Cinta memang tak memandang logika. Cinta tak memandang status. Suami yang ku cintai selama ini, tega menikah dengan wanita lain di belakang ku.
"Maafkan aku Ris! Tapi aku mencintainya. Dan sebenarnya, selama ini aku tak pernah mencintai kamu!"
"Jika memang kamu mencintai dia, maka aku akan ikhlas, Mas. Aku berharap, jika suatu saat hatimu sudah bisa mencintaiku. Maka aku harap, waktu itu tidak terlambat."
Risma harus menerima kenyataan pahit dalam rumah tangganya, saat mengetahui jika suaminya mencintai wanita lain, dan ternyata dia tak pernah ada di hati Pandu, Suaminya.
Akankah Pandu bisa mencintai Risma?
Dan apakah saat cinta itu tumbuh, Risma akan bisa menerima Pandu kembali? Dan hal besar apa yang selama ini Risma sembunyikan dari semua orang, termasuk Pandu?
Simak yuk kisahnya hanya di Novel ini.
JANGAN LUPA TEKAN FAV, LIKE, KOMEN DAN VOTENYA... KARENA ITU SANGAT BERHARGA BUAT AUTHOR🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hawa zaza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lupa keluarga
"Baiklah, aku akan minta sama temanku untuk mengurus pembeliannya, soal surat suratnya nanti bisa langsung sama kamu saja, karena rumah ini mahar dariku untuk istriku tercinta. Dan isinya kamu boleh pilih perabotan yang sesuai dengan selera kamu, nanti aku transfer uangnya."
Clara tertegun menatap pandu yang begitu serius menata masa depan bersamanya. Cinta yang mungkin akan banyak menyakiti hati lain, namun cinta itu tak bisa ia tolak. Karena pesona Pandu sudah membutakan segalanya.
"Kenapa menatapku seperti itu? Suamimu ini apa sangat tampan? sampai sampai lihatnya tak berkedip gitu, hmm!" Pandu menggoda Clara yang langsung merona, dan salah tingkah karena ketahuan sedang menatap suaminya begitu intens dengan binar kagum.
"Yasudah yuk pulang, atau mau jalan dulu?" Sambung Pandu menatap Istrinya, saat ini yang ada di hati Pandu hanyalah kebahagiaan dan hidupnya kembali berwarna. Bisa berdampingan dengan yang di cinta, bisa mengucap kata cinta yang selama ini dipendam dan bisa memiliki wanita yang dia impikan selama ini. Hingga lupa, kalau ada hati wanita lain yang harus ia jaga, Pandu melupakan kehadiran Risma yang sudah menemaninya dan memberinya buah hati. Cintanya pada Clara sudah membuat Pandu lupa kalau dirinya juga seorang suami dan ayah bagi perempuan lain, perempuan yang ia nikahi dari perjodohan orang tuanya.
"Kita pulang saja, Mas kan juga harus istirahat, besok pagi pagi harus kembali kerja." sahut Clara berusaha untuk mengerti dan mulai belajar menerima kalau lelaki yang dia nikahi bukan hanya miliknya saja, tapi juga milik wanita lain.
"Baiklah!" balas Pandu, merangkul pundak istrinya dan berjalan menuju mobil yang ia parkir di depan halaman.
"Sayang, kamu suka rumahnya kan?" Kembali pandu bertanya untuk meyakinkan kalau istrinya suka dengan pilihannya, saat sudah berada di dalam mobil.
"Suka, Mas! Suka banget, dan warna catnya juga aku suka, elegan dan adem lihatnya. Makasih ya sayang." Clara menatap penuh cinta pada Pandu yang sedang fokus menyetir.
"Alhamdulillah kalau kamu suka. Insyaallah satu Minggu lagi sudah bisa mulai di isi, dan kita akan pindah minggu depannya ya, karena aku gak bisa pulang Minggu besok, ada banyak pekerjaan di kantor, mau ada kunjungan pejabat soalnya."
"Iya, Mas. Gak papa, insyaallah aku mengerti."
Clara membalas dengan senyuman yang terlihat begitu manis di mata Pandu.
"Kita beli oleh oleh dulu buat yang dirumah ya, biasanya ibu suka apa?" sambung Pandu menoleh ke istrinya yang tersenyum.
"Apa aja ibu suka, terserah Mas Pandu mau bawakan apa." balas Clara lembut.
"Yasudah kita beli martabak manis sama martabak telur di Hawai saja ya, kan sekalian lewat sana juga, satu arah." sahut Pandu yang masih fokus dengan jalan raya di depannya.
"Iya, Mas." jawab Clara manja dan menyenderkan kepalanya di bahu sang suami.
"Martabak Manis rasa keju dan ketan hitam, sama Martabak telur isi daging, ya mbak." Clara memesan martabak ke karyawan yang bertugas, sambil nunggu dibuatkan Clara dan Pandu duduk di depan toko yang sudah difasilitasi kursi panjang dan meja bundar.
"Mau kopi sayang? pesan sekalian, itu disebelah ada kopi kenangan." Pandu melihat ke samping toko Hawai ada mini cafe yang menjual kopi yang diberi label dengan Kopi Kenangan.
"Boleh, Kamu mau mas? Biar aku pesan sekalian." sahut Clara yang akan berdiri dari duduknya. Tapi Pandu mencegahnya.
"Biar aku saja, kamu duduk saja, tunggu disini! Mau kopi apa?" Pandu menawari.
"Ikut saja sama yang kamu pesan, Mas!" balas Clara manja.
Tak butuh waktu lama Pandu kembali membawa dua cup kecil berisi kopi kenangan, dan menyerahkannya kepada sang istri tercinta yang sudah terlihat menunggu.
"Belum selesai pesanannya?" Pandu menyerahkan satu cup kopi untuk Clara dan menanyakan martabak yang dipesannya sudah jadi belum.
"Belum, Mas. Kan antri! kita tunggu sambil ngopi."
Balas Clara santai dan mulai menyesap kopi yang ada ditangannya.
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
Sedangkan di lain tempat, Risma tengah duduk menyendiri di halaman belakang, melamun memikirkan sikap dan perubahan yang terlihat di diri Pandu akhir akhir ini. Dan hari ini, sudah seharian Pandu bahkan sama sekali tidak menghubunginya, menanyakan kabar anak anaknya saja tidak, itu semakin menambah kecurigaan Risma akan adanya wanita lain di hati suaminya.
Risma sudah membongkar ruang kerja Pandu, tapi tidak menemukan apapun, pun dengan isi laptopnya, juga tidak ada satupun yang mencurigakan.
Risma ingin menghubungi ibu mertuanya, tapi tidak tau bagaimana caranya bicara, mengungkapkan kecurigaannya pada Pandu ke Ibunya. Risma terdiam dan terus mencari cara agar bisa membuktikan kecurigaannya.
"Kamu sudah benar benar berubah Mas. Siapa perempuan itu, sampai kamu sama sekali tidak mengingat kami dirumah." Risma bicara lirih mengutarakan keresahannya. Pikirannya semakin kacau dengan kehadiran perempuan lain dalam hidup suaminya.
"Apa aku coba untuk menghubungi Mas Pandu duluan ya, agar aku tidak cemas dan berpikiran buruk seperti ini. Semoga aku salah dengan prasangka buruk ku pada suamiku, ampuni aku ya Tuhan." Risma terus bergumam sendiri, pikirannya benar benar kacau, bahkan hari ini dia meminta ganti ship dengan temannya, beralasan kalau sedang tidak enak badan, padahal pikirannya benar benar kacau oleh kemelut prasangka perselingkuhan sang suami.
#Pesan author
Cinta dan Pernikahan
"Peliharalah Cinta dan Jangan biarkan memudar"
Cinta menurut Erick Fromm dalam “the Art of Love” merupakan “tindakan keyakinan, dan siapa pun yang kecil keyakinannya, maka kecil juga cintanya”. Misalnya, sebesar apa keyakinan seseorang kepada Dzat Maha Pemberi Keberkahan maka sebesar itulah cintanya kepada Alloh.
Karena cinta berkaitan dengan keyakinan maka “besar atau kecilnya” akan tergantung kepada persepsi orangnya. Baginda Rasulullah telah menegaskan bahwa, “Sesungguhnya Allah berkata: "Aku sesuai prasangka hambaKU pada-Ku dan Aku bersamanya apabila ia memohon kepada-Ku" (HR Muslim). Hal inipun tentu akan berdampak kepada keberkahan hidup yang hakikatnya dianugerahkan oleh Alloh kepada orang tersebut. Kalau dugaan seseorang itu meragukan terhadap Maha Rahman dan Rahimnya Alloh sebagai sumber pemberi keberkahan kepada manusia maka kerugian lah yang akan didapatkan. Dalam hal ini, alquran telah menyebutkan: “Dan itulah dugaan mu yang telah kamu sangkakan terhadap RabbMU (dugaan itu) telah membinasakan kamu, sehingga jadilah kamu termasuk orang yang rugi (q.s. Fushshilat: 23)".
Lantas dalam kehidupan rumah tangga, "seberapa besar persepsi suami terhadap pasangannya atau sebaliknya istri terhadap pasangannya, maka sebesar itulah cinta yang akan dilahirkan dalam kehidupan keluarga." Jika persepsinya kecil dan selalu negatif maka yang lahir adalah hubungan tanpa cinta, yang tidak akan melahirkan keberkahan dan kebaikan sesama anggota keluarga. Hubungan yang lahir penuh prasangka satu sama lain, saling tidak percaya satu sama lain, saling mencurigai satu sama lain, saling mengumpat satu sama lain, komunikasi yang tak beradab satu sama lain, dan interaksi yang hambar satu sama lain. Dan bahkan bisa jadi kehidupan dalam keluarga menjadi sangat mekanik, kaku, seperti atas-bawahan, majikan-pembantu dan tuan-hamba sahaya dalam sistem feodal.
Hilang kemana ucapan manis dan mesra saat pertama niat berumah tangga. Dimana tradisi saling mendo’akan, dimana tradisi saling bercumbu rayu, dimana tradisi saling menghormati, dimana tradisi saling merangkul, dimana tradisi saling melindungi, dimana tradisi saling memberikan kecupan manis, dimana tradisi saling memberi hadiah yang membahagiakan, dimana tradisi saling memaafkan, dimana tradisi saling merindukan, dimana tradisi saling memahami, dan dimana tradisi saling melembutkan hati karena ibadah kepada Alloh dalam peradaban rumah tangga. Semuanya raib dan terkubur dalam keluarga, bersama hilangnya praktek-praktek cinta dan kasih sayang antar suami istri. Tradisi-tradisi pemelihara keberkahan dan kebahagiaan dalam pernikahan tersebut hanya menjadi sejarah usang yang pernah terjadi saat awal bertemu dan meniti rumah tangga. Tak berjangka waktu lama dan abadi, terkalahkan oleh keputusasaan dan kebosanan saat menghadapi dinamika remeh-temeh yang pasti akan datang pada setiap mahligai rumah tangga.
Entah dikubur dimana wujud cinta dan kasih sayang yang semestinya harus tetap lestari dalam mengarungi rumah tangga agar tetap sakinah, mawadah dan rahmat. Ya, banyak pasangan suami-istri yang mengalami amnesia atas sejarah awal pertemuan yang dipenuhi perasaan cinta dan kebahagiaan. Sehingga mereka lupa bersyukur atas anugerah terbaik atas diberikan kemudahan jodoh oleh Alloh. Anugerah jodoh yang semestinya selalu disyukuri dengan penuh cinta dan kasih sayang agar semakin bertambah keberkahan dalam rumah tangga.
Cinta dan kasih sayang yang tak pernah berakhir merupakan keunggulan seseorang dalam mengarungi kehidupan rumah tangga. Amy Ress Anderson dalam, “What Awesome Looks Like: How to Excel In Business And Life” menyebutkan jika ingin disebut manusia unggul, maka jadikan “Family where life begins and love never ends”. Artinya, salah satu rumus unggul seseorang (suami atau istri) dalam menjalani kehidupan adalah “love never ends."
Rumus yang menjadi salah satu kunci penting bisa bersatunya suami istri dalam rumah tangga penuh keberkahan.