Mengejar Cinta MAS Ojol

Riska keluar, menggunakan celana pendek ketat, dan kaos putih yg sedikit kedodoran. Kulit putih mulus pun terlihat begitu menggoda. Bahkan rambutnya yg tergerai menambah kecantikan Riska saat ini. Kemudian duduk disebelah Iwan yg tidak berkedip menatap Riska.

" Lu sering pakai pakaian begini jika disini..?" Tanya Iwan masih memperhatikan Riska yg menggigit bibir bawahnya.

" Gerah tahu Wan.." Sahut Riska.

" Kalau gw tergoda bagaimana..?" celetuk Iwan yg kemudian mengalihkan pandangannya.

" Berarti elu cowok normal Wan.." Sahut Riska, kemudian duduk disebelah Iwan dan menaruh kepalanya di bahu Iwan. Tangan Riska meraih tangan Iwan. Dipindahkan ke pundak miliknya.

Iwan terkejut dengan tingkah Riska ini. Baru mengenal sudah ingin intim dengan dirinya.

" Gw penasaran dengan wajah tampan elu Wan. Gw tahu, gw bukan siapa siapa bagi elu. Mungkin elu di luaran sana, sudah punya kekasih maupun pasangan. Tapi gw berharap malam ini bisa menemani gw walau hanya sesaat.." Ucap Riska panjang lebar. Kemudian menatap wajah Iwan yg juga menatapnya. Salah satu kaki Riska sudah berada di pangkuan Iwan saat ini. Iwan pun menatap paha Riska yg mulus kemudian merabanya perlahan.

Iwan pun menatap Riska. Ia juga sudah tergoda dengan tingkah Riska kali ini. Lama kelamaan wajah keduanya sudah berhadapan. Kening mereka pun sudah bersentuhan.

" Gw sudah punya pasangan dan calon istri.." Ucap Iwan yg saling beradu. Nafasnya bersahutan diwajahnya.

" Ga masalah, dan gw ga akan ganggu elu dan pasangan elu nantinya. Siapapun itu.." Sahut Riska. Kemudian memajukan bibirnya, untuk menggapai bibir Iwan. Iwan pun membalas. Riska menutup matanya. Menikmati sentuhan sentuhan bibir Iwan dalam mulutnya.

Riska menuntun tangan Iwan untuk menyentuh bukit miliknya. Dan tangan satunya mempererat pagutannya terhadap Iwan. Tak lama kemudian nafasnya pun tersengal, Riska pun tertawa. Dan Iwan tersenyum.

" Sudah persiapan ternyata.." Ucap Iwan sambil memainkan bukit kembar milik Riska.

" Gw sengaja Wan, apakah lu tertarik atau engga, gw hanya ingin bersenang senang.."

" Apa sering begini terhadap cowok lain..?" Ucap Iwan.

" Hanya orang tertentu yg gw mau.." Sahut Riska, kemudian meraba adik Iwan yg sudah mulai menegang dibawah sana. Iwan tersenyum.

" Engga takut hamil?", ucap Iwan sambil memegang tangan Riska yg sudah kemana mana.

" Gw tidak akan hamil.." Sahut Riska.

" Berarti sering..?"

" Engga juga..." Sahut Riska yg membuka penutup tongkat Iwan yg menegang, secara perlahan lahan.

" Kalau mau dibuka, biar gw berdiri dulu.." Ucap Iwan dan Riska pun mengangguk. Iwan pun berdiri. Sementara Riska sudah tidak sabar dan membukanya. Kemudian memainkan tongkat tersebut dengan mulutnya yg seksi.ummmm

Iwan pun membelai kepala Riska, kemudian menarik kaos Riska agar terbuka. Hingga keduanya pun sudah sama sama pol00s saat ini. Dan Riska kini duduk di pangkuan Iwan.

" Aku ingin menikmati sentuhan sentuhan adik elu. Sepertinya menantang.." Ucap Riska yg kemudian menyambar bibir Iwan kembali.

Iwan pun mengarahkan adiknya untuk masuk ke kandang. Sementara Riska menikmati sambil mendesaaaahh perlahan. Riska naik turun agar semakin nikmat sebelum sampai ke nirwana.

Kemudian Iwan pun bergantian, kini mengungkung Riska di sofa. Dan Riska sudah bersiap menerima sentuhan kembali. Berbagai posisi Iwan lakukan. Sehingga Riska merasa puas. Kemudian keduanya pun mencapai puncak klimaksnya.

" Di dalam ya..?"

" Hemm.." Sahut Riska. Dan Iwan pun mengurasnya sampai tuntas didalam sana. Keringat pun bercucuran diantara keduanya.

" Baru kali ini gw merasa puas banget bersama elu.." Ucap Riska yg kemudian bangun serta mendekap Iwan dari samping.

" Biasanya..?"

" Tidak sampai kelelahan seperti ini. Bahkan adik elu masih menantang begini.." Sahut Riska sambil membelai adik Iwan yg masih basah.

" Mau lagi..?" Tanya Iwan.

" Entar dulu, lelah gw.." Sahut Riska, sambil menjulurkan lidah membersihkan bibirnya. Iwan mengusap kepala Riska di pelukannya.

" Milik elu tahan lama. Belum pernah kepakai..?" Lanjut Riska.

" Sudah sih, sama cewek gw. Bahkan 2 hari berturut turut.." Sahut Iwan kemudian tertawa.

" Buset, kalau gw udah pingsan.." Sahut Riska. Dan tangannya masih memainkan tongkat yg menantang milik Iwan.

" Emang biasanya bagaimana..?"

" Paling sekali dua kali semalam.." Sahut Riska.

" Oh.."

" Kalau gw ketagihan ini, elu mau lagi engga..?" Ucap Riska kemudian menatap Iwan.

" Tergantung situasi. Cewek gw ga mau lepas soalnya.."

" Yaaaahhh.."

" Kalau butuh bilang aja. Asal kita tidak ada ikatan setelah ini.." Sahut Iwan dan Riska pun mengangguk.

" Gw tidak akan menjerat elu. Tapi sekali kali buat senang senang, gw mau sama elu.." Ucap Riska dan Iwan pun mengangguk.

" Kembali lagi, tergantung situasi.." Sahut Iwan.

Keduanya pun sepakat, hanya ketika saling membutuhkan untuk kedepannya nanti. Namun Iwan juga tidak bisa menjanjikan bisa bertemu kembali dengan Riska. Apalagi sahabat Riska sendiri adalah kekasihnya. Iwan tidak memberi tahu siapa kekasih Iwan saat ini.

Keduanya pun kembali mengulang pergulatannya. Riska sangat antusias, karena adik Iwan yg besar ini. Bahkan seperti tidak mau lepas. Desahaaann desahaaann pun kembali terdengar. Membuat gairah Iwan kembali memuncak. Dan tak lama kemudian, keduanya mencapai puncak kenikmatan bersama.

Rasa lelah kini dirasakan oleh Riska, setelah pertempuran panasnya bersama Iwan saat ini. Bahkan ingin mengulang kembali. Namun karena waktu sudah pukul sembilan malam, Iwan menyudahinya. Terlebih Iwan sudah mengadakan janji bertemu dengan kekasihnya malam ini.

Iwan dan Riska pun bebersih dikamar mandi yg sama. Bahkan penyatuan pun kembali terulang, hingga Riska benar benar puas malam ini.

Setelah selesai Iwan pun pamit untuk pulang ke rumah. Sementara Riska kini terkulai di dalam kamarnya.

" Coba kalau belum punya kekasih, gw suruh nginep disini, mumpung Sheila kaga main kesini.." Ucap Riska, kembali mengingat kejadian malam panas hari ini bersama Iwan.

...****************...

Iwan kembali ke perusahaan menggunakan jasa ojek online. Kemudian mengambil motornya untuk pulang ke kontrakan. Iwan pun langsung mandi dan merendam pakaiannya. Agar tidak tercium bau Riska oleh Sheila. Kemudian menjemput Sheila di kontrakannya. Sheila masih setia menunggu. Dan Iwan pun masuk ke kontrakan Sheila.

" Mau disini atau ke kontrakan gw.." Ucap Iwan sambil memeluk Sheila.

" Kalau disini, elu pagi pagi balik ke kontrakan kan..?"

" Hemm.."

" Ya udah, disini aja. Gw udah masak. Tapi enak atau engganya, gw ga tahu. Mau makan..?" Ucap Sheila dan Iwan pun mengangguk.

Sheila pun mengambil nasi serta sayur dan lauk seadanya. Kemudian di berikan kepada Iwan.

Rasanya sudah mendingan daripada kemarin kemarin. Karena sudah banyak belajar bersama Vina maupun teman yg lainnya.

Setelah selesai makan, keduanya pun bercengkerama sesaat. Kembali Sheila bermanja terhadap Iwan dan tak mau lepas. Bahkan kini sudah berada di pangkuan Iwan. Tangannya sudah dilingkarkan di leher Iwan dan enggan untuk dilepaskan. Sheila menyapu bersih setiap sudut wajah Iwan.

" Lama lama kecanduan lho.." Ucap Iwan sambil meremas bukit kembar Sheila.

" Udah candu Wan, gw harap elu selalu ada disisi gw. Entah kalau engga ada elu. Gw ga mau seperti Riska.." Sahut Sheila. Kemudian menatap Iwan penuh gairah.

" Kenapa Riska..?"

" Suka cari pasangan lain, yg penting bisa memuaskan..." Sahut Sheila, dan itu dipahami oleh Iwan.

" Berarti elu yg ngajarin Riska begini..?" Ucap Iwan. Sheila menggeleng, walau memang Sheila sedikit tahu tentang kehidupan Riska selama ini. Namun Sheila hanya ingin dengan satu pasangan dengan Iwan.

" Engga juga, gw aja yg pingin.."

Kemudian keduanya pun berpagutan kembali, saling melepas gairah yg tertunda. Hingga keduanya pun melepas pakaiannya hingga pol00s dan penyatuan kembali terjadi. Sheila tidak ingin mengakhirinya. Hingga Sheila mencapai pelepasan dua kali. Sheila menyudahinya. Sebab esok pagi harus kembali memulai aktifitasnya kembali.

...****************...