Kisah Cinta seorang santri yang bernama Shifa Assyabiya, masuk pesantren atas dasar keinginan orang tua nya. dan mulai hidup baru nya di pesantren yang jauh berbeda dengan kehidupan bebas nya selama ini.
Lambat laun ia mulai menjalani nya dengan tawakal, setelah bertemu dengan Faisal Gauzali putra dari pemilik pesantgren Al kautsar yang biasa di panggil gus.
Akan kah cinta mereka bisa bersatu..?!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja ardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
Ba'da dhuhur
Seluruh santri berkumpul di aula yang besar dan luas, yang ada di pesantren tersebut untuk mengikuti kajian.
Sementara itu di ndalem Kyai Ahmad.
"Faizal, kamu pimpin kajian hari ini ya" ucap Kyai Ahmad.
"Abi hari ini ada jadwal kajian"? tanya Faizal.
" Iya"
jawab nya seraya mengambil kunci mobil nya.
Umi Halimah begitu melihat Kyai sudah siap untuk pergi, langsung menghampiri Kyai dan segera mencium punggung tangan suaminya itu.
"Umi, Abi pamit dulu"
"Iya hati hati"
Faizal tersenyum melihat hal itu, keluarga nya yang harmonis ini membuat ingin segera memiliki keluarga juga.
Kyai yang melihat nya langsung menyadari lalu berkata.
"Makanya cepat menikah" ucap Kyai seraya tersebut kecil.
Umi Halimah menoleh ke arah putra nya itu lalu tersenyum.
"InsyaAllah ya Faiz"
Faizal hanya tersenyum simpul, membuat wajah tpan dan manis itu sangat mempesona.
Setelah selesai bersiap, umi Halimah dan Faizal segera ke aula untuk segera memulai kajian sore ini.
"MasyaAllah" Nindi menatap kagum ke arah Pangung aula.
"Kenapa Nin"? tanya Via. sambil mengikuti arah pandang Nindi.
Dan Via pun langsung paham saat menyadari siapa yang menjadi obyek tatapan teman sekamar nya itu.
"Iya MasyaAllah banget anak nya Kyai Ahmad"
Via malah ikutan kagum menatap pria bersorban putih yang sedang duduk di sofa depan pangung tepat di samping pemilik pesantren itu.
"Hai.... jangan zina mata, dosa tau"
Tiara mengingat kan kedua teman nya yang sibuk mengagumi pria bersorban putih di depan sana.
Sedangkan Shafia malah cuek merasa bosan berada di sana. pikiran nya justru tertuju pada teman teman nya yang mungkin sekarang sedang sibuk menyiapkan untuk masuk kuliah.
"Astaghfirullah' azim" Nindi dan Via mengucap setelah tersadar saat di ingatkan oleh Tiara.
"Tapi memang yang kaya gini tu enak di pandang mata, iya kan Sha"?
" Heemm" jawab nya singkat. Sambil sesekali memejamkan mata nya.
Ia merasakan mata nya begitu mengantuk, terlebih memang ini adalah jam nya rawan untuk mengantuk.
"Ham hem aja ini anak, coba tengok dulu sebentar ke depan. pasti seger tu mata gak jadi ngantuk"
Mendengar itu mulai muncul sedikit rasa penasaran pada diri Shafia.
Ia menatap kedepan kearah dimana sosok pria bersorban putih yang dari tadi di kagum kan kedua teman nya itu.
"Astaghfirullah"
Ucap kedua insan berbeda gender itu secara bersamaan di lain tempat, karena saat sama sama curi pandang tak sengaja kedua tatap mata itu bertemu.
Ketiga teman nya menatap aneh dan heran kepada Shafia.
"Aneh kamu ini Sha,, melihat yang seger bukan nya memuji malah Istighfar " ucap Nindi.
"Ma-maksud nya MasyaAllah"
Shafia jadi salah tingkah sendiri, setelah terdiam beberapa saat mencoba menetralisir jantung nya yang mendesir karene tak sengaja bertemu tatap dengan pria bersorban putih itu.
* * * *
"Astaghfirullah"
Spontan Faizal mengucap istighfar, setelah tak sengaja bertemu tatap dengan lawan jenis nya yang dari awal duduk bersama santri lain nya.
Gadis itu terlihat mencolok diantar santri yang lainnya dan Gadis itu sedikit menarik perhatian nya sejak awal ia duduk di atas sofa aula.
Entah kenapa Faizal merasa jantung nya tiba-tiba berdetak lebih kencang.
"Ada apa Faiz"? tanya umi Halimah yang tiba tiba mendengar putra nya mengucap istighfar.
" Tidak apa apa umi"
Jawab Muhamad Faizal Gauzali. Atau sering di panggil gus Faiz.
Putra pertama dari Kyai Ahmad Abdurrahman pemilik pesantren Al Kauthar.
Sekali gua pewaris dan calon pemimpin pesantren tersebut. Bahkan sebelum memimpin wibawa, kecerdasan dan kebijaksanaan nya dalam dalam segala hal membuat siapa saja kagum dengan nya.
Selain tampan dan gagah menjadi penyempurna dirinya dengan wajah khas arab yang di warisi dari Abi nya yang memang berasal dari sana.
Meski dia terkenal dingin dan irit bicara, namun tak menjadi alasan untuk setiap orang tua mengidamkan dirinya untuk di jadikan menantu.
"Kenapa detak jantung ku begitu cepat, jangan sampai hanya karena menatap gadis itu hafalan ku jadi berkurang" Batin Faizal.
Ia kembali menatap kedepan sambil menetralisir detak jantung nya yang masih terpacu dengan cepat.
lantunan ayat suci mulai terdengar, para santri yang mendengar merasa senang dan tenang.
Namun Shafia sangat mengantuk, ia terduduk dengan mata tertutup.
Ia tertantuk tantuk, hingga pada saat nya ia tanpa sadar hampir mencium sajadah yang ia jadikan alas duduk.
"astaghfirullahalazim" ucap Nindi yang melihat nya.
"Kamu tidak apa apa Shafia"?
" Aku tidak apa apa"
Mata Shafia sudah sangat merah karena begitu mengantuk.
"Kamu bisa mencuci muka dulu, agar tidak mengantuk" kali ini Via yang berbicara.
Shafia lalu mengaruk kepala nya dangan mata yang sudah sayup karena mengantuk.
Shafia pun akhirnya berdiri kemudian pergi ke keran air untuk mencuci mukanya.
Saat di keran air, ia benar-benar mencuci mukanya namun rasa kantuk nya masih ada. Hingga berkali-kali Shafia membasuh mukanya hinga terasa dingin.
Setelah beberapa kali ia membasuh muka nya, Shafia memutuskan untuk kembali ke tempat semula. Ia kembali ke tempat duduk di sebelah teman teman nya.
"Sudah merasa segar"? bisik Tiara.
" Yah,, setidaknya tidak begitu mengantuk "
Mereka ber empat kembali fokus pada kajian sore itu, hingga akhirnya azan berkumandang acara kajian selesai.
Shafia langsung berjalan keluar dari Aula ingin segera ke kamar asrama nya untuk sekedar rebahan sebentar.
"Lho,, kenapa dia malah ke kamar? apa dia gak ikut sholat berjamaah" ucap Via heran melihat sahabat baru nya berjalan menuju kamar nya padahal yang lain hendak ke masjid.
"Mungkin dia sedang berhalangan kali" sahut Tiara.
"Ya sudah ayo, sebaiknya kita ke masjid"
Ketiga nya lalu melangkah menuju masjid besama dengan santri santri lain, untuk melaksanakan sholat berjamaah.
*Jangan mengangap Sholat sebagai beban, Allah menjadikan sholat sebagai peringan beban. Jadilah sholat sebagai penolong mu*
ditunggu session duanya, anaknya kembar buat kejutan abi n uminya.
end loh ini?
baik lah ...mksh ya kk ceritax
" mengejar cinta Allah, ga harus di pesantren bapak mu Gus " gitu sih