Alzahro adalah pria miskin dan hanya bekerja serabutan. Awalnya pernikahan itu terjadi karena kecelakaan kecil, ya itu Saat Genisa hendak menikah, tunangan Genisa kabur di hari pernikahannya. kebetulan Alzahro sedang lewat ia pun di tarik oleh Genisa sebagai pengganti pengantin pria.
Selama hidupnya di rumah keluarga Genisa, ia tidak pernah di anggap sebagai keluarga, melainkan seorang pembantu di rumah itu, tapi meskipun Genisa tidak mencintainya, Genisa juga tidak membencinya. Hanya Genisa yang baik padanya di rumah itu.
Berkali-kali Ibu Genisa minta Alzahro bercerai dengan Genisa, tapi Alzahro selalu menolaknya, hingga akhirnya Ibu mertuanya itu pun melakukan sesuatu padanya, memukulnya dengan kayu hingga ia sekarat.
Di saat ia sekarat, ia mendapatkan sebuah berkah, yaitu sistem yang mengubah hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 Pencurian Di Toko Berlian
......❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️......
Sesampainya mereka di sebuah toko yang khusus menjual berlian. Mereka pun masuk ke dalam. Tempat itu sangat luas, ada beberapa tempat yang memamerkan berlian yang berkilauan, ada yang besar dan ada yang kecil.
Yang pastinya tempat itu di lengkapi alat sensor pendeteksi pencuri dan penjaga yang ketat.
Alzahro menarik tangan Genisa di sebuah steling yang memamerkan sebuah berlian indah yang sudah di jadikan cincin dan di letakkan di dalam kotak kaca.
"Yang ini berapa Mbak?" tanya Alzahro menunjuk berlian yang ada dalam kotak kaca tersebut.
"Oh, yang ini harganya 105 juta Tuan," jawab karyawan tersebut.
"Apa bisa di tes dulu?" tanya Alzahro.
"Bisa Tuan, Apa Anda ingin mengetesnya?" tanya Karyawan tersebut.
"Iya." angguk Alzahro.
Karyawan itu pun menggeser kaca steling, dengan hati-hati ia mengambil kotak kaca yang berisi cincin berlian tersebut.
Genisa menjadi gelisah, ia memegang tangan Alzahro. "Mas, kamu yakin mau belikan berlian ini? Kan harganya mahal banget."
"Ini murah kok untuk kamu, doakan Mas ada rezeki lagi ya, biar bisa belikan yang mahal lagi," ucap Alzahro mengelus rambut Genisa dengan penuh kasih sayang.
"Silakan Tuan," ucap Karyawan itu menyodorkan kotak kaca itu dan membukanya.
Alzahro meraih cincin berlian tersebut, Kilauan cahaya lampu memantul di berlian mungil itu membuat Kilauan indah dan jernih. Alzahro sangat terpesona dengan Kilauan berlian tersebut.
Meskipun ia dari keluarga miskin dan tak pernah melihat berlian sebelumnya, ia sangat ingin memiliki untuk dirinya sendiri, tapi ia sadar, berlian yang berharga bukan lah berlian yang ia pegang, tapi wanita yang ada di depannya itu.
Ia meraih tangan Genisa dan memakaikan cincin tersebut di jari manis Genisa, dan itu sangat cocok dan pas di jari Genisa.
Alzahro tersenyum. "Sangat indah, berlian ini sangat cocok untuk mu Sayang."
"Tapi..."
"Ayolah, jangan menolak pemberian dari ku," ucap Alzahro.
"Terima kasih," ucap Genisa malu-malu.
Beberapa orang masuk ke dalam toko untuk melihat berlian tersebut dan tak sengaja menyenggol Alzahro.
[Peringatan!]
[Peringatan!]
[Ada bahaya]
[Ada bahaya]
Dor! Dor! Dor!
Alzahro langsung merangkul Genisa dan mengajaknya menunduk. Mereka berjalan dalam posisi berjongkok untuk mencari tempat aman. Akhirnya ia berhasil membawa Genisa ke bawah meja hias.
Tubuh Genisa gemeteran, ia memegang tangan Alzahro dengan kuat. "Mas, gimana ini Mas?" tanya Genisa ketakutan.
"Kamu yang tenang ya Sayang, jangan panik," ucap Alzahro memeluk Genisa agar istrinya tenang.
Sensor alarm bahaya berbunyi, perampok itu langsung menebak alarm itu hingga rusak.
Dor! Dor!
"Berisik banget sih!" ucap ketua perampok itu kesal.
Ternyata orang yang menyenggol Alzahro tadi adalah perampok. Lima orang pria yang sudah ada dalam toko yang memakai jaket kulit berwarna hitam sambil mengeluarkan senjata api, mereka mendorongkan senjatanya ke arah para pengunjung yang ketakutan tersebut.
Sayangnya, pintu sensor untuk pencegahan orang dari luar masuk ke dalam toko tidak bisa di akses, karena pencurinya Sudah ada di dalam.
"Cepat kumpulkan semua berlian ini dan masukkan ke dalam koper!" perintah Seorang pria yang memakai kalung besi itu menodongkan senjata apinya di kepala karyawan berlian tersebut.
Karyawan itu terlihat panik dan gugup, ia berpikir apa yang harus ia lakukan, nyawanya sekarang benar-benar di ujung tanduk.
"Cepat!" bentak pria itu membuat karyawan itu semakin gugup.
Dengan tangan gemetar, ia pun mengambil berlian itu satu persatu dan memasukkan dalam sebuah koper yang ada di bawah meja.
......❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️......