NovelToon NovelToon
Suami Pilihan Abi Apa Salah?

Suami Pilihan Abi Apa Salah?

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / CEO / Kehidupan di Kantor / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:13.5k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Rakina Yura Izzati hadis 22 tahun harus menelan pil pahit dalam pernikahan yang dia jalani.
Lahir dari keluarga yang taat agama. Yura di jodohkan Abinya dengan teman Abi dan yang tak lain adalah bos Yura di kantor.
Aviansyah Rayyn Biadama. Putra satu-satunya dari Biadama yang mau tidak mau harus mengikuti perjodohan yang di tentukan untuknya.

Avian yang awalnya tertarik dengan Yura sebelum pernikahan. Tetapi entah apa yang membuat Avian berubah menjelang pernikahan dan bahkan menikah dengan Yura karena membenci Yura.

Pernikahan yang indah seperti bayangan Yura ternyata berbanding terbalik. Air mata serta hati yang semakin sakit yang dia terima dari suaminya yang sangat membenci dia.
Apakah Yura sanggup menjalani pernikahan itu?
Lalu bagaimana dengan Avian. Apakah Avian akan berubah dengan seiring waktu berjalan.
Mari kita baca ceritanya dan mohon untuk semua dukungan para readers untuk subscribe, like, koment dan vote yang banyak. Terima kasih.

Follow Ig saya.
aninunharahap12

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 2 Melihat kembali.

Krekkk

Pintu kamar yang terbuka membuat gadis cantik itu menoleh ke arah pintu. Wanita yang paru baya dengan memakai pakaian syar'i muslim menghela nafas melihat Yura yang masih belum membuka mata dengan sempurna.

"Kamu sampai tidur jam berapa. Ini sudah hampir jam 10.00 Yura," ucap wanita itu jangan sangat lembut.

"Umi!" Yura terdengar merengek yang langsung duduk dengan menguap yang menepuk-nepuk mulutnya dengan tangannya.

"Kamu ini, mana ada anak gadis bangun jam segini," protes Umi Aristy. Seorang ibu yang berwajah sangat teduh dan juga berbicara begitu lembut pada Yura.

"Yura kan lagi datang bulan. Jadi tidak mengikuti kegiatan subuh. Jadi bisa tidur sampai lama dan maka dari itu bangun kesiangan Umi," ucap Yura dengan suara yang masih menahan ngantuk.

"Sudah jangan banyak alasan sekarang kamu mandi dan kamu bantu Zahra di dapur!" titah wanita itu dengan penegasan.

"Iya Umi," jawab Yura.

Umi langsung meninggalkan kamar dengan kembali menutup pintu. Yura juga yang langsung menurut dengan dengan menyibak selimut yang masih mengumpulkan nyawa dengan mengusap wajahnya menggunakan ke-2 tangan.

Rafina Yura Izzati. Gadis 22 tahun yang baru saja pulang dari London setelah menyelesaikan studi S2 nya. Gadis cantik anak bungsu dari tiga bersaudara. Yura memiliki dua kakak laki-laki bernama Adam dan Izzat. Kedua kakak Yura sudah menikah. Kakak pertama Yura Adam menikah dengan seorang wanita bernama Syira. Namun pernikahan mereka kandas. Adam dan Syira yang bercerai sejak usia pernikahan mereka baru 1 tahun.

Mereka di karuniai seorang putri bernama Marsha yang sekarang berusia 7 tahun. Sementara untuk mantan istri Adam entah kemana. Sementara kakak ke-2 Yura. Izzat juga sudah menikah dengan Zahra dan belum di dikaruniai anak setelah usia pernikahan mereka mencapai 4 tahun.

Keluarga Yura dikenal dengan keluarga yang islamic dan juga sangat taat agama di daerah tempat tinggal mereka. Keluarga Bapak Ahmed yang selalu disegani masyarakat. Karena memang keluarga itu dikenal sangat humbel, dermawan dan baik yang sering berbaur dengan masyarakat.

Sepasang kaki indah itu turun dari ranjang yang menyentuh lantai yang dingin. Yura berjalan ke jendela yang membuka jendela. Yura berjalan menuju teras kamar dengan menghirup udara dalam-dalam dengan memejamkan mata. Suasana di desa tempat orang tuanya tinggal memang sangat indah dan sangat asri penuh dengan pepohonan.

"Huhhhh, sangat berbeda dengan London dan Jakarta. Memang kampung halaman yang jauh lebih indah," batin Yura dengan tersenyum yang menghirup udara dalam-dalam dengan senyum mereka di wajahnya.

"Astagfirullah!" Yura di kagetkan dengan suara itu membuat Yura menoleh ke belakang.

"Kak Zahra!" sahut Yura.

Zara yang berdiri di depan pintu kamar langsung masuk dan mengambil handuk di atas tempat tidur. Lalu Zahra yang menghampiri Yura dengan menutup kepala Yura.

"Kamu ini apa-apaan Yura bagaimana jika ada yang melihat kamu tanpa hijab, kamu lihat ini di luar!" tegur Zahra.

"Ya ampun kak Zahra, tapi tidak ada orang sama sekali, lihatlah di sini sangat sepi. Yura juga kalau ada laki-laki pasti akan tutup kepala," ucap Yura membela diri.

"Apapun itu sangat tidak pantas dengan apa yang kamu lakukan. Ini sangat salah!" tegas Zahra.

"Atau jangan-jangan, kamu di London tidak pakai hijab ya!" tuduh Zahra dengan penuh selidik.

"Ihhhh apaan sih. Ya nggaklah, meski Yura itu tinggal di negara mayoritas non muslim. Tetapi Yura itu menutup aurat Yura!" tegas Yura menyangkal tuduhan Zahra.

"Yakin kamu tidak pernah buka hijab saat ada laki-laki?" tanya Zahra sekali lagi.

Yura terbayang saat pesta kelulusan dan dia sana dia memang tidak memakai hijab dan sempat banyak lelaki yang melihat dia. Tetapi semua karena ketidaksengajaan.

"Ya sudah!" ucap Zahra membuat lamunan Yura terhenti.

"Kamu sebaiknya mandi dan jangan berleha-leha seperti ini. Kakak hanya mengingatkan kamu untuk menjaga kehormatan kamu sebagai wanita salah satu aurat. Mau di manapun kita berada. Kamu harus menjaga syariat Islam," ucap Zahra mengingatkan adik iparnya itu.

"Iya kak," sahut Yura dengan mengangguk.

"Ya sudah kakak kedapur dulu," ucap Zahra. Yura mengangguk. Zahra yang langsung pergi kedapur.

Yura yang sudah memakai penutup kepala terlihat terlihat masih memejamkan mata dengan menghirup udara dalam-dalam. Namun tanpa di sadari Yura ada seorang pria di bawah sana yang sedang menelpon. Saat melihat Yura, pria tampan sampai tidak menanggapi seseorang yang sedang berbicara lewat telepon tersebut.

Mata pria itu tidak henti menatap Yura yang masih memejamkan mata dengan tersenyum yang menghirup udara. Sangat cantik pasti. Apalagi Yura yang baru bangun tidur dengan wajah yang terlihat tulus.

"Avian apa kamu tidak mendengar mama!" suara nyaring di telpon itu membuat pria bernama Avian tersadar.

"Maaf mah," sahut Avian dengan menghela nafas dan melihat kembali ke arah atas yang sudah tidak melihat Yura lagi. Avian pun langsung meninggalkan tempat itu.

**********

Yura yang sudah mandi keluar dari kamar dengan menggunakan pakaian muslimah yang tidak lupa memakai jilbab untuk menutup auratnya.

"Baru selesai mandi apa kamu tadi tidur lagi?" tanya Zahra sang kakak ipar.

"Sebenarnya masih sangat mengantuk," jawab Yura yang mengambil sayuran dan langsung memetik kangkung.

"Kamu sudah bangun siang seperti ini dan masih mengatakan masih mengantuk. Marsha saja akan pulang sekolah sebentar lagi," ucap Zahra.

"Ya namanya juga mengantuk," sahut Yura terlihat tidak semangat.

Yura melihat kearah jendela yang melihat terparkir mobil mewah di halaman rumahnya.

"Abi ada tamu kak?" tanya Yura.

"Iya!" jawab Zahra.

"Siapa?" tanya Yura.

"Kakak tidak tahu," jawab Zahra.

"Yura penasaran ingin melihat dulu!" Yura yang ingin meninggalkan pekerjaan itu. Namun langsung ditahan Zahra dengan memegang tangan Yura

"Yura, kamu sedang tidak tinggal di London. Ini Indonesian dan kamu berada di rumah kamu. Tidak pantas seorang wanita muslimah harus keluar rumah dan menghampiri orang-orang yang sedang berbicara. Siapa tahu tamu Abi para laki-laki. Jadi sangat tidak cocok untuk kamu berada di sana," ucap Zahra dengan lembut yang memberikan nasehat kepada sang adik ipar.

"Tapi Yura memakai jilbab dan tidak memperlihatkan aurat. Apa yang salah?" tanya Yura.

"Salah Yura. Karena kita sebagai perempuan tidak pantas untuk bergabung bersama laki-laki yang bukan mahram kita dan jika di perlukan. Abi pasti akan memanggil kita," jawab Zahra.

"Ya sudah!" sahut Yura yang tidak jadi pergi yang Padahal dia sangat penasaran siapa tamu sang Abi.

"Ayo lanjut memasak," ucap Zahra. Yura mengangguk kan kepala.

***********

Yura keluar dari kamar memakai piyama tidur lengan panjang dengan rambut yang di gerai. Yura melihat keponakannya yang sedang belajar dengan serius.

"Marsha!" sapa Yura.

"Aunty," sahut Marsha.

Yura menyandarkan punggungnya pada sofa lalu meluruskan kakinya. Wajah gadis cantik itu terlihat lesu dengan penuh pemikiran.

"Marsha rajin sekali belajar memang belajar apa?" tanya Yura.

"Ini Aunty sedang belajar tajwid," jawab Marsya.

"Anak pintar," sahut Yura dengan tersenyum bangga.

"Marsya ingin seperti Aunty yang khatam Quran, Marsha juga ingin mendapatkan beasiswa kuliah di Kairo seperti Aunty dan juga mendapatkan beasiswa S2 di London," ucap Marsha yang menjadikan Yura sebagai panutan dalam hidupnya.

Bersambung

1
Wiwit Wilowati
setelah tau fakta nya tinggalkan ja si Avian biar tahu rasa...gak jelas asal nuduh ja...bukan dicari kebenarannya..😇😇
Bandar Jayalampung
makanya jgn tolol
Holipah
yura bego masih bertahan d situ
Bandar Jayalampung
udah deh Yura pisah aja dulu. biar tau rasa suami kmu yg goblok tolol itu 😡
Wiwit Wilowati
klu bicara pakai akal sehat Avian bukan emosi yg gak jelas...
Bandar Jayalampung
nah Lo mampus kau Alvian ayo Adam bawa Yura pergi . biar dia nyesel
Siti Khoiriah
kesel banget thor sama avian
gedeg....
Bivendra
syirik aja lu knp lu tkt tersingkir dgn kdtgn yura drmh ortunya
menantu koq belagu bgt
Milla
next
Milla
next
Zenakhayra
penulisan nama kadang salah...novelnya menarik
ainuncepenis: Kak boleh di kasih tahu di bagian mana kak. biar di revisi kak
total 1 replies
Milla
min doubel up donk
Dian Fitriana
up
Lebrianty ayu
mampir ya Thor
Milla
min doubel up yaa
Bivendra
syira ini manipulayif palingan dy suka suka sm cat avian ini mknya gatel
ni pun cat avian ladenin
Milla
next min
Saini Jamudin
lanjuuut
Bivendra
ini penyebab salah paham nya ternyata
muna aprilia
lnjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!