NovelToon NovelToon
MENCARI CINTA SEJATI

MENCARI CINTA SEJATI

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Balas Dendam / Identitas Tersembunyi / POV Pelakor
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Mei Sandra

Ini kisah seorang seorang gadis kaya raya mencari cinta sejati menyamar jadi karyawan sederhana. Sania kembali ke tanah air demi mencari kebenaran kematian ibunya. Selama di tanah air Sania jatuh cinta pada pengusaha kaya namun sayang ditinggal nikah. Demi melanjutkan rencana balas dendam pada keluarga penyebab kematian sang ibu juga pada mantan pacar Sania rela menikah dengan laki beristeri yang penyakitan. Mampukah Sania mencari fakta Kematian ibunya sekaligus tuntaskan dendam pada mantan pacar? Semua jawaban ada di kisah ini. Silahkan simak kisah Sania mencari cinta dan tuntaskan dendam!

Ini karya perdanaku. Mohon dukungan para pembaca. Tinggalkan jejak agar penulis makin semangat update. Terima kasih

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mei Sandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berjumpa

Tawaran dari Pak Wandi sangat menggiurkan. Mana ada pemilik proyek berani pertaruhkan dana segitu besar padahal belum ada kegiatan apapun.

Bara cukup syok lihat cara kerja sama Sania dengan investor. Badan boleh mungil nama aura yang ditimbulkan Sania mampu bikin orang jatuh cinta.

Jangan jangan Pak Wandi ada sesuatu dengan Sania baru berani pertaruhkan dana segitu besar. Semacam sugar daddy gitu.

"70%!" Sania membuat penawaran tak tanggung tanggung bikin Bara menahan nafas. Apa otak anak ini benaran masuk air kelewat lama mandi.

"Deal..." Pak Wandi menyalami Sania tanpa pikir dua kali. Lagi lagi Bara melongo melihat cara nego singkat namun langsung klop.

Kepala Bara terasa lebih pusing mendapat pegawai macam preman palak pengusaha penting. Halus namun mematikan. Pak Wandi tak berkutik melawan anak muda macam Sania. Cantik berkualitas.

"Terima kasih pak! Sania janji akan banting tulang untuk wujudkan harapan bapak."

"Tak perlu..cukup rajin. Bapak tak mau anak gadis cantik macam kamu remuk. Silahkan teken kontrak kerja! Bapak masih ada janji makan siang dengan Pak Syuhada."

"Salam sama Pak Syuhada ya!Sania akan jumpa beliau di mega proyeknya."

"Tentu..apa badanmu yang ringkih sanggup tangani mega proyek beliau?"

"Kita coba! Tak ada kata menyerah." "

"Good..bapak yakin kau mampu! Pak Syuhada sudah rekomendasi kamu di proyek ini maka bapak tak lain hati. Tetap padamu.."

Sania tertawa renyah dirayu laki tua macam Pak Wandi. Rayuan Pak Wandi bagai hembusan angin tak bisa dipegang. Lain pula Bara mulai berasumsi negatif pada Sania yang gampang dapat kepercayaan orang. Ilmu pelet dari mana bisa hipnotis orang kaya selalu suka padanya.

"Nanti Sania bilang ke Ibu kalau bapak sudah pinter ngerayu. Bisa dimusuhi bertahun lho!"

"Ibu juga rindu padamu. Kapan ke rumah? Putraku sudah balik dari Aussie. Ada niat jadi warga rumah Bapak?" gurau Pak Wandi bikin Sania tersipu.

"Mas Irfan atau Mas Hakim?"

"Kamu suka yang mana? Dokter atau lawyer?"

"Kalau boleh ya duanya.'' gurau Sania bikin hati Bara kesal. Dasar gadis tak tahu malu. Ditawari cowok minta dua. Kulit muka terbuat dari bahan apa bisa setebal gitu.

Cuma Bara mulai paham kalau hubungan Pak Wandi dan Sania tak sekedar pelaksana proyek dan investor tapi lebih dari itu. Sania mengenal baik keluar itu. Bara harus cari tahu bagaimana hubungan mereka. Keluarga atau memang murni hubungan kerja.

Acara teken meneken berakhir baik. Sania ikut teken sebagai pelaksana juga pemilik rancangan. Bara hanya pemilik perusahaan tempat Sania bernaung.

Berhubung Pak Wandi masih ada meeting sama klien lain maka Sania dan Bara langsung pamit setelah acara teken kontrak selesai. Keduanya berencana kembali ke kantor setelah beres dengan Pak Wandi.

Keduanya segera naik ke mobil tanpa diantar Pak Wandi. Keheningan kembali melanda antara kedua orang ini. Bara masih dipenuhi ratusan pertanyaan tentang Sania. Usia muda namun memiliki prestasi gemilang. Disukai para investor. Karena kerja bagus atau nasibnya mujur memiliki tampang cantik.

Bara menghentikan mobil di salah satu restoran lumayan besar. Sania tersentak mengapa Bara tak segera balik kantor malah singgah di tempat makan. Apa ada yang mau dibeli untuk makan siang?

"Aku tunggu sini saja Pak. Silahkan bapak beli yang bapak mau!"

Bara menatap Sania lalu membuka safety belt sedikit kasar. Raut wajah Bara tetap kaku walau Sania sudah berjasa memberi proyek besar buat dia. Kalau bos lain pasti akan beramah tamah bahkan banjiri hadiah karyawan kreatif macam Sania. Yang ini malah lain. Dingin melebihi es cream. Sedingin es cream masih mending bisa dinikmati. Ini dingin bikin beku hati. Jantung bisa ikutan beku bila tak kuat hadapi terpaan dingin sang bos.

"Kita makan dulu di sini!" suara bass Bara muncul lagi.

Dalam hati Sania ngomel karena Bara tak punya pasti. Mengajak makan atau perintah anak buah ikuti kemauannya.

"Perintah atau traktiran?"

"Memang ada bedanya?" Bara melirik Sania dengan ekor mata bengis.

"Sangat beda pak. Kalau perintah artinya masih dalam tugas kawani bos makan. Kalau traktiran artinya bos mau terima kasih. Yang mana?"

"Terserah kamu! Duanya boleh!"

"Dasar plin plan.."desah Sania tak senang hati. Suara Sania kecil karena bicara untuk diri sendiri tak harap Bara ikut dengar.

"Aku punya kuping bisa dengar." cetus Bara sambil buka pintu mobil tak peduli Sania ikut atau tidak.

Sania melelet lidah merasa lucu. Bara betul betul laki berhati batu. Keras juga dingin. Bagaimana isterinya bisa serumah dengan makhluk ciptaan Tuhan yang agak nyeleneh ini Mungkin Bara diciptakan dari batu dari benua antartika maka dingin tak tentu.

Sania cepat cepat ikut turun nyusul bos. Rugi kalau tak ikut makan gratis. Hitung hitung bisa hemat uang pengeluaran.

Bara sudah duduk di bangku dekat jendela acuh pada Sania. Matanya sibuk menatap ponsel di tangan. Ntah sedang chatting dengan siapa. Tapi kelihatan sangat serius.

Sania duduk sambil celingak-celingukan memandang sekeliling. Hati Sania bagai diremas tangan besi melihat orang yang paling tak ingin dia temui sedang makan bersama seorang wanita yang Sania tahu sebagai bintang sinetron yang dibiayai Bobby. Dua makhluk yang telah menggores luka di hati Sania.

Sania menunduk tak ingin Bobby melihat dirinya. Tapi sayang terlambat Bobby secara reflek melihat Sania bersama laki lain. Wajah Bobby berubah warna setelah tahu siapa yang bersama mantan pacarnya. Bara si beruang kutub yang tak pernah ramah.

"Pak..kita pindah makan tempat lain ya!" pinta Sania memelas tak mau berada satu tempat dengan penipu macam Bobby.

"Ada apa? Makanan sini lumayan enak."

"Aku kurang suka ada di sini." Sania pasang muka sedih harap Bara mau pindah dari restoran membawa hawa panas.

Bara memandang sekeliling dan menemukan perihal Sania mau kabur dari restoran. Bara paham perasaan sedih maka mengangguk tanpa syarat.

"Ayoklah! Aku tak mau lihat ada orang mewek untuk hal tak berarti." Bara bangkit mendahului Sania. Sania ngekor dari belakang tak menoleh ke arah Bobby dan Ranti lagi. Tak perlu menoleh ke masa lalu tak manis. Sania yakin masih ada kisah manis di depan.

Bobby terkesima melihat Sania tak jadi makan di situ. Sebenarnya Bobby ingin hampiri gadis yang sudah dia cari berbulan. Kini ada di depan mata namun tak bisa didekati karena ada Ranti juga laki tinggi besar di samping Sania.

Ranti juga melihat bayangan Sania meninggalkan restoran bersama laki yang tak dikenalnya. Ranti tak kenal Bara tapi Bobby kenal sesama pengembang. Mengapa Sania bersama laki tak ramah itu? Apa hubungan Sania dengan laki itu? Berbagai dugaan hadir di benak Bobby.

Ranti mendesah jengkel melihat suaminya masih belum bisa lupakan gadis muda saingannya dulu. Ranti sudah menang merebut Bobby namun Bobby masih inginkan gadis itu. Ranti tak mau tahu apa tujuan Bobby inginkan Sania. Tetap saja tak betul ingin nikahi gadis muda tersebut.

"Orangnya sudah pergi. Dia sudah dapat penggantimu. Tak perlu mengharap lagi." sinis Ranti marah

"Aku tak percaya Sania bisa gampang lupakan cinta kami. Dia itu cinta mati padaku. Dia pasti kembali bila ku minta. Kau harus rela punya madu kalau mau hidup senang." ujar Bobby tegas sekaligus kesal melihat Sania cepat move on darinya.

Sania kelihatan baik baik saja walau ditinggal nikah. Tak ada wajah kuyu ataupun sedih. Malah Sania terlihat makin cantik setelah pisah dengannya. Tak ada tekanan kerja seperti biasa. Sania harus kejar target tangani berbagai proyek sampai lupa yang namanya istirahat. Lepas dari Bobby malah bikin hidup Sania lebih nyaman walau jumpa bos punya pabrik es berjalan. Dingin melulu.

Dalam perjalanan balik ke kantor Bara dan Sania diam saja. Tak ada niat di hati untuk ngobrol masalah tak jadi makan di restoran. Bara yang sudah thu tentang kejadian miris dalam hidup gadis di sampingna tak berani bertanya apapun. Posisinya hanya sebagai atasan bukan keluarga. Bara tak berhak ikut campur dalam urusan ini.

Begitu sampai di kantor Sania turun dari mobil Bara tanpa bicara sepatah katapun. Sania masih syok jumpa Bobby dalam waktu tak tepat. Rasa lapar tak terasa lagi selain rasa kesal.

Sania meninggalkan Bara di tempat parkiran langsung menuju ke meja kerjanya. Di situ sudah ada Dea perempuan Batak yang menatap Sania dengan heran. Dua hari bersama Sania tak tampak gadis ini bersedih. Kali ini pulang pulang wajah di penuhi awan mendung tebal. Sangat kelam.

"San...kena marah ya?" tanya Dea sok perhatian. Sania beri senyum tak manis pada Dea. Senyum hambar.

"Tidak...cuma capek.."

"Tendernya gol?"

"Alhamduillah berhasil..kita akan mulai sibuk dalam minggu ini. Aku akan beri draf file pada kalian untuk pelajari proyek ini. Nanti aku akan minta ijin pada Pak Bara bagi drafnya. Kita harus hormati hak beliau."

Wajah Dea kontan sumringah dengar Sania berhasil bawa pulang proyek besar. Mereka sudah jarang kerjakan proyek besar sejak bini Pak Bara sakit. Seluruh perhatian Bara tertuju pada isterinya hingga semua tak lancar. Untunglah muncul malaikat cantik bangkitkan gairah perusahaan.

"Pak Bara..." sapa Dea sopan begitu Bara masuk ruangan.

"Tolong beli makan siang! Dua porsi.." kata Bara pada Dea sambil masuk ruang kerjanya. "Oya..Sania masuk ke ruanganku bentar!"

"Siap pak!" sahut Dea semangat.

Dea langsung turun ke bawah laksanakan perintah bos tanpa menunda. Mendengar kata proyek saja otot otot Dea terasa lebih lemas tak kaku seperti biasa.

Sania ikut masuk ruang Bara walau tak enak hati. Bara pasti ingin bahas masalah proyek Pak Wandi yang memang tak Bara pahami. Bara hanya percaya pada insting Sania terima proyek ini walau tahu resiko tak kecil. Apa mungkin gadis muda macam Sania sanggup handle proyek sebesar ini?

"Duduklah!" ujar Bara begitu Sania sudah berada di hadapannya.

Sania duduk di bangku depan Bara menunggu apa yang akan diutarakan bos barunya itu. Sania meremas tangan menahan perasaan agar tak meledak emosi di hadapan Bara setelah jumpa Bobby bersama Ranti.

"Kau sudah tenang?" tanya Bara pelan takut sakiti hati Sania.

"Bapak tahu masalahku?"

"Aku harus tahu siapa pegawaiku. Dunia ini tak selebar daun kelor. Masih banyak laki baik akan warnai hidupmu."

"Kurasa kata bapak tak tepat. Justru dunia cuma selebar daun kelor. Terbukti aku jumpa manusia sampah itu lagi. Sudahlah pak! Kita bahas kerja kita daripada buang waktu untuk hal tak bermanfaat."

Bara memuji mental Sania tak serapuh kerupuk. Sania malah terlihat tegar. Kalau wanita lain pasti pasti akan labrak Ranti ataupun bikin ulah pada Bobby. Sania memilih diam cari moment tepat hancurkan manusia manusia munafik itu.

"Baiklah! Kita makan dulu baru bahas proyek kita."

"Dananya akan masuk rekening bapak. Kuharap bapak bijaksana gunakan dana proyek ini. Ini kesempatan bapak untuk menata perusahaan." kata Sania tegas menatap Bara tajam.

Bara mangut paham maksud Sania agar tak siakan kepercayaan dari Pak Wandi. Sekali Bara macam macam maka tak ada kesempatan kedua. Di sini kepercayaan amat penting. Sania membantu Bara dapatkan proyek dengan harapan masa depan perusahaan bisa lebih cerah. Nasib karyawan bergantung pada hidup mati perusahaan.

"Aku paham...kita buka rekening baru yang akan kita tanda tangani berdua. Kau yang bawa proyek ini maka kau berhak atur keuangan."

"Tak usah...cukup bapak atur semua keuangan. Aku cuma pegawai bapak tak punya hak ikut campur masalah dana. Aku tahu batasan aku."

"Terima kasih..."

"Aku mau tanya berapa orang lapangan bapak? Kita butuh pekerja lumayan banyak sesuai keahlian masing masing. Bagian pertamanan, bagian saluran buangan air. Dua ini yang kita butuhkan pertama."

"Dulu ada tapi sejak kami hanya terima proyek kecil maka mereka berhenti kerja."

Sania termenung sesaat memikirkan tenaga kerja yang harus ada saat ini. Tim kerjanya semua masih ada di perusahaan Bobby. Sania tak mungkin menarik mereka masuk ke perusahaan Bara. Ini perbuatan tak gentleman. Sania boleh benci pada Bobby namun tak mungkin mengganggu para pekerja lain.

"Bisa rekrut pegawai lamamu?" tanya Sania

"Akan kuusahakan. Kapan kita tinjau lokasi pembangunan?"

"Besok pagi..sekarang sudah telat. Dari sini ke sana makan waktu dua jam."

Bara melirik jam tangan mahal di tangannya. Masih jam 12 siang. Kalau diburu masih cukup waktu. Tapi mengapa Sania katakan tak cukup waktu.

"Kita harus bergerak cepat. Kurasa hari ini masih terkejar. Siap makan kita ke sana. Kau pernah ke sana?"

"Bapak ini lucu. Kalau aku tak turun lokasi mana bisa bikin rancangan. Aku sudah sepuluh kali ke sana. Makanya Pak Wandi tak ragu serahkan proyek padaku."

"Maaf..apa Bobby tahu proyek ini?"

"Tahu...bukan wewenang dia urus hal ini. Proyek ini murni punyaku. Aku survey juga tak bawa nama perusahaan. Survey pribadi." sahut Sania agak ketus bila disangkutkan dengan nama Bobby. Penghinaan yang diberikan Bobby cukup remukkan hati Sania. Kalau bisa nama laki itu enyah dari hidupnya sampai kiamat. Dihapus sampai bersih tuntas.

1
Novida Eryani
Luar biasa
Bunda
ikutan ngakak di part ini 😀😀😀
Sri Mulyati
visual dong tambah deru
Fera Bintang
Luar biasa
P. Ary
waaaahhhh anaknya dah hampir 10 thn dooooooooonzzz thorrrrrr
cAmiEe
alur cerita dan bahasanya bagus.....
Endang Supriati
aneh sih bara kenapa pusing sih!!! tinggal tolak si arsy tdk terima! kan hak nya sbg pengusaha. sy juga pengusaha,,,ada kary yg lalai datang telat 3 x pecat.
karyawn tdk bisa up to day dgn hasil kerja pecattt.
awal porong gaji potong transoirt, potong yang makan 75 % klu melanggar etos kerja. ada urusan apa sama karyawan.!!
pecat satu yg melamar jutaan. yg tudak tahu diri kary..pada belagu demo demo dioecat jf gembellll.
Endang Supriati
klu memang rumah atas nammamu! kenapa engga dijual!!! apa urusan nya sama mereka.peduli syetan.tahu.!!
Endang Supriati
sakit kanker blom ada obatnya sampai sekarang, klupun minum obat utu cuma pereda rasa nyeri! bukan obat. kemo malah kanker jd cepat merata dan menyebar kemana mana. akar kanker itu seperti rambut halus dan banyak begitu.
Endang Supriati
laki2 iru 1 juta pwrsen tdk suka sama anaknya.
males urus anak, anak bagi laki2 cuma buat kebanggaan bahwa dia bisa bikin perempuan hamil, artinya dia laki2 sejati.
hampir semua laki2 cuma senang bikinnya. jd anak dan hamil paling benci dan sebell klu belum nikah banyak suruh gugurin! males basnget suruh tanggung jawab. klu tdk taskut dosa dan hukum. pasangan zinahnya hamil klu mau suruh gugurin dia senang banget hamil lagi gugurin lsgi terus maunya begitu dan tak perlu nikah dgn perempuan model begini, krn apa! buat apa dinikahi! engga dinikahi bisa ditidurin setiap saat. tujuan nikah apa? mau ngesex tanpa zinah kan.
lah ini si Ranti dgn bangga mau di ajak tidur tanpa dinikahi.
yg bodoh tuh boby,,, perempuan murahan kok di taburin benihnya. laki2 bejad dunia biasa memandangnya. klu peremouan rusak dan murahan sdh jelas GEN LIAR gimana turunannya!!!
Endang Supriati
masa org pinter cerdas buat rancangan dan penanggung jawab proyek ! MISKIN TDK OUNYA UANG. NGAPAIN KERJA !!! BUAT KANTOR SENDIRI. HRSNYA DISAMPING GAJI BONUS 5 % DR NILAI PROYOEK , SANIA MASIH BODOH AJA.
Endang Supriati
saya bekerja ada di 4 tempat pindah2 total 27 thn,dr lulus kuliah umur 22 thn. sampai umur 49 thn. sy pindah kerja cukup bikin surat pengunduran diri yg ttd yg buat surat dong.
Anonymous
Masak kmr VIP gak disediakan air minum ? Othor lupa kali ya...
Iis Wahyuni
fadhil
sur yati
suka bgt thor intinya klo kt berbuat pasti akan menuai kebaikan krna Allah tdk tdr ya kan Thor 5 bintang thor
sur yati
betul bgtttt Thor
#ayu.kurniaa_
.
Capricorn 🦄
keren
sur yati
datang lgi deh ulet keket noh tanya ma bininya bara gk bsa pp klo bukan krna bininya
sur yati
alah dri awal dia sumpah trs bergudang" cewek nya msh ja sumpah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!