warning : Jika tak suka dengan cerita saya, tinggalkan jangan memberi ulasan buruk Terima kasih salam sobat online.
Hari bahagia yang harus nya menjadi milik nya ternyata bukan milik nya. sakit, kecewa itu yang Vania rasakan. Mencintai orang yang tak mencintai nya selama ini. Sang pria mencintai nya hanya karena kasihan.
Yuk baca hanya di Novel Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anisah Cute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Saat sampai di meja makan Vania melihat begitu banyak lauk yang ada di atas meja. Dia menatap sekeliling tak adalagi orang yang akan duduk di meja makan tersebut.
"Ayo duduk kenapa malah bengong?" Tanya Arvin.
"Saya gak bengong cuma heran, lauk sebanyak ini siapa yang makan dan apa bi Minah yang masak?" Tanya Vania.
"Ini semua memang untuk kita berdua, bi Minah gak masak saya pesan sebelum saya pulang ke rumah. Sudah jangan banyak mikir makan saja." ajak Arvin.
"Oh iya. Mulai besok kamu gak perlu kerja lagi, fokus saja kuliah."
"Kenapa jadi ngatur. Saya mau kerja tetap seperti biasa." jawab Vania.
"Karena saya suami kamu dan semua kebutuhan kamu saya yang tanggung. Malam ini kita beli baju dan semua yang kamu ingin kan. Besok saya akan bawa kamu bertemu dengan om dan tante." ucap Arvin.
"Kenapa beli baju, baju saya banyak dan saya juga mau pulang." ucap Vania.
"Makan lah saya sudah lapar nanti kita bahas lagi." Jawab Arvin.
Mereka makan berdua dalam diam sesekali Arvin melirik arah Vania yang ada di hadapan nya. Selesai makan Arvin mengajak sang istri ke kamar nya kembali.
Saat ada di kamar Vania yang melihat CCTV di atas pintu merasa risih dan meminta Arvin untuk melepasnya.
"Bisa gak sih itu CCTV gak perlu di pasang." pinta Vania.
"Kan bisa di matikan, Ini ambil ATM itu, di dalam nya ada uang pernikahan yang Saya berikan sejumlah 500 juta dan sisa nya buat kamu." ucap Arvin.
Vania menelan saliva nya saat mendengar nominal yang begitu besar yang di berikan Arvin. Andai ayah nya masih ada dia pasti sangat bahagia mendengar uang pernikahan yang begitu besar di berikan untuk diri nya.
"Kenapa nangis." Tanya Arvin.
"Kenapa kamu membuat saya spesial Arvin. Saat saya bersama orang yang saya cintai dia tak pernah membuat saya seperti di hargai, tapi kamu saya belum mencintai kamu dan kamu sudah memberikan saya uang sebanyak ini. Apa yang harus saya lakukan?" Tanya Vania.
"Saya sudah janji akan meratukan kamu jadi terima saja. Bersiap lah kita akan pergi ke toko perhiasan saya gak mau besok tante marah saat melihat kamu gak memakai cincin pernikahan." ucap Arvin.
"Tunggu dulu! Apa kamu mau mengajak saya ke rumah kedua orang tua Daffa?" tanya Vania yang mulai cemas saat Arvin ingin mengajak nya kerumah kedua orang tua Daffa.
"Iya kenapa? Biar bagaimana pun mereka yang sudah merawat saya Van. Soal Daffa kamu jangan khawatir dia tak akan berani macam - macam saat di rumah." ucap Arvin.
Vania yang selama dekat dengan Daffa tak pernah tau seperti apa rumah kedua orang tua nya, Kini Arvin malah yang baru berstatus suami mengajak untuk bertemu dengan kedua orang tua Daffa.
"Ayo pergi jangan kebanyakan mikir nanti toko perhiasan nya tutup." ajak Arvin.
Vania menggunakan pakaian yang dia pakai tadi pagi. Walau b1b1r nya sedikit meninggalkan jejak luka, bekas tamparan Daffa tadi tak membuat Arvin malu dia akan membuat Daffa menyesal karena telah membuat Vania menderita.
Saat di mobil Arvin menggenggam jari tangan Vania yang sudah halal untuk diri nya.
"lepas Vin fokus saja sama jalanan."
"Kalau mau lepas c1vm dulu." ucap Arvin dengan menyodorkan pipi nya.
Vania mengerutkan dahi melihat tingkah Arvin yang sekarang terlihat m3svm.
"Gak mau." tolak Vania.
"Ya sudah kalau gak mau c1vm, Jangan minta lepas kalau gitu."
Mendengar ucapan Arvin membuat Vania hanya bisa menari nafas dan menatap kearah Arvin. Saat sampai di mall Arvin tetap menggenggam jari tangan Vania hingga mereka sampai di toko perhiasan yang mewah
"Cari apa mas, mbak?" tanya pelayan toko.
"Saya mau cari cincin yang paling bagus dan paling malah."
Arvin benar - benar membuktikan ucapan nya dia akan meratukan Vania dan membuat Vania merasa di hargai. Hingga Vania akan bersikap manis seperti saat dia masih bersama ayah nya.
"Ini bagus, sayang mau pilih yang mana?" tanya Arvin.
"Yang murah saja Vin. Ini terlalu mahal sayang uang nya." jawab Vania.
Arvin tak menghiraukan ucapan istrinya dia memilih cincin yang paling malah untuk sang istri. Tadi nya dia ingin membelikan istrinya satu set perhiasan tapi Vania dengan tegas menolak nya.
"Ini cincin tanda kamu dan saya sudah sah sebagai suami istri ingat jangan di lepas." ucap Arvin dengan memasangkan cincin di jari manis istrinya.
Vania tak menolak saat Arvin memasang kan cincin tersebut di jari nya. Dia hanya menatap saja wajah Arvin yang selalu tersenyum manis kearah dirinya.
Selesai membeli cincin Arvin mengajak sang istri untuk membeli pakaian, Arvin memilihkan Vania dress cantik untuk sang istri. Arvin tak ingin melihat istri menggunakan barang murahan.
"Aduh Vin ini terlalu pendek." protes Vania.
"Cantik Van. Ini juga bagus." tunjuk Arvin.
Arvin memegang dua lingerie berwarna pink dan putih yang begitu seksi dan tipis membuat Vania langsung mengambil pakaian tidur seksi itu dan menaruhnya kembali di tempat pakaian.
"Dasar otak m3svm terus."
Vania mendorong tubuh Arvin kearah kasir, karena dia tak ingin berbelanja terlalu banyak. Selesai berbelanja Arvin mengajak Vania untuk mengelilingi kota dengan mobil.
"Mau kemana?" tanya Vania.
"Kita jalan - jalan dulu mau gak, menikmati menikmati malam." ajak Arvin
"Gak ah, mau pulang kalau mau jalan - jalan itu enak nya naik motor."
"Oh ya! Benar juga sih kata kamu biar tambah romantis juga ya..!"
Vania hanya tersenyum saja saat mendengar perkataan Arvin, Arvin melajukan mobil nya menuju kerumah nya, saat sampai dia langsung membawa masuk sang istri yang sudah tertidur, Arvin yang juga lelah ikut tertidur dengan memeluk tubuh Vania.
Saat pagi Arvin terbangun dan menatap wajah Vania dari dekat, dia memberikan c1vm4n di kening istrinya entah kenapa dia merasa nyaman saat dekat dengan Vania.
Vania yang masih tertidur dengan nyaman malah mengerat kan pelukan nya seolah dia memeluk guling.
"Sayang ayo bangun kamu gak mau kuliah?" tanya Arvin.
"Masih ngantuk ayah." jawab Vania yang mengira itu ayah nya.
Mendengar jika sang istri masih mengantuk membuat Arvin ikut tertidur hingga jam 7 pagi Vania baru terbangun, dia melihat diri nya tidur dengan memeluk Arvin seperti guling.
"Astaga apa yang saya lakukan, aduh bisa - bisa saya telat ini." ucap Vania saat melihat jam.
Saat dia akan turun dari tempat tidur, Arvin menarik tangan Vania dan menc1vm pipi Vania lalu dia pergi kekamar mandi.
"Arvin saya yang mau mandi kenapa kamu yang masuk?"
"Siapa cepat dia yang dapat." jawab Arvin.
Vania hanya bisa merengut, dia sudah bisa menerima pernikahan mereka walau belum ada perasaan cinta dia akan berusaha membuka hati untuk Arvin yang sudah baik tehadap dirinya.
Vania yang sudah selesai mandi menggunakan kaos dan celana panjang untuk dia pergi ke kampus dan ketoko kue.
"Kenapa gak pakai dress?" tanya Arvin.
"Mau kekampus bukan kepesta."
"Oke nanti malam jangan lupa pakai kita akan kerumah om dan tante." pinta Arvin.
"Iya." jawab Vania dengan nada lesu.
Saat Arvin akan keluar kamar Vania langsung memeluk tubuh Arvin dari belakang, membuat Arvin terkejut dengan apa yang di lakukan oleh Vania
"Ada apa Van?"
"Makasih ya Vin! Kamu selalu ada untuk saya. saya janji akan berusaha membuka hati saya untuk kamu." ucap Vania
Arvin berbalik dan menatap mata dan wajah Vania, Vania juga menatap kearah mata Arvin dan Arvin menc1vm kening Vania. Kali ini Vania tak marah Arvin menc1vm kening nya. Melihat tak ada penolakan membuat Arvin mencoba untuk menc1vm b1b1r Vania, Vania yang menyadari apa yang ingin di lakukan oleh Arvin langsung mendorong tubuh Arvin.
"Dadar m3svm! Pagi - pagi dah mau berbuat mesum, ayo pergi saya sudah telat." ajak Vania
Arvin tersenyum dan mengantar sang istri kekampus dengan senang hati, karena Vania mau membuka hati untuk diri nya. Saat sampai di depan kampus Arvin turun untuk membukakan pintu mobil agar sang istri turun.
"Silahkan turun istrinya yang cantik. Nanti siang suami mu yang ganteng ini akan menjemput istrinya untuk pulang" ucap Arvin.
"Terima kasih pangeran." jawab Vania dengan tersenyum geli.
Arvin ingin memastikan sang istri masuk kedalam gerbang kampus, saat dia sedang melihat Vania, Aurora mendekat kearah Arvin dengan wajah sedih dan air mata di pipi nya.
"Kamu mau apa?" tanya Arvin yang tiba - tiba mendekat kearah Arvin.
Vania yang akan masuk ke dalam pagar kampus, mengurungkan niat nya saat melihat Aurora ada di dekat Arvin.
"Tolong Vin saya ikut ya kak Clarissa sakit mobil saya mogok." bohong Aurora yang sengaja ingin dekat dengan Arvin.
"Gak bisa saya ada kerjaan." tolak Arvin.
Saat Arvin akan menutup pintu mobil bagian Vania duduk tadi. Aurora memohon agar di beri tumpangan dia berusaha memasang wajah sesedih mungkin hingga membuat Arvin terpaksa mengajak Aurora, apa yang di lakukan Arvin membuat Vania memasang wajah masam.
Wah bisa bisa nanti Clarissa hamil anak Revan
cieee Arvin sudah uring²an di tinggal ayang🤭🤭🤭
duh kasian yg baru pacaran halal sekarang malah harus pisah karna acara camping 🤣
bucin abis Arvin sama Vania ...
Claudia jadian ja sama putra ..pasti bucin juga deh.....
Clarissa gk bisa bohong sama ibunya Vania pasti ketahuan .....
Revan emng licik sih tp kek nya orang nya bertanggung jawab deh tp entahlah,moga aja Revan emang tulus sama Clarissa cuma cara nya aja yg salah buat dapatin Clarissa.
putri orang lain yang kau Bangga2-kan.
sudah dirusak kalajengking 🤣🤣🤣🤣
dan sementara putri kandung mu di Vania ratukan oleh Tuan Arvin🥰🥰🥰🥰
baru 15 menit loh Vin..udh gegana gelisah galau merana.
rasain Clarissa.. orang sombong dapat balasan.
Putra boleh tuh buat Claudia,,/Chuckle//Chuckle/
mungkin skrg dia jutek tp klo udah cinta bisa jd dia juga kyk Arvin bucinnya,,/Chuckle//Chuckle//Chuckle/
Udahlah Cla,terima z si Revan,lagian si Daffa pasti ninggalin kamu klo dia tau km udah disentuh Revan berkali²,,,