Suamiku, jika kamu bahagia bersamanya. Maka Izinkanlah aku pergi. Aku sungguh tidak sanggup bertahan seperti ini terus! Kamu sekarang sudah berubah, tidak seperti dulu lagi. Kamu sekarang melupakan kewajibanmu memberikan nafkah dan batin kepadaku. Jika di rumah, tidak ada lagi surga untukku, maka izinkanlah aku pergi dari hidupmu, agar kamu tidak menanggung dosamu karena kelalaianmu!
Akankah Chandra melepaskan Tika,saat istrinya meminta untuk pergi dari kehidupan suaminya? Atau justru Chandra mempertahankan hubungannya dengan Tika, dan berubah menjadi suami yang bertanggung jawab?
Akankah, Tika akan memilih bersama hidup dengan Andrew dan menceraikan Chandra?
Yuk mampir, ceritanya disini .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pipihpermatasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. Aku rapuh
Jam menunjukan pukul 4 dini hari, Tika pun terbangun dengan membuka kan matanya secara perlahan-lahan sambil mengumpulkan kesadarannya. Kemudian menatap suaminya yang masih tertidur di sampingnya. Tika pun beranjak dari ranjangnya dan berjalan menuju bedroom untuk mandi.
Setengah jam sudah Tika berada di dalam bedroom, setelah semuanya selesai membersihkan tubuhnya lalu keluar dari bedroom dan berjalan menuju lemari untuk mengambil pakaiannya, tentunya pakaian digunakan adalah pakaian untuk melamar pekerjaan. Dengan segera Tika pun mengambil pakaian berwarna putih berlengan pendek dan rok katun berwarna hitam sebawah lutut lalu memakai kan nya.
Adzan subuh pun berkumandang, saatnya bagi seorang muslim melakukan ibadah sholat subuh. Tika pun berjalan menghampiri suaminya yang masih tidur di atas ranjang, dan mencoba membangunkan suaminya.
"Mas, bangun Mas ..." ucap Tika sambil menepuk lembut punggung suaminya.
Namun Chandra pun masih belum terbangun dan masih tertidur, Tika pun mencoba membangunkan suaminya kembali.
"Mas Chandra bangun, sudah subuh nih ayo kita sholat subuh berjamaah," ucap Tika sambil menempuk kembali punggung suaminya dengan lembut.
Lagi-lagi tidak ada jawaban dari Chandra. Suaminya masih belum bangun dan masih tidur.
'Gimana ini? Kok Mas Chandra belum bangun juga ya. Tapi ini sudah tugas seorang istri harus mengingatkan dan membangunkan supaya Mas Chandra melakukan ibadah. Coba sekali lagi saja, siapa tahu mas Chandra bangun,' gumam Tika pada diri sendiri dan mencoba membangunkan kembali suaminya.
"Mas Chandra, bangun Mas," ucap Tika dengan sedikit menaikan intonasi suaranya.
Chandra pun terbangun, lalu menatap istrinya dengan penuh amarah,"kamu itu ganggu orang lagi tidur saja tahu! Kalau mau sholat, ya sudah sana sholat saja sendiri jangan membangunkan aku!"
"Astagfiruloh Mas, kenapa berbicara seperti itu. Aku kan, cuma ingin mengingatkan Mas untuk menunaikan sholat subuh. Jadi tidak ada salahnya, aku membangunkanmu Mas. Kenapa sekarang Mas jadi berubah, tidak kayak dulu lagi Mas," ucap Tika merasa kecewa terhadap suaminya.
"Kamu jangan banyak bicara deh, juga jangan sok menasehati aku. Kalau mau Ibadah, ya sudah sana sendiri! Aku mau tidur, masih ngantuk nih." Bentak Chandra sambil mendorong tubuh Tika sehingga badan Tika tergeser ke belakang, kemudian Chandra kembali tidur.
Tika pun memilih untuk diam tanpa berkata dan mengalah tanpa membalas perlakuan kasar suaminya. Tiba-tiba airmatanya terjatuh membasahi pipinya, lalu Tika pun mencoba bersabar dan menarik nafasnya, kemudian berjalan menuju tempat dimana Tika harus melakukan kewajibannya yaitu sholat subuh.
Setelah beres menunaikan sholat subuh, Tika pun tiba-tiba meneteskan airmatanya dan mengangkat kedua tangannya ke atas, lalu berdoa,"Ya allah, peluk aku sebentar saja, aku lelah. Aku sedih dengan kehidupanku saat ini. Bukannya aku berputus asa, tapi rasanya aku ingin berteduh sejenak saja dari kehidupan ini. Yang kebanyakan orang hanya mengejar duniawi semata. Ya allah aku mohon, peluk aku sebentar saja. Aku rapuh, aku patah, dari kehidupan dunia yang membuatku lelah. Ya allah bawalah aku ketempat yang terindah, agar aku kembali tegar untuk berjuang dalam sulitnya kehidupan ini. Mampukanlah aku, untuk memikul beban hidup ini, dan tuntunlah aku ke jalan yang lurus, di jalan yang kau ridoi aamiin,' gumam Tika lalu mengusapkan tangannya ke wajahnya.
Hiks ... hiks ... 'Aku enggak boleh cengeng, aku enggak boleh lemah, mungkin di luar sana banyak orang yang cobaannya melebihiku. Aku harus kuat.' Tika dengan terisak menangis, dan mencoba menguatkan dirinya sendiri.
Tika pun menarik nafasnya, kemudian melepaskan mukena yang dipakainya dan merapihkannya kembali kemudian menyimpannya ditempat semula.
'Aku harus segera ke dapur untuk menyiapkan sarapan pagi, sebelum mereka bangun dan harus sudah siap sebelum aku berangkat untuk melamar pekerjaan,' ucap Tika kemudian berjalan menuju dapur.
Sesudah sampai di dapur, seperti biasa Tika melakukan aktivitas memasaknya.
Satu jam kemudian ....
'Akhirnya beres juga membuat sarapan untuk mereka. Tinggal menunggu saja sarapan pagi dengan mereka,' ucap Tika saat sudah beres menyimpan makanannya di atas meja makan.
'Aku harus segera pergi ke kamar Chika dan membangunkannya, karena sekarang kan Chika harus sekolah,' Tika kemudian berjalan menuju kamar putrinya saat sudah selesai menyiapkan sarapannya.
Bersambung....