Karna obsesinya pada seorang pria tampan, Kimmy nekad menjebak pria itu untuk menjadi suaminya, sampai sang pria tidak memiliki pilihan untuk melarikan diri.
Sipatnya yang bar-bar, ceroboh, dan semaunya, membuatnya merasa terperangkap dengan jebakannya sendiri, ia merasa terpenjara di tempat suci bernama pondok pesantren.
Tempat itu tak lantas langsung merubah diri Kimmy dengan cepat, berbagai tingkah ajaibnya selalu mewarnai orang-orang sekitarnya.
Lantas bagai mana dengan kisah cintanya bersama pria tampan?, yang merupakan seorang anak dari pemilik pondok pesantren. Semua orang memanggilnya Gus Ridwan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indahnya halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gudang
Selapas maghrib Kimmy mendatangi kamar kakak iparnya ia ingin belajar mengaji meskipun hanya dengan membawa iqra di tangannya.
Tok... Tok.. (kayu persegi itu di ketuk dari luar)
"Siapa? ". Karna yang mengetuk pintu tidak mengucapkan salam Risma ingin memastikan dulu siapa yang mendatangi kamarnya.
"Kimmy mbak,". Kimmy menunggu beberapa saat di depan pintu meskipun ia dikenal nakal dan bar-bar setidaknya ia tahu tatakrama bertamu ke tempat orang lain Kimmy mengerti setiap orang butuh prifasi.
Ceklek,. (pintu kamar terbuka), menampilkan adik iparnya yang cantik dengan sesuatu di belakang tubuhnya Risma bisa menebak itu.
"Ucapkan salam terlebih dahulu dek! "
"Assalamualaikum?"
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Ada apa dek? ".
"Anu mba, mm.. " Kimmy nampak ragu untuk memulai kata takut di ledek serta di tertawakan kakak iparnya, nemang dangkal pengetahuan Kimmy tentang agama, itu sebabnya ia tidak ingin mempermalukan keluarga suaminya dengan keterbatasan yang dirinya miliki, ia akan belajar semampunya meskipun di usianya yang sudah dua puluh tahun dirinya belum bisa membaca kitab suci al-quran.
"Apa yang kamu bawa? "
"Ini. " perlahan Kimmy menunjukan yang di bawanya dengan menahan rasa malunya Kimmy memberanikan diri untuk berbicara tapi mendadak lidahnya terasa kelu.
"Ini Iqra, dek"
"Ish iya mba Kimmy tau ini Iqra".
"Lalu? "
"Sebenarnya Kimmy malu untuk mengatakan ini, tapi Kimmy akan lebih malu jika Allah tau aku malu sama mba soal ini".
"Ya karrim, kenapa tiba-tiba mbak jadi bodoh mencerna bahasamu". Risma menggaruk tengguknya yang tak gatal.
"'Sebenarnya Kimmy ingin belajar membaca Al-quran mba!, mbak jangan menertawakanku ya! ". Kimmy menunduk takut-takut Risma akan meledeknya.
"Masya Allah, adik mbak ingin belajar rupanya, ayo masuk kita belajar di kamar mbak ja".
"sebenarnya si Agus menyuruhku mengaji di mesjid mbak, katanya semua santri akan mengaji Al-quran sehabis maghrib sampai menjelang isya tapi Kimmy tidak bisa membaca kitab suci mbak, kimi hanya mengetahui huruf-huruf iqra saja itu pun sebagian ada yang lupa, Kimmy takut jika Kimmy ikut mengaji di mesjid itu akan malah mempermalukan si Agus dan Abi, apa kata orang jika mereka mengetahui menantu seorang pemilik pesantren tidak bisa mengaji, abi pasti akan merasa malu sekali".
Risma tertegun mendengar penuturan adik iparnya, di balik sifat nakalnya ternyata adik iparnya menyimpan hati yang baik dan yang terpenting gadis itu berusaha memperbaiki diri.
"Tidak ada yang akan mmerasa malu selama Kimmy ingin memperbaiki diri, tidak papa ayo mbak akan mengajarimu".
Dengan penuh peduli Risma mengajarkan adik iparnya, meskipun seringkali salah-salah tapi Kimmy pantang menyerah.
.
Sedangkan di dallam mesjid Ridwan menyapukan matanya meneliti para santri wati yang tengah membaca al-quran, namun tidak menemukan batang hidung istrinya, jengkel rasanya mempunyai istri pembangkang seperti Kimny, bahkan hatinya menggerutu seandainya saja jodohnya Ayudia yang luar biasa patuh pasti Ridwan tidak akan banyak mengeluh seperti ini. "Astaghfirullah maafkan aku ya Allah, Lagi-lagi hamba tidak bersyukur atas apa yang kau berikan terhadapku".
"Lihat saja aku akan menghukummu kembali supaya kau jera". Ridwan berencana akan menghukum istrinya lagi karna telah melanggar perintahnya. "Lihat saja kali ini bukan hanya kaki yang mendapat hukuman tapi juga hatimu yang gelap Kimmy".
Sepulangnya dari mesjid Ridwan mendapati istrinya tengah menggambar pola sebuah gaun tapi di lengkapi dengan hijabnya di atas kertas, makin kesal saja Ridwan di buatnya segera ia mengambil sapu lidi andalannya di belakang pintu lemari.
"Aku menyuruhmu pergi mengaji di mesjid kau malah santai-santai di kamar".
"Kau sudah shalat? "
"sudah".
plak.. sapu lidi mengenai betisnya Kimmy refleks langsung berdiri.
"Aw.. Sakit, ada apa kau memukulku?".
"kau lupa aku menyuruhmu apa tadi? "
"mengaji kemesjid"
"lalu apa kau pergi kesana?,"
"aku tadi mengaji"
"jangan nembohongiku, aku tidak melihatmu di mesjid".
""ya kau tak akan melihatku di mesjid karna aku tidak kesana, Aku... ". Belum sempat Kimmy menyelesaikan ucapannya Kimmy sudah di sabet dengan sapu lidi betisnya beberapa kali.
"Kau harus di hukum, kau selalu melanggar apa yang selalu ku ucapkan". Ridwan melempar sapu lidinya dan menarik lengan istrinya menuju pintu belakang tidak ada orang rumah yang melihat itu karna memang abi dan uminya sedang ada urusan di tempat lain di antar oleh Riza, sedangkan Risma masih di dalam kamarnya.
Ridwan membawa istrinya kesebuah bangunan yang di jadikan sebuah gudang letaknya berada di belakang rumah serta belakan asrama puti, namanya gudang pasti kotor dan identik dengan barang yang tak terpakai, Kimmy berteriak meminta maaf dan berusaha menjelaskan tapi sepertinya Ridwan benar-benar tidak suka di bantah.
"Kau selalu membuatku marah, beberapa kali selalu membangkang apa kataku, maka nikmatilah hukumanmu".
Ridwan memasukan Kimmy ke dalam gudang dan mengunci pintunya, Kimmy menangis dan berteriak dari dalam.
"Awas jangan coba-coba ada yang membuka gudang ini tanpa seijinku" peringatan Ridwan kepada santri yang ada di sana.
"baik Gus". ucap santri serempak
"Agus aku mohon jangan seperti ini, sungguh aku tidak mau di sini agus di sini kotor juga banyak kevoa dan tikus". Kimmy berteriak-teriak tapi Ridwan seolah tuli mengabaikan teriakan istrinya.
"Tenang Kimmy setidaknya ini masi terang". tapi tiba-tiba lampu dalam gudang itu mati sudah pasti tersangkanya adalah si Agus. Kali ini Kimmy benar-benar ke takutan ia menangis tersedu di balik pintu tanpa sadar sampai terlelap, dengan keadaan perut lapar karna memang belum makan malam juga karna kelelahan.
Ridwan kembali mengajar mengisi kelas, pembawaannya yang tenang seakan tidak terjadi apa-apa.
Setelah mengajarpun Ridwan makan dan langsung tidur. Entah lupa atau sengaja membiarkan istrinya bermalam di dalam gudang gelap sendirian.
saat pukul tiga pagi umi abi dan adiknya sampai dirumah, Risma juga sudah terbangun dan terdengar berbincang dengan uminya, setelah shalat malam Ridwanpun keluar menghampiri keluarganya.
"Nak dimana istrimu? apa belum bangun?, Umi membawa martabak manis barangkali istrimu ingin selagi masih hangat".
"Kimmy sedang menjalani hukuman umi"
"hukuman apa? ".
"Kimmy membantah perintahku lagi umi, aku menyuruhnya kemesjid untuk mengaji tapi dia tidak melakukannya".
"Kau tidak usah menghukumnya dek, Kimmy semalam belajar mengaji dengan mba di kamar mbak, katanya dia malu jika mengaji di mesjid, dia tidah bisa membaca al-quran, dia tidak ingin membuatmu malu, selepas maghrib Kimmy mendatangi kamar mba dengan iqra di tangannya, Risma menjelaskan apa yang terjadi semalam". sedangkan Ridwan labgsung berlari keluar rumah setelah kakak perempuannya selesai berbicara.
"Apa yang telah ku lakukan ya Allah?". sulit sekali ridwan membuka kunci tangannya mulai gemetar karna sudah tidak terdengar gaduh dari dalam.
"berikan kuncinya mas biar Riza yang buka".
Saat kunci sudah terbuka tapi sangat sulit untuk didorong seakan ada benda.