NovelToon NovelToon
PENGASUH TUAN LUMPUH

PENGASUH TUAN LUMPUH

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Cintamanis
Popularitas:3.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Chyntia R

Raya Syakila harus menerima nasib buruk saat ia pulang ke Indonesia. Rumah mewah orangtuanya telah di sita dan keluarganya jatuh miskin seketika.

Dia harus bekerja sebagai pengasuh seorang pria tampan yang lumpuh bernama Nevan, semata-mata karena dia sangat membutuhkan pekerjaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chyntia R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11 - Kebiasaan tidur yang buruk

Raya benar-benar menunggui Nev disofa tanpa banyak bertanya dan hanya uring-uringan sembari memainkan ponselnya. Tanpa sengaja, Raya tertidur pulas di sofa yang ada di ruangan Nev.

Raya tertidur dalam posisi badan yang terduduk, badannya bersandar disandaran sofa dengan kepala yang tertadah ke atas. Tangannya bahkan masih memegang ponsel yang sejak tadi ia mainkan.

"Raya ..." Nev memanggil dari kursi kebesarannya, karena pekerjaannya akhirnya telah selesai dirampungkan.

Tidak ada jawaban dari Raya membuat Nev kembali memanggil nama wanita itu. Namun tetap sama, Nev tak mendapat sahutan dari sang pemilik nama.

Jika saja Nev sudah lancar berjalan, dia pasti sudah menghampiri Raya di sisi Sofa. Sayangnya itu belum bisa Nev lakukan sekarang, karena dia belum percaya dengan kemampuan kakinya sendiri.

"Raya," kembali Nev memanggil nama Raya untuk yang ketiga kalinya, kali ini sedikit menaikkan intonasi suaranya. Namun, nampaknya Raya tidak bergeming sama sekali.

Nev tidak bisa melihat aktifitas Raya, karena sekarang posisi Raya berpindah menjadi duduk di sofa yang membelakanginya.

Nev menggeleng pelan dan mendorong kursi rodanya dengan bantuan kedua tangannya sendiri.

Sesampainya disisi sofa, ia sedikit terkekeh sembari menggeleng pelan karena mendapati Raya yang telah nyenyak dengan mulut terbuka.

Ingin membangunkan tapi merasa tak tega.

Akhirnya, Nev hanya diam sembari memandangi wajah pulas Raya yang ternganga.

Pemandangan tidur yang natural.

Tanpa Nev sadari, ia terus memperhatikan Raya secara lekat. Senyum yang tersungging dari sudut bibirnya tidak surut sedikitpun, justru terkadang disertai tawa kecil yang masih ditahannya agar tak mengeluarkan suara.

Raya yang larut dalam tidurnya itu, sesekali menggaruk pipinya sendiri dan itu tak luput dari pantauan Nev yang tidak mau mengalihkan atensinya dari sajian pemandangan dihadapannya.

Sampai suara ponsel Raya terdengar, dan itu membuat sang pemilik benda pipih itu terbangun seketika.

Raya bahkan sampai terkesiap kaget, karena merasakan getaran sekaligus mendengar dering ponselnya sendiri-- yang tiba-tiba membuyarkan mimpi indahnya.

Kenyataannya, keterkejutannya tak berhenti sampai disana, karena sekarang ada yang lebih membuatnya terkejut, yaitu mendapati seorang pria yang menatapinya dengan tatapan aneh dan pria itu adalah Nev.

Brak!!!

"Ya ampun!" suara ponsel yang terlempar dari tangan Raya, serentak dengan suara nyaringnya yang keluar begitu saja karena rasa terkejut.

Nev sendiri terperangah karena sikap refleks Raya itu. Sungguh sulit didefinisikan mengenai sikap terburu-buru wanita ini. Ponselnya bahkan sampai terlempar ke lantai hanya karena ke-kaget-an-nya melihat Nev.

"Tuan !!!" Intonasi suara Raya sedikit meninggi, membuat Nev hanya bisa mengusap tengkuknya sendiri.

"Sejak kapan Anda berada disana?" tanya Raya masih dengan suara yang berapi-api.

"Calm down, Raya. Aku baru beberapa menit disini." kata Nev pelan.

Raya menghela nafasnya sejenak demi menjawab lagi ucapan Nev itu. "Beberapa menit itu seperti apa, Tuan? 30 menit pun termasuk dalam hitungan menit juga, kan?" protes Raya.

Nev menggelengkan kepalanya tidak habis pikir--karena baru sekali ini dia melihat Raya memprotes sikapnya. Selama ini kan Raya hanya bisa 'iya Tuan, iya Tuan' saja.

"Raya, aku disini baru 5 menit. Tidak lama. Kenapa berlebihan sekali..." dengus Nev, tapi kemudian dia memalingkan wajah--agar Raya tak bisa melihatnya yang tersenyum penuh kemenangan.

"Bu-bukan begitu maksud saya, Tuan." Raya kembali melirih, sepertinya dia sudah sadar sepenuhnya sekarang.

Oke, protesnya tadi mungkin karena efek kesadaran yang belum 100% !

"Lalu kenapa protes? Bukankah itu berlebihan? Aku disini karena memanggilmu tapi tidak dijawab terus." kata Nev bersungut-sungut.

"Ma-maaf, Tuan." lirih Raya tertunduk. "Saya hanya refleks, karena saya punya kebiasaan tidur yang buruk." terangnya lagi.

Nev berdehem-dehem sekilas, karena mungkin yang dimaksud Raya tentang kebiasaan tidur yang buruk adalah tidur dengan mulut yang terbuka.

Oh Raya, aku sudah memergoki kebiasaan burukmu itu, bahkan aku sudah merekam wajahmu yang ternganga dikepalaku. Batin Nev tertawa senang.

"Kenapa senyum, Tuan? Ada yang lucu, ya?" tanya Raya dengan sikap polosnya.

"Hah? Tidak, siapa bilang aku tersenyum? Mungkin kamu salah melihat!" sanggah Nev, membuat Raya mengucek kedua matanya sendiri. Apa benar dia salah melihat tadi?

Nev mengulumm senyuman melihat tingkah Raya yang memang selalu menggemaskan didepan matanya.

Kan, benar saja... otaknya memang harus di perbarui.

"Memangnya kamu kalau tidur suka aneh?" selidik Nev, pura-pura ingin tahu lebih lanjut.

Raya terkekeh kecil. "Tuan Nev..kepo ya ..." ejek Raya.

Nev ingin terbahak juga tapi dia gengsi dan menahan tawanya--kemudian dia memandang langit-langit ruangan.

Raya terkikik sendiri melihat tingkah Nev itu, tapi sedetik kemudian tatapannya beralih ke lantai, dimana ponselnya yang telah terlempar secara refleks tadi sudah layaknya retak seribu.

"Ponselku...!!!" ucap Raya setengah memekik, membuat Nev ikut melihat ke lantai karena juga baru menyadari-- tentang nasib benda pipih milik Raya itu.

Raya sudah terduduk di lantai, memunguti puing-puing ponselnya yang ternyata memang terlempar cukup kuat dan jauh karena sikapnya yang tak sadar.

"Sudahlah..." kata Nev yang melihat Raya murung, Nev tak tega melihat wanitanya mengutipi barang yang sudah rusak.

Tapi... tunggu! Apa tadi? Wanitanya? Sepertinya sekarang bukan cuma otak Nev yang minta di perbarui, tapi perasaannya juga.

"Sudahlah, Raya. Nanti beli ponsel yang baru. Cepatlah...aku mau pulang, mau mandi. Aku lelah." kata Nev berusaha membujuk Raya, tapi justru ucapannya terdengar begitu egois, membuat Raya mencebikkan bibirnya.

"Tapi beli ponsel baru tidak ada dalam list pengeluaranku, Tuan." keluh Raya.

Nev memutar bola matanya. "Ya ampun, nanti ku belikan yang baru. Pakai uangku..." kata Nev sembari menghela nafas.

Raya langsung terkesiap dan menoleh ke arah Nev. "Serius, Tuan?" tanyanya semringah.

"Iya, iya..." jawab Nev malas.

"Tapi, itu tidak dipotong dari gajiku, kan?"

"Astaga Raya. Itu tidak mungkin!" tegas Nev.

"Yes..." Raya bersorak girang.

"Cepatlah, Raya. Aku sudah bosan disini." gerutu Nev lagi dan Raya segera berjalan menghampiri Nev dan meraih handle kursi rodanya.

"Okey, Tuan. Comeback home..." celoteh Raya senang.

Nev hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah Raya yang baru sekali ini dilihatnya, ternyata Raya mempunyai sifat kekanakan juga. Tapi Raya pandai menampilkan sikap itu disaat-saat tertentu saja, tidak sering dan justru terlihat tidak membosankan.

Raya membawa Nev masuk ke lift, sesekali Nev mendengarnya bersenandung riang, membuat hati pria itu menghangat.

"Berapa umurmu, Raya?" tanya Nev.

"Hah? Kenapa Tuan menanyakan umurku?" Raya balik bertanya.

"Jawab sajalah..." sungut Nev.

Raya menyengir meski Nev tak akan bisa melihat reaksinya itu karena posisinya sekarang ada dibelakang punggung Nev yang terduduk di kursi roda.

"Saya 24 tahun, Tuan." jawabnya jujur.

"Benarkah?" tanya Nev setengah tak percaya.

"Iya," jawab Raya cepat.

"Ku pikir kamu lebih dewasa dari umurmu, tapi kadang terlihat kekanakan juga, seperti saat ini." kata Nev.

Raya membungkam mulutnya yang tertawa nyaring karena ucapan Nev itu.

"Saya dewasa karena keadaan, Tuan. Tidak semua orang dengan umur yang tua bisa bersikap dewasa. Begitupun sebaliknya, tidak semua orang yang muda harus bersikap kekanakan." terang Raya.

Nev tersenyum mendengarnya.

"Kalau kamu yang mana?" tanya Nev kemudian.

"Kalau saya, bisa dua-duanya." jawab Raya sembari terkikik.

Tanpa terasa, karena percakapan ringan diantara keduanya, mereka pun sudah tiba di basement kantor. Raya segera membukakan pintu mobil untuk Nev.

Security yang biasa membantu, tidak kelihatan batang hidungnya sehingga Raya lah yang mengambil alih tugas untuk membantu Nev memasuki mobil.

"Thanks, Raya." gumam Nev tapi Raya mendengarnya.

"Saya ini pengasuh Anda, Tuan. Jangan banyak mengucapkan terima kasih." sahut Raya cepat sembari memasangkan seatbelt pada tubuh Nev.

Nev menahan nafasnya jika berada sedekat ini dengan tubuh Raya, tapi ucapan Raya cukup mengganggunya. Apa salahnya mengucapkan terima kasih?

Raya melipat kursi roda Nev dan mengangkatnya untuk dimasukkan kedalam bagasi belakang mobil. Kemudian diapun memasuki mobil dan menstater mobil untuk menuju pulang.

Nev tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Raya, sikap dewasa Raya, dilengkapi pula dengan sikap kekanakannya yang kadang muncul, sungguh membuatnya bersenang hati. Terlebih Raya juga cekatan, pintar dan tidak mudah ditindas.

Lalu, kesempurnaan apa lagi yang dimiliki wanita ini?

Nev buru-buru membuyarkan pikirannya sendiri-- yang sudah jelas-jelas memuji dan mengagumi sosok Raya yang hadir dalam kehidupannya.

Mobil mulai berjalan perlahan, keluar dari basement. Tapi, celetukan Raya berikutnya berhasil membuat Nev menepuk jidatnya sendiri.

"Kira-kira handphone barunya kapan dibeli, ya, Tuan? Karena saya butuh itu segera. Jadi, kalau pihak Rumah sakit menelepon...untuk memberitahu keadaan Mama, saya bisa tahu dengan cepat. Kalau tidak ada handphone kan susah."

Demi apapun, ini adalah kalimat terpanjang Raya yang berceloteh polos dihadapan Nev, membuat pria itu benar-benar gemas dan ingin menyentil pelan dahi Raya sekarang juga.

Keinginan yang tidak bisa ditahannya dan...

Pletakk!!

"Aw...." Raya meringis sembari satu tangannya memegang dahinya sendiri.

"Apa-apaan! Kenapa Tuan main fisik, sih!" protes Raya yang membuat Nev terbengong seketika.

"Apa? Main fisik?" tanya Nev tak habis pikir.

"Iyalah," sahut Raya tak mau kalah.

Nev berdecak. "Itu bukan main fisik, main fisik itu bukan seperti itu!" kata Nev.

"Ya sama aja, lah..." kata Raya ngotot.

"Sudahlah," kata Nev kesal tapi dia terkekeh juga.

Raya mencebik sembari membelokkan kemudi saat berada diperempatan jalan.

"Jangan cemberut, kita beli handphone nya sekarang." kata Nev mengalah.

"Serius?" tanya Raya antusias.

"Iya, katanya perlu cepat." sahut Nev.

Raya pun mengerem mobil secara mendadak, membuat tubuh keduanya otomatis maju kedepan-- namun terselamatkan karena seatbelt yang terpasang.

Nev sebenarnya ingin protes karena perbuatan Raya. Tapi...

"Makasih ya, Tuan Nev... Tuan baik sekali, saya doakan Tuan selalu bahagia." Raya pun tersenyum girang-- saat posisi mobil memang benar-benar sudah berhenti.

Kemudian, secara refleks, Raya menepuk-nepuk pundak Nev secara berulang-- karena efek rasa bahagia yang melingkupinya.

...Bersambung ......

Jangan lupa Favorit, like, komentar, vote dan hadiah ❤️

1
Asih S Yekti
ceritanya kok terlalu kejam ya
Mas Tista
semoga hukuman untuk feli sesuai dgn kejahatannya
Mas Tista
miris yaaaa....
Victoria Neka
sungguh karya yg sangat bagus
Mas Tista
ads....aku
Mas Tista
kagum sama raya
Chyntia Rizky 🖋️: makasih sudah mampir di novel ini ya kak. baca karya saya yg lain ya setelah ini🙏🏻🙏🏻
total 1 replies
Selvy Anton
Luar biasa
Arie Chrisdiana
maaf thor terpaksa aq bacanya lompat2 coz 1 bab aja isinya buanyak skl dan terlalu bertele2 jd nya bosan, utk ke depannya usulan ku tlg jgn bertele2 ya thor biar yg baca ndak cpt bosan,,, tetap semangat thor 💪💪🙏🙏🙏
Arie Chrisdiana
Mmgnya Nevan ndak punya asisten pribadi atau sekretaris ta kok ndak ada yg dampingi
Arie Chrisdiana
sdh mulai ada kemajuan tuch 👏👏👏👏
Rain
👍
Iin Karmini
ga asyik ya nev klo bogemnya msh mentah...bogem matang lbh syedaap
Iin Karmini
knapa nenek nev yg slh?? othor laah..itu nenek nev nurut mau othor lho😜😜
Iin Karmini
tul bgt...
anita
jgn2 nev gk lumpuh,itu cm buat ngetes feli aja
Iin Karmini
ampyun dah...
Iin Karmini
gaskn...
Iin Karmini
Luar biasa
Kpop Lovers
Aku nangisssss astagaaa... terharu rasanya bahagia banget padahal cuma novel doang.. 😭😭😭😭😭
Yanti Sasmira
👍👍👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!