Ini bukanlah tentang idol Kpop yang memerankan sebuah cerita. Bukan juga cerita fiksi yang berakhir dengan idola. Namun cerita ini terus mengalir bak realita. "Kalian yakin kita bisa nonton konser NCT dan ngelanjutin kuliah di Korea?" "Gue yakin kita bisa! Lagipula kita punya banyak waktu. Kita bisa nabung buat nonton konser. Dan belajar buat ajuin beasiswa ke Korea! Gak ada yang gak mungkin kalau kita mau berusaha!" ucap Yerika yang terus yakin akan mimpi mereka. Elina mengangguk. "Lagipula, kita juga gak bego-bego amat." Yerika tersenyum. "Mulai besok, kita harus giat belajar! Dan kita manfaatin untuk nabung dari sekarang!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Prepti ayu maharani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 6 [1]
6 : 친구의 의미 [Arti Sahabat]
^^^"Dalam hidup, ada rasa manis dan juga pahit. Terkadang kita harus merasakan rasa pahit untuk benar-benar menikmati rasa manis ketika datang kepada kita."^^^
^^^- Huang Renjun.^^^
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Assalamualaikum,"
Ayana yang masih menonton TV pun bangkit dan berjalan untuk membukakan pintu.
"Kamu nggak sekolah, Ay?" tanya Risma yang terkejut melihat anaknya di rumah.
"Mama kok nggak bilang Ayana kalau hari ini pulang dari Surabaya?" tanya Ayana balik yang menyadari Mamanya baru pulang setelah mengurusi urusan pekerjaan di luar kota selama tiga hari terakhir.
Risma mengangguk. "Tuh, Mama beliin Tujuh novel terbaru. Ada di koper Mama."
"Muka lo kusut banget sih dek," ujar Alex yang tengah membawa barang-barang Mamanya.
"Bang Alex yang jemput Mama di Bandara?"
Risma mengangguk, lalu mendekati wajah Ayana. Ia melebarkan mata saat melihat bibir anak bungsunya terluka. "Bibir kamu kenapa? Coba Mama liat." Risma menyipitkan matanya. "Kamu berantem?"
Ayana mengangguk. "Waktu itu Ayana berantem sama adek kelas."
"Bagus! Itu baru adek kakak!" sahut Alex.
"Kamu ini, orang adeknya berantem malah di dukung. Kamu juga Ayana, kenapa kamu pakai acara berantem segala? Siapa yang ngajarin kamu?!" bentak Risma membuat Ayana diam dan menunduk.
"Yaudah sih Ma, lagipula 'kan Ayana nggak pernah berantem. Sekali kali bolehlah,"celetuk Alex membuat Ayana yang mendengarnya pun tersenyum simpul.
Ayana mengangguk. "Tuh, Ma. Coba dengerin Bang alex."
Risma menggeleng. "Nggak! Mama nggak suka punya anak yang suka berantem. Sebagai hukumannya, Ayana nggak Mama izinin untuk lanjut kuliah di Korea! TITIK!" tegas Risma membuat Ayana melebarkan matanya.
"Tapi Ma?"
Risma menggeleng mantap. "Nggak ada tapi-tapian! Kalau kamu kekeuh kuliah di sana, pakai uang sendiri! Mama nggak akan ngeluarin uang sepeser pun! Kamu disini aja berani berantem, gimana kalau kamu di sana?" ucapnya lalu bangkit dan berjalan pergi menuju kamarnya.
Ayana menatap punggung Ibunya dengan tatapan kecewa. Ia pun berjalan mendekat ke arah Alex. "Bang, gimana dong?" ucapnya sedih.
Alex menghela napas panjang lalu tertawa, "Rasain! Nggak bisa ketemu Doyoung deh, lo! Hahahaha," ucap Alex membuat Ayana berteriak kesal sembari ingin menangis.
"Tega emang!" ucap Ayana pada Ayana lalu berlari menuju kamarnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Makan dulu Yer," ucap Johar saat anak gadisnya keluar dari kamar.
Yerika menarik kursi untuk makan bersama dengan kedua orang tuanya.
"Kamu kok cemberut aja? Ada masalah?" tanya Lasti yang menyadari sepulang dari sekolah tadi putrinya tampak tidak semangat.
Yerika menggeleng pelan. "Nggak papa kok, Ma."
"Kenapa? Sedih karena Taeyong? Berantem sama Hendery? Taeyong selingkuh? Hendery kawin lari?" goda Johar.
"Ih, Papa mah," gumam Yerika sembari tak kuasa menahan tawa.
"Oh ya, gimana konser waktu itu? Seru nggak?" Johar sengaja membahas ini supaya putrinya kembali tersenyum.
Yerika mengangguk. "Seru sih, tapi Yerika lagi nggak pengen bahas mereka." Yerika kembali mengaduk-aduk makanan di piringnya.
"Kenapa?" tanya Lasti.
Yerika menghela napas, "Yerika lagi ada masalah sama Ayana."
Yerika memang sering menceritakan masalahnya kepada ke orang tuanya.
Menurutnya, setelah ia menceritakan keluh kesahnya kepada kedua orang tuanya, ia pasti akan mendapatkan jawaban yang terbaik.
"Coba kamu selesain baik-baik sama Ayana. Kalian 'kan udah sahabatan dari kecil. Masa iya masalah kecil membuat kalian bertengkar," ujar Lasti dan di angguki oleh Johar.
"Iya, sayang. Bener kata Mama. Kamu selesain baik-baik sama Ayana. Bicarakan baik-baik. Supaya kalian nemuin jalan keluarnya," timpa Johar.
Yerika menghela napas, "Tapi ini salah Yerika Ma, Pa. Yerika udah ngebentak Ayana yang bikin Ayana sakit hati."
Lasti tersenyum, "Kamu ngebentak dia pasti karena ada alasannya 'kan?" tanya Lasti.
Yerika mengangguk.
"Mama nggak pengen tahu apa alasan kamu ngebentak Ayana. Tapi Mama yakin, kamu ngebentak dia karena ada alasannya. Dan itu karena kamu sayang sama Ayana 'kan? Jadi, saran Mama, kamu harus bilang sama Ayana baik-baik. Kenapa kamu bentak dia, kenapa kamu marah sama dia. Supaya Ayana ngerti dan kalian bisa baikan lagi."
"Yerika sedih sebenarnya kaya gini. Yerika sama Ayana, Elina dan juga Vania nggak pernah yang namanya marahan sampai diem-dieman kaya gini. Dan sekalinya kami marahan, Yerika ngerasa kesepian. Apalagi biasanya Ayana yang selalu bikin Yerika ketawa. Dan sekarang Yerika ngerasa sepi."
Johar tersenyum, "Kalau gitu, kamu harus cepat selesaikan semuanya. Oke?"
Yerika mengangguk dengan senyuman.
Drttt!
"Bentar ya Ma, Pa, ada telepon masuk." Yerika bangkit dan berjalan menuju kamarnya.
Melihat punggung anaknya yang mulai menjauh, Lasti menoleh pada sang suami. "Papa yakin mau kuliahin Yerika di Korea University?" tanyanya.
Johar mengangguk mantap. "Papa tahu dia pengen banget kuliah di sana. Dan Papa pengen dia dapetin apa yang dia mau. Papa nggak mau dia ngejalanin hal yang bukan keinginan dia. Mama tahu 'kan gimana rasanya kalau kita ngejalanin hal yang bukan keinginan kita?"
Lasti mengangguk.
"Papa juga punya kenalan di sana. Dan dia juga bilang katanya mau bantu urus berkas-berkas Yerika kalau Yerika jadi kuliah di sana nantinya."
"Papa sama Mama ngizinin Yerika kuliah di Korea University?" tanya Yerika yang tak sengaja mendengar pembicaraan orang tuanya.
Johar mengangguk. "Kamu mau 'kan?"
Yerika tersenyum lebar. "Ya maulah! Ini 'kan mimpi Yerika. Wah, Yerika harus kasih tahu Ayana sama yang lain."
Yerika meraih ponselnya dan mengetikan sesuatu di sana. Namun beberapa detik setelahnya, raut wajahnya berubah.
"Kenapa? Nggak jadi ngasih tahu mereka?" tanya Lasti.
Yerika menaruh kembali ponselnya di atas meja dengan wajah datar. "Yerika lupa kalau kita masih marahan."
Lasti dan Johar hanya bisa tersenyum tipis lalu meraih tangan anak gadisnya untuk menguatkan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...