"Lo gak seistemewah itu."
"Kalau begitu jangan ikut campur urusan gue!."
^-^
Karelio Nathanael
Mantan terberengsek sekaligus mantan terindah bagi Desya.
Mereka sudah berstatus mantan, tetapi tetap saja cowok itu berkeliaran di sekitar Desya seakan Desya adalah pusat hidupnya.
Adesya Sakura Atmaja
Julukan Queen Bee juga sesuai dengan arti nama Adesya 'anak perempuan raja', Bukan hanya dari keluarga old money, Desya juga cantik dan mempunyai otak yang diatas rata-rata sehingga dia selalu dieluh-eluhkan.
Desya mempunyai saudara kembar yang supportif dan menjadi garda terdepan untuknya.
Elio merasa Desya, perempuan yang terlalu sempurna untuk Elio yang bukan siapa-siapa.
________
Dan cerita ini tentang Desya dan orang-orang yang memiliki peran penting dihidupnya. Bahkan sosok Elio yang hanya mantan, susah untuk dihilangkan dari ingatan karena susah untuk di enyahkan.
"As you wish, terserah kamu mau apa!."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Unik Muaaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Karelio Nathanael
Meski sudah malam, suara dari pantulan bola masket masih terdengar. Beberapa anak masih bermain basket dilapangan basket yang berada di taman komplek dengan cahaya lampu jalan, meski tidak begitu terang seperti di gedung olahraga sekolah mereka.
Dipinggir lapangan ada sekelompok anak muda, ada yang tawa sembari terus petikan gitar untuk mengiringi temannya yang bernyanyi dengan suara sumbang penuh percaya diri, tidak menghiraukan seruan dan protesan teman-temannya yang lain.
"Gue istirahat dulu."
Tampa menunggu jawaban dari sang kapten, laki-laki itu duduk dengan temannya yang lain dipinggir lapangan.
Mengambil botol minumnya dan meminumnya sembari menyelonjorkan kaki, mereka baru saja latihan satu jam sudah ngos-ngosan, tetapi kapten basket mereka masih saja berdiri tegak mendribel bola dan sesekali melakukan tembakan ke ring basket.
"Elio itu kalau lagi mau tanding sama SMA sebelah pasti langsung badmood, anggota timnya suruh latihan mulu, emangnya anak-anak gak ada yang protes gitu Sa?."
Aksa, yang mendapat pertanyaan dari Rigel malah menunjuk anak-anak tim basket sekolah mereka dengan dagu terangkat.
Semua anggota tim basket sudah tepar, terlentang di lapangan dengan ngos-ngosan. Memang benar baru satu jam, tetapi kalau nonstop main terus mana mampu para junior itu bertahan.
"Mereka mau protes apa?, Elio minta mereka datang agar stamina mereka bisa lebih kuat kalau melawan tim SMA sebelah. Mereka baru satu jam latihan udah ngos-ngosan, berani ngeluh, si kapten pasti nambah jam latihan."
"Ya jangan disamain ama tenaga kalian Sa, mana mampu mereka."
"Kenapa gak lo ngomong ama Elio aja langsung."
"Hadeh!, bisa jadi perkedel gue" Rigel mengatakannya sambil menggelengkan kepala cepat, mana berani dia. "Gue tuh bukan takut, tapi gue males aja kalau Elio kembali jadi kulkas dua pintu kayak dulu, ya gak Kal?."
"Kalau dua pintu mah mending, ini malah jadi kulkas freezer penyimpanan frozenfood."
"Iya ya, dia tambah dingin aja orangnya, gue lama-lama males yang mau ngomong ama tuh orang."
"Temen kita sebelum ketemu si do'i udah dingin, eh .... Putus dari si do'i langsung beku tuh muka, ngala-ngalain gunung es aje."
Aksa tidak ikut menimbrung pembicaraan Haikal dan Rigel, apa yang dibicarakan mereka ada benarnya, dan itu tidak bisa dibantah karena Aksa juga merasan perubahan itu.
Sejak putus dari Desya, Elio semakin tertutup, semakin jarang bicara dan terkadang terdiam ngelamun. Meski Elio sudah memiliki pacar lagi, Aksa yakin jika Elio tidak benar-benar mencintai pacarnya itu.
Dret ....
Ponsel Aksa bergetar, ada notifikasi masuk yang membuatnya mengernyitkan kening. Dengan cepat Aksa membuka notifikasi itu, menghela nafas sejenak, sebelum memutuskan untuk menghampiri Elio.
Aksa berjalan menghampiri Elio dengan membawa sebotol air minum ditangannya.
"Ini lanjut latihan apa gimana?" Tanya Aksa sembari menyodorkan air yang dibawanya pada Elio.
Elio menerima botol pemberian Aksa, meminumnya dan membasuh rambutnya yang telah basah karena keringat dengan sisa air yang baru saja diminumnya.
Setelah Elio kembali berdiri tegak sembari mengibas-ngibaskan rambutnya, barulah Aksa menjulurkan ponsel miliknya pada Elio tampa mengatakan apapun.
Tampa menyentuh ponsel Aksa, Elio bisa melihat apa maksud Aksa menjulurkan ponselnya pada Elio. Terlihat jelas layar ponsel Elio menunjukkan memperlihatkan foto seorang Gadis yang dikelilingi oleh beberapa laki-laki dengan motor didekat mereka.
Jangan salah, fokus Elio bukan pada laki-laki yang mengelilingi Gadis itu, karena salah satu dari laki-laki dalam foto itu ada sang kembaran Gadis itu. Fokus Elio pada tempat dimana foto itu diambil, tempat yang sangat Elio kenali, terutama caption yang tertulis dibawah foto itu begitu jelas.
Queen Bee Sirkuit akan beraksi
Degup jantung Elio serasa berdetak kencang. Siruit?, Queen Bee Sirkuit?, Desya. Desya akan kembali turun dalam balapan liar.
Elio tau jika Desya dan Ares menyukai balapan, tetapi setelah mereka menjalin hubungan, Desya hampir tidak pernah lagi ikut balapan motor, terutama Elio selalu melarang gadis itu.
"Gigi mosting itu beberapa menit yang lalu" ungkap Aksa kembali memasukkan ponselnya kedalam saku celana.
^-^
Prang ...
Baru saja Elio membuka pintu rumahnya, terdengar seperti barang pecah belah yang jatuh. Bukan menghampiri sumber suara yang dia dengar barusan, Elio justru terus melangkah menaiki tangga menuju kamarnya.
Belum juga masuk kedalam kamarnya, pintu disebelah kamar Elio dengan nama pemilik kamar Reiki terbuka.
"Pasti itu ibu kampungan lo, lagi-lagi dia mecahin piring."
Elio tidak mengindahkan ucapan Reiki, dia masuk kedalam kamarnya, merebahkan tubuhnya keatas kasur dan menatap pada langit-langit kamarnya.
Akhir-akhir ini Elio semakin malas berada dirumah ini, setiap kali melangkahkan kaki memasuki rumah ini, bukan lagi kebahagiaan yang dia rasakan, namun perasaan sesak dan gamang yang menerpa. Setiap hari Elio selalu menghabiskan waktu diluar dengan bermain basket atau sekedar nonton dengan anggota basketnya.
Ting ...
Dentingan pesan masuk di ponselnya.
Elio mengeluarkan ponselnya dari dalam tas, satu pesan masuk dari sang Papa.
Papa : uang jajanmu sudah Papa transfer, jangan ditransfer balik seperti bulan lalu
Papa : jika berani mengembalikan, Papa akan cari uang simpananmu itu dimana kamu coba sembunyikan, lalu akan Papa BAKAR.
Papa : Take my words!!
Elio tengkurap, membenamkan wajahnya dikasur untuk meredam teriakannya sembari memukul-kasur untuk melampiaskan sesak didadanya
Jangan terlalu baik Pa!
^-^