"sudah aku katakan sedari dulu, saat aku dewasa nanti, aku akan menjadikan kakak sebagai pacar, lupa?" gadis cantik itu bersedekap dada, bibirnya tak hentinya bercerocos, dia dengan berani masuk ke ruang pribadi pria di depannya.
tidak menjawab, Vallerio membiarkannya bicara seorang diri sementara dia sibuk periksa tugas para muridnya.
"kakak.."
"aku gurumu Au, bisa nggak panggil sesuai profesi gitu?"
"iya tahu, tapi kalau berdua begini nggak perlu!"
"sekarang kamu keluar!" ujar Vallerio masih dengan suara lembutnya.
tidak mengindahkan perintah pria tampan itu, Aurora malah mengikis jarak, dengan gerakan cepat dia mengecup bibir pria itu, baru berlari keluar.
Vallerio-Aurora, here!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HaluBerkarya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
masalah di jalan
Cklitttttt...
Mobil Aurora berhenti mendadak membuat tubuh gadis itu condong ke depan. Dia mengelus dadanya, hampir saja jantung Aurora copot saking kagetnya, itu reaksi yang terlalu berlebihan sebenarnya, memang biasanya di jalanan pasti ada hal seperti itu.
"maaf nona.." ujar pak Joko, sopir pribadi Aurora. Dia memasang wajah cemas dan tidak enak melihat nona mudanya kaget seperti itu.
"its okey, tapi kenapa pak Joko ngerem mendadak?" tanya Aurora tanpa mau lihat keluar jendela, dia terlalu fokus dengan ponsel mahalnya.
Sebelum pak Joko menjawab, ketukan pintu mobil menyita perhatian gadis itu.
"hehhh, keluar!!" teriak seorang wanita dengan pakaian rapi dari luar, cantik dengan tubuh seksi, tapi Aurora menatap tidak suka dengan tingkah wanita itu.Aurora membuka kaca mobil, memperhatikan wanita berpenampilan rapi itu.
"kenapa mbak?" tanya Aurora dengan nada angkuh, dia mengimbangi sikap sombong wanita itu.
"keluar, mobilku lecet karena di tabrak sama mobil ini ya,, sekarang keluar!!" jawab wanita itu, Aurora memicingkan matanya sekilas, kemudian melirik pak joko.
"biar aku yang turun nona!!" ujar pria tua itu, Aurora mengangguk, memang dia sangat malas untuk sekedar berurusan dengan wanita itu sebenarnya.
Pak Joko keluar, membawa langkahnya untuk melihat bagian belakang mobil wanita tersebut.
"hanya lecet sedikit mbak, lagi pula bukan salah saya jika mobil mbak lecet, salah sendiri karena berhenti di tengah jalan tanpa melihat mobil di belakang!" ujar pak Joko, mendengar itu, wanita dengan penampilan rapi itu membulatkan matanya.
"apa bapak bilang? jangan cari alasan ya, pokoknya bayar kerugian, bapak tahu nggak harga mobil saya berapa?" pekik gadis itu berhasil menyita perhatian mereka yang tengah berjalan kaki di pinggir jalan. Kebetulan jalan itu tidak terlalu rame, hingga tidak banyak mobil yang berlalu lalang disana.
.
.
mendapati pak Joko yang sepertinya belum selesai berurusan dengan wanita itu, Aurora yang sebenarnya sangat malas kini harus ikut turun.
"kenapa lama sekali pak?" tanya Aurora.
Wanita tadi beralih, dia memperhatikan penampilan Aurora dari kaki hingga kepala, entah apa yang ada di pikirannya, yang jelas dia sedikit terperangah melihat Aurora yang elegant dengan gaya barang mahal di tubuhnya. Sepatu, jam tangan, harganya sangat fantastis.
"mbak, aku cantik banget ya sampai lihatnya seperti itu!!" sedikit narsis, Aurora menjentikkan tangannya di depan wanita itu, membuatnya kembali fokus.
"heuhhh" wanita itu berusaha mengembalikan fokusnya
"mbak kenapa? Minta ganti rugi? Berapa emangnya?" tanya Aurora lagi, sementara para pejalan kaki menghentikan langkah mereka, ikut nimbrung dalam masalah yang tercipta pagi itu.
"mobil saya lecet di bagian belakangnya, silahkan dua miliar untuk biaya perbaikan!!" ujar wanita itu kembali ke mode galaknya. Umurnya mungkin dua puluh lima atau dua puluh enam tahun, Aurora kurang tahu tapi yang jelas kisarannya di situ.
"Halah,, yang salah juga kamu mbak, berhenti di tengah jalan seperti itu, kamu pikir itu area parkir?? Buta, iya??" bukan Aurora yang berbicara, melainkan para ibu ibu pejalan kaki yang ikut nimbrung.
"mau memeras orang? Cari uang itu yang halal!!, kamu pikir kami tidak melihatnya, mau membawa dia ke kantor polisi sekalian nanti, kami siap menjadi saksi bahwa disini yang salah kamu bukan gadis itu!!" sahut yang lainnya. wajah wanita itu sudah pias, sementara Aurora hanya tersenyum tipis.
"mbak, seharusnya aku yang minta ganti rugi ya, waktu ku terbuang sia sia disini, mbak tau aku akan ke sekolah kan? jika mobil mbak nggak pindah dari sana, kami jalannya gimana? Bisa terlambat ini, kalau aku di hukum nanti gimana?" pekik Aurora lantang, dia menambahkan bumbu di dalam drama ini agar terlihat natural.
usai membungkam wanita itu, Aurora kembali masuk ke dalam mobilnya. Dia menghembuskan nafasnya perlahan, dari cara lihat wanita tadi, dapat Aurora baca apa yang ada di pikirannya. Pasti wanita itu jenis wanita matre, kekuarangan duit tapi ingin hidup bergaya.
Pak Joko kembali melajukan mobil saat terlihat mobil wanita tadi sudah menepi di pinggir jalan. Mungkin nanti Aurora terlambat, waktunya sudah cukup banyak di pakai, dia melirik jam tangannya, lima belas menit lagi, Aurora meminta pak Joko untuk melajukan mobil dengan kecepatan di atas rata rata.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
lagian knpa emgga bilng kalo udah punya pacar .. 🗿🔪