Terlahir dari keluarga mata biru, namun nasib Aksara berbeda dari anggota keluarga lainya. Pada saat Aksara di lahirkan, ia tidak mewarisi mata biru dari kedua orang tuanya, melainkan ia terlahir dengan mewarisi mata ungu dari kakek buyutnya yang sudah lama tiada.
Aksara hanya mewarisi satu mata ungu di sebelah kirinya, begitu juga dengan kakek buyutnya yang hanya memiliki satu mata ungu di sebelah kanannya, dan mata di sebelah kirinya berwarna biru.
Dan kemudian di sebelah kanannya, Aksara memiliki mata sama persis seperti mata elang dengan warna yang lebih terang dan menyala-nyala.
Keluarga mata biru merupakan golongan keluarga bangsawan yang paling di segani di seluruh wilayah Republik. Keluarga mata biru merupakan keluarga terkuat saat ini, di tambah lagi dengan keahlian khusus mereka, hal itu yang membuat nama keluarga mata biru sangat ditakuti oleh keluarga besar yang lainya.
Setelah tumbuh menjadi pria kuat, Aksara meninggalkan anggota keluargnya dan memilih hidup sederhana.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr Sad, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 02 : Sosok misterius
Lampu ruangan tempat disanderanya tuan Julian telah dinyalakan kembali oleh Aksara. Aksara menghampiri tuan Julian dengan perlahan. Aksara memandangi wajah tuan Julian dengan begitu tajamnya, seolah itu membuat tuan Julian merasa sangat terancam.
"Anda siapa?", tanya tuan Julian penasaran sembari menatap kedua mata Aksara dengan detail.
"Tuan, anda adalah orang baik, pantang bagi saya menyakiti orang baik seperti anda," ucap Aksara singkat.
Aksara mulai mendekat, dan tak lama kemudian ia memetikan jarinya hingga tuan Julian tak sadarkan diri.
Tikkk ....
Sebuah trik hipnotis yang cukup sederhana, hanya dengan memetikan jarinya itu, Aksara dapat menghilangkan kesadaran serta menghilangkan ingatan tuan Julian di malam itu.
Aksara melakukan itu karena dia tidak mau bila tuan Julian mengingat wajah dari sosok yang telah membantunya, hingga pada akhirnya identitas Aksara terungkap.
Walaupun, malam itu Aksara menggunakan penutup wajah, matanya yang bersinar itu tak dapat membohongi ingatan semua orang.
Tak lama setelah itu, dalam kedipan mana Aksara menghilang bagaikan angin yang berhembus tanpa terlihat wujudnya.
Sementara itu, di luar ruangan, anak buah tuan Julian menyadari bahwa ada satu pintu ruangan yang nampaknya memang sengaja dibiarkan terbuka.
Ya, ternyata memang benar, tuan Julian memang disandra di dalam ruangan tersebut. Kondisi tuan Julian pada saat itu sungguh mengkhawatirkan, tubuhnya tergeletak di bawah lantai hotel, namun mereka tak melihat bekas luka apa pun di anggota tubuh tuan Julian.
Yang lebih membingungkannya lagi, kenapa bisa para pembunuh bayaran itu mati semua. Bekas luka ditubuh pembunuh bayaran pun terlihat seperti di samarkan oleh pelaku.
"Ada apa ini! siapa yang melakukan semua ini? cepat! telusuri semua ruangan ini, jangan sampai ada yang terlewatkan, orang itu pasti masih ada di sekitaran tempat ini," tegasnya, memerintahkan semua rekannya untuk menelusuri tempat itu.
"Tuan, tuan Julian ... apakah anda bisa mendengar ucapan saya? sadarlah tuan! saya berjanji akan menemukan pelaku dari semua kekacauan yang telah terjadi malam ini."
"Pertanyaannya, siapa yang telah membunuh orang-orang ini? sepertinya mereka telah dihabisi oleh seseorang yang mungkin membenci organisasi mereka, dan yang lebih membingungkannya lagi, luka-luka itu terlihat samar-samar, seperti direkayasa," ucap salah satu rekannya terlihat takjub dengan sosok misterius yang telah menghabisi 20 nyawa di dalam ruangan tersebut.
"Entahlah, tapi selama saya bekerja dengan Tuan Julian, beliau sama sekali tidak pernah menceritakan hal lain kepada saya, apalagi menceritakan kaki tangan simpanannya, siapa saja yang melakukan ini, orang itu bukanlah orang biasa! kita harus selalu waspada."
"Saya rasa orang yang telah membatu tuan Julian bukanlah kaki tangan simpanan miliknya, melainkan dia merupakan salah satu orang luar yang sangat sangat berpengaruh bagi kejahatan di wilayah kita ini, bisa jadi sampai ke wilayah lain."
"Suruh semua pengawal tuan Julian untuk menelusuri area ini, saya akan membawa tuan Julian ke rumah sakit," ucap sang ajudan sambil menggendong tubuh tuan Julian yang nampak lemas itu.
Seluruh pengawal yang berada di dalam ruangan itu benar-benar dibuat bingung, mereka berpikir orang yang telah menyelamatkan tuan Julian memang bukan orang sembarangan, dan mereka juga menganggap orang itu merupakan pasukan elite milik negara Republik yang diberi julukan sebagai, Sang Pembasmi Kejahatan.
Tak lama setelah itu, tuan Julian pun akhirnya sadar, sang ajudan pun menyuruh tuan Julian untuk tetap diam sampai mana ia membawanya pergi ke rumah sakit terdekat.
"Saya ada di mana?", tanya tuan Julian bingung.
"Apakah anda tidak mengingatnya tuan? bagaimana bisa anda menjadi pikun secepat ini," tanya sang ajudan nampak bingung juga.
"Entahlah, apakah di umur saya yang ke lima puluh tujuh tahun ini sudah bisa dibilang terlalu tua untuk seorang ayah yang belum memiliki cucu?".
....
Sang ajudan pun tertawa tipis ketika mendengar tuan Julian berkata seperti itu. Namun, kebingungan itu masih melanda dipikirannya, semakin ia mengingatnya, rasa penasaran itu malah semakin membara dihatinya.
"Bagaimana keadaan rekan kamu?", tanya tuan Julian lembut.
"Anda tidak perlu khawatir tuan mereka semua baik-baik saja."
"Tuan, mohon maaf bila saya lancang, bukan kah seni bela diri anda berada ditingkatan paling atas? tapi, mengapa anda bisa dikalahkan oleh mereka, apakah umur anda yang menghalangi ruang gerak anda," ejek sang ajudan dengan tawa tipisnya.
"Sejarahnya sudah lama terukir, semua itu hanya tinggal kenangan saja, dan sekarang giliran kamu yang meneruskannya, sementara saya tinggal duduk santai di kursi dan bermain dengan cucu saya di rumah."
Tuan Julian terus membayangkan hal itu, bermain dengan cucunya merupakan cita-cita di hari tuanya nanti, namun sampai saat ini beliau belum memiliki hal itu, dikarenakan putri semata wayangnya masih menikmati kesendiriannya dalam dunia kariernya.
"Apakah saya terlalu berat untuk kamu? saya bisa berjalan kaki sendiri, lagipula tempat terbaik untuk saat ini bukanlah rumah sakit, melainkan rumah sendiri yang di dalamnya adalah keluarga saya," ucap tuan Julian.
Dengan sigapnya sang ajudan menuruti kemauan tuannya, ia menurunkan tubuh tuan Julian dari punggungnya, lalu setelah itu tuan Julian pun menunjukan beberapa kekuatan untuk menghilangkan rasa sakit yang berasal dari energi jahat, sekaligus menunjukan kekuatan untuk menetralkan kembali energi positifnya.
Sang ajudan terkejut ketika melihat kekuatan besar yang dimiliki oleh tuan Julian itu. Namun, ia masih terlihat bingung kepada tuannya, mengapa beliau bisa dikelabui oleh orang yang sempat menolongnya itu, hingga mana orang misterius itu dapat melumpuhkan ingatan tuan Julian dengan begitu mudahnya.
"Ini aneh! mengapa di dalam tubuh tuan Julian tidak terlihat energi atau kekuatan jahat yang dapat membahayakan nyawanya. Lantas orang mana lagi yang mampu melakukan teknik ini selain orang-orang dari keluarga mata biru," ucap sang ajudan dalam hati sembari menatap tajam energi baik yang menyelimuti tubuh tuan Julian.
Tuan Julian melihat bahwa ajudannya itu sedang memperhatikannya di sana, namun ajudan tersebut tidak sadar bahwa tuan Julian dengan sengaja menyerangnya menggunakan kekuatannya secara diam-diam.
Sontak sang ajudan pun terkejut melihat tuannya menyerang dirinya secara diam-diam. Ia tak sempat menghindar, dan kekuatan tuan Julian telah menjatuhkan tubuh sang ajudan ke bawah lantai hotel.
"Mengapa anda menyerang saya tuan?", tanya sang ajudan bingung dengan suara napas yang tersengal-sengal.
"Same, kamu merupakan orang-orang terpilih yang secara langsung saya angkat dan saya didik seperti anak kandung saya sendiri, bila kamu memikirkan hal lain yang dapat mengganggu isi pikiran kamu, maka kamu sama saja melukai tuanmu sendiri," ucap tuan Julian membuat Samuel sadar.
Samuel Smith Aligator, dia merupakan anak satu-satunya dari rekan kerja tuan Julian yang bernama, Jack Smith Aligator, sang pengawal pribadi tuan Julian sekaligus di juluki sebagai, aligator darat yang paling berbahaya.
Sejak kecil Samuel didik dan dibesarkan oleh tuan Julian, hingga mana sekarang dia tumbuh menjadi pria yang tangguh dan juga kuat. Sementara itu, sekarang Samuel berumur 30 tahun.
"Kamu harus ingat Same, saya tidak ingin mengukir kembali kisah kelam yang sudah lama terjadi di dalam kehidupan saya ini, apalagi sampai kehilangan orang-orang yang paling berhaga dan paling berjasa di kehidupan saya, contohnya ayah kamu," ucap tuan Julian seraya mengulurkan tangannya untuk membantu Samuel berdiri.
"Mengapa ayah saya bisa meninggal hanya karena satu tembakan peluru?", tanya Samuel penasaran, raut wajahnya terlihat seperti sedang menuntut balas kepada orang-orang yang telah berani membunuh ayahnya.
Tuan Julian menghembuskan napas beratnya dan berkata, "Huuuh ... , pistol itu sangat mematikan Same, bahkan sekarang senjata itu sudah tidak ada lagi, ditambah Jack terkena peluru kutukan tingkat tinggi, orang itu menyelimuti senjatanya dan juga pelurunya dengan energi jahat, yang bisa dibilang sebagai energi roh kematian".
"Saya akan berusaha untuk menjadi orang yang lebih kuat lagi, dan setelahnya hutang nyawa itu semuanya lunas," ucap Samuel seraya mengepalkan kedua tangannya hingga urat tangannya pun menonjol.
Energi jahat itu dengan seketika membara tanpa perintah, energi tersebut juga keluar dari kedua tangan Samuel dan memancarkan cahaya berwarna merah yang agak sedikit gelap.
Dendamnya itu membuat Samuel sulit menahan energi jahatnya, sehingga sebagian dari energi baiknya dapat dikuasai oleh dendam pribadinya.