NovelToon NovelToon
Di Dua Hati

Di Dua Hati

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Balas Dendam / Lari dari Pernikahan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami / Pelakor jahat
Popularitas:26.5k
Nilai: 5
Nama Author: Rani

Tiga tahun menikah, Zalea belum kunjung memiliki keturunan. Sang mertua yang kurang bersahabat dengannya semakin memperlihatkan wajah ketidaksukaan terhadap Lea.

"Nikahi saja Karmila, Zain. Kamu punya alasan kuat untuk menikah lagi. Karena istrimu itu tidak bisa memberikan keturunan buat keluarga kita."

Dunia Lea seketika hancur saat mendengar ungkapan sang mertua. Namun, seberkas cahaya langsung muncul. Tapi sayang, takdir seolah sedang mempermainkannya. Saat dia mendapatkan kabar bahagia, kabar buruk malah menyusul dibelakangnya. Kabar buruk datang sebelum ia bisa membagikan kabar bahagia yang dia punya dengan siapapun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

*Episode 2

2

Deg, jantung Leah langsung berdetak dua kali lebih cepat saat si bibi menyebutkan tamu yang datang ke rumah mereka adalah Karmila. Bagaimana tidak? Wanita itu adalah gadis yang sedang mama mertuanya usahakan untuk menjadi istri kedua dari suaminya.

"Karmila?"

"Iya, Den."

"Kenapa mama minta aku keluar kalo tamunya hanya perempuan?"

"Anu itu bibi gak tahu, Den. Bibi hanya dimintain tolong saja sama nyonya buat panggilkan den Zain."

Helaan napas berat langsung terdengar dari mulut Zain. Namun, dia langsung menyetujui apa yang mamanya inginkan.

"Baiklah, Bi. Aku ke sana sebentar lagi."

"Iya, Den. Kalo gitu, bibi pergi dulu."

"Ya."

Setelah kepergian bibi, Zain langsung menghampiri Leah.

"Ada tamu di luar, Leah. Ikut keluar sekarang yuk!"

Berat sekali bibir Leah untuk mengucapkan kata setuju. Tapi, lebih berat pula ketika hatinya ingin menolak tapi bibir tidak merestui apa yang hati inginkan. Hingga pada akhirnya, Leah terpaksa mengikuti suaminya keluar untuk bertemu dengan tamu yang pastinya adalah orang yang sangat tidak ingin ia lihat.

Mereka menuruni anak tangga sama-sama. Namun, saat menginjak anak tangga terakhir, Leah malah disibukkan dengan vas bunga yang tumbang. Hal tersebut langsung menjadi penghambat untuk dia berjalan berbarengan dengan Zain.

Sementara itu, Mila yang ada di ruang tamu sangat bahagia ketika melihat kemunculan Zain. Mata Karmila sampai berbinar dengan senyum indah merekah di bibirnya. Bahkan, sangking senangnya Karmila saat melihat wajah Zain, dia langsung berdiri dari duduknya.

"Kak Zain."

Namun, senyum itu musnah saat melihat Leah yang menyusul di belakang Zain sekarang. Karmila pun langsung menghempaskan bokongnya kembali ke atas sofa. Sementara sang mertua hanya bisa melihat dengan perasaan kesal saja. Perasaan kesal yang susah payah dia sembunyikan.

"Tante. Sudah lama datangnya," ucap Zain sekedar basa-basi pada mama Mila. Tak lupa, punggung tangan orang tua itu ia cium sebagai tanda hormat.

"Belum kok, Zain. Baru beberapa menit yang lalu juga."

Setelahnya, mereka pun terhanyut dalam obrolan hangat. Sementara Leah, dia seolah diabaikan di sini. Tak dianggap ada meskipun berulang kali Zain mengajaknya untuk ikut bicara.

Beberapa saat diabaikan seperti tidak terlihat, bak menjadi penonton dari sebuah film. Akhirnya, Leah memutuskan untuk meninggalkan ruang tamu. Lebih baik dirinya tidak ada di sana dari pada terus berdiam diri padahal keberadaannya sama sekali tidak diinginkan.

"Eee ... maaf semuanya. Saya permisi dulu. Ada hal yang harus saya lakukan," ucap Leah sambil bangun dari duduknya.

Cepat Zain menangkap tangan sang istri.

"Mau ke mana, Leah?"

"Ke kamar, Mas."

"Kamar? Ngapain?"

"Zain. Apa-apaan sih kamu ini? Bukannya Leah sudah bilang kalau ada hal yang harus ia kerjakan. Kenapa juga harus kamu selidiki sedemikian rupa, hm?" Sang mama berucap dengan wajah kesal.

"Iya, Ma. Aku tahu, tapi aku hanya ingin lebih tahu dengan jelas saja apa yang istriku lakukan. Gak ada salahnya, bukan?"

"Gak ada yang salah. Tapi kamu terlihat sangat tidak berpikiran jernih, Zain. Seolah sangat tidak bisa jauh dari istrimu saja."

Baru juga Zain ingin angkat bicara, Leah malah mendahulukan niat sang suami yang ingin menjawab apa yang mamanya katakan. Leah tidak ingin suaminya terus berdebat dengan sang mama. Karenanya, dia yang mengambil alih untuk mencegah perdebatan itu supaya tidak terus-terusan berlanjut.

"Mas, apa yang mama katakan itu benar. Kamu ngobrol aja di sini. Aku mau mengerjakan sesuatu di kamar."

"Permisi semuanya."

Sebisa mungkin Leah memperlihatkan senyum manisnya. Padahal sebenarnya, jangankan tersenyum, bersikap biasa saja sangat sulit untuk Leah saat ini.

Cengkraman tangan Zain terlepas. Leah pun pergi meninggalkan ruang tamu dengan langkah besar. Sungguh, hatinya sangat tidak baik-baik saja sekarang.

Sementara itu pula, Mila tersenyum kecil ketika melihat kepergian Leah. Dalam hati ia berkata, 'tau diri juga dia. Aku pikir dia gak akan tau diri setelah diabaikan. Dia tidak dibutuhkan. Dasar.'

Beberapa saat setelah kepergian Leah, sang mama malah semakin berulah.

"Zain, kenapa gak ajak Mila ngobrol di taman saja. Biar kami ngobrol dengan nyaman di sini."

"Wah, ide bagus itu, Tan. Ayo, kak Zain! Kita ngobrol di taman biar para orang tua ngobrol dengan nyaman tanpa kita," ajak Mila tanpa pikir panjang.

Belum sempat Zain menjawab, malah mama Mila yang angkat bicara duluan.

"Benar, tuh. Pergi sana kalian berdua. Biar kami para orang tua bisa bicara dengan leluasa."

Zain langsung bangun dari duduknya. Sementara Mila, dengan penuh semangat mengukir senyum indah. Sayangnya, harapan Mila itu ternyata hanya sebatas harapan saja. Karena Zain bangun bukan untuk menerima ajakan Mila. Melainkan, untuk menolaknya.

"Maaf, Mila. Jika kamu ingin ngobrol di taman, sebaiknya ajak bibi atau biar aku panggilkan Leah dulu. Karena aku tidak bisa ikut ngobrol dengan kamu jika hanya berdua saja. Itu bisa menimbulkan pikiran negatif untuk istriku. Sekali lagi maaf."

Seketika, wajah mereka yang ada di ruang tamu langsung berubah. Sang mama yang sebelumnya tidak menyangka akan jawaban yang Zain berikan langsung memperlihatkan wajah sangat kesal.

"Apa-apaan sih kamu, Zain? Ketimbang cuma ngobrol di taman saja kamu permasalahkan. Gimana sih cara berpikir kalian ini?"

"Iya, kak Zain. Aku yakin kalau kak Leah juga gak akan salah paham kok. Kita cuma ngobrol di tempat terbuka. Masa iya langsung berpikiran negatif."

Zain menatap Mila dengan tatapan sinis.

"Kamu perempuan, Mila. Harusnya kamu tahu seperti apa halusnya hati perempuan, bukan?"

"Sekali lagi maaf. Ada hati yang harus aku jaga. Jadi, aku tidak bisa menemani kamu ke taman."

"Mama, tante, permisi. Aku juga harus pergi karena ada hal yang harus aku selesaikan."

Setelah berucap, Zain langsung beranjak. Sang mama yang kesal plus kecewa hanya bisa terdiam sekarang. Tidak ada kata yang bisa ia ucap. Zain terlalu keras untuk ia lentur.

Sementara itu, wajah sedih nan kecewa kini terlihat dengan sangat jelas di wajah Mila. Gadis itu benar-benar merasa sedih bahkan juga merasa malu kini. Tapi ini bukan untuk yang pertama kali ia ditolak oleh Zain. Rasanya sudah sering dia menerima penolakan itu. Jadinya, rasa malu sudah tidak terlalu melekat dalam hati.

Mama Zain meraih tangan Mila yang ada di dekatnya dengan lembut. Senyum manis ia sungguh kan untuk gadis pilihannya itu dengan tulus.

"Mila sayang, jangan terlalu diambil hati apa yang Zain katakan. Tante yakin, suatu hari, Zain pasti akan luluh hatinya. Kamu pasti akan memenangkan hati Zain suatu hari nanti, Mil. Percaya tante, Nak."

Mila semakin memperlihatkan wajah sedih.

"Itu hanya akan Mila rasakan di dalam mimpi saja, Tan. Karena sampai kapanpun, Mila gak akan pernah bisa meraih kak Zain. Jangankan hatinya, raganya saja tidak bisa Mila jangkau."

____________________________________________

*Catatan kecil.

"Up pelan yah man teman. Mohon bersabar dan mohon mengerti. Wek .... Huhuhu.

1
Liswati Angelina
katakan leah supaya mereka tau siapa ayahnya, dan mungkin zain akan segera sembuh
Rahma Inayah
jujur aja leah pasti ank2 akn mengerti dan paham
.semoga suatu saat klian bs bersatu kmebli menjdi kel yg sakinah
Azzahra Asyilla
semoga Zain masih bisa sembuh
Noey Aprilia
Hhhmmmm....
Leah skrng jd pnya 3 bayi y....mskpn yg 1 sih kalem,yg 2 pst mnja bgt....apalgi bayi gd....wkwkwk.....
Mngkn lbh baik leah jjur sm ank2,mskpn zain skrng ga baik2 aja...tp kl ktmu anknya,spa tau cpt smbuh....
Nur Adam
lnjut
Yuli Ana
ngomong aja leah... pertemukn mereka. siapa tau zain cpt sembuh...
trus bilang ke si kembar selama ini mereka gk bisa ktemu sma papa karena oapa lgi sakit parah. gtu. biar mereka gk salah paham. atau marah2 merasa dibohongi dn gk diakui...
Azzahra Asyilla: setuju
Azzahra Asyilla: setuju
total 2 replies
Yuli Ana
si kembar gk sibuk nanyain mamanya th...
Yuli Ana: 🥰🥰🥰🥰🥰❤️❤️❤️
total 1 replies
Liswati Angelina
nyesek terus dari kemarin thoooorrrrr
Yuli Ana
mewek terus thor kalau yg diceritain zain... mencintai sampai gila ini mah...🤭🤭🤭 semangat zain... pasti sembuh.. obatnya udh datang kok. apa lagi kalau ketemu si kembar pasti cepat sembuh... ayo leah pertemukan mereka
Rahma Inayah
dgn blk nya kmbl leah semoga bs mbuat kesembuhan zayn apalagi klu dia tau ank2 nya tumbh dgn sehat dan tampan ..
Noey Aprilia
Mga zain bsa smbuh sprti smula....
ksian bgt kl trs ky gt,cma raganya yg hdp tp jiwanya mati....tp leah udh kmbli,apalgi ada ank2 jg.....pst zain cpt sdar lg....smngttt....
sella surya amanda
lanjut
Azzahra Asyilla
😭😭😭😭dah lagi hujan terus aku nangis ,,d ajak ngomong anakku aku gak bisa jawab,,lagi nangis sesenggukan
Yuli Ana
gimana kabar zain ya... 🥰🥰
Noey Aprilia
Naahhh.....ni kya'ny jdoh jg.....
kn kk'ny udh nkah sm yoga,tnngal dita nih yg blm....spa tau jdoh sm rafa.....
Fitri Yani
up LG Thor
sella surya amanda
lanjut
Ayu Song
mengandung bawang pokoknya jdi ikut terbawa suasana
Rahma Inayah
lanjut thor
Nur Adam
lnjt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!