"Aduh.... sakit woi! turun ga kamu!" ucap seorang gadis cantik dengan pakaian sederhana dan tingkah yang bar bar nya, menghadang seorang pengendara motor yang baru saja menyerempet nya hingga jatuh ke sawah.
"Sorry." ucap seorang pria dengan wajah yang tertutup helm mahal, dan mengeluarkan suara yang membuat gadis itu tertegun.
wajah nya yang kotor, akibat terjatuh di sawah, membuat nya seakan lupa, bahwa dia baru saja di senggol oleh orang di depan nya. tapi gadis itu malah melamun dan tak sadar untuk bersikap tegas.
Pria itu menatap heran, dan langsung pergi tanpa berkat apa apa lagi, sepertinya memang pria itu memiliki urusan yang lebih penting saat itu.
"Aisshh, dasar goblok, apa yang kamu pikirkan Selin, dia yang nabrak kamu, malah dia yang pergi. woi, liat ya kalau kamu balik lagi, tak cincang kamu jadi gulai!" pekik nya yang mencak mencak seperti seekor monyet. untung saja kondisi di sawah begitu sepi, dan kebetulan saat itu tengah hari, jadi aman tak membuat Selina malu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putrinw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.10
Setelah membayar, Aksa langsung pergi ke arah motor nya. dan ustadzah yeyen langsung mengejar pria itu.
"mas, mas tunggu." teriak nya yang menghampiri Aksa.
"Ada apa?" tanya Aksa dengan tatapan heran nya.
"Maaf, hmm aku boleh minta nomer nya mas. Maksudnya untuk mengganti belanja yang tadi mas bayar."
"Tidak perlu, ambil saja."Aksa dengan cuek menjawab, dan langsung menuju ke arah motor sport nya.
"Makasih ya mas." yeyen tersenyum malu, saat Aksa menatap nya dengan datar.
Setelah kepergian Aksa, ustazah yeyen tersenyum senyum sendiri. Entah mengapa hatinya terasa berbunga bunga.
"ganteng banget, apakah itu jodoh Yeyen?" gumam nya dengan melompat lompat seperti seorang bocah.
Sedangkan di sisi Selin, langsung di interogasi oleh ayah dimdim.
"Dari Mana kamu nak, kenapa baru pulang?"
"Dari rumah si Mbah ayah, maaf Selin tadi nganterin Oma nur pulang ke rumah nya."
"Ayah khawatir sama kamu tadi, kenapa ga telpon ayah, dan juga telpon ibu nduk?"
"Sudahlah mas, lagian Selin juga Udah pulang. Udah sana mandi nak, Udah malam nanti sakit tulang."
"Ayah belum selesai Buna."
"Sudah mas, kan anak nya Udah pulang. Kamu ini cemas sekali, padahal anak nya ga kemana mana." Buna langsung menggelengkan kepalanya melihat tingkah suami nya itu.
"Hmm, mandi sana nduk, jangan di ulang lagi ya. Ayah sama Buna cemas tadi. Kirain kamu kenapa kenapa, ayah Bukan maksud mengekang, tapi demi kebaikan anak gadis ayah."
"Iya ayah, maafin Selin yang tak mengabarkan orang rumah."
"gpp, jangan diulang lagi. Ayah mau sholat magrib dulu."
Bukan tanpa alasan ayah dimdim mengawasi anak nya itu, karena saat selin masih SMA, dia sudah mengalami kejadian yang tidak mengenakkan. Saat pulang dari kerja kelompok, Selin di hadang oleh beberapa orang jahat saat menuju ke arah rumah nya. Untung saja gadis itu pandai sedikit bela diri, berkat kemampuan nya yang pandai taekwondo itu, para penjahat itu pun kalah telak.
Ayah dimdim langsung melaporkan kejadian itu kepada kepolisian, karena dia tak akan memaafkan orang yang telah berbuat jahat kepada anak nya. apalagi kalau dilepas begitu saja, pasti akan banyak korban selanjutnya.
Itulah salah satu alasan ayah dimdim mengekang aktifitas Selin, karena takut terjadi apa apa dengan Selin. Apalagi Selin adalah primadona di desa teluk kerang ini. Itulah sebab nya dia selalu melarang putri nya pergi sendirian keluar, kalau tak dengan keluarga saja.
Seperti biasa, saat jam makan malam, keluarga Selin selalu makan bersama sama di meja Makan nya itu. Di sela sela makan, pasti ayah nya itu menceritakan kejadian di tempat kerja nya. Kehangatan di keluarga Selin selalu di penuhi cinta kasih dari kedua orang tua nya itu.
"Selin, gimana kuliah nya nduk, lancar kan?" Dimas bertanya kepada putri nya itu.
"Lancar ayah, cuman beberapa file tugas dari dosen buat Selin pusing."
"Yaudah nanti tunjukan sama ayah, mana tau ayah bisa bantu."
"Yey, makasih ayah. Ayah memang terbaik."
"Sama sama sayang, makan yang banyak. Masakan Buna selalu juara." puji nya kepada istri tercinta nya itu
"Iya dong, Buna gitu loh."
"Oh ya, Selin masuk ke kamar dulu ya ayah, Buna. Ada kerjaan endorse dari klien."
"Yaudah nduk, jangan kelelahan ya. Ayah masih sanggup memberikan uang jajan untuk putri ayah tercinta ini."
"Ayah, Selin mau mandiri, Selin ga mau minta ke Buna, atau ke ayah terus terusan. Jadi selin pengen bisa membantu ekonomi keluarga kita ini, walapun Selin tau, uang yang di bayar ga seberapa. Tapi dari uang itu Selin happy bisa menikmati hasil nya."
"Buna bangga sama kamu nak, tuh ayah jangan terlalu melarang selin untuk kesenangan nya itu. Biarkan saja putri kita menentukan jalan nya. Kita sebagai orang tua, cukup mengawasi saja." ucap Buna dengan bijak nya. Dia berharap suami nya itu, tidak terlalu melarang kesenangan putrinya di media sosial.
"Iya, Ayah ga akan larang, tapi tolong jaga kepercayaan ayah ya, nak."
"makasih ayah, Buna. Selin sayang kalian berdua."
"Ayah lebih menyayangi Selin."
***
setelah selesai makan bersama, Selin pun membuka barang barang kiriman dari endorse nya itu. Dengan menyiapkan beberapa perlengkapan untuk live, dia juga tak lupa make up tipis terlebih dahulu. Agar lebih pede di depan kamera.
"Halo guys, gimana kabar kalian. Maaf ya aku baru sempat live lagi. Soalnya ada urusan penting tadi, nah kalian psti ga sabar kan, aku Spil Spil lagi lagi. Liat ini, satu produk kecantikan yang bisa buat kalian berpaling."
"kak, Spil skin care nya dong?"
"kak Spil produk nya."
"Wah kalian ga sabaran ya ternyata." kekeh nya dengan penuh kelembutan.
"Nih, sau body lotion yang buat kulit kalian yang badak bisa cerahan, ayo kita liat tekstur nya ya."
"Wah, harum dan aromanya benar benar menyegarkan. Kalian harus cobain, wajib di beli sih ini. aku udh letakan barang nya ke keranjang kuning. Jangan lupa di co guys."
setelah selesai live, Selin merebahkan tubuhnya ke kasur. Menatap ke arah langit langit plafon kamarnya.
"Huh, bosen banget deh. kalau aja ayah izinkan aku kuliah offline, pasti bakalan seru." gumam nya yang merasa iri melihat orang lain diizinkan ayah dan ibunya pergi ke kota. Sedangkan dia, harus berkuliah online, dan itu cukup membosankan. Tapi dia tak berani mengeluh, sebab tau bahwa ini semua demi kebaikan masa depan nya itu
"Tok...tok ..tok...
"Selin, Buna masuk ya." ucap Buna yang mengetok pintu kamar putri nya dari luar.
"Iya Bun, masuk aja. Ga dikunci kok." teriak Selin sambil mengecek laptop nya itu. karena ada beberapa endorse lagi yang masuk ke email nya.
"Loh, belum tidur ternyata. Buna kira Udah tidur."
"Belum Bun, lagi scrol sosmed aja."
"Gimana tadi kerjaan nya nduk, lancar kan?"
"Lancar kok Bun, orang orang pada suka dengan produk endorse nya."
"alhmdulillah, oh ya buna mau tanya."
"Tanya apa bun?"
"Yang tadi anterin kamu siapa?"
"Deg..... Perasaan selin langsung kaget, dan tak percaya bahwa Buna nya melihat dia pulang dengan pria kulkas itu.
"Cucu nya Oma nur Bun". Ucap nya yang jujur. Karena sudah terlanjur tau, jadi sekalian saja dia menjelaskan kejadian tadi saat berada di rumah Oma nur.
"Hahah, kamu ini ada ada aja. jodoh kamu itu nduk."
"ihh, amit amit Bun, ga mau aku sama laki laki kutub itu."
"Ganteng loh nduk, nyesal kamu kalau ga mau."
"ihh buna, kok semangat banget jodohin aku sama pria menyebalkan itu?" ucap nya dengan wajah yang cemberut lucu.
