NovelToon NovelToon
Becoming A Poor Princess

Becoming A Poor Princess

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Paksa / Kutukan
Popularitas:2M
Nilai: 4.7
Nama Author: Itha Sulfiana

Diana Steel yang baru saja menemukan sang tunangan bersama sahabat baiknya tengah berselingkuh, kembali pulang ke rumah dengan perasaan yang hancur. Diperjalanan, seorang Nenek tua menawarinya membeli sebuah novel tua bersampul hijau yang terlihat aneh di mata Diana.

Karena desakan sang Nenek dan rasa kemanusiaan yang tinggi, akhirnya Diana pun membeli novel yang menurut Nenek adalah novel yang mampu merubah kehidupan Diana. Apakah Diana percaya? Tentu tidak. Namun, kenyataan lain menampar Diana selepas menuntaskan cerita novel itu dalam satu malam. Dipagi hari berikutnya, dia terbangun di tempat lain dengan identitas sebagai Putri Diana Emerald. Sosok gadis malang, yang terasing sejak kecil dan malah akan berakhir mati ditangan suaminya sendiri, yaitu Kaisar Ashlan.

Menyadari hidupnya diambang bahaya, Diana memutuskan untuk menciptakan alur yang baru untuk kisahnya sendiri. Dia akan membuat Kaisar Ashlan jatuh cinta terhadapnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Sulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jangan remehkan aku!

Bab 11

"Kami pamit, Yang Mulia!" Von Habsburg mewakili ketiga rekannya mengucapkan salam.

Diana mengangguk. Menerima salam pamit ketiga bangsawan besar tersebut dengan gaya yang anggun. Tidak menunjukkan kesombongan namun tetap mampu menunjukkan kedudukannya secara tersirat.

"Fyuh!" Diana mengembuskan nafas lega setelah ketiga bangsawan tersebut benar-benar sudah berlalu dari hadapannya. Wanita berambut kecoklatan dengan netra hijau yang indah tersebut kembali menghenyakkan bokongnya ke kursi setelah rasa tremor yang sedari tadi berusaha disembunyikan semakin sulit dikendalikan. Beruntung, ia berhasil meyakinkan ketiga bangsawan tadi untuk setuju mendampingi dia dalam berbagai urusan yang seharusnya memang menjadi ranah seorang Ratu. Meski belum menyatakan berpihak pada Diana, namun setidaknya ia berhasil mendekati beberapa orang yang berpengaruh di kerajaan tersebut.

"Yang Mulia....,"

"Jangan sekarang, Lani!" Diana menaikkan telapak tangannya sebelum sang pelayan pribadi menyelesaikan ucapannya. "Kau tahu? Lututku rasanya hampir saja copot tadi," imbuhnya sembari menaikkan gaun yang ia kenakan lalu mengusap-usap kedua lututnya.

Mulanie yang melihat hal tersebut tentu saja langsung melotot. Secepat kilat, gadis itu sudah menghampiri Diana dan menurunkan kembali gaun yang tadi disingkap Diana.

"Anda tidak boleh memperlihatkan kaki Anda kepada lelaki manapun, Yang Mulia!" kata Mulanie panik. Ia melirik ke arah pintu, memastikan bahwa dua penjaga yang berjaga disana tidak melihat hal yang dilakukan sang Ratu barusan.

"Tidak ada lelaki disini, Lani! Hanya ada kau!" protes Diana sembari hendak menyingkap gaunnya kembali.

"Tidak boleh!" pekik Mulanie sambil menepuk kedua tangan Diana. "Anda tidak boleh melakukannya!" ucapnya sembari melotot horor ke arah Diana.

Diana meneguk salivanya dengan kasar. Jujur, dia sedikit syok mendengar suara Mulanie yang naik satu oktaf tak seperti biasanya. Belum lagi, wajah gadis itu seperti tampak benar-benar marah.

"Mu-Mulanie! Jangan galak-galak. Kau membuatku takut," ucap Diana meringis.

"Maaf, Yang Mulia!" Mulanie segera menundukkan kepala dan meminta maaf saat menyadari telah berbuat kesalahan. Dia, baru saja telah membentak sang Ratu.

"Hahahaha...," Diana tergelak. Wajah Mulanie yang terlihat begitu polos benar-benar memberinya penghiburan.

"Santai, Lani! Aku tidak keberatan sama sekali. Sebaliknya, terima kasih karena telah mengingatkan dan mengajarkanku berbagai hal selama disini!"

Blush!

Wajah Mulanie mendadak memerah mendengar ungkapan Diana. Gadis itu menarik senyum tipis. Berbangga diri karena merasa begitu di hargai meski kedudukannya hanya sekadar bawahan.

*

Keesokan harinya, kesibukan Diana pun dimulai. Ketiga bangsawan yang menemuinya kemarin benar-benar kembali ke istana untuk memberinya beberapa pelajaran sekaligus pengarahan mengenai tugas-tugas pokok Diana sebagai Ratu.

Ia yang terbiasa mengingat banyak hal dalam waktu singkat tentu tidak terlalu sulit untuk menghafal beberapa nama dari bangsawan-bangsawan penting beserta tugasnya di negara tersebut. Tujuannya, agar ketika bertemu dengan nama-nama itu, Diana mampu meyakinkan bahwa ia menghargai setiap keberadaan dan kedudukan para bangsawan.

Tugas lainnya diterangkan dengan mendalam secara bergantian oleh ketiga bangsawan tersebut. Hingga, beberapa waktu kemudian, 6 dari 10 bangsawan yang memangku tugas penting Negara telah berpihak kepadanya. Sisanya, akan ia dekati secara perlahan meski Diana tahu hal tersebut tak akan berjalan mulus.

"Kapan pesta untuk menyambut duta negara lain akan dilaksanakan?" tanya Diana kepada Duke Lant.

"Sekitar satu bulan lagi, Yang Mulia!"

Diana mengangguk. Wanita itu tampak memikirkan beberapa hal untuk pesta tersebut. "Siapa yang bertanggung jawab mengurus persiapannya?"

"Count Hardy, Yang Mulia!"

"Kalau begitu, antar aku bertemu dengannya. Aku ingin menanyakan sudah sampai mana tahap persiapan yang dia lakukan."

"Tentu, Yang Mulia!"

Diana berjalan lebih dulu lalu diikuti oleh Mulanie, Duke Lant dan beberapa pengawal menuju ke aula utama kerajaan. Di sanalah pusat pesta untuk penyambutan duta negara lain dalam rangka mempererat hubungan perdagangan antar negara akan dilaksanakan.

Beberapa orang yang sedang bekerja mendadak menghentikan aktifitas mereka begitu melihat kedatangan sang Ratu bersama menteri perdagangan negara mereka. Bahkan, Count Hardy saja sampai melongo karena melihat hal yang sama sekali tak pernah ia bayangkan. Ratu yang katanya hanya mampu berpangku tangan malah datang dan tampak memeriksa beberapa hal meski hanya sekadar dari tatapan mata.

"Kenapa kalian diam? Beri hormat kepada sang Ratu!" perintah Duke Lant dengan suara bariton yang menggema di aula utama.

Para pekerja yang ada disana termasuk Count Hardy langsung memberi salam yang dijawab Diana dengan sebatas anggukan. Bukan ia congkak, namun ia harus menekankan kepada orang-orang disana bahwa dia bukan pribadi yang diam saja jika di remehkan.

"Count Hardy?" panggil Diana. Ia sengaja menyapukan pandangannya karena tidak tahu yang mana sosok Count Hardy diantara banyaknya pria yang bekerja didalam aula.

"Saya, Yang Mulia?" Seorang pria dengan rambut ikal seperti Ksatria Bennett melangkah maju mendekati Diana.

"Sudah sampai mana persiapan pestanya?"

"Hampir 50 persen, Yang Mulia!"

"Kamar yang akan dipakai untuk tamu bagaimana?"

"Kita menggunakan kamar seperti biasanya, Yang Mulia. Tak ada yang istimewa karena kamar tidak butuh dekorasi semacam ini," ucap Count Hardy sambil menunjuk dekorasi aula yang megah.

Diana menatap tajam Count Hardy. "Apa kau bilang?"

"Kenapa, Yang Mulia?"

"Kau bilang, kamar tidak perlu istimewa? Apa kau ingin para tamu kita tidur dikamar yang sumpek dengan suasana yang selalu sama setiap tahunnya?"

"Apa salahnya, Yang Mulia?" tanya Count Hardy yang merasa tidak ada masalah.

"Pantas, jalur perdagangan kalian tidak terlalu menonjol. Ternyata, kalian tidak tahu caranya memuliakan tamu!" gerutu Diana.

"Yang Mulia...,"

"Cukup, Count Hardy! Jangan berusaha memberi pembelaan lagi. Mulai hari ini, proyek ini aku ambil alih. Kau, hanya perlu melakukan perintahku saja."

"Tapi...,"

"Kau ingin membangkang, Count Hardy?" tanya Diana mengintimidasi.

Count Hardy kelabakan. Ia berusaha meminta pembelaan pada Duke Lant tapi justru lelaki itu menggelengkan kepala sebagai isyarat untuk mengalah saja.

"Maaf, Yang Mulia! Saya bersalah!" akunya sambil tertunduk.

"Kali ini aku memaafkan sikapmu yang menganggap remeh aku, Count Hardy. Tapi, besok-besok jika kau masih melakukannya lagi, maka akan ada hukuman yang pasti kau terima."

Count Hardy terkesiap mendengar ucapan Diana. Lelaki itu semakin menundukkan kepala dengan tangan yang terlihat gemetaran. Diana yang menyadari itu hanya tersenyum miring. Ditatapnya beberapa pekerja yang saling berbisik sambil menatapnya penuh penilaian.

"Hal ini juga berlaku pada kalian. Jika masih ada yang berani meremehkanku, maka aku pastikan kalian akan merasakan akibatnya!" teriak Diana dengan lantang agar para pekerja mampu mendengar suaranya.

Suasana mendadak hening. Ucapan Diana berhasil membungkam mulut-mulut yang beberapa saat lalu masih menggunjing tentangnya. Ia pun lekas berbalik. Melangkah meninggalkan aula dengan diikuti oleh Duke Lant, Mulanie dan para pengawal kembali.

"Lani, cari tahu siapa dalang dibalik rumor buruk mengenai aku!" titahnya kepada sang pelayan pribadi.

"Baik, Yang Mulia!"

Tak butuh waktu lama, informasi yang diminta oleh Diana akhirnya berhasil Mulanie dapatkan.

"Siapa orangnya, Lanie?" tanya Diana tak sabaran.

"Semua gosip tentang ketidakbecusan Anda berasal dari suami Bibi Anda sendiri, Yang Mulia. Duke Hendrick. Beliaulah yang menyebarkan semua rumor itu."

Darah Diana seolah mendidih saat kebenaran itu akhirnya terungkap. Seluruh tubuhnya bahkan gemetar menahan kemarahan. Jadi, semua ini karena ulah keluarga Bibinya sendiri? Sudah berhasil membuat dia diasingkan oleh Ayahnya sendiri, sekarang juga menjadi dalang dibalik tak dihargainya ia di negara ini? Wah, wah, wah! Diana benar-benar tak habis pikir. Punya dendam kesumat apa keluarga itu pada dirinya?

"Jadi, kalian ingin bermain denganku, hah?" gumam Diana dengan tatapan tajam menghunus ke arah jendela. Tawa sinisnya menggelegar didalam ruang baca tempatnya sekarang. Mulanie yang menyaksikan itu tak berani menegur. Diana sedang dalam mode devil.

Seminggu berlalu, pesta penyambutan dirinya yang memang wajib dilakukan pun berlangsung. Diana awalnya sempat menolak, namun Mulanie meyakinkan bahwa Diana harus tetap hadir. Ia pun akhirnya menurut setelah tahu siapa pengusul paling vokal dibalik pesta yang sebenarnya tak perlu di lakukan itu. Adalah Duke Hendrick yang menjadi pelaku utama.

"Baiklah! Jika ingin memulai perang denganku, maka akan ku ladeni!" ucap Diana dengan senyum miring.

"Anda baik-baik saja, Yang Mulia?" Mulanie bertanya dengan cemas. Akhir-akhir ini, sang Ratu sering bicara sendiri.

"Tak pernah sebaik ini, Lanie!"

Saat memasuki aula pesta, semua tatapan kembali tertuju kepada Diana. Beberapa tampak kagum melihat sosoknya dan beberapa lagi tampak begitu meremehkan.

"Yang Mulia Kaisar tidak hadir?" bisik Diana saat menyadari bahwa kursi disebelahnya sedari tadi kosong.

"Tidak, Yang Mulia!" balas Mulanie.

Diana menghela nafas panjang. Sedikit kecewa bergelayut dihati karena tahu Ashlan bahkan enggan hadir malam ini. Padahal, kehadirannya begitu Diana nantikan. Selain untuk meminta maaf mengenai masalah tempo hari, ia juga membutuhkan lelaki itu untuk mematahkan argumen orang-orang mengenai ketidakharmonisan mereka. Setidaknya, dengan begitu ia tak akan terlalu di remehkan.

"Wah! Wah! Wah! Lihatlah sang Ratu yang cantik. Kenapa Anda hanya duduk sendirian, Yang Mulia? Dimana sang Kaisar?" Lady Verona, sepupu Diana , putri dari Duke Hendrick dan Duchess Levrina datang menyapanya.

"Bukan urusanmu, Verona!" dengkus Diana tak berselera meladeni wanita itu.

Lady Verona tampak tak suka akan jawaban Diana. Wanita itu pun mendekatkan wajahnya pada telinga Diana kemudian berbisik,"Kau itu hanya sandera dinegara ini, Diana! Jadi, jangan terlalu berharap dan bermimpi ketinggian bahwa Ashlan akan memperlakukanmu sebagai layaknya Ratu!"

1
Ratna Madonita
mantaapp dan bagus cerita nya, thank youu author utk best ending crt ini 💖💖💖💖
Fhany Fhania
makanya jd orang hrus tau malu dan tahu Terima kasih 🤬🤬🤬
Fhany Fhania
Luar biasa
RieNda EvZie
/Good//Good//Good//Good//Good/
Putra Meja
Buruk
Nailott
terima kasih kkk, novelnya.bagus
Nailott
duhh ,,,keren banget novelnya, bikin hati pembacanya marah ,nangis deg deg an. bahagia ,ikut bahagia kala diana dn ashlan bagahia thorr
Nailott
ada hikmahnya juga buku novel yg diberi nenek anneth
Nailott
dari nenek anneth
kali ya,
Nailott
sah kan dulu pernikahan mu diana ,dn ashlan,
Nailott
apa..ashlan, meninggall?
Nailott
oh di,,kok mau2nya diajak ashlan tidur bersama, ,sebelum nikah beneran di dunia nyata.
Nailott
ayo jawab di,,gigit dibibir
Nailott
berjuang di, berjuang, terus,!
Nailott
semoga kesedihanmu ,berbalas dg bahagia ratu diana.
Nailott
ihh y""yg mulia ratu diana bukan wanita murahan,,.
Nailott
keren., dong ceritanya, vannya itu .mumgkin merulakan sepupu diana yg jahat,
Nailott
panggil sayang di, kangen ashlan, kan?
Nailott
pasti nenek anneth yg datang lagi,
Nailott
wow,,, ternyata diana dn ashlan saat sama2 koma ,bermimpi bertemu dn mungkin sempat menika
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!