu bidan"

Bidan itu menggenggam tangan Sania

"Harusnya saat kalian berhubungan kalian pakai pengaman"

Mulut Sania menganga, ingin sekali rasanya dia mengatakan jika dia hamil itu akibat korban perkosaan.

Kembali bidan tersebut menasehati Sania dengan harapan Sania bisa kuat dan menjaga janinnya

Jalan Sania gontai saat keluar dari klinik swasta tempat bidan itu membuka praktik.

"Sepuluh minggu?, ya Tuhan" batinnya

Sebelum dia sampai di tempat ojol yang telah menunggunya, dia membuka tasnya dan mengambil secarik kertas yang tadi di berikan pak Doni

"Alexander, aku harus menemui kamu. Kamu harus bertanggung jawab" lirihnya

1
Uly Ringo
kok Alex sama bapaknya bodoh ya,,, sama perempuan aja kalah,,,
Diana
ternyata sad ending😭😭 sania oh sania...nasibmu begitu tragis😩
Uly Ringo
aku suka dengan ceritamu thor,,, tak ada perempuan yang mau menjadi kupu-kupu malam, tapi semua ibu akan melakukan apapun untuk membuat anaknya bahagia. semangat untuk semua ibu didunia ini, semoga selalu diberi kesehatan 💪💪
Diana
makin ruwet sj. dahlah bikin satu lg adek junior biar gak jd rebutan😤
Zandzana: 🤣🤣🤣 maunyaa
total 1 replies
Diana
ikut mumet kepalaku, thor, kena baling² bambunya tuan anton🤭
Diana
kenapa jd berat begini? bacanya jd gak nyaman, thor😭
Diana
jd ngebayangin othor nya ngetik sambil gemes sama sania😂
Zandzana: bener🤭
total 1 replies
Diana
pikirku mau terjadi perang dunia ke tiga eh ternyata cuma dagelan🤣
Zandzana: prank😁
total 1 replies
Diana
jangan mau, sania, kl cuma bunga buat apa?!🤭
Zandzana: kalo bunga bank baru boleh🤣
total 1 replies
Diana
orang kaya butuh heli kayak ngadang ojek. tinggal lambaikan tangan datang, deh🤣
Zandzana: 🤣🤣 ikut ngakak saya
total 1 replies
Diana
keren, thor👍👍👍
Zandzana: makasih😍
total 1 replies
Diana
dasar preman² yg cuma mengandalkan otot dari pd otak.
uukais
mbulettt
uukais
kalah sm peremouan 1..mbulettt
Dila Ferdianti
gedek sama Sania, egois banget jadi orang
Diana
ternyata deno garangan berhati emas🤣🤣
Diana
kenapa cobaanmu begitu berat, sania?
Diana
masih setia dgn ceritamu, thor. halunya gak lebay, bahasanya sederhana dan enak di baca. tetap semangat dgn karya²mu, othor👍
Zandzana: terima kasih kakak♥️♥️
total 1 replies
Diana
percaya karma itu ada, lex? setidaknya cari tau gimana keadaan sania yg jelas² kamu rusak hidupnya. selain ba*ingan ternyata kamu jg pengecut!! laki² apa kau itu?!! gemes bin gedek, aku.
Mentari Adi
ini happy ending ga sih?
semoga ajah happy ending
Zandzana: semangat membaca next bab nya mbak say♥️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!