Dua orang Kakak beradik dari keluarga konglomerat dengan sifat yang berbeda, sama-sama jatuh cinta pada seorang wanita.
Satria yang diam-diam telah menjalin cinta dengan Aurora terpaksa menelan kenyataan pahit saat mengetahui wanita yang dinikahi Kakaknya Saga adalah kekasih hatinya, Aurora.
Satria yang salah paham pada Aurora, jadi sakit hati dan frustasi. Cintanya pada Aurora berubah menjadi dendam dan kebencian.
Satria melakukan banyak hal untuk merusak rumah tangga kakak dan mantan kekasihnya itu.
Hingga akhirnya, Saga meninggal karna penyakit kelainan jantung yang ia derita dari kecil.
Satria malah menuduh, Aurora lah peyebab kematian sang Kakak.
Rasa benci yang mendalam, membuat Satria terus menerus menyiksa batin Aurora.
Apakah Aurora sanggup bertahan dengan ujaran kebencian Satria? Sementara Aurora masih sangat mencintai Satria.
Jangan lupa mampir ke karya author yang lain ya, 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afriyeni Official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Saga dan Satria.
"Satria!" sebuah teriakan memanggil namanya mengagetkan Satria.
Ia yang sengaja masuk dari pintu belakang rumah tiga tingkat milik ayahnya sangat terkejut ketika dipergoki seseorang yang sangat ia kenal.
"Sialan kau Saga. Jantung ku hampir copot, tau!" teriak Satria gusar.
Ia memegangi jantungnya yang deg-degan karena kaget.
Saga terkekeh geli. Ia menepuk pundak saudara nya gemas.
"Dari mana saja kau barusan? Kenapa lewat pintu belakang?" tanya Saga penuh selidik.
"Kepo, rahasia!" sahut Satria singkat.
Ia segera berlalu, tak menggubris Saga yang penasaran mengekori langkah adiknya dari belakang.
SAGA DIRGANTARA, pemuda yang tak kalah tampan dari Satria dengan lesung pipi dikedua belah pipinya, tak lain adalah kakak kandung Satria yang beda umur cuma dua tahun dengan Satria adiknya.
Ketampanan kedua kakak beradik itu sangat sulit untuk dinilai, mana yang lebih tampan. Hanya karakter mereka saja yang jauh berbeda. Saga adalah pria kalem, pendiam dan penyendiri. Sedangkan Satria, energik, humoris dan hobi bertualang.
Mereka berdua adalah pemilik dua perusahaan besar yang bergerak di bidang property di tempat yang berbeda.
Saga yang menjalankan bisnisnya di kota kelahiran mereka, lebih dikenal masyarakat disana sebagai pemuda single yang tampan dan mapan, bersifat baik serta ramah. Sehingga banyak perempuan yang menyukainya dan berharap menjadi istrinya. Begitu juga dengan para orang tua, banyak yang mendambakan Saga agar bisa menjadi menantu mereka. Termasuk Indra, ayahnya Aurora.
Ada satu kelemahan dalam diri Saga sejak kecil. Ia mengidap penyakit gagal jantung. Ia harus rutin melakukan perawatan intensif sekali enam bulan untuk memeriksa kestabilan jantungnya. Kedua orang tua Saga berusaha menutupi penyakit Saga dari siapapun. Cuma mereka bertiga yang tahu penyakit Saga kecuali Satria, yang belum di beritahu.
Sedangkan Satria, tak banyak tetangga, orang dan masyarakat kota itu yang mengenal dirinya. Semenjak lulus sekolah tingkat atas, Satria langsung berangkat keluar negeri melanjutkan studinya. Di negeri Kangguru, Australia ia menuntut ilmu selama empat tahun dan membangun perusahaannya sendiri disana. Berkat kepintaran dan kemampuannya, Satria berhasil mengembangkan bisnis propertinya yang mulai melejit dikancah internasional.
Satria yang sudah tujuh tahun tidak pulang ke negara asalnya, sengaja pulang dua bulan yang lalu untuk melepas kerinduannya pada kedua orang tua serta kakaknya Saga. Tanpa sengaja, Ia bertemu dengan Aura yang rumahnya hanya berjarak setengah kilo dari rumah mereka.
POV SATRIA.
Dua bulan yang lalu.
Awalnya, Satria yang memang suka nyeleneh, penasaran dengan halaman belakang rumahnya yang sudah berubah semenjak ia pergi. Ia sengaja berkeliling dipekarangan rumahnya yang luas dan tertutup tembok tinggi itu untuk melihat-lihat. Sebuah kolam renang dengan taman bunga di sudut pekarangan membuat ia terpukau.
"Kenapa papa bikin kolam renang ya? Setahu ku gak ada yang hobi berenang," pikir Satria waktu itu merasa heran.
Ia pun melangkah menyusuri taman bunga yang ditumbuhi aneka bunga cantik dengan senyuman kagum.
"Taman bunga ini, pasti permintaan mama." tebak Satria dalam hati.
Ia hanya tersenyum sendiri membayangkan hobi mamanya yang suka memelihara bunga-bunga berbagai jenis.
Tanpa sengaja ia menemukan sebuah pintu rahasia dihalaman belakang yang selama ini belum pernah ia lihat sebelumnya. Rasa penasarannya yang tinggi, membuat Satria memberanikan diri untuk membuka pintu itu.
Alangkah terkejutnya dia, pintu itu ternyata menghubungkannya dengan sebuah ruangan yang cukup unik. Disana ia melihat berbagai jenis alat musik yang terpajang dan sebuah ruangan kedap suara yang seperti nya dipergunakan untuk rekaman.
"Studio musik?" gumam Satria jadi heran.
"Sejak kapan Saga jadi seniman?" batin nya bertanya-tanya.
Didalam ruangan itu, ia menemukan sebuah pintu lain. Pintu itu terkunci. Ia pun menjelajahi setiap sudut ruangan studio dan menemukan sebuah kunci dalam laci sebuah meja yang terletak di pojok ruangan studio.
Satria bergegas membuka pintu itu dengan cepat. Ia begitu penasaran, kejutan apalagi yang akan ia temukan dirumah yang sudah tujuh tahun ia tinggalkan itu.
Kriet...!
Bunyi pintu yang berkarat karna jarang di buka terdengar sedikit menyeramkan. Satria buru-buru menutup mata dengan mengangkat sebelah tangannya tatkala pantulan cahaya matahari menerpa wajahnya yang muncul dari balik pintu.
Satria menarik nafas lega, tak ada yang unik saat pintu itu terbuka. Hanya ada sawah-sawah dan kolam-kolam. Pemandangan nya begitu indah, Satria bisa duduk-duduk santai di pinggir kolam ikan. Andai saja dia hobi memancing ikan, mungkin saja itu akan menjadi tempat favoritnya untuk bersantai.
"Ini pasti hobinya Saga juga, suka ngelamun sendirian." tebaknya dalam hati seraya menyunggingkan senyuman tipis.
Matanya berkeliling menatap pemandangan yang terpampang indah dibelakang rumahnya itu.
Tak jauh dari sana, ujung matanya menangkap sesosok gadis cantik yang berjalan lincah di pematang sawah.
Gadis itu terlihat bicara sendiri sembari menghadapkan wajah pada layar ponsel yang ia angkat tinggi dengan kedua tangannya.
"Apa dia lagi Live streaming di sawah?" Satria tersenyum geli melihat tingkah unik si gadis yang memperlihat kan pemandangan disekelilingnya pada layar ponsel miliknya.
Mata Satria tak berkedip memperhatikan gadis cantik yang sedang live streaming itu dari tempatnya duduk.
Sepertinya gadis itu tak menyadari kehadiran Satria di sana. Ia begitu asyik berbicara dengan ponselnya.
Satria ingin sekali mengenal gadis itu, apalagi ia belum punya banyak teman di area tempat tinggalnya.
Ia pun segera bangkit dari duduknya dan berjalan cepat mendekati gadis cantik berkulit putih yang dari kejauhan terlihat berdiri membelakanginya.
Sosok tubuh Satria yang berjalan gagah mendekati gadis itu terpantau jelas lewat layar kamera ponsel milik si gadis cantik itu.
Ia pun terperangah kaget, saat tubuh Satria semakin dekat kearahnya.
Gadis itu segera berbalik memutar tubuhnya dan mendadak kehilangan keseimbangan.
BYUR...!
Tak ayal lagi tubuhnya terpeleset jatuh kedalam kolam ikan sebelum Satria berada tepat didekat gadis itu.
"Hahaha...!" Satria tak dapat menahan tawa, saat gadis itu jatuh terperosok di depan matanya.
Peristiwa lucu yang menyebabkan gadis itu jatuh kedalam kolam ikan sangat menggelitik perutnya.
"Bukannya nolongin, malah ketawa!" bentak gadis itu marah.
Wajahnya yang penuh kotoran lumpur, merungut kesal dengan pakaian basah yang juga berlumuran noda lumpur.
Gadis itu terlihat mengulurkan tangannya pada Satria seolah minta tolong, tanpa rasa gengsi dan malu dengan keadaannya yang sudah kotor dan berbau lumpur.
Satria menghentikan tawanya dan menjulurkan tangannya mencoba meraih tangan gadis itu. Akan tetapi, Byur...!
Gadis itu tiba-tiba dengan kuat menarik tangan Satria yang akhirnya ikut terperosok jatuh kedalam kolam ikan berlumuran noda lumpur.
"Hahaha...satu sama!" tawa gadis itu berderai keras saat Satria bernasib sama dengannya.
"Kau...!" desis Satria geram.
Rasanya ia ingin memarahi gadis itu. Namun tampangnya yang imut dan lucu, membuat Satria tak sanggup melakukannya.
Justru sebaliknya, ia malah ikut tertawa menyesali kebodohannya yang terlalu polos ingin menolong si gadis. Nyata nya, gadis itu justru ikut menjerumuskannya.
"Siapa nama mu?" tanya Satria tatkala mereka berdua sedang membersihkan wajah dan pakaian mereka dari lumpur disebuah anak sungai yang tak jauh dari sana.
"Aurora! Panggil saja aku AU-RA." jawab gadis cantik itu seraya melemparkan senyuman manis yang cukup mendebarkan hati Satria yang belum pernah jatuh cinta seumur hidupnya.
"AURA? Nama yang cantik. Seperti orangnya." puji Satria dalam hati.
Sayangnya, ia melupakan nama depan gadis itu yang tak begitu jelas terdengar olehnya.
Ia terpaku menatap gadis itu lama. Hingga tepukan tangan Aurora yang ia ketahui bernama Aura mengejutkan dirinya, menyadarkan Satria dari lamunan panjang.
Bagaimana kisah mereka berdua setelah itu?
.
.
.
BERSAMBUNG
suami kasar, si emak kasar juga