NovelToon NovelToon
When The Heavy Rain Comes To You

When The Heavy Rain Comes To You

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cintamanis
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Nanda Dwi

Lunar Paramitha Yudhistia yang baru saja menyelesaikan pendidikannya di perguruan tinggi harus menerima kenyataan pahit bahwa ayahnya menikah lagi dengan rekan kerjanya. Ia tak terima akan hal tersebut namun tak bisa berbuat apa-apa.

Tak disangka-sangka, wanita yang menjadi istri muda sang Ayah menaruh dendam padanya. ia melakukan banyak hal untuk membuat Lunar menderita, hingga puncaknya ia berhasil membuat gadis itu diusir oleh ayahnya.

Hal itu membuatnya terpukul, ia berjalan tanpa arah dan tujuan di tengah derasnya hujan hingga seorang pria dengan sebuah payung hitam besar menghampirinya.

Kemudian pria itu memutuskan untuk membawa Lunar bersamanya.

Apa yang akan terjadi dengan mereka selanjutnya? Yuk, buruan baca!

Ig: @.reddisna

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nanda Dwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 02: Being His Personal Assistant

Cahaya hangat mentari pagi berhasil masuk perlahan-lahan melalui celah-celah jendela kamarku. Hangatnya tepat mengenai wajahku yang belum sepenuhnya terbangun, diiringi dengan kicauan burung yang menari-nari di atas awan pagi.

Aku beranjak dari tempat tidurku dan mulai merapikannya. Sembari bersenandung kecil ku buka tirai yang menutupi jendela kamarku, kubiarkan hangatnya cahaya mentari menyapa wajahku. Ku pandang hamparan luas langit pagi melalui jendela.

"Ibu, mengapa dunia ini begitu jahat pada putri kecilmu ini," aku bergumam.

Seorang Lunar Paramitha Yudhistia, putri dari seorang pengacara ternama kini tampak begitu menyedihkan. Ia bahkan tak punya tempat tinggal dan berakhir menumpang di rumah seseorang yang baru saja dikenalinya. Sungguh miris? Aku tak mengerti mengapa Ayah begitu mempercayai wanita sialan itu, apa yang istimewa darinya?

Ini bukanlah hidup yang ku dambakan setelah menyelesaikan strata satu ku dibidang Sastra Indonesia, aku ingin hidup bahagia bersama Ayah dan menjadi seorang penulis dengan karya-karya spektakuler di usiaku yang baru menginjak dua puluh tiga ini. Namun semua itu hanyalah angan semata.

Aku tersenyum getir, Ayah sudah membuangku tapi aku tak bisa berhenti untuk memikirkan. Ku harap ia hidup dengan baik dan bahagia, walaupun tanpa aku di dalamnya.

Tok ... Tok ... Tok

Seseorang mengetuk pintu kamarku, aku pun membukanya dan mendapati seorang wanita paruh baya yang membawa sebuah paperbag ditangannya.

"Selamat pagi, Dek Lunar. Ini baju ganti yang sudah disiapkan Tuan untuk Dek Lunar. Tuan sudah menunggu di ruang kerjanya," ia tersenyum ke arahku dan menyerahkan paperbag itu kepadaku.

"Terimakasih," balasku singkat.

Akupun kembali masuk ke dalam dan mulai membersihkan diri. Kemudian aku mulai mengenakan pakaian yang diberikan oleh Selatan. Sebuah kemeja berwarna putih dan rok berwarna biru muda dengan sebuah pita di belakangnya.

"Cantik," gumamku di depan cermin.

Aku berjalan keluar dari kamarku dan menuju ke ruang kerja Selatan yang berada di lantai satu.

...─────────── ✦ ──────────...

"Jadilah asisten pribadiku, aku akan memberimu gaji dan tempat tinggal." Ucap Selatan.

Aku sedikit terkejut dengan perkataannya, asisten pribadi? Hey, ini benar-benar gila. Aku tak pernah membayangkan hal ini sebelumnya.

"Baik," jawabku dengan sedikit ragu.

"Aku akan menjelaskan apa saja yang harus kau kerjakan. Kau harus selalu siap sedia kapan pun aku memanggilmu, menemaniku kemanapun aku pergi, menyiapkan segala perlengkapan ku untuk bekerja..."

"Baiklah, kau tak perlu menjelaskan sepanjang itu," potongku sembari menutup mulutnya. Ia tampak terkejut dengan sikapku, hahahah itu sangat lucu.

"Jangan sentuh aku," ucapnya dengan datar.

"Maaf," aku buru-buru menarik tanganku. Dia adalah bosku sekarang, aku harus bersikap sopan. Wajahku merah sempurna seperi tomat, ini memalukan sekali.

Selatan mengeluarkan sesuatu dari laci meja kerjanya, kemudian menyerahkan benda itu kepadaku.

Sebuah ponsel.

"Aku sudah memasukkan nomorku dan penghuni rumah ini dalam ponselmu," tuturnya sambil menyerahkan ponsel itu padaku.

Woah! Dia benar-benar dermawan, memberikan ponsel edisi terbaru kepadaku secara cuma-cuma. Bahkan Ayahku tak pernah memberikan barang semahal ini padaku. Rasanya aku ingin melompat saking bahagianya.

"Terimakasih! Terimakasih!" aku membungkukkan badanku berkali-kali sebagai tanda terimakasih kepadanya. Aku dapat melihatnya dia tersenyum kecil melihatku, bahkan hampir tak terlihat.

"Siapkan mobil untuk meeting nanti sore," ia langsung memberiku perintah.

Aku mengangguk. Kemudian turun menuju lantai bawah dan mempersiapkan segala hal yang diperintahkan. Ku pikir, menjadi asisten pribadinya tidak buruk. Pekerjaannya tidak terlalu sulit.

Disinilah aku berada sekarang, sebuah restoran mewah bernuansa Eropa yang tampak begitu elegan. Aku dan Selatan memasuki ruangan rapat yang sudah dipesan sebelumnya. Tampak banyak orang sudah menunggu disana. Mereka tampak begitu serius.

Aku tak mengerti apa yang mereka bicarakan selama rapat berlangsung, aku hanya duduk disamping Selatan. Ah maksudku, Tuan Selatan. Melihat-lihat laptopnya seolah-olah aku mengerti dengan apa yang mereka bicarakan.

Rasa kantuk mulai menyerangku namun rapat ini belum usai. Huh, menyebalkan sekali! Aku bahkan sudah tak dapat melihat cahaya mentari ... aku berusaha untuk menahan rasa kantukku namun semuanya sia-sia. Akhirnya aku tertidur dan menjatuhkan kepalaku di bahu Tuan Selatan.

...─────────── ✦ ──────────...

Aku merasakan hangatnya selimut di tubuhku, aku mengenali bau ini ... bau lilin aroma terapi yang berada di kamarku- lavender. Aku terbangun, jam sudah menunjukkan pukul dua pagi. Aku menepuk-nepuk pipiku, apakah ini mimpi? Dan sialnya itu terasa sakit.

Kepalaku sedikit pusing, mungkin karena aku tidur terlalu lama. Aku beranjak dari ranjang dan berjalan ke kamar mandi. Berniat untuk membersihkan diri.

"Benar-benar bodoh, bisa-bisanya aku tidur disaat rapat penting!" omelku di depan cermin sambil menyikat gigi.

Setelah membersihkan diri aku terjaga sepanjang malam, aku duduk termenung di tepi ranjangku. Aku teringat bahwa kemarin Tuan Selatan memberiku sebuah ponsel.

Aku segera mengambilnya dan menambahkan kontak sahabatku- Arunika. Aku mengirimkan sebuah pesan kepadanya, aku menceritakan segala hal yang kualami padanya walaupun aku tahu ia pasti sudah tertidur lelap saat ini.

Aku menghabiskan waktuku dengan membuka sosial media hingga pagi menjelang, itu benar-benar menyenangkan ... sudah lama aku tak melakukannya semenjak lulus dari perguruan tinggi. Aku terlalu sibuk pada saat itu.

Kini, mentari sudah benar-benar bersinar ... hari ini akan cukup terik kurasa. Aku bergegas dari ranjang dan mengganti pakaianku dengan pakaian kerja yang sudah diberikan padaku. Sebuah kemeja dengan blazer hitam serta rok hitam selutut, lengkap dengan heels berwana hitam yang terlihat sangat pas dengan proporsi tubuhku.

Sebelum aku melaksanakan pekerjaanku, seorang maid datang kepadaku membawa nampan yang berisi sarapan, ia adalah orang yang mengantar pakaian untukku kemarin.

"Terimakasih, Bibi," ucapku sambil menerima nampan tersebut.

"Itu sudah menjadi tugas saya."

Aku tersenyum, "bolehkah aku tahu nama Bibi?" tanyaku dengan sopan.

"Panggil saja Bibi Chen."

Aku mengangguk pada Bibi Chen, "Bibi sudah lama bekerja disini?" tanyaku basa-basi.

"Saya adalah kepala pelayan disini, saya bekerja disini sejak Tuan berusia lima tahun dan sekarang usianya tiga puluh."

"Lama sekali, apakah Bibi tidak pernah merasa bosan pekerja disini?"

"Tidak, karena keluarga ini sangat baik kepadaku."

Aku dapat melihat senyum tulus yang terukir dari wajahnya saat mengatakan hal tersebut.

Aku menyuruh Bibi Chen untuk tetap tinggal, kami pun membicarakan banyak hal ... termasuk bagaimana sikap sang tuan rumah. Ia mendeskripsikan Tuan Selatan sebagai orang yang sangat baik dan menyenangkan. Bibi Chen menceritakan banyak hal tentangnya padaku. Yah, itu tak terlalu penting sebenarnya tapi aku tetap mendengarkan dengan seksama.

"Tuan bener-bener baik, bahkan semalam ia menggendongmu yang tertidur."

"APA!?"

1
Aksara_Dee
suka bacanya gimana dong...🩷🩷
Mampir juga di karyaku ya ka
Aksara_Dee
Karya yang bagus Kaka
Sylvia Rosyta
masih nyimak ceritanya
Reddisna: /Rose/
total 1 replies
Aiyub Umikalsum
tetap semangat semangat.
SnowDrop❄️
Wuiss,,, kata demi katanya tersusun dengan sangat sangat kerenn🦋
S.gultom
semangat Thor 🤛
Jihan Hwang
hai kak aku sudah mampir /Smile/
semangat terus
Momo🦀
Hai kak, aku mampir ya🤗 semangat ya
✿🅼🅴🅳🆄🆂🅰✿
hallo,semangat thor/Smile//Smile/
putribulan
aku mampir kak, semangat ya
Queen
semangat kakak 🔥🔥
seczzby
semngttt thorrr💗💗💗
Alta💕
Hai kakak, aku mampir dan🌹untuk kakak, kata-kata yang kakak tulis puitis😊
Momo🦀: hai kk makasih sudah mau meluangkan waktunya 🙏🙏 sukses terus kk🤗
🇷‌🇭‌: ak mampir untk kakak
total 3 replies
Little Sister
ditunggu episode selanjutnya 😉
Ellana_michelle
semangat kakk, jangan lupa mampir/Smile/
Reddisna: Terimakasih sudah mampir.
total 1 replies
☆☆D☆☆♡♡B☆☆♡♡
semangat🙏
Sylvia Rosyta
aku mampir kak 😊 semangat buat nulisnya 💪
Reddisna: Terima kasih sudah mampir.
total 1 replies
Aleana~✯
hai kak aku mampir....yuk mampir juga di novel'ku jika berkenan 😊
Reddisna: Terimakasih sudah mampir. 💓
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!