aku tidak tahu apakah pernikahanku akan berjalan sempurna atau tidak...
aku juga tidak tahu apakah aku mampu melewati pernikahan ini hingga akhir atau tidak...
hanya Tuhanlah yang tahu akhir kisah cinta pernikahanku ini...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Madu Di Tangan Kananku
Alishba masih berdiri diam di dekat meja bundar yang ada di ruangan depan rumah.
Baru usai acara pesta kedua pernikahannya berlangsung semalam.
Namun Sulaiman telah menggandeng seorang perempuan lainnya yang datang di acara pesta mereka.
Sulaiman bahkan tanpa sungkan mengenalkan perempuan manis itu sebagai kekasihnya kepada Alishba.
"Apa ? Pacarmu ?" ucap Alishba terhenyak kaget.
"Ya, dia pacarku sejak dulu, tapi aku baru mengatakannya kepadamu hari ini, Alishba", sahut Sulaiman datar.
Alishba melirik dingin ke arah perempuan berkerudung merah di hadapannya.
"Kenalkan namanya Nisa dari keluarga bangsawan luar negeri", kata Sulaiman yang menggandeng mesra tangan Nisa.
"Hai, namaku Nisa !" sapa perempuan berwajah manis itu seraya tersenyum.
Alishba tidak bereaksi apa-apa ketika Nisa memperkenalkan dirinya secara terus terang kepada Alishba sebagai pacar Sulaiman.
Wajah Alishba langsung berubah merah padam saat melihat kemesraan diantara Sulaiman dan Nisa.
"Alishba, kenapa kau diam ?" kata Sulaiman.
Alishba tidak merespon ucapan Sulaiman, dia masih berdiri terpekur saat melihat Nisa, pacar suaminya.
Bagaimana dia harus bersikap terhadap Nisa sedangkan dia adalah istri sah dari Sulaiman. Dan mereka baru saja menikah kemarin, baru semalam acara pesta pernikahan mereka selesai diadakan.
Batin Alishba dengan emosi tertahan kuat sedangkan pandangannya mulai nanar ke arah dua pasangan kekasih itu.
"Alishba !" panggil Sulaiman yang mulai meninggikan nada suaranya.
Alishba tersentak kaget lalu mengalihkan pandangannya ke arah Sulaiman.
"Ya, apa kau memanggilku baru saja ?" kata Alishba.
"Ya, aku memanggilmu baru saja, dan kenapa kamu tidak menjawabnya !" sahut Sulaiman.
Sulaiman mulai kehilangan kesabarannya saat tidak mendapatkan reaksi dari Alishba.
"Apa ? Aku tidak mengerti yang kamu maksudkan ini ?" sahut Alishba seraya menatap dingin.
Alishba memandang ke arah suaminya tanpa dia mengerti sebenarnya yang terjadi ini.
"Bukankah kita sudah menikah, Sulaiman ?" ucap Alishba.
"Ya, benar, kita memang sudah menikah baru hitungan jam kemarin", sahut Sulaiman seraya mengangguk cepat.
"Dan kau datang ke hadapanku dengan membawa pacarmu !?" kata Alishba.
Sulaiman menoleh ke arah Nisa yang ada di dekatnya.
"Ya, aku sengaja mengundang Nisa untuk datang ke acara pesta kita", kata Sulaiman tanpa rasa bersalah.
Sulaiman menggenggam erat-erat tangan Nisa lalu menciumnya mesra.
Seketika itu juga, tangan Alishba menyambar segelas kaca dari atas meja bundar di dekatnya lalu menumpahkan minuman tersebut ke wajah Sulaiman.
"Terlalu !!!" ucap Alishba marah.
Wajah Sulaiman dipenuhi oleh minuman, dan dia hanya tersenyum tipis.
"Kenapa ? Kau tidak menerimanya ?" ucap Sulaiman sembari tertawa pelan.
"Apa ?" sahut Alishba sambil menggertakkan gerahamnya.
"Untuk apa marah ? Sedangkan kita menikah lantaran adanya aliansi pernikahan saja, dan kita sama-sama setuju, bukan ?" kata Sulaiman.
Sulaiman meraih sapu tangan dari saku celananya kemudian membersihkan sisa minuman yang tersiram ke arah wajahnya.
"Aku setuju karena kita telah menyepakatinya, tapi kita tidak pernah menyebut orang ketiga dalam pernikahan ini", sahut Alishba.
Alishba menatap dingin ke arah Sulaiman.
"Ini namanya pengkhianatan, Sulaiman !" ucap Alishba.
"Pengkhianatan ?" kata Sulaiman.
"Ya !" sahut Alishba dengan menahan emosinya.
"Kau bercanda, Alishba", lanjut Sulaiman seraya tertawa.
"Apa maksudmu ?" kata Alishba dengan sorot mata dingin.
"Yang berkhianat adalah aku karena Nisa pacarku sebelum kita berdua menikah, yang menjadi orang ketiga sebenarnya kamu bukan Nisa, Alishba sayang", ucap Sulaiman.
Sulaiman semakin tersenyum tajam sedangkan tatapannya berubah dingin.
"Apa !?" sahut Alishba mengerutkan keningnya.
Alishba benar-benar tidak memahami maksud perkataan Sulaiman yang menyebutnya sebagai orang ketiga dalam hubungan Sulaiman dan Nisa.
"Kau menuduhku sebagai perusak hubungan kalian berdua sedangkan aku adalah istri sahmu, istri pertamamu !?" kata Alishba.
Sontak ekspresi wajah Alishba berubah pucat pasi bahkan tubuhnya gemetaran hebat.
"Ya, seperti itulah kenyataannya", ucap Sulaiman dengan wajah datar.
"Tapi..., tapi kita telah menikah secara resmi, bagaimana kamu bisa mengatakan bahwa aku perusak hubungan kalian...", kata Alishba.
Sulaiman tidak menjawab, hanya menatap dingin ke arah Alishba.
"Seharusnya dia yang menjadi perusak rumah tangga orang, bukan aku yang jelas-jelas sebagai istrimu, istri sahmu, Sulaiman !" lanjut Alishba bingung.
Alishba menggeleng cepat dengan pandangan tak mengerti.
"Apa kesalahan yang telah ku perbuat hingga kau tega berlaku sekeji ini kepadaku ???" kata Alishba.
Alishba yang masih mengenakan gaun pestanya, berdiri tertegun menatap ke arah Sulaiman yang juga menatapnya tajam.
Wajah cantiknya semburat bersemu merah ketika dia berbicara.
"Kita telah terikat pernikahan, dan semestinya kau sadar kalau tidak seharusnya ada orang lain dalam pernikahan kita, Sulaiman", sambung Alishba.
"Nisa bukan orang lain dalam hidupku, sebab dia masih pacarku sampai detik ini", kata Sulaiman.
"Apa ?" sahut Alishba tersentak kaget.
"Apapun yang kau katakan padaku, tidak penting buatku karena aku akan tetap mempertahankan Nisa selamanya dan...", ucap Sulaiman.
Sulaiman melangkah maju ke arah Alishba seraya menundukkan pandangannya.
"Dan kemungkinan kami akan menikah juga", sambung Sulaiman.
Alishba yang berusaha menahan emosinya untuk tidak terpengaruh dengan sikap serta kata-kata Sulaiman, sudah tidak tahan lagi.
Dilayangkannya sebuah tamparan keras ke arah wajah Sulaiman.
"PLAAAAK... !!!"
Sebuah tamparan keras, tepat mendarat dipipi kanan Sulaiman hingga membekas merah.
Alishba masih menatap dingin ke arah suaminya lalu tersenyum tipis.
"Jika itu bisa membuat hatimu senang maka silahkan berbuat semaumu dan tidak perlu lagi kamu pikirkan aku jika aku ada disini !" ucap Alishba.
Alishba menatap sekilas ke arah Sulaiman lalu beranjak pergi dari hadapan suaminya sambil berlarian.
Air matanya mulai jatuh berderai-derai saat Alishba berlari ke arah kamarnya yang terletak di lantai atas.
"Dasar pria bodoh !" ucapnya seraya berlari naik melewati tangga.
Air mata pernikahan yang baru saja dimulainya telah jatuh berlinangan, membasahi wajah Alishba yang cantik di hari dia pertama usai menikah.
Alishba terus berlari ke arah kamarnya tanpa mempedulikan lagi sekitarnya.
Tampak Sulaiman masih berdiri termenung sambil mengusap-usap pipi kanannya yang memerah.
"Sulaiman, kau tidak apa-apa ?" tanya Nisa sambil berjalan mendekat.
Nisa berusaha meraih tangan Sulaiman namun pria itu menyentakkan pegangan tangan milik Nisa.
"Pergi !" ucap Sulaiman.
"Kenapa aku harus pergi ? Ada apa denganmu ?" kata Nisa kebingungan dengan sikap Sulaiman.
Sulaiman mendengus kesal lalu melangkah cepat, meninggalkan Nisa yang terbengong-bengong.
"Sulaiman ! Kenapa denganmu ??? Bagaimana dengan kita ???" teriak Nisa kesal.
Namun Sulaiman tidak menggubris ucapan Nisa, dia berlalu pergi tanpa menoleh kembali ke arah Nisa.
Nisa yang kesal tampak menghentak-hentakkan kedua kakinya ke atas lantai ruangan dengan penuh emosi.
"Sulaiman !!!" panggilnya yang masih bertahan di rumah Sulaiman.
Seseorang petugas keamanan mendekati Nisa seraya berkata padanya.
"Maaf nona Nisa, sudah pagi, saatnya pulang ke rumah nona karena pesta telah berakhir", kata petugas keamanan dengan penuh hormat.
Nisa yang masih kesal tampak tidak terima dengan ucapan petugas keamanan itu.
"Ya, baiklah ! Aku segera pergi !!!" ucapnya sambil mendorong tubuh petugas tersebut sangat kasar.
Nisa berjalan cepat menuju keluar rumah dengan memasang wajah cemberut masam.
"Lihat kau Sulaiman ! Aku pasti akan mendapatkanmu kembali disisiku !" ucap Nisa sambil melangkah tergesa-gesa.
serem amat nikah kayak gini, thor !
aliansi pernikahan, gak ada tulus-tulusnya, gak ada cinta juga klo nikah seperti iniiii...