Bangkitnya Wanita Yang Diremehkan

Selesai melaksanakan solat Magrib di kediaman Handoko, Arsy dan Adnan memutuskan untuk pulang, Nyonya Maria dan juga Soraya sudah ingin Arsy segera pergi dari rumah ini.

Lalu tak lama Soraya juga ijin pamit untuk pulang, berharap Gala mau mengantarnya sampai Apartemen, di dalam otaknya ia sudah memiliki suatu rencana agar bisa memiliki Gala seutuhnya.

Aluna tampak sedih saat tahu Arsy dan Adnan akan segera pulang.

"Tante Arsy dan juga Adnan kenapa gak menginap di sini saja? Aku kan jadi kesepian lagi!" Aluna mencebikkan bibir, kedua tangannya ia lipat di atas dada.

Arsy yang melihat sikap Aluna yang seperti itu, ia malah tersenyum tipis ke arahnya. Kemudian Arsy mencoba mensejajarkan tubuhnya, ia bertumpu diatas kedua lututnya yang menyentuh lantai, tiba-tiba Aluna memeluk Arsy dengan sangat erat.

"Tante jangan dulu pulang ya, aku masih ingin Tante Arsy berada di sini, dan juga Adnan!"

Kemudian Arsy membalas memeluknya, lalu mengusap dengan lembut kepalanya, Arsy berusaha memberi pengertian kepada Aluna, agar ia bisa memahami kondisinya saat ini, namun sikap lembut Arsy terhadap putrinya cukup membuat Gala merasa tersentuh. Ia tak habis pikir bahwa Aluna akan bersikap seperti ini terhadap Arsy.

Sedangkan Soraya dan juga Nyonya Maria, keduanya di buat kesal, sedari tadi Soraya sudah sangat geram atas keakraban Aluna dengan Arsy.

Lalu Soraya mencoba mendekati Gala. "Mas Gala, apakah kamu mau mengantar aku pulang? Tadi mobilku mogok jadi mesti di bawa ke bengkel!" Soraya sengaja mencari alasan agar Gala mau mengantarnya pulang.

"Maaf, aku gak bisa! Tadi Papah sudah memintaku untuk mengantar Arsy! Sebaiknya kau diantar dengan sopir saja, bukankah begitu Pah? " Gala mengedipkan sebelah matanya kepada Papahnya, cuma ini satu-satunya cara untuk menghindari Soraya.

Nyonya Maria sempat melayangkan protes kepada putranya dan juga Suaminya.

"Pah, Soraya ini calon istrinya Gala, kenapa Papah malah suruh antar wanita miskin itu!" tatapan tidak suka Nyonya Maria di tujukan kepada Arsy, sontak Arsy yang melihatnya ia langsung menundukkan kepalanya.

"Siapa bilang kalau Soraya itu calon istrinya Gala? Papah belum pernah menyetujuinya, dan Gala bebas untuk memilih calon istrinya, Mamah Jangan suka memaksakan kehendak!" Tuan Dimitri kesal atas perkataan dari istrinya yang selalu ingin menjodohkan putranya dengan Soraya.

Merasa tidak enak karena Arsy mengira bahwa keributan ini berasal darinya, ia pun memutuskan untuk pergi dengan menaiki taksi Online.

"Saya bisa pulang sendiri, Tuan! Jadi tidak perlu diantar!" ujarnya masih membungkuk dan tidak berani menatap siapapun.

Aluna yang mendengarnya, seolah tidak terima.

"Jangan Tan, biarkan Papah yang antar Tante Arsy dan juga Adnan, lagian ini sudah malam, kalau taksi online di jam sekarang jarang ada yang mau! " Aluna sengaja berbohong agar Tante Arsy mau di antar oleh Papahnya.

Tanpa banyak komentar, akhirnya Gala meraih pergelangan tangan nya, dan Arsy cukup terkejut atas sikap Gala.

Soraya dan juga Nyonya Maria di buat melotot, kedua bola mata mereka seperti mau copot.

Sedangkan Tuan Dimitri dan juga Aluna, keduanya tersenyum senang, bahkan sampai adu tos, sepertinya semua ini memang sudah direncanakan oleh Tuan Dimitri dan juga Aluna.

Soraya kembali mengepalkan tangan, ia menghentakkan kakinya karena kesal.

"Tante, bagaimana ini? Kenapa Gala malah pergi bersama wanita itu?"

" Maaf Soraya, Tante juga tidak bisa berbuat banyak!" Nyonya Maria memijit pelipisnya karena merasa pusing.

Sedangkan Arsy pergi menuju halaman rumah bersama dengan Gala, di susul oleh Adnan, Arsy sempat berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman kuat tangannya Gala.

"Lepaskan saya Tuan!"

namun Gala tak bergeming sama sekali, Arsy merasakan sakit di kaki kirinya, Adnan yang melihat ibunya kesakitan, ia berusaha menyelamatkannya.

"Lepaskan Bundaku, Om! Om kenapa bersikap kasar?" Adnan meraih tangan Gala yang kedapatan mencengkram kuat tangan ibunya.

Gala menatap dingin ke arah Adnan."Diam kau bocah, jangan ikut campur, aku hanya ingin mengantarkan kalian pulang, kenapa kau dan ibumu begitu berisik!" Gala tidak menyadari bahwa sikapnya cukup kasar terhadap Arsy.

Kemudian mereka segera masuk ke dalam mobil, dimana Adnan duduk di jok belakang seorang diri, sedangkan Arsy duduk di jok depan bersama dengan Gala, Arsy tak berani melawan, ia menuruti perintah dari Gala, karena Arsy sudah tidak mau berdebat dengannya.

Sedangkan Adnan, ia tampak kesal atas sikap Gala yang seenaknya terhadap ibunya.

Di saat perjalanan pulang menuju kontrakan, Arsy terus saja memalingkan wajah, ia menatap pemandangan gedung pencakar langit dari balik jendela kaca mobil, Gala beberapa kali melirik ke arahnya, kemudian ia melihat Adnan dari kaca spion depan, rupanya Adnan tertidur sambil bersandar di jok mobil.

Malam ini kondisi jalanan cukup padat merayap, sehingga Gala tidak bisa mengemudikan mobilnya dengan kecepatan penuh.

Di dalam mobil, keduanya tak berani berkata apapun, suasana pun menjadi sunyi senyap, hanya terdengar suara klakson dan juga deru mesin mobil yang melaju.

'Ha-ha-ha, kenapa lidahku terasa kelu untuk mengatakan sesuatu kepada wanita ini? Tapi aku harus memberikan peringatan padanya, sebelum semuanya terlambat.

Dan akhirnya Gala memberanikan diri untuk memulai percakapannya.

"Sebenarnya ada rencana apa dibalik kebaikanmu ini terhadap putriku? Kau sangat pintar memanfaatkan situasi, sampai-sampai putri kecilku begitu mudahnya jatuh kedalam permainanmu!"

Jleb!

Arsy tidak menyangka dan tidak terima atas tuduhan yang ia anggap begitu menjijikan.

"Apa maksud Tuan berkata seperti itu? saya samasekali tidak mengerti!" Arsy mengernyitkan kening, Kedua tangannya ia kepal, serta rahangnya menegang.

"Alah, kamu jangan berpura-pura polos, aku tahu sepak terjangmu itu, wanita yang pandai memanfaatkan kekuranganmu agar orang lain merasa iba, oh ada satu lagi, ku akui kau penampilanmu saat ini sangat cantik, namun sedikit pun aku tidak tertarik, kau sengaja kan ingin memanfaatkan kecantikan mu itu untuk menggodaku!" Gala tersenyum menyeringai, ia sangat puas karena apa yang sedari tadi ingin ia katakan kepada Arsy telah tersampaikan seluruhnya.

"Sudah cukup hentikan, anda benar-benar sangat menyebalkan Tuan, apakah anda tidak berkaca diri bahwa Anda adalah manusia yang bisanya menghina dan merendahkan orang lain, anda bilang saya ingin menggoda anda? Cih... Sebaiknya anda ngaca dulu di depan cermin, saya sama sekali tidak tertarik dengan anda, jangan anda kira saya sama seperti wanita lainnya, yang mengagumi manusia berhati busuk seperti anda, di mataku, kau adalah laki-laki yang tidak tahu malu dan terlalu kepedean. Jangan merasa anda ini memiliki wajah yang tampan sehingga menganggap semua wanita tergila-gila padamu! " Dada Arsy sampai dibuat baik turun karena kesal.

Kemudian Gala menghentikan laju mobilnya ke pinggir jalan. Dan ia menatap dalam Arsy, Gala mencoba mendekat dan berusaha bertindak tidak pantas sebagai bentuk pelajaran untuknya.

Plak!

Satu tamparan akhirnya membekas di pipi kanannya.

"Anda jangan kurang ajar, jangan samakan saya dengan wanita murahan yang sering Tuan jumpai!"

" Ha-ha-ha, jangan munafik kau, semua wanita tak ada yang berani menolak ku, tapi kau, kau benar-benar wanita tidak tahu diuntung!" Gala marah dan juga kesal karena Arsy telah berani menamparnya, seumur-umur baru kali ini ia ditolak sekaligus ditampar oleh seorang wanita.

Dan akhirnya Arsy memilih untuk keluar dari dalam mobil, ia buru-buru membangunkan Adnan dan segera membawanya pergi.

Sedangkan Gala, ia memukul-mukul stir mobilnya karena kesal, baginya semua kejadian ini merupakan penghinaan untuknya.

'akan aku balas semua perbuatanmu ini, aku tak akan pernah melepaskan mu, aku akan menghancurkan mu, dasar wanita pincang tidak tahu diuntung! ' amuknya dalam hati.

Sementara itu, Arsy sudah tidak bisa membendung air matanya, ia tak menyangka bahwa Gala akan bertindak seperti itu padanya.

'Dasar pria sinting tidak berperasaan, semoga aku tidak dipertemukan kembali dengan-nya! ' doanya dalam hati.

Bersambung...