Cintanya Ketos Galak
"Arrrggggg... Dasar Ketos sialan, tidak tahu diri, tidak ngaca, ahhh. pokoknya tidak ada baiknya!!" maki seorang gadis yang tengah berjalan keluar dari ruang BK. Dia terus saja berjalan sambil memaki pria yang selalu saja membuat hidupnya tidak nyaman dan tenang. Bagaimana tidak, seorang Evelina Rondardo harus masuk ruang BK hanya karena salah mengambil buku.
Evelina masuk ke dalam kelas, wajahnya masih terlihat masam dan kesal. Kedua sahabatnya yang tahu penyebab mengapa gadis itu seperti itu hanya diam dan mengikuti Evelina duduk di bangkunya.
Brak!
"Arggg!!? Ketos sialan!!!" Teriak Eve sambil menggebrak meja kuat melampiaskan kemarahannya.
"Emang Lo di apain sama guru BK?" Tanya Nadia penasaran. Tiara mengangguk, dia juga penasaran dengan apa yang terjadi pada Eve.
"Tu lihat, gue di kasih surat laknat hanya karena gue salah ambil buku." Eve menunjuk selembar kertas yang ia letakkan di atas meja ketika dia menggebrak meja tadi.
Kedua mata Nadia dan Tiara melotot besar, mereka tidak menyangka kesalahan kecil bisa membuat Eve mendapat surat panggilan orang tua.
"Lo serius Eve? Bu Cantika ngasih ini?" tanya Tiara tak percaya.
"Hanya gegara masalah sepele?" sambung Nadia tak kalah kagetnya.
"Ini semua karena cowo sialan itu!" geramnya, kedua tangan Eve mengepal, membayangkan wajah cowo yang sangat ia benci.
Jika bukan karena cowo itu, dia tidak akan mendapatkan masalah sebesar ini.
"Lihat saja, gue akan membuat perhitungan sama dia!"
"Apa yang akan Lo lakuin?" tanya Nadia dan Tiara yang hanya menatap Eve penuh tanya.
Eve tidak menjawab, dia kembali menatap surat panggilan orang tua itu. Untuk saat ini, ia harus memikirkan bagaimana cara mengatakan pada kedua orang tua nya dan membuat mereka datang.
Setelah memikirkan hal yang tidak mungkin membuat Eve menghela nafas.
"Huhf haaa..." Helaan nafas Eve membuat kedua sahabatnya jadi kasihan.
Kringggg....
Bel berbunyi dengan sangat nyaring memekakkan telinga. Namun, suara kencang ini sangat di harapkan oleh semua siswa dan siswi. Suara memekakkan itu adalah pertanda sekolah sudah usai. Bagaikan sarang lebah yang di pukul, seperti itulah para siswa siswi berhamburan keluar dari kelas menuju ke parkiran dan pagar sekolah.
"Yeayy..." Sorakan senang terdengar dari mereka.
Ketiga gadis cantik itu juga terlihat sangat senang. Mereka berjalan beriringan menuju ke parkiran.
"Kemana kita guys, besok kan hari Minggu. Jadi, apa kita hanya akan berada di rumah saja malam ini?" tanya Nadia yang begitu excited.
"Betul itu, ayo Eve kemana kita??" sahut Tiara
Eve tidak menjawab, dia menunjukkan pesan dari kedua orang tuanya yang menyuruhnya cepat pulang. Seketika raut wajah kedua temannya ikut prihatin.
"Apa kedua orang tua Lo udah tahu soal yang tadi?" tanya Tiara.
Eve menggeleng pelan, menghela nafas untuk mempersiapkan diri menghadapi kedua orang tuanya nanti.
Evelina Rondardo, seorang siswi kelas 2 SMA. Hidup sebagai putri dari pengusaha sukses tidak membuat Eve menjadi merasa tinggi hati. Eve anak yang ceria dan suka bergaul dengan siapa saja. Paras dan kepintarannya menjadi nilai paling tinggi di pandangan para pria.
Kedua sahabatnya juga berasal dari keluarga yang hebat. Nadia Elsandira, anak seorang pengusaha tambang. Sedangkan Tiara Laksono merupakan anak dari pengusaha sawit terbesar di negeranya.
Ketiga gadis itu tiba di parkiran. Tampa sengaja Eve melihat mobil sport hitam.
Eve tersenyum miring, sebuah ide melintas di benaknya.
Melihat itu Nadia dan Tiara menggeleng pelan, memberi isyarat agar Eve tidak melakukan apa yang saat ini gadis itu pikirkan.
"Eve, jangan bercanda. Lo udah dapat masalah." Ucap Tiara memperingatkan.
"Tidak, Eve tolong ja-"
ssssssttt.....
Belum sempat selesai ucapan Nadia, Eve sudah berlalu dan melakukan aksinya. Eve mengambil paku yang terletak tidak jauh dari sana. Sepertinya itu adalah peralatan kerja penjaga sekolah. Lalu, dengan gerakan cepat Eve menusukkan paku tersebut ke ban mobil.
"Anjir.... Eve, Lo apa apaan??" Teriak Nadia dengan suara tertahan.
Mereka terkejut dan panik melihat apa yang Eve lakukan. Dengan cepat, mereka menarik Eve menjauh dari sana sebelum ada yang melihat mereka. Beruntung saat ini parkiran sudah sepi. Mereka pulang paling akhir selain para anggota OSIS dan para guru.
Mereka buru buru masuk ke dalam mobil Nadia. Kemudian menancap gas meninggalkan pekarangan sekolah.
Nafas mereka tersengal, Eve benar benar berani melakukan hal itu. Seandainya mereka ketahuan. Maka, tidak akan ada yang bisa menolong mereka.
"Eva Lo bener bener gila"
"Oh God,untung aja gak ada yang lihat" ucap Nadia bernafas lega.
Kedua sahabatnya panik, sedangkan si pelaku malah dengan tenang duduk sambil menatap keluar mobil.
"Lo gak takut?" tanya Tiara heran.
"Ngapain, gue takut" jawab Eve santai. Kedua sahabatnya hanya bisa geleng kepala.
"Siapa suruh dia membuat masalah sama gue!" Ujarnya.
Nadia mengantar Eve pulang ke rumahnya, kemudian mengantar Tiara pulang. Hari itu mereka tidak pergi kemana mana.
"Terimakasih guys"
"Sama sama" jawab Nadia dan Tiara serempak. Mereka saling melambaikan tangan sebelum menancap gas meninggalkan rumah Eve.
Gadis cantik itu tersenyum menatap kepergian kedua sahabatnya. Kemudian berbalik masuk ke dalam rumah dengan ekspresi wajah yang berbeda.
Jika bersama kedua sahabatnya dia tersenyum ceria, berbeda ketika dia berada di rumah. Eve selalu berwajah datar dan dingin.
"Sudah pulang non?" sapa bibi dengan senyum hangat.
Eve membalas dengan senyum tipis, lalu menaiki anak tangga menuju ke kamarnya di lantai atas.
"Non." Panggil bibi.
Langkah Eve terhenti, dengan wajah datarnya dia menoleh pada bibi tanpa berkata apa apa.
"Nyonya dan tuan bilang akan pulang. Apa nona sudah tahu?"
"Hm" jawab Eve datar.
"Itu saja non, bibi kira nona tidak tahu." Jawab bibi tersenyum getir.
Merasa tidak ada lagi yang harus di bicarakan, Eve pun melanjutkan langkahnya.
"Kasian nona, sejak kecil sering di tinggal." gumam bibi menatap iba pada gadis yang mulai beranjak dewasa tanpa kasih sayang kedua orang tuanya.
Di lain tempat, sekelompok pria berjalan beriringan sambil membicarakan sebuah perancangan yang sempat mereka bicarakan di ruangan OSIS tadi.
Yah, mereka adalah rombongan anggota OSIS. Terlihat tampan tampan dan juga cantik cantik.
Salah satu yang paling menarik adalah si ketua OSIS. Berwajah tampan dan berhati dingin. Tatapan mautnya mampu melelehkan hati yang beku. Tidak ada satupun siswi di sekolahnya yang tidak tertarik padanya. Kecuali Eve.
"Yok Jeo, kita duluan yah."
"Oke" Sahut siswa itu sambil mengangkat tangannya.
Pria tampan itu merogoh saku celananya mengambil kunci mobil. Saat akan membuka pintu mobil, dia melihat ada yang salah dengan mobilnya.
"asataagaaaa!" geram Joe. Dua ban mobil bagian belakang terlihat kempes.
Joe menarik nafas, mengusap wajah menahan kemarahan yang ingin meledak di ubun ubun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Marshanda maulia Putri
Hallo kak aku udah baca ceritamu, jangan lupa mampir juga di novelku yaaa judulnya "ISTRI RAHASIA TUAN MUDA" terimakasih☺️
2024-11-07
0
Susanty
menarik bingit ceritanya, penulisannya juga bgs.
2024-12-02
0
Elminar Varida
thor, ikut menikmati novelmu ini ya. aku baru liat ternyata ada yg baru. Semangat upnya terus thor.Semoga bab berikutnya semakin seru.
2024-09-20
3