NovelToon NovelToon
Menjadi Ibu Tiri

Menjadi Ibu Tiri

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Keluarga / Suami Tak Berguna / Ibu Tiri / Menjadi Pengusaha
Popularitas:28k
Nilai: 5
Nama Author: Carrot_Line

Bangun-bangun sudah menjadi Ibu sambung 4 anak, Li Hua tidak habis pikir dengan itu. Memiliki suami yang suka berfoya-foya dan jarang pulang kerumah.

Menanggung kehidupan keempat tauge kecil membuat Li Hua harus berpikir tentang uang!
Uang,uang dan uang. Dia terus memikirkan itu demi kelangsungan hidup.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Carrot_Line, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cuci dan cuci semuanya!

Matahari muncul diatas cakrawala, semua petani di desa bersiap-siap pergi ke ladang untuk merawat padi. Sementara di rumah keluarga Huang masih sepi, Da Lang, San Lang dan Siniang masih tertidur lelap. Setiap hari mereka akan terbangun saat siang, karena memang tidak ada pekerjaan apapun.

Hanya Erlang yang terbangun dari tidurnya, dia membuka pintu kamar. Menemukan Ibu tirinya membawa sekeranjang baju kotor.

"Apa Bibi akan pergi mencuci?"

Alih-alih menjawabnya, Li Hua hanya melirik sinis. Membuat Erlang bingung, kesalahan apa yang dia buat pagi ini hingga Ibu tirinya merasa tidak suka dengan kehadiran nya.

"Ya, apa kamar mu penuh tumpukan pakaian kotor?"

Erlang mengangguk, saudara dan saudari nya sangat pemalas. Pakaian kotor menumpuk disudut ruangan, pertanyaan Li Hua membuat Erlang mengira dia akan mencuci baju mereka.

"Ada banyak, aku akan mengambilnya."

Dalam hitungan menit Erlang membawa satu keranjang besar pakaian kotor, menaruhnya dihadapan Li Hua.

"Ini Bibi,"

"Ini?"ulang Li Hua.

Anak laki-laki itu menjadi semakin bingung saat nada suara Li Hua meninggi.

"Bawa itu, kamu harus mencucinya sendiri. Itu bukan tanggung jawab ku."

"Bukankah laki-laki tidak memiliki kewajiban membersihkan pakaian dan urusan rumah?"tanya Erlang tak terima.

"Kalau begitu kalian tidak usah mencuci baju seumur hidup kalian, pakailah pakaian kotor itu. Aku benar-benar tidak ingin mencuci pakaian yang bukan milik ku."desis Li Hua.

Gadis itu tidak suka melihat kemanjaan anak-anak, bahkan tidak tahu cara mengerjakan hal-hal untuk diri mereka sendiri.

"Aku ikut! Aku tidak suka mengenakan pakaian kotor."Erlang berlari mengejar Li Hua yang berjalan keluar dari rumah.

"Cepat pimpin jalan, aku belum mengetahui semua hal di desa ini."

"Tentu."angguk Erlang berjalan didepan Li Hua.

Desa mereka dekat dengan sungai di lembah, sungai itu kerap menjadi sumber mata air semua orang. Kebutuhan mencuci pakaian, atau mandi pasti akan mengambil nya dari sungai. Tapi jaraknya sedikit jauh dari desa, karena itu warga desa membuat sumur umum. Setiap keluarga mendapatkan 4 ember besar jatah perhari.

Keluarga Huang kecil tidak pernah mengangkut air lebih dari 2 ember, Da Lang sebagai anak pertama sangat malas untuk melakukan nya.

"Wah siapa ini? Apa kau Istri kecil Huang Ji?"wanita berusia 25 tahun menatap Li Hua penasaran.

Sungai terlihat lebih ramai karena beberapa wanita muda mencuci pakaian di tepi. Melihat kedatangan Li Hua membuat mereka penasaran, Istri kecil Huang Ji.

"Benar."angguk Li Hua.

Dia menaruh keranjangnya, Erlang ikut menaruh dan duduk tempat biasa warga desa mencuci. Aroma tak sedap dari pakaian kotor membuat kening nya berkerut. Menatap Li Hua yang sedang mengobrol bersama wanita-wanita muda yang baru menikah.

"Omong-omong, apa kau tidak keberatan dengan anak-anak?"

"Mengapa harus keberatan? Sudah takdir ku merawat mereka."

"Itu benar, tapi sangat disayangkan gadis sebaik kamu menikah dengan Huang Ji."

"Shh... Jangan keras-keras, ada kamu tidak lihat ada dia?"

Erlang tidak memedulikan sama sekali, semua orang tau ayahnya memang brengs*k. Menelantarkan anak-anak nya sendiri, mereka hampir mati kelaparan ketika di tinggalkan berhari-hari. Beruntung nya Lao Lao dan Lao Ye mengetahui itu. Mereka masih bisa makan meskipun hanya dua kali sehari.

"Ah, lagi pula Li Hua tidak keberatan sama sekali."

"Tidak masalah, faktanya memang begitu aku paham."Li Hua mengibaskan tangannya.

Mendengar itu Erlang tersenyum getir, dia tidak bisa memarahi mereka. Tidak sopan, memutuskan memukul baju dengan tongkat kayu, air keluar dari pakaian basah terlihat sangat kotor.

Li Hua asyik berbincang, matanya tidak sengaja menangkap sesuatu hitam bergerak didekat bebatuan.

"Tunggu sebentar."

"Ada apa?"

Gadis itu tidak menjawab, bergerak turun ke sungai secara langsung. Membungkuk, tangannya masuk kedalam air. Secara perlahan meraba-raba di celah bawah bebatuan besar.

"Bibi... Apa yang kamu lakukan disana?"tanya Erlang setengah berteriak.

Li Hua tidak menjawab membuat nya resah, dia bangkit berdiri hendak menyusul Li Hua. Saat itu juga Li Hua mengangkat kedua tangannya dan berdiri dengan senyuman lebar.

Cipratan air bergerak diudara mengenai dua orang wanita muda yang mengajak nya bicara. Seekor ikan berukuran telapak tangannya membuat mereka tercengang, bagaimana bisa Li Hua menangkap ikan sebesar itu menggunakan kedua tangan kosong?

"Erlang, lihat ini dan simpan. Seperti nya ada banyak ikan disini. Kita bisa makan dengan itu."

Erlang membatu, saat Li Hua memberikan ikan besar itu pada nya.

"Ya ampun, kamu sangat jeli! Bagaimana bisa ikan itu tertangkap dengan tangan mu?"

"Hanya beruntung saja."

Li Hua kembali menatap permukaan air, menajamkan matanya. Dengan gerakan cepat lagi, ikan dengan lebar 4 jarinya telah di tangkap. Itu membuat Erlang tercengang. Dia juga ingin menangkap ikan-ikan itu.

"Li Hua ajarkan kami menangkap nya juga,"

"Akan enak untuk makan malam, harga ikan sangat mahal sekarang."

"Benar-benar, hei mengapa kamu tidak menjualnya pada kami?"

Dua acungan jempol dari Li Hua, membuat keduanya tersenyum senang. Li Hua kembali menelusuri sungai, menangkap beberapa ikan meskipun memang sangat sulit. Tapi keberuntungan berpihak pada nya, empat ekor ikan telah didapatkan. Langsung berubah dengan 4 sen dari kedua wanita itu.

"Terimakasih adik ipar, kami pulang terlebih dahulu karena sudah menyelesaikan cuciannya."

Mengapa mereka tiba-tiba memanggil nya adik ipar? Li Hua menjadi bingung, apa zaman sekarang ini semua orang bisa sedikit-sedikit mengangkat seseorang jadi saudara mereka. Dia benar-benar tidak tau cara pola pikir orang di zaman ini.

"Bibi, mengapa kamu terus terdiam, bagaimana dengan pakaian mu?"tegur Erlang, dia memasukkan semua pakaian yang sudah di cuci kedalam keranjang.

Membuat Li Hua meringis, melupakan pakaian kotornya. Segera mencuci semua pakaian itu, Erlang turun ke sungai. Dia mencoba menangkap ikan, kenyataan sangat sulit. Mereka bergerak lincah dan sesekali membuat nya jatuh terjerembab.

"Apa kamu mencoba menangkap nya juga?"

"Benar, hanya dua ikan tidak akan membuat kenyang perut kita berlima."angguk Erlang.

"Tangkap juga udang sungai, mereka ada dimana-mana bahkan di bawah kaki mu dan celah-celah batu kecil."

Pemuda itu menggaruk kepala nya yang tak gatal, mengapa dia tidak kepikiran itu. Kalau saja kepikiran mungkin dia tidak akan memakan sayur sayuran liar yang di gali dari gunung. Ataupun lembah, ladang yang tak terurus. Dia tidak memikirkan menangkap udang ataupun ikan.

"Wow, lihat ini sangat banyak."Erlang kembali bersemangat.

Sepertinya warga desa tidak memikirkan untuk menangkap udang sungai, apa lagi saat musim panen akan tiba. Semuanya sibuk di ladang, dan tidak akan terpikirkan untuk melakukan hal lain.

"Tangkap sebanyak yang kau bisa, perut kita akan kenyang dengan udang dan ikan."ucap Li Hua sedikit meninggikan suara.

Dia membilas pakaian dan memerasnya, setelah itu memasukkan semua pakaian kedalam keranjang. Erlang mendekati nya dengan pakaian atas terlepas, bajunya di pakai untuk menjadi tempat udang hasil tangkapan nya.

"Mari pulang, Siniang akan senang dengan ini."

"Iya, lalu suruh saudara mu yang lain menjemur pakaian kalian. Itu akan adil karena kamu mencuci pakaian kalian."

"Aku mengerti."Erlang terlihat bersemangat.

Udang, mereka akan sarapan dengan udang dan ikan. Membayangkannya saja membuat air liurnya menetes, rasa manis dari udang segar membuat nya semakin membayangkan banyak hal.

"Hari ini kita akan membersihkan rumah, suruh Da Lang mengambil banyak air. Lantai kayu di rumah harus di cuci dan di bersihkan. Semuanya harus di cuci!"tegas Li Hua.

Erlang terkejut mendengarnya,"mengapa kami harus membersihkan rumah yang sudah bersih?"

Li Hua menatapnya jengkel, bersih dari mananya. Dia berjalan-jalan saat menyapu saja seluruh telapak kakinya menghitam. Sepertinya Erlang sudah memiliki penglihatan yang buruk. Dia khawatir anak-anak lainnya juga memiliki pemikiran yang sama.

1
Lala Kusumah
miris...
Yurniati
tetap semangat terus thorr
Yurniati
terus lanjut update nya thorr
Lala Kusumah
cepat kuat Lin Hua... lanjuuuuuuuuuuutttt
Sarifah Sarifah
pingin gigit thor nya deh, kok upnya dikit amat/Sob//Sob//Sob//Sob/
end
Mcx lemah baru in reinkarnasi lemah g ad kekuatan jd malas baca
Lismawati
thor buat Li hua menjadi tangguh mempunyai kultivasi yg tinggi
Yurniati
terus lanjut update nya thorr
Yurniati
semangat terus update nya thorr
Yurniati
tetap semangat terus thorr
Yurniati
terus lanjut update nya thorr
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuuuutttt, semangat sehat ya...
RJ 💜🐑
ceritanya bagus, semangat buat karyanya thor 🤗🤗❤
Lismawati
trimakasih update nya thor ,selalu di tunggu lanjuuuuutanya seeeemaangaaaaaaaaaat ...💪💪💪💪💪🌹🌹
end
Mc lemah jadix q malas baca beda cerita lain
Sarifah Sarifah
thorn yg hanya upnya
Yurniati
double update thorr
Yurniati
terus lanjut update nya thorr
RJ 💜🐑
ceritanya sangat bagus, semoga Li Hua dan anak anak sambung nya dapat uang yang banyak
Lala Kusumah
rejeki tak kan kemana... semangat Lin Hua.....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!