" Apa maksud dari keluarga mu bicara seperti itu mas? Apakah aku kalian anggap orang asing selama ini? Apa bakti ku pada suami serta keluarga ini tidak berarti apa apa?" Ria berkata dengan suara yang bergetar karena menahan tangis.
Selama ini ia hanya dianggap orang asing oleh keluarga suami nya sendiri padahal dia lah yang selalu ada untuk suaminya ketika sedang terpuruk bahkan dia rela menjadi tulang punggung mencari rezeki demi sesuap nasi karena suami yang dicintainya di PHK.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maharanii Bahar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 5
Akhirnya setelan persiapan selesai waktu yang ditunggu ria pun telah tiba , waktunya melihat wajah manusia yang pernah menghina nya serta merendahkan kan dirinya.
"Bagaimana Julio semua nya sudah sempurna?". Tanya ria pada Julio lewat sambungan telepon karena dia sedang disalon untuk menyempurnakan penampilan nya malam ini .
"Sangat sempurna, hanya tinggal kau saja yang harus terlihat sempurna nanti malam".
"Tenang saja tanpa kamu suruh pun sekarang aku juga lagi menyempurnakan penampilan ku".
"Baiklah aku tunggu malam ini, atau kamu mau dijemput?".
"Tidak perlu aku akan menggunakan sopir nanti".
"Baiklah".
Dan telfon terputus ria meneruskan rangkaian demi rangkaian perawatan di salon yang sangat terkenal dengan harga yang cukup menguras kantong, begitu juga hal nya yang dilakukan Bu Lila serta putri kakak Riyan dan mereka membawa serta Winda bukan tanpa sebab mereka membawanya untuk menjadi atam berjalan supaya malam ini terlihat wah.
"Win kita mau kesalon yang mana ini". Tanya Bu Lila pada Winda setelah berada di dalam mobil.
"Yang terkenal itu aja win pasti bagus perawatan disana". Putri ikut menimpali.
"Yang biasa tempat aku nyalon aja Bu, terjangkau juga kalau disalon yang dibilang kak putri mahal dan aku takut gak cocok". Jawab Winda memberi alasan karna ia tahu betul berapa uang yang harus digelontorkan jika ke salon tersebut apalagi mereka pergi bertiga.
"Apa kamu gak mampu ke salon itu? Kamu kan orang kaya win". Ujar putri Tanpa segan bertanya sedangkan Bu Lila hanya diam menyimak didalam hatinya pun bertanya tanya seperti yang putri lakukan.
"Bukan gak mampu hanya aku sudah terbiasa di langganan ku gak mau pindah sana sini , lagian tempat langganan ku itu gak kalah bagus kok". Ujar Winda mengelak
"Iya terserah kamu saja tapi siap nyalon kamu jadikan belikan kita pakaian yang mewah". Ujar putri Tanpa malu.
"Dasar benalu bakal habis tabungan ku jika mereka meminta ini itu , untung aku begitu mencintai Riyan kalau gak mana Sudi aku dengan keluarga nya, lihat saja jika aku sudah sah menjadi nyonya Riyan akan aku pastikan Riyan akan terus memihakku".batin Winda
"Iya tentu saja". Ujar Winda dengan senyum yang dipaksa.
Memang dasar nya benalu apa apa Mandang harta jadi mereka menilai Winda kaya raya padahal itu hanyalah topeng karna perusahaan orang tua Winda kolaps, dan Winda bertekad mendapat kan Riyan karna ingin hidup terjamin bersama orang yang ia cintai.
Segala cara Winda lakukan agar bisa dekat dengan Riyan meski dia tau Riyan sudah memiliki istri tapi tak menyurutkan niat nya untuk menjadi istri dari seorang Riyan meski harus membuat Riyan dan istrinya bercerai, dan apa yang dia lakukan sangat didukung keluarga Riyan karna Winda yang royal pada mereka jadi mereka menganggap Winda pantas untuk Riyan dari pada ria si miskin.
Setelah menempuh perjalanan sekitar tiga puluh menit akhir nya mereka sampai di salon yang Winda maksud, mereka masuk dan memesan perawatan lengkap, rangkaian demi rangkaian perawatan mereka lakukan setelah selesai mereka melanjutkan ke mall untuk berbelanja, putri serta Bu Lila memasuki store merek terkenal Winda hanya mengikuti mereka berdua sambil mengumpat dalam hati nya.
"Win kok wajah kamu seperti gak senang gitu? Kamu kesal karna belanjakan kita ya?". Ujar putri yang sadar dengan perubahan raut wajah Winda .
"Gak kok aku biasa aja kalau memang aku gak suka kan gak mungkin aku ngajakin kalian nyalon terus belanja ,mending dirumah iya kan". Ujar Winda mengelak padahal dalam hatinya merutuki mulut putri yang bar bar.
"Oh kirain kamu gak suka". Ujar putri
"Iya ibu kira kamu marah, kamu kan sebentar lagi akan menjadi menantu di keluarga ibu , kalau kamu royal begini kamu akan jadi menantu kesayangan ibu pastinya". Ujar Bu Lila mencoba mengambil hati Winda.
"Iya Bu yaudah ibu sama kak putri udah milih kan ayo kita bayar habis itu aku langsung pulang soalnya papa nelfon dari tadi". Ujar Winda
"Oke ayo kita bayar". Ujar putri dan diikuti Bu Lila.
Setelah selesai pembayaran menggunakan kartunya ,Winda hanya menghela nafas pelan karna hari ini saja tabungan nya cukup banyak terkuras , padahal dia harus berhemat untuk hari berikutnya malah seharian ini menghabiskan hingga belasan juta, akhirnya mereka sampai dirumah Bu Lila dan Winda langsung pamit karena malam ini pun mereka akan pergi bersama ke acara perusahaan tempat Riyan bekerja.
Malam pun tiba sudah banyak tamu yang hadir di ballroom hotel mewah tersebut, Riyan dan keluarga nya serta Winda pun baru memasuki dan menduduki meja yang telah disediakan, dan memang sudah diatur Julio meja Riyan tepat didepan panggung agar biar bisa melihat dengan jelas nanti nya siapa pemilik nya.
Riyan merasa heran kenapa meja nya di depan padahal dia hanya staff biasa kaka nya juga , tidak ada yang istimewa dan dia coba menanyakan ke panitia penyelenggara, dan memang benar meja nya disitu ,dia kembali duduk meski banyak pertanyaan dalam benak nya.
"Wah acara nya mewah sekali yan, tau gini kamu sering sering dong ajak ibu ke acara yang begini". Ujar Bu Lila dengan memandang takjub.
"Ini acara besar makanya boleh membawa keluarga Bu, kalau acara biasa banyaembawa pasangan". Ujar Riyan
"Semoga setelah ini sering sering tempat kerja kamu buat acara yang keluarga nya boleh ikut serta , ibu jadi ada bahan untuk pamer di acara arisan ibu ibu komplek". Ujar Bu Lila yang membuat Winda jenuh dengan kelakuan calon mertua nya itu, dan acara pun segera dimulai.
"Baiklah selamat malam semua nya , sebelum nya saya ucapkan terima kasih karna sudah hadir diacara penyambutan CEO perusahaan kita , kalau kalian menganggap saya adalah atasan kalian kalian salah karna saya hanya orang kepercayaan dari beliau, tanpa banyak basa-basi kita hadirkan CEO kita pemilik perusahaan RN group, ibu ria ningsih dipersilah kan untuk menaiki panggung.
"Ri-ria ah nama ria banyak tapi kenapa nama itu sama dengan ria mantan menantuku". Batin Bu Lila dan ternyata itu juga yang dipikir kan oleh putri Winda dan juga Riyan mereka berusaha menepis bahwa bukan ria yang mereka kenal yang menjadi pemilik perusahaan ini, ria yang mereka kenal hanyalah orang desa miskin yang menumpang hidup pada keluarga nya .
Dan ternyata ria yang mereka kenal lah yang sekarang berada di atas podium dengan menggunakan pakaian yang membuat nya menjadi elegan dan sangat cantik.
"Riaaa". Ujar mereka bersama dengan wajah terkejut kala melihat siapa yang berdiri didepan mereka.