Ella Johnson memilih menjauh dari keluarganya setelah ia menyelesaikan kuliahnya, karena trauma masa lalu yang membuat Ella menjauh dari keluarganya Erico Wijaya Seseorang yang terpesona dengan Ella pada pandangan pertama.. Merasa hampa ketika Ella memutuskan buat menjauh Dari keluarganya..
Bab 31
Ella sangat senang, akhirnya Erico membalas perasaannya.. walaupun begitu ia akan jujur ketika Erico mempertanyakan persoalan perasaannya.. jika Erico tidak bertanya soal itu, maka Ella akan bersikap seperti biasa saja..
‘Untung saja kak Erico tidak melihat live Merry dan Meillisa waktu itu.. kalau tidak pasti aku bakalan malu.’ Ucap Ella dalam hati..
Saat ini dia berada di balkon kamarnya, karena ia tidak bisa tidur… pikirannya terlalu berisik sehingga ia tidak bisa tidur.
Ella sangat senang anak - anak omanya dan para sepupunya sudah akur seperti ini.. dia juga pelan - pelan sudah bisa ikhlas dengan kekecewaan yang dia rasakan saat ini.. bukan karena Merry membelanya, tapi ia berpikir jika semua ini adalah sebuah pembelajaran untuk dirinya lebih baik lagi dan untuk dirinya lebih bijak dalam menanggapi sesuatu masalah..
“Mungkin besok sebelum take off aku akan menghubungi Merry, semoga saja nomornya tidak di ganti.” Lirih Ella sambil memandangi langit malam
Ara kebangun karena haus, setelah ia kembali dari dapur.. ia melihat tidak ada Ella di tempat tidur, ia mencari ke kamar mandi dan melihat ke meja kerjanya juga tidak ada.. ia melihat kain gorden kamar Ella terbang - terbang kena angin, ia menuju balkon karena kain gorden itu menutupi pintu menuju balkon..
Ara melihat Ella sedang melamun sambil menatap langit malam.. ia langsung menuju ke kakaknya untuk mengajaknya masuk ke dalam kamar..
“Kak? Kenapa kakak tidak tidur?” Tanya Ara
“Eh– Ara.. iya kakak belum bisa tidur..” jawab Ella
“Ada yang menganggu pikiran kakak? Tanya Ara lagi..
Ella menggelengkan kepalanya, “tidak ada, hanya saja kakak kepikiran sahabat - sahabat kakak yang tidak tahu kakak akan pergi besok.” Jawab Ella
“Oh.. sebenarnya Ara sangat sedih kak.. baru saja Ara bisa dekat dengan kalian semua apa lagi dengan kakak, tapi kakak harus pergi besok.” Lirih Ara
Ella yang mendengar Suara Ara ada rasa merasa bersalah.. tapi ia memang harus pergi, pekerjaannya tidak bisa di tunda lagi.
“Ntah kenapa aku merasa kakak akan bertahan di sana walaupun pekerjaan kakak sudah selesai.” Ujarnya sambil tersenyum tipis menatap Ella
Degh
Ella tekejut dan menatap Ara, ‘kenapa anak ini bisa tahu rencana ku yang tidak di ketahui siapa pun.’ Ucap Ella di dalam hati..
“Tidak apa - apa kak, healing lah sebentar.. tapi tolong jangan sampai sebulan di sana, kami membutuhkan kakak.. apa lagi aku.” Ucap Ara lagi sambil menundukan kepalanya..
Ella hanya bisa mengelus kepala Ara tanpa mengucap apa pun.. Ara yang merasa hangat karena elusan Ella, malah berhambur memeluk Ella..
Ella tertawa melihat bocilnya yang paling bontot ini sedang mode manja..
“Jangan terlalu manja, Ra.. kamu harus belajar bela diri pasti akan terpakai nanti.. bekali diri mu dengan pengetahuan, boleh tidak kuliah tapi harus banyak pengetahuan..” ucap Ella sambil memeluk Ara
Ara mengangguk pelan mengerti apa yang di katakan Ella.. Ara menguraikan pelukannya, ia menatap Ella..
“Tolong kakak jaga kesehatan, jika aku dengar kakak sakit.. aku akan bawa kak Tom dan Marvis buat jemput paksa kakak pulang.. menjauh sejenak tidak masalah, yang penting kakak sehat dan happy.” Ucap Ara sambil tersenyum
Ella tersenyum mendengar apa yang di ucapkan Ara, ia juga tahu jika daritadi Ara menahan dirinya untuk tidak menangis.. ia tersenyum sambil melirik ke dalam kamar, ia bisa melihat para bocil lainnya juga ada di sana…
“Kalau mau nangis, nangis lah sekarang.. jika besok kalian nangisnya, itu akan membuat kakak semakin berat untuk pergi di saat kakak harus menyelesaikan pekerjaan yang di kota B.” Ucap Ella..
Tidak lama Ella mendengar suara isakan.. Meillisa langsung berhamburan memeluk Ella.
“Jangan menyalahkan siapa pun ya, Mei.. kakak kali ni agak menjauh setelah pekerjaan selesia bukan karena masalah Merry, tapi kakak sedang lelah dengan semuanya.. kakak ingin menepi sejenak tapi pasti kakak akan pulang kok.” Ucap Ella sambil menenangkan Meillisa..
“Ingat ini kalian sudah nangis, kalau kalian mau ada nangis part 2 bagusan kalian besok tidak usah ikut ke bandara.” Ucap Ella..
“Yah… kakak!” Mereka kembali kompak memprotes Ella
Ella tertawa mendengar mereka dengan kompak memprotes, setidaknya ia pergi menepi dalam keadan hati yang sudah membaik.. tidak pergi dengan hati yang masih kecewa..
Terima kasih telah mampir 🙇🏻♀️