NovelToon NovelToon
Dimanja Suami SMA

Dimanja Suami SMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Nikahmuda / Cinta setelah menikah / Beda Usia
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Meymei

Sebuah bakti kepada orang tua, mengharuskan perempuan berumur 27 tahun menikah dengan laki-laki pilihan kedua orang tuanya yang selama ini ia anggap sebagai adik. Qila yanh terbiasa hidup mandiri, harus menjalani pernikahan dengan Zayyan yang masih duduk di bangku SMA. “Aku akan membuktikan, kalau aku mampu menjadi imam!” Zayyan Arshad Qila meragukannya karena merasa ia lebih dewasa dibandingkan dengan Zayyan yang masih kekanakan. Apakah pernikahan mereka akan baik-baik saja? Bagaimana keduanya menghadapi perbedaan satu sama lain? Haloo semuanya.. jumpa lagi dengan author. Semoga kalian suka dengan karya baru ini.. Selamat membaca..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meymei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mana Mungkin?

Hari pertama masuk sekolah, Zayyan dengan semangat memasak sarapan sedangkan Qila menyetrika pakaian.

Saat makanan siap, Zayyan pergi mandi lebih dulu dan disusul Qila yang juga sudah selesai menyetrika. Keduanya kemudian menyantap sarapan dan Zayyan mengantarkan Qila ke pemberhentian bus.

“Hari pertama biasanya pulang cepat. Apa perlu aku jemput langsung ke portal?” tanya Zayyan saat mereka masih menunggu bus jemputan datang.

“Tidak perlu. Menjemputku di sini juga sama saja, Bang.”

“Baiklah! Kalau begitu akan menunggu dengan tenang di rumah.” Qila mengangguk.

Kedatangan bus jemputan, membuat Qila harus berpamitan dengan Zayyan. Setelah melambaikan tangan kepada Qila, Zayyan kembali pulang dan bersiap berangkat ke sekolah.

Sesampainya di sekolah, teman-teman Zayyan menyambutnya dan menanyakan siapa perempuan yang mengambil rapor bersamanya. Pasalnya mereka tidak sempat bertanya karena saat liburan, Zayyan mengabaikan pesan dan panggilan mereka.

“Istriku.” Jawab Zayyan enteng.

“Mana mungkin?” tanya serentak teman-teman Zayyan.

“Istri masa depan apa tidak boleh?”

“Sah-sah saja! Tapi kenapa dia bisa mengambilnya? Biasanya Bu Murni akan ketat kalau masalah hubungan keluarga.” Kata Sehan.

“Benar! Raka saja sampai dihukum mencabut rumput karena meminta tukang ojek mengambilkan rapornya, gara-gara takut kedua orang tuanya murka karena nilainya ada yang tidak lulus.” Sela Bayu.

Raka dan Dika menganggukkan kepala mereka setuju. Jika di kelas 9 mereka berhasil melakukan trik itu, sejak di kelas 10 dengan wali kelas Bu Murni, mereka tidak lagi berani melakukannya.

“Kalau identitasnya jelas, Bu Murni aman-aman saja. Kalian saja yang keterlaluan, membayar tukang ojek untuk menjadi saudara kalian!” kata Zayyan santai.

“Itu semua demi kepentingan bersama! Tukang ojek dapat rezeki dan kami bisa selamat dari omelan orang tua.” Zayyan menggelengkan kepala.

Teman-temannya benar-benar contoh siswa badung. Untungnya ia tidak terpengaruh dengan mereka. Jika ia terpengaruh, bisa-bisa ia tidak akan mendapatkan istri Qila. Zayyan tidak mau membayangkannya.

Saat bel masuk kelas berbunyi, semua siswa masuk ke dalam kelas dan menunggu sampai wali kelas baru mereka datang. Sebagian dari mereka berdoa, semoga mereka mendapatkan wali kelas yang tidak killer dan Sebagian berharap tidak lagi bertemu dengan Bu Murni, termasuk Sehan.

Sayangnya, doa mereka tidak terkabul karena Bu Murni kembali menjadi wali kelas mereka. Hal ini berdasarkan keputusan sekolah yang menyatakan kalau kelas 12 harus didampingi dengan wali kelas yang telah mengenal mereka agar memudahkan dalam mengatur.

Hanya beberapa siswa yang tidak terpengaruh dengan kedatangan Bu Murni termasuk Zayyan yang dengan santai mengeluarkan buku untuk mencatat apa saja yang disampaikan oleh beliau serta jadwal mata Pelajaran yang di catat oleh sekretaris di papan tulis.

Sementara itu, Inaya yang berada di kantor mendapatkan bunga dan coklat dari penggemar rahasianya. Saat bertanya kepada rekan kerjanya, tidak ada yang tahu siapa yang meletakkannya di laci mejanya.

“Apa tidak bisa melihat CCTV?” tanya Qila yang menunjuk ke arah CCTV yang terpasang di sudut ruangan.

“CCTV hanya bisa diakses oleh supervisor ke atas.” Jawab Rendi.

“Dan mereka tidak akan memberikan akses kalau hanya untuk masalah penggemar rahasia.” Imbuhnya.

“Bilang saja CCTV hanya digunakan untuk memantau bawahannya!” celetuk Qila yang membuat Rendi terkejut.

Meskipun Qila baru beberapa bulan bekerja, ia sudah tahu seluk beluk manajemen cabang tempatnya bekerja. Jika saja ia bisa segera kembali ke pusat setelah anak magang lulus penilaian, mungkin ia bisa lepas dari manajemen yang buruk.

Ia kembali bekerja menyelesaikan laporan yang sudah menantinya. Saat makan siang, Zayyan menghubunginya dengan penuh senyuman.

Tanpa sepengetahuan Qila, ada yang memperhatikannya dan mendengarkan percakapannya dengan Zayyan.

“Mana mungkin Qila sudah menikah?”

“Aku tidak melihatnya mengenakan cincin pernikahan.”

“Apa itu hanya setingan agar tidak ada yang mendekatinya?”

Seseorang yang menguping itu bermonolog. Tak tahan dengan percakapan yang didengarnya, orang tersebut pergi.

“Kalau bosan di rumah, kamu bisa jalan atau nongkrong bersama teman-temanmu.” Kata Qila.

“Untuk apa? Apa kamu tidak takut kalau nanti ada perempuan yang mendekatiku?”

“Kamu bisa menjaga diri.”

“Bagaimana kalau aku khilaf?”

“Siap-siap saja dengan murka Ayah Bagus!” Qila tertawa.

Sejak menikah, Zayyan tak lagi menjadi anak kesayangan kedua orang tuanya melainkan Qila. Hal ini dikarenakan semua anak mereka laki-laki, hanya Qila yang perempuan di antara mereka. Jadilah Qila menjadi pusat perhatian di dalam keluarga.

“Aku lupa kalau kamu mempunyai dukungan dua keluarga. Apa benar aku anak mereka?”

“Kalau bukan anak mereka, lalu Abang anak siapa?”

“Anak pungut, mungkin?” Qila tergelak mendengarnya.

“Jika Abang anak pungut, Abang tidak punya kualifikasi menjadi suamiku! Suamiku seharusnya anak Ayah Bagus, Azki.”

“Mana bisa? Jelas aku anak sulung ayah!” Zayyan tidak terima adiknya dibawa dalam percakapan mereka.

“Bukannya tadi Abang sendiri yang mengatakan kalau Abang anak pungut?”

“Hah… Baiklah! Kamu menang. Aku hanya akan di rumah. Lagi pula aku masih punya beberapa design yang harus aku kerjakan. Uang tabungan sudah menipis untuk liburan kemarin, saatnya isi ulang!” Qila tersenyum.

Semua pengeluaran saat mereka liburan, ditanggung oleh Zayyan sebagai kepala keluarga. padahal Qila dengan Ikhlas mau berbagi pengeluaran, tetapi Zayyan menolak. Ia mengatakan jika sudah menjadi kewajibannya untuk menyenangkan istri agar rezekinya dilipat gandakan.

“Iya. Semangat, Bang!”

“Tidak semangat kalau tidak dapat ini!” kata Zayyan menunjuk ke arah bibirnya.

“Assalamu’alaikum!” Qila segera memutuskan sambungan karena sudah pasti suaminya akan mengejarnya sampai mendapatkan apa yang dimau.

Sekarang mungkin ia bisa aman. Tetapi saat pulang nanti, ia tidak bisa mengelak.

Pulang kerja, Zayyan seperti biasa menunggu Qila di tempat pemberhentian. Kali ini ia menjemput Qila dengan motor karena ingin segera sampai rumah.

Begitu sampai rumah, Zayyan segera menyerang Qila yang memutuskan sambungannya siang tadi dan dengan sengaja mengubah ponselnya menjadi mode sibuk agar ia tidak bisa menghubungi.

“Abang! Aku belum mandi.” Elak Qila yang berusaha melepaskan diri.

“Aku tidak peduli! Bagiku kamu mandi dan tidak, tidak ada masalah!”

“Suamiku, aku mau mandi.” Zayyan melepaskan kungkungannya.

Ini adalah kali kedua Qila memanggilnya dengan sebutan “Suamiku” setelah mereka sepakat mengubah panggilan. Zayyan menjadi luluh dan melepaskan Qila.

Setelah terlepas, Qila segera melarikan diri dan masuk ke dalam kamar mandi.

“Lain kali aku bisa merayunya dengan memanggilnya “suamiku”.” Gumam Qila yang kemudian membersihkan diri.

Qila berada di kamar mandi sedikit lama dari biasanya, membuat Zayyan mengetuk pintu kamar mandi.

“Sebentar lagi!” teriak Qila dari dalam.

“Kamu tidak tidur di dalam, kan?”

“Tidak.”

“Apa yang kamu lakukan?” Qila tak lagi menjawab.

Zayyan kembali mengetuk pintu kamar mandi dan tak lama kemudian Qila keluar dengan handuk yang melilit tubuhnya.

“Kenapa mandinya lama sekali?” tanya Zayyan dengan tatapan tajam.

“Tidak juga. Biasanya juga lama.”

“Biasanya memang lama. Tapi ini lebih lama!”

Bukannya menjawab, Qila justru melenggang masuk ke dalam kamar dan membuka lemari pakaian. Zayyan yang mengikuti di belakang, menahan pintu lemari pakaian mencegah Qila mengambil pakaian.

“Minggir, Bang!”

“Tidak perlu pakaian, aku sudah tidak sabar!” kata Zayyan yang segera mengangkat tubuh Qila dan merebahkannya di atas tempat tidur.

Qila hanya bisa pasrah karena ia tidak bisa menolak keinginan suaminya. Segera handuk yang melilit tubuhnya terbuka, memperlihatkan tubuhnya secara keseluruhan.

Mata Zayyan terpaku pada area intim Qila yang terlihat lebih bersih. Apa istrinya lama di kamar mandi karena membersihkan diri untuknya?

“Kenapa tidak meminta bantuanku?” tanya Zayyan dengan tangan yang memegang area sensitif Qila.

“Bantuan apa?”

“Aku juga bisa membersihkannya.” Bisik Zayyan yang mulai memainkan tangannya.

Qila tidak bisa menjawab karena suara yang keluar dari mulutnya bukan lagi jawaban melainkan lenguhan akibat permainan tangan Zayyan dan kecupan yang diberikan suaminya di bagian kenyalnya.

Permainan mereka berlanjut sampai keduanya melakukan pendakian untuk bisa sampai ke puncak bersamaan.

1
indy
lanjut
indy
sweet...
indy
lanjut
indy
sweet banget
indy
banyak yang hati, teman sekolah zayyab dan teman kerja qila
Mudrikah Ikah
lanjutan nya mana
Meymei: Sabar ya kak 😁
total 1 replies
Susanti
mampir thor
Meymei: Terima kasih dukungannya kak🥰
total 1 replies
Rian Moontero
qu mampir kak mey🖐🤩🤸🤸
Meymei: Terima kasih dukungannya kak🥰
total 1 replies
indy
hadir
Meymei: Terima kasih dukungannya kak🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!