NovelToon NovelToon
Mencintai Dosen Beristri

Mencintai Dosen Beristri

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Duda / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Slice of Life
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: Harumi Akari

Sekar mengalami dilema karena didekati oleh Pak Faisal, yang merupakan dosennya sendiri. Hal itu membuat Sekar ketakutan, namun lama-kelamaan Sekar makin menyukai Pak Faisal karena beliau sering membantu Sekar saat ia sedang dibully di kampus.

Saat cinta mulai tumbuh di antara mereka, keseriusan mereka terhalang oleh Pak Faisal yang sudah memiliki istri dan tidak mudah untuk menceraikannya karena istrinya yang merupakan selebgram.

Akankah Sekar mendapatkan cintanya? Atau justru cinta mereka berdua akan kandas dan Sekar dicap sebagai pelakor?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Harumi Akari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sisi Gelap Mama Sekar

Setelah selesai jalan dengan dosennya, Sekar pun diantarkan pulang tapi tidak di depan rumah Sekar.

"Terima kasih untuk hari ini ya. Whatsapp saya kalau sudah sampai di rumah," pinta pria itu.

"Memang nggakpapa, Mas? Nanti ketahuan sama istri gimana?" tanya Sekar yang sedikit takut jika sampai ketahuan.

"Nggak bakal. Tenang aja, pokoknya hubungi saya ya," tukas pria matang itu.

Sekar pun hanya menganggukkan kepalanya saja dan turun dari mobil. Sekar langsung masuk ke dalam rumah dan masuk ke rumah dengan langkah perlahan.

Ia takut jika ketahuan habis pergi dengan dosennya sendiri. Tadi pagi, Sekar juga habis kena marah habis-habisan oleh mamanya sendiri.

Saat Sekar melewati kamar mamanya, terdengar tawa bahagia mamanya Sekar dan juga Rena. Sekar berhenti dan mengintip, sekaligus mendengarkan apa yang mereka katakan.

"Yey! Akhirnya mama bisa dapet uang lagi! Kali ini banyak banget, Rena. Bahkan bisa sampaj kamu lulus kuliah!" ucap sang mama dengan begitu bangganya.

"Iya, Ma! Bahkan gaji papa bisa kalah dari hasil keras mama ini! Tapi yakin kan, ma? Semua bakal baik-baik aja?" Rena seketika memikirkan resikonya.

"Aduh, tenang aja, Rena. Penipuan kaya gini nggak bakal diusut. Karena mama pakai hp sekali pakai dan semuanya langsung mama buang biar nggak ada jejaknya!" Mamanya Sekar nampak bangga sekali dengan hasil mencurangi pembeli itu.

"Mamaku emang paling hebat deh!" puji Rena sembari memeluk mamanya.

Sekar yang mendengar hal itu hanya bisa menggelengkan kepala saja dan tidak menyangka jika mamanya akan bersikap seperti itu dan terus melanjutkan bisnis gelapnya itu.

"Kalau gitu, mama ajak kamu belanja sekarang yuk! Papa bentar lagi pulang, jadi, kita harus cepet belanjanya!" tukas mamanya Sekar sembari beranjak dari kasur dan bersiap untuk pergi membelanjakan uang haramnya itu.

Sekar pun langsung pergi dari depan pintu dan berlari masuk ke kamar, ia menutup pintu tepat setelah mereka berdua membuka pintu.

Jika ketahuan menguping, sudah pasti Sekar akan dimarahi habis-habisan dan ia tidak menginginkan hal itu. Ia bahkan mengunci pintu agar tidak dimarahi.

Sekar mendengar mereka begitu bahagia mendapatkan uang tersebut dan langsung pergi dengan memesan taksi untuk pergi ke mall. Sekar hanya bisa melihat kepergian mereka dari jendela saja, ia di rumah sendirian sekarang.

Sekar menghela nafas panjang, membersihkan diri, mengganti pakaiannya dan keluar dari kamar untuk mencari camilan sebelum masuk lagi ke kamar.

Saat berada di dapur, Sekar melihat ARTnya masih ada di rumah.

"Lho, Mbak? Belum pulang?" tanya Sekar yang heran melihat keberadaan wanita itu.

"Belum, Mbak Sekar. Soalnya bapak suruh saya tunggu rumah hari ini sampai bapak pulang," jawab wanita paruh baya yang terlihat masih sehat itu.

"Oh gitu ... Mbak udah makan?" tanya Sekar.

"Belum mbak. Ibu bilang nggak usah masak, soalnya mereka mau keluar, jadi saya nggak masak," jawab ART tersebut dengan ekspresi yang memelas.

Sekar pun langsung inisiatif ambil ponselnya dan memesankan makanan online untuk ARTnya dan juga camilan untuk dirinya.

"Mbak mau makan apa? Saya yang traktir hari ini deh!" ucap Sekar sembari duduk di meja makan dan memilih makanan yang diinginkan wanita itu.

"Eh! Jangan, Mbak. Nanti saya dimarahi ibu," jawab ART tersebut sembari malu dan tidak enak hati.

"Nggak papa Mbak Yanti. Mama pulangnya masih nanti malam kok pasti. Papa juga pasti ngebolehin. Udah, mau beli apa, saya yang belikan online." Sekar terus memaksa.

Karena lapar dan tidak bisa menahan lapar lagi, akhirnya Yanti mengucapkan apa yang ia inginkan.

"Kalau boleh, saya pingin nasi goreng aja mbak. Udah lama saya nggak makan nasi goreng di luar," ucap wanita itu.

"Oke. Mbak Yanti sini to, kok berdiri terus di situ. Sini duduk sebelah saya nggakpapa," ajak Sekar sembari mengajak wanita yang usianya sebenarnya hampir sama dengan papa dan mama Sekar.

"Aduh, saya bener-bener jadi nggak enak hati. Dari semua orang rumah di sini, yang paling baik cuma Mbak Sekar sama bapak saja. Ibu sama Mbak Rena sering banget marahin saya," ujar wanita polos itu sembari menceritakan beberapa hal yang terjadi di rumah itu.

"Iyakah? Jangan diambil hati ya, Mbak. Mama sama Rena emang gitu. Nggak puas kalau nggak ada pertikaian di rumah," tukas Sekar sembari memberikan guyonan kepada Yanti.

"Saya sudah 20 tahun lebih jadi ART di sini. Bapak selalu baik banget sama saya. Yang saya heran itu ibu, kenapa dari dulu terus saja angkuh dan selalu ribut sama bapak," ucap wanita itu yang mulai bernostalgia.

"Oh iya. Harusnya saya manggilnya "Bu" ya? Soalnya mbak Yanti kayakanya seumuran papa deh."

"Panggil mbak juga nggakpapa kok. Saya malah seneng, jadi awet muda lagi," jawab wanita itu dengan malu-malu kucing.

"Syukurlah kalau mbak nggak keberatan. Dulu mama sama papa emang sering cekcok kah?" Sekar mulai ingin tahu masa lalu kedua orang tuanya lewat Yanti.

"Iya. Bahkan dulu ibu juga pernah ketahuan selingkuh, sering bawa cowok ke rumah. Bapak itu selalu sabar ngadepin ibu selama berpuluh-puluh tahun. Saya sampai nggak bisa bayangin seperti apa rasa sakit bapak." Mbak Yanti nampak merasakan juga rasa sakit yang membuat papanya Sekar sudah tidak tahan lagi sekarang.

Sekar menganggukkan kepalanya dan menghela nafas panjang. Wajar saja jika papanya Sekar ingin cerai. Ternyata dari dulu sikap mama memang begitu.

"Makasih ya, Mbak. Udah bantu keluarga ini sampai sekarang. Pantes papa nggak pernah mau ganti ART. Mbak Yanti emang bisa dipercaya orangnya," ucap Sekar dengan senyuman hangatnya kepada wanita itu.

"Sama-sama, Mbak. Suatu kehormatan besar bisa melayani semua keluarga di sini, terutama bapak sama mbak Sekar." Wanita itu nampak tersenyum dan merasa betah bekerja di sana, meskipun sudah lama sekali melihat lika-liku rumah tangga papanya Sekar.

Beberapa menit kemudian, makanan pun datang. Sekar memesan makanan pesanan ARTnya dan juga membeli dua martabak untuk camilan Sekar. Ternyata karena tidak pernah nongkrong bersama teman, membuat saldo ATM Sekar tidak banyak berkurang. Bahkan tidak pernah terpakai sama sekali.

Mereka berdua menikmati makanan tersebut sembari bercerita tentang masa lalu dengan asyiknya. Sekar menganggap Mbak Yanti adalah keluarga di rumah tersebut, dia juga selalu memperlakukan Mbak Yanti dengan baik sampai sekarang, karena kinerjanya tidak pernah mengecewakan.

Setelah selesai makan, papanya Sekar pun pulang ke rumah dan Sekar menyambut papanya dengan baik. Mbak Yanti langsung berdiri dan menyambut majikannya itu.

"Oh? Kalian lagi makan? Ya udah mbak lanjut aja makannya! Nggakpapa kok," ucap papanya Sekar yang justru ikut duduk di hadapan Sekar dan meminta Mbak Yanti duduk lagi.

"Papa besok jadi, 'kan?" Sekar menanyakan janji papanya kepada Sekar.

"Jadi, Sayang. Ayo mbak Yanti, makan lagi. Saya juga ikutan makan, pingin nyemil. Setelah makan, mbak Yanti boleh pulang kok." Papanya Sekar nampak ramah sekali dan bersikap baik kepada ART di rumah.

Sampai Sekar merasa bahwa papanya itu adalah seorang pahlawan di dalam hidup Sekar.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!