Awalnya aku merasa melayang dan jatuh cinta, tapi setelah tahu alasannya memilihku hanya karena aku mirip cinta pertamanya, membuat hatiku terluka.
Bisakah aku, kabur dari obsesi cinta suamiku🎶
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaSheira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19. Wajah Palsu
"Turunkan hpmu, aku mau melihat kakimu," ujar Bastian. Masih dengan sorot mata dingin dan curiga.
Viola menurunkan hpnya, layar hp-nya menunjukkan kakinya.
Kaki telanjang tanpa alas kaki, tergolek di atas seprei yang mereka pakai bergulingan semalam. Lutut ranum dan putih yang terlihat karena rok Viola tersingkap.Viola pun tak hendak menutupi kakinya, dia biarkan saja begitu.
Bastian tersenyum setelah melihat itu.
Dia puas setelah memastikan aku benar-benar tidur di kamar.
"Tidurmu nyenyak?" Sudah bicara dengan manis dan ramah.
"I.. ia Kak, maaf. Tadi aku cuma tidur-tiduran di kasur sambil memikirkan Kakak, eh tahu-tahu aku ketiduran beneran."
Bastian tersenyum lagi, senyum yang hangat seperti tadi pagi saat dia pergi.
"Aku membuat mu kelelahan ya?" ujar Bastian dengan nada menggoda. "Maaf ya Vio, aku menguras energimu."
Hih, lihat, suasana hatinya berubah seperti membalik telapak tangan.
"Apa si Kakak ini meledek terus."
Viola menyelipkan rambutnya di belakang telinga. Lalu menguap sambil menutup mulutnya, setelah itu menggeleng sambil mengucek mata.
"Haha, lucunya. Aku jadi sudah merindukanmu."
Nggak usah aneh-aneh! Kerja aja sana!
"Kakak tahu aja, aku sampai ketiduran karena memikirkan Kakak. Kakak di kantor sekarang?" Dibelakang punggung Bastian, terlihat lemari dokumen, yang ada di kantornya. "Akhir pekan Kakak masih bekerja?"
Aku pikir dia akan langsung pergi ke rumah Nona Celine.
"Hemm, Vio."
Dia tidak pernah mau membahas pekerjaan denganku.
"Ia Kak..."
"Linda ada di depan pintu, aku mengirim ayam goreng kesukaan mu."
"Hah? sungguh."
Kaget, Vio langsung beranjak turun dari tempat tidur.
"Kalau begitu aku ambil dulu ya Kak."
"Jangan tutup panggilan."
Viola yang mau meletakkan hpnya, meraihnya lagi. Dia belum yakin aku ada di rumah? Sampai mau melihatku bertemu stafnya? Akhirnya sambil masih menyorot wajahnya dengan kamera, Viola keluar dari kamar. Bergegas dia membuka pintu
Dan benar saja, Linda, gadis cantik yang bekerja sebagai staf sekretaris di ruang kerja Bastian berdiri di depan pintu. Dia memakai pakaian santai dan sepatu olahraga. Wajah gadis itu langsung tersenyum cerah ketika melihat pintu terbuka.
"Selamat siang Nona, saya membawa kiriman Tuan Bastian."
Sebuah buket bunga dia sodorkan pada Viola. Bunga mawar berwarna pink, ada yang sudah mekar dan ada yang kasih kuncup. Viola menerimanya dan berterima kasih pada Linda.
"Kakak, aku sudah menerima bunganya." Viola menggeser kameranya untuk menyorot Linda, gadis itu gelagapan menundukkan kepala. Wajahnya sekilas terlihat pias, dia membetulkan rambutnya. "Masuklah Linda, maaf membuatmu menunggu, aku ketiduran tadi."
Setelahnya Viola melihat layar hp-nya.
"Kak, aku.."
"Kau tidak mau mengatakan apapun?" ujar Bastian.
"Haha, maaf, aku lupa." Viola nyengir. "Terimakasih bunga dan ayam gorengnya Kak, aku akan menikmatinya sambil memikirkan Kakak."
Dia belum puaskan? Masih ada yang ingin dia dengar kan? Sekarang, Viola bisa dengan mudah mengetahui yang diinginkan suaminya dari caranya tersenyum.
"Aku mencintai mu Kak, aku merindukan Kak Bastian."
"Aku juga mencintaimu Vio, makan dan istirahatlah, sampai jumpa nanti. Kirim fotomu saat kamu makan."
Viola memamerkan giginya lagi sambil menganggukkan kepala. Setelahnya dia melambaikan tangannya.
"Sampai jumpa Kak, cup.. cup.. muah."
Sambungan terputus, lelahnya. Aaaaaa! Kenapa baru bangun tidur aku harus bersandiwara sekeras ini! Padahal aku mimpi yang sangat melelahkan, bahkan seperti baru mengalaminya sungguhan.
Viola meletakkan hpnya, lalu menemui Linda yang sedang menyusun makanan di meja makan, gadis itu mengangguk lalu tersenyum. Entahlah, Viola tidak tahu, seperti apa wajah asli seorang Linda, tapi di depannya dia selalu tersenyum dengan hangat.
Sekalipun dia datang karena perintah dari Bastian.
"Maaf Linda, aku ketiduran, kamu menunggu lama ya?"
"Tidak apa-apa Nona, saya sambil nonton drama kok tadi nunggunya."
Deg..
Berarti dia benar-benar menunggu lama, seharusnya kau kembali saja. Aaaaa! tapi mana mungkin kau kembali dan membantah suami gilaku itu.
"Duduklah, kita makan sama-sama," ujar Viola.
"Baik Nona, Tuan Bastian juga..." Seperti sadar sudah salah bicara, Linda langsung menyambar ayam goreng dan menggigitnya, lalu tertawa dan bilang ayamnya enak sekali. "Haha, silahkan dimakan Nona, ayamnya gurih sekali."
Kalau Tuan Bastian memang menyuruhmu menemaniku kan?
Viola tersenyum, lalu membukakan botol soda milik Linda, menuangkan ke dalam gelas berisi pecahan batu es.
"Makanlah, haha, aku juga bosan kalau sendiri. Terimakasih sudah jauh-jauh datang di akhir pekan seperti ini."
Viola pernah berfikir, kalau dulu Linda memang ingin berteman dengannya. Ya, dulu sekali, sebelum dia tahu, Bastian sudah mengatur segalanya untuknya. Teman yang mendekatinya dan mengajaknya bicara sekalipun datang atas izin suaminya.
"Nona.. Anda suka menonton drama?"
"Ah, aku jarang nonton drama. Aku tidak punya waktu setelah bekerja dan pulang aku biasanya..."
Suasana menjadi canggung, karena Viola tidak jadi meneruskan kalimatnya.
Aku hanya bersama suamiku, bagaimana mungkin aku punya waktu nonton drama! Begitulah kalimat yang tertelan lagi di tenggorokan Viola.
"Haha, makan yang banyak Lin, mau nasi nggak? Aku tadi juga masak lho."
"Tidak usah Nona, nanti malah merepotkan Anda. Ini saja sudah cukup kok."
"Nggak papa, merepotkan apa, aku malah senang ada yang menemani makan."
Saat Viola bangun dari duduk untuk mengambil nasi, senyum dan wajah ceria Linda menghilang, dia mengigit ayam gorengnya dengan perasaan getir. Enak sekali ya, sedangkan istri sah yang disana selalu diabaikan. Gumamnya pada dirinya sendiri. Padahal dia tidak terlalu suka ayam goreng, tapi harus pura-pura seperti ini.
"Ah, terimakasih Nona," Linda buru-buru menerima mangkuk nasi yang disodorkan Viola. "Saya kaget tadi waktu melihat Tuan Bastian menelepon Anda, dia bicara dengan sangat lembut dan ramah. Beliau tidak pernah bicara begitu dengan kami para karyawannya."
Deg..
Viola menelan nasi yang baru masuk ke mulutnya, bingung harus berekspresi seperti apa.
"Bahkan dengan Nona Celine pun tidak seperti itu, Anda benar-benar beruntung mendapatkan cinta dari Tuan Bastian ya. Membuat iri saja."
Glek.. glek.. rasa air yang masuk tenggorokan Viola terasa asin.
"Saya tidak pernah disuruh mengantar bunga atau makanan ke rumah Nona Celine, padahal saya sering kemari membawakan hadiah dari Tuan Bastian untuk Anda. Anda benar-benar beruntung ya."
Viola meletakkan gelasnya.
"Aku akan minta Kak Bastian untuk tidak menyuruh mu datang lagi, maaf, kau pasti lelah sering kemari, apalagi aku ketiduran tadi. Maaf ya Linda, akhir pekan mu harus kau habiskan denganku."
Deg..
Linda menjatuhkan ayam gorengnya, wajahnya langsung pias.
"Nona, bukan begitu maksud saya."
Lalu apa maksudmu? padahal kau tahu, aku itu hanya istri kedua yang tidak pernah diakui keluarga suamiku. Walaupun aku mendapatkan cinta dan kasih sayang Tuan Bastian, bagi kalian, aku itu cuma terlihat seperti merebut kebahagiaan Nona Celine kan?
"Tidak apa-apa Linda, aku tahu kok, kamu juga datang karena perintah Tuan Bastian, jadi kedepannya kau tidak perlu datang kemari, aku akan bilang pada kakak."
Tiba-tiba, Linda bangun dan tiba-tiba lagi dia jatuh berlutut dan menundukkan kepalanya, bahkan sampai menyentuh lantai.
"Linda! Apa yang kamu lakukan? Bangunlah, kau tidak perlu sampai berlutut, aku tidak akan mengadukan apa-apa. Bangunlah, aku mohon."
"No.. Nona saya minta maaf, saya sungguh-sungguh minta maaf kalau ada kata-kata saya yang menyinggung. Ta.. tapi kalau sampai Anda mengatakan pada Tuan Bastian, sa.. saya bukan hanya tidak akan datang kemari, tapi saya akan kehilangan hidup dan pekerjaan saya."
Be.. beliau baik hanya pada Anda, apa Anda tidak tahu itu. Tatapan benci Linda yang harus sampai memohon seperti ini, hanya pada istri simpanan, membuat wanita itu semakin terhina.
"Bangunlah, aku tidak akan bilang apa-apa. Aku hanya sedikit kesal karena kau membandingkan ku dengan Nona Celine. Bangunlah Linda, aku mohon."
Padahal kau tidak tahu apa-apa, kau tidak tahu apa-apa.
Linda pun bangun dari berlutut, dia menyeka sudut matanya sambil minta maaf lagi.
Suasana tak sama lagi, hanya ada kecanggungan, sampai waktunya Linda pergi meninggalkan rumah.
Viola mengirimkan foto dia sedang makan bersama Linda.
Bastian membalasnya.
"Aku merindukanmu Vio 😘"
Padahal dia pasti sudah ada di rumah Nona Celine, gumam Viola getir melihat stiker ciuman yang dikirim suaminya.
Bersambung
kalo ortu bastian tau kah?
yg penting kau bisa bebas nanti stlh bercerai...