NovelToon NovelToon
CEO Tampan Itu, Suamiku

CEO Tampan Itu, Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:11.9k
Nilai: 5
Nama Author: Animous

"Itu pernyataan, Leya Maura Nugrah!"

"Loh kamu tau nama asli leya dari mana?!" kaget wanita itu.

"Apa yang saya tidak tau?"

"Sombong." ketus Leya kesal, gadis itu rasanya ingin membuang pria di hadapannya ini kelaut saja! benar benar membuat nya naik darah.

"Besok besok gak usah temui Leya!"

"Kalau saya mau ketemu?"

"Kamu nyebelin, Tuan Damian Aarav Niell!"

"Saya menyukai panggilan itu, Leya!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Animous, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pergi ke kota

Setelahnya sampai di terminal bus, Leya turun dengan susah karena orang-orang berdesakan untuk turun hingga Leya hampir saja terjatuh jika tidak ada tangan yang memegang pinggangnya.

"Hati-hati"kata orang asing itu dan langsung keluar dari bus itu.

"Terimakasih" ntah orang itu mendengar suaranya apa tidak yang penting Leya sudah mengucapkan terima kasih.

Di kota sangat berbeda dengan tempat tinggalnya, jika di desa banyak kebun-kebun tetapi suasananya masih sangat bersih dan asri, cuacanya juga cerah berbeda dengan kota yang banyak orang-orang sibuk

uiiuiiuiiiuuiiiiuiiiiiiiiiiiiiuyuyuggugugu wakesana-kemari, kendaraan yang berlalu lalang membuat banyaknya tercemar oleh polusi udara seger dan bangunan bertingkat tingkat yang menjulang tinggi.

"Ayo cepat jalan, kita cari taksi dekat sana"ajak Nia

"Tungguin Nia!" Leya berjalan setengah berlari untuk tidak ketinggalan dengan Nia.

Sepanjang jalan Leya tidak henti-hentinya mendecak kagum melihat bangunan-bangunan di pinggir jalan, terkadang ia mengeluarkan kepalanya dari jendela mobil dan itu juga berkali-kali Nia harus menegurnya karena itu sangatlah berbahaya.

"Nia"panggil Leya

"Hem" Nia hanya berdehem membalasnya sembari melihat ponselnya

"Kenapa banyak sekali rumah rumah besar dipinggir jalan?"tanyanya

"Itu bukan rumah, tapi gedung" bukan Nia yang menjawab, tapi supir taksi itu.

"Gedung?"tanyanya bingung

"Iya."

"Mbak nih dari mana toh, masa nggak tahu gedung"ucap supir itu lagi.

"Leya tau kok pak, tapi kok bisa ya setinggi itu?"

"Ya bisalah, namanya juga tempat orang kerja kantor."balas Nia yang sedari tadi diam.

"Kerja kantor? Apakah sangat menyenangkan seperti kerja di kebun pakde Karwo?"tanya Leya lagi.

"Ya beda dong Leya, kalo kerja di kebun pakde Karwo kan cuman menggarap tanah setelahnya di tanami sayuran, beda dengan kantor yang kerjanya didepan laptop, ntar kamu di suruh ini itulah sama manager nya" jelas Nia panjang lebar

Leya hanya menanggapi dengan "oh" saja.

"Tapi Nia.."

"Sudah Leya diam deh, jangan banyak tanya lagi. Aku capek tau!"

Melihat Nia yang sudah kesal begitu mau tidak mau Leya diam, walaupun banyak yang dia ingin tanyakan.

Fokusnya sekarang hanya disampingnya yang masih melewatin gedung-gedung tinggi.

Hingga tidak lama taksi pun berhenti di depan sebuah perumahan putih yang terlihat rapi di kelilingi pagar-pagar.

"Terimakasih pak"ucap Leya kepada supir taksi itu, taksi itu langsung meninggalkan perumahan itu setelah menurunkan barang barang Leya dan Nia.

"Wah besar banget rumah kamu Nia"ucap Leya kagum.

"Iya, ayo masuk di luar panas!"ajaknya

"Eh itu barang kamu jangan lupa dibawa juga."sambungnya

"Iya" Leya buru buru mengambil tas dan kopernya langsung menyusul Nia.

Di dalam rumah itu Leya tidak berhenti hentinya berdecak kamu dengan dekorasi rumahnya Nia yang begitu tersusun rapi di tempatnya.

Leya mengamati banyaknya bingkai di pasang tiap dinding, di bingkai itu terlihat foto-foto Nia yang begitu ceria di kelilingi orang-orang dan ada juga foto bersama keluarganya.

"Nah sini kamar kamu"kata Nia

"Kamar aku?"jawab Leya bingung

"Iya, pokoknya Leya jangan ngekos dulu sebelum Leya tahu tempat tempat di kota ini!"jelas Nia

Leya tersenyum lebar berkata Nia, ternyata Nia sangat baik kepadanya walaupun tidak bertemu beberapa tahun kebelakang.

"Terimakasih Nia"sembari memeluk Nia dengan tulus.

"Iya ya, sekarang Leya masuk aja istirahat pasti Leya capek kan sehari nggak ada istirahatnya"

"Iya."

Tok tok tok

"Leyaa!"

Leya mengucek matanya saat ia mendengar suara panggilan dari luar kamar.

"Leya, bangun!"

Terdengar suara dari luar lagi bersamaan dengan suara ketukan pintu.

Leya berjalan kearah pintu dan membukanya, terpampang lah wajah tidurnya dihadapan Nia.

"Susah banget kamu dibangunin, ayo turun kita makan"ajak Nia.

"Tapi aku masih ngantuk Niaa~hoamm"

"Ih ayok turun Leyaa, emangnya kamu nggak laper apa?"tanyanya

"Laper sih, tapi ngantuk juga"dengan wajah polosnya ia menjawab Nia

"Nanti aja disambung tidurnya, sekarang kita makan dulu" Nia langsung menarik tangan Leya menuju ke meja makan.

"Wahh ini Nia yang masak semua?" yang tadi mata mengantuk langsung cerah kembali setelah melihat banyaknya makanan dimeja, beragam jenis masakan hampir ada semua di atas meja.

"Iya dong, siapa lagi coba"ucap Nia sembari menepuk dadanya dengan bangga.

"Aku baru tahu ternyata Nia pandai masak"kagumnya

"Ckck udah udah jangan muji terus ntar aku terbang lagi, yuk makan!"

"Hum" dengan senang Leya duduk di samping Nia, dia sampai bingung harus makan dari mana. Biasanya di desa ia hanya makan ikan dengan nasi, terkadang jika sedang musim panas ia hanya makan nasi dengan sayur saja.

"Udah makan aja semua, ntar kalo nggak dimakan sayangnya besok pagi basi"

"Nia, jangan khawatir Leya akan makan semuanya hehe"

"Bagus dong, ini!" Nia langsung meletakkan semua lauk pauk di atas di piring Leya.

Leya yang melihat itu melongo, habisnya piringnya hampir menggunung penuh dengan daging.

"Nah makan ya, habisin"

"Apa nggak kebanyakan Nia?"tanya Leya ragu

Nia menatap ke piring Leya, "hum, tidak tuh. Apa Leya masih kurang"

"Aaa tidak tidak, ini udah cukup kok hehe"

"Yaudah di makan dong, bismillah."

Sepertinya perut Leya akan meledek setelah makan nanti,pikir Leya.

Setelah acara makan malam mereka, kini Nia dan Leya sedang bersantai di ruang tamu dengan Leya yang menonton televisi sedangkan Nia sedang bergulat dengan laptop.

"Nia"panggil Leya

"Hm?" Nia menjawab dengan deheman tanpa menoleh ke arah Leya.

"Kuliah itu gimana sih? Seru gak?"

"Seru lah, apalagi kita mendapatkan ilmu yang nggak pernah kita dapat semasa di desa"ucap Nia yang masih fokus dengan laptopnya.

"Hum gitu ya"

"Nia"panggil Leya lagi

"Apalagi"

"Kalo nanti Nia pergi kuliah, Leya gimana?"

Mendengar pertanyaan Leya yang ini, Nia diam sejenak dengan laptopnya, pikiran Nia tidak sampai disana. Bagaimana dengan Leya jika nantinya Nia pergi kuliah?, Tidak mungkinkan dia ditinggal sendiri dirumah ini yang ada dia akan mati kebosanan.

"Nia!"

"Eh apaa?"

"Kenapa diam sih, nggak denger ya apa yang aku bilang?"

"Dengar kok,"

"Terus kenapa nggak jawab?"ucap Leya cemberut

"Aku juga bingung sih, kalo ntar aku bawa kamu juga nggak mungkinkan"

"Nggak mungkin gimana?"tanya Leya bingung

"Kan disana kamu belum pada kenal semua dengan orang-orang kota, yang ada ntar kamu malah nggak nyaman lagi"jelas Nia.

"Iya tapikan, aku bisa kenalan sama mereka juga Nia"

Nia sampai berpindah tempat duduk dekat dengan Leya.

"Leya sayang, dengar ya! Dikota itu nggak seindah apa yang kamu bayangkan, ntar kalo kamu sudah nyaman dengan kota ini kami nggak bakalan bisa lepas" jelas Nia

"Apa maksudnya nggak bisa lepas?"tanya Leya yang tidak paham

"Ah, bukan apa-apa. Jangan tanya lagi ya, aku mau ngerjain tugas kuliah dulu"

Nia langsung duduk ke tempat semulanya, meninggalkan setitik rahasia yang tidak dapat Leya pahami.

1
Dewi @@@♥️♥️
tadi bukannya Remon di suruh ngikutin Leya? kok Leya sampai dalam bahaya gak ada bodyguard Damian yg muncul
Dewi @@@♥️♥️
coba mampir baca,,semoga bagus ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!