NovelToon NovelToon
Godaan Dosen

Godaan Dosen

Status: tamat
Genre:Tamat / Dosen / Beda Usia
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Alcesky

Aira mahasiswa cantik. Prodi pendidikan, yang sedang menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi.

Pak Hirata adalah seorang dosen yang selalu menggoda Aira. Ia masih lajang. Tapi umurnya terpaut lumayan jauh dengan Aira.

Aira selalu menolak godaan dari pak Hirata. Namun di suatu hari dirinya terjebak oleh dosen sialan itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alcesky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana jalan-jalan

Keesokan harinya Pio berniat untuk mengajak jalan sahabatnya itu. Lama tak bertemu ia bermaksud ingin melepas rindu dengan temannya. Kala SMP dulu mereka sangat dekat sekali. Bahkan tak menyangka jika mereka akan berbeda pilihan untuk menempuh pendidikan SMA nya.

Biasanya ketika SMP mereka berdua selalu satu pemikiran, dan sangat sefrekuensi. Memang bukan kematian yang memisahkan keduanya. Tapi seperti sudah mati perannya untuk menjadi sahabat yang saling terhubung setiap harinya.

Semakin dewasa justru semakin tidak bisa untuk melakukan hal seperti itu. Sulit di lakukan. Bahkan ketika kita dewasa biasanya teman akan lebih menyusut dibanding kita masih kanak-kanak. Sangat berbeda dalam hal ini.

Apalagi pemikiran seseorang yang menempuh pendidikan tinggi. Akan sangat berbeda dengan seseorang yang hanya menempuh pendidikan menengah saja. Apalagi dengan orang yang tak mendapatkan pendidikan di bangku sekolah. Tentu saja akan lebih berbeda dengan teman-temannya.

"Kira-kira Aira mau nggak ya kalau aku ajak jalan?" ucap Pio pada diri sendiri. Ia memang sudah berniat ingin mengajak jalan sahabatnya ketika bertemu nanti. Tapi keinginannya itu masih belum bisa diutarakan. Terlebih lagi ia takut ajakannya ditolak oleh Aira.

Pio sangat paham dengan Aira. Ia tak akan begitu saja menuruti permintaan Pio. Karena Pio sangat paham bahwa Aira adalah seseorang yang sangat ulet. Susah sekali untuk di taklukkan.

"Yaudah lah ya penting aku pergi ke kampus dulu, toh juga aku ga punya kontak Aira sama sekali" ucap Pio.

Setelah rapi dan siap semuanya Pio menuju ke kampus. Tempat tinggalnya dengan kampus tidak terlalu jauh. Perjalanan dapat di tempuh dengan waktu sekitar 10 menitan saja.

Setelah sepuluh menit berlalu. Pio sengaja tidak langsung masuk ke ruang kelas. Karena ia berharap bahwa Aira akan melewati dirinya.

Pio sengaja membawa motor. Karena ia tahu bahwa Aira selalu membawa motor. Ia berharap bahwa dengan begitu bisa bertemu dengan Aira di parkiran motor. Tapi ternyata juga tak kunjung lewat.

"Kemana sih itu Aira, apa jangan-jangan karena hal itu dia jadi ngga ngampus" Pio berpikir bahwa Aira tidak pergi ke kampus karena ia merasa dipermainkan oleh seorang dosen.

Tapi disisi lain Aira sedang di perjalanan menuju ke kampus. Ia mengendarai sepeda motor untuk pergi ke kampus. Biasanya ketika sedang bersedih ia berkendara dengan kecepatan tinggi. Namun kali ini sedikit berbeda. Aira sangat perlahan. Justru malah di sambi dengan menangis.

"hik...hik...hik...." rintihan dari Aira yang sedang menangis di atas sepeda motornya. Ia takut jika melebihi deadline namun belum juga di beri persetujuan oleh pak Hirata.

Pak Hirata memang terkadang membuat beberapa mahasiswanya merasa deg-degan. Seperti sedang bertemu dengan presiden jika sudah bertemu dengan pak Hirata. Terkadang juga di beberapa acara pak Hirata dihindari oleh beberapa oknum. Karena tidak mau hal yang seperti Aira rasakan di rasakan oleh oknum lainnya.

"Apa sih salahku sama Hirata sialan itu, awas aja ya kalau aku udah lulus jadi dosen anaknya jadi mahasiswa ku ga akan aku permudah jalannya" ucap Aira dengan sedikit emosi.

Ia sedikit menaruh dendam kepada pak Hirata. Padahal pak Hirata tidak sesibuk itu untuk bertemu dengan mahasiswa. Tapi entah kenapa ia selalu berlagak seperti orang paling sibuk sedunia.

Setelah tibanya di kampus Aira langsung memarkirkan motornya di tempat yang telah di sediakan oleh kampus. Kampusnya memang cukup terkenal walaupun swasta. Fasilitas yang diberikan juga lumayan oke. Tidak kalah saing dengan kampus negeri.

Tapi pusingnya kuliah disini juga tidak kalah saing. Hanya identitas saja swasta. Tapi tugasnya kebut-kebutan. Sepertinya remnya blong.

Padahal kampus ini merupakan kampus impian Aira. Kampus ini juga di pilih oleh Aira sendiri, tanpa campur tangan siapapun.

Orang tua Aira sangat mendukung potensi yang dimiliki oleh anaknya. Orang tua Aira tidak terlalu mampu untuk melanjutkan pendidikan tinggi anaknya. Tapi anaknya selalu berusaha keras agar mendapatkan beasiswa.

Sebenarnya Aira juga bukan orang yang sangat pintar. Tapi ia beruntung karena di karuniai sebuah kerajinan.

Pintar belum tentu rajin, rajin sudah pasti pintar.

Aira selalu mengimbangi doa dan juga usahanya. Ia tidak lupa berusaha. Tetapi juga tidak lupa untuk berdoa dan meminta kepada tuhan.

"Akhirnya sampai juga hik...hik...hik..." tiba Aira tetap saja merintih karena ia masih memikirkan tentang dosen itu. Ia berharap di pagi hari ini bisa bertemu dengan dosen tersebut. Ia akan berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan dosen itu.

Pio yang sadar akan kedatangan Aira langsung memanggil Aira.

"Aira" teriak Pio.

"Iya kenapa Pio?" tanya Aira.

"Bagaimana dengan persetujuan dosenmu?" ucap Pio bertanya balik kepada Aira.

"Saat ini aku belum bisa menemui dosen tersebut, sangat susah untuk di hubungi" ucap Aira dengan tegas dan menghilangkan tangisannya itu.

"Kamu mau aku bantu nggak buat dapetin dosen itu?" ucap Pio memberikan tawaran kepada Aira.

"emang nggak ngereptin kamu?" tanya Aira.

"Tentu saja tidak, dengan senang hati" ucap Pio.

Aira senang sahabat nya itu memberikan tawaran kepada nya. Ia juga senang hati menerima tawaran tersebut.

Pio juga sangat senang sahabatnya menerima tawaran yang ia berikan. Walaupun hanya sederhana tetapi sangat bermakna. Indahnya persahabatan mereka.

"Emm... Aku ada satu tawaran lagi nih mau nggak?" ucap Pio yang yakin bahwa tawarannya akan diterima dengan baik oleh sahabatnya.

Tapi disisi lain Pio juga heran. Kenapa sahabatnya itu jadi entengan. Apakah dia sadar bahwa karma itu nyata. Ketika SMP dahulu Aira sangat susah untuk bertemu dengan teman-temannya. Sekarang di balas oleh dosen pembimbingnya. Memang hidup itu maha adil.

"Emang kamu mau ngapain lagi?" ucap Aira.

"Aku mau ngajak kamu jala sih sebenarnya" ucap Pio.

"Boleh deh tapi dengan satu syarat ya!" ucap Aira dengan santai.

"Iya kenapa tuh?" ujar Pio.

"Aku maunya nanti kalau udah bertemu dengan dosen dan kamu harus membantuku untuk mendapatkan itu" ucap Aira.

"Beres kalau itu mah gampang" ucap Pio.

Terlihat sangat manis. Tapi persahabatan mereka sampai detik ini tidak pernah melibatkan perasaan. Namun tidak tahu di hari-hari selanjutnya siapa yang akan jatuh cinta. Atau malah mereka berjalan dengan masing-masing pasangan.

"Kamu ga di marah sama pacarmu emang sama aku terus begini?" tanya Aira.

"Nggak lah" jawab Pio.

"Pacar kamu nggak cemburuan ya" ujar Aira.

"Bukan ngga cemburuan sih, tapi nggak ada pacarnya hehehe" jawab Pio.

"Ah masa sih, ga percaya kamu kan dulu playboy di SMP siapa sih yang gamau sama mu" ujar Aira.

"Lahh serius" jawab Pio

1
范妮·廉姆
Hai kak, perkenalkan aku Pocipan dari Gc Bcm mau ajak kaka untuk bergabung yu

kita di sini mau belajar bersama dengan mentor dan juga mengadakan Event tertentu dengan reward

caranya mudah wajib follow akun saya maka saya akan undang kaka untuk masuk Gc Bcm. Terima kasih
Kuririn
Wah, gak kerasa sampe akhir. Makasih thor!
skyyy: tunggu update bab selanjutnya ya!
total 1 replies
Beerus 🎉
cerita ini udah bikin aku betah di rumah aja thor, terus semangat nulis yaa!
skyyy: terimakasih ya, di tunggu update bab selanjutnya!
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!