NovelToon NovelToon
The Promise

The Promise

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:50.3k
Nilai: 5
Nama Author: NonAden119

Demi memenuhi janjinya pada sahabatnya, King Cayden Haqqi, seorang mantan anggota marinir yang selamat dari ledakan bom di tempatnya bertugas, pergi mencari keberadaan seseorang yang sangat berarti dalam hidup sahabatnya itu. Berbekal sebuah foto usang di tangan, ia harus segera menemukan wanita dalam foto itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NonAden119, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2. Pertemuan pertama

“Mika, ada yang mencarimu!”

Mika yang tengah merapikan buku-buku menggambar murid-muridnya langsung menghentikan gerakannya. Ia menoleh cepat ke arah pintu di sampingnya dan bibirnya langsung mencebik melihat Dita sahabatnya sesama pengajar di playgroup Mayapada itu berdiri menyembulkan kepala di balik pintu seraya mengedipkan sebelah mata dan tersenyum tak jelas padanya.

“Siapa?”

“Emm, siapa ya? Aku juga baru pertama kali melihatnya, sepertinya dia bukan warga sini.” Dita mengetukkan jari tangan ke bibir dengan mata mengarah ke atas seperti berpikir. “Nah, itu dia! Laki-laki itu belum mengenalkan namanya tadi. Tapi dia bilang ...”

“Ya, sudah. Katakan saja padanya kalau sekarang Aku sedang sibuk,” sahut Mika acuh dan kembali melanjutkan pekerjaannya. Merapikan meja kerjanya, mengabaikan Dita yang masih berdiri menunggunya.

Sebagai tenaga pengajar baru di playgroup Mayapada, wajah Mika yang cantik juga sikapnya yang sedikit cuek menjadi magnet tersendiri untuk mereka yang ingin kenal lebih dekat dengannya. Terutama kaum pria. Bukan kali ini saja ada tamu laki-laki yang datang sekedar ingin bertemu dan berkenalan dengannya dan mengaku sebagai om atau keluarga muridnya.

“Hei, Aku belum selesai bicara!” tukas Dita, ia berjalan masuk dan menghampiri Mika di mejanya. Duduk di tepi meja dan mengawasi setiap gerak-gerik sahabatnya itu.

“Katakan saja pada tamu pria itu, temui lagi Aku besok. Sekarang Aku sedang ada urusan,” sahut Mika sambil meraih blazer yang ia sampirkan di belakang tempat duduknya dan memakainya.

Sudah hampir jam dua belas siang, semua muridnya sudah pulang dan pekerjaannya kini sudah ia selesaikan. Ia pun harus segera pulang, Jam dua siang nanti ia ada janji bertemu dengan seseorang, salah satu agen properti yang akan membantunya mencarikan rumah tinggal baru untuknya.

“Kali ini Kau akan menyesal jika tak segera menemuinya,” ujar Dita lagi, lalu menarik lengan Mika agar menghadap ke arahnya. Ia abaikan protes yang keluar dari mulut sahabatnya itu dan melihat ke dalam manik matanya, lalu menghela napas sejenak sebelum melanjutkan bicara. “Dia mengaku sebagai sahabat Joe, dan ingin sekali bertemu denganmu.”

Seketika raut wajah Mika berubah, mendengar nama Joe disebutkan tak ayal kesedihan tampak membayang jelas di wajah cantiknya. Mengingat Joe membuat matanya kembali berembun. Belum genap sebulan kakak lelaki satu-satunya itu pergi meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya.

“Mika, dia menunggumu di ruang guru,” ucap Dita mengingatkan, perlahan tangannya mengusap lengan Mika. Ia tahu sekali apa yang ada dalam pikiran sahabatnya itu saat ini, bangkit dari rasa terpuruk karena kehilangan sandaran dalam hidupnya selama ini pastilah sangat tidak mudah dilakukan. Ia pun ikut merasakan kesedihan yang dialami Mika.

“Ah, mengganggu saja. Apa dia tidak tahu bagaimana sibuknya kita akhir-akhir ini?” Mika berucap lirih, berusaha tersenyum meski sudut matanya basah dan menitikkan air mata. “Aku akan menemuinya sekarang,” ujar Mika kemudian setelah mengusap sudut matanya dengan ujung jarinya, lalu melangkah keluar untuk menemui tamunya.

☆☆☆

Tiga hari lamanya King tak sadarkan diri, ia dirawat di sebuah rumah sakit kota setempat bersama rekan-rekannya yang juga terluka. Selama itu pula dokter dan perawat terus berjaga sepanjang waktu untuk membuatnya sadar dan kembali. Jasad Joe sudah dibawa pulang ke rumah keluarga dan segera dimakamkan dengan upacara militer.

Hari keempat King mulai sadar, dan secara perlahan memorinya kembali mengingat dengan jelas peristiwa yang ia alami. Saat teringat Joe, King tak dapat menahan air matanya. King mengamuk hingga harus ditenangkan oleh dokter dengan memberinya obat penenang.

Dua minggu lamanya King harus menjalani perawatan, kesehatan dirinya berangsur-angsur membaik. Pemulihannya pun berlangsung cepat, tak ada luka serius di tubuhnya. Hanya menyisakan lebam kebiruan yang mulai tampak samar di sekitar lengan dan punggungnya saja.

Tapi bayangan kematian Joe dalam pelukannya tak bisa ia hapus begitu saja, setiap malam tidur King gelisah dan selalu teringat pada peristiwa itu. Ia menyesali sikapnya malam itu hingga mereka berdua harus bertukar tempat tidur, dan peristiwa naas itu terjadi beberapa jam setelahnya. Joe yang terbangun dari tempat tidur dan terkejut saat musuh tiba-tiba saja datang menyerang dan melesakkan senjata secara membabi-buta hingga peluru itu bersarang dan menembus dada kirinya.

Setiap kali mengingat peristiwa itu, King akan selalu menatap foto usang milik Joe yang kini tersimpan di dalam dompetnya. “Tolong ampuni Aku, Tuhan.” Bisiknya dalam hati sambil menengadahkan wajahnya menatap langit-langit ruangan tempatnya berada kini.

Hal pertama yang dilakukannya setelah keluar dari rumah sakit adalah pergi mencari keberadaan wanita dalam foto itu, dan ia memutuskan untuk mengakhiri kariernya sebagai seorang anggota marinir. Kehilangan sahabat cukup membuatnya trauma, dan itu terus saja menghantuinya hingga kini.

“Selamat siang.”

Suara halus di dekatnya itu seketika menyadarkan King dari lamunan panjangnya, ia menoleh dan tertegun menatap wanita muda yang kini berdiri tak jauh darinya itu. Pandangan keduanya bertemu. Selama beberapa detik keheningan tercipta di antara mereka, King terpaku di tempatnya. Tenggorokannya seolah tercekat, tak mampu bersuara meski untuk sekedar membalas sapaan wanita di depannya itu.

Hal yang sama dirasakan Mika, jantungnya berdegup keras. Dalam jarak dekat dan untuk pertama kalinya dapat melihat langsung wajah rupawan sahabat kakak lelakinya itu. Ia mengusap keringat di telapak tangannya dengan selembar tisu yang sudah menggumpal dalam genggamannya.

“Aku Mika,” ujar Mika setelah berhasil meredakan debur jantungnya dan lebih dulu menguasai keadaan, ia mengulurkan tangan untuk mengenalkan diri.

“King Haqqi,” sahut King mengulas senyum sembari berdiri menyambut uluran tangan Mika. “Maafkan sikapku barusan. Aku terlalu terkejut karena tak mengira kalau adik sahabatku Joe secantik ini,” lanjut King terus terang, sontak saja ucapannya itu membuat pipi Mika seketika merona.

Lelaki di depannya itu memiliki perawakan tinggi besar, di atas rata-rata laki-laki pada umumnya. Mika bisa mengukur tubuhnya hanya setinggi dada King saat saling berhadapan tadi. Alis matanya tebal, bibir penuh dan kumis tipis menghias di atasnya. Hidung mancung dan rambut ikalnya tercukur pendek dan rapi.

Menyadari sikapnya yang seolah sedang menilai King, cepat-cepat Mika menarik tangannya yang masih berada dalam genggaman tangan lelaki itu, sambil mencoba mengatasi perasaan aneh yang tiba-tiba saja menyelinap masuk dalam hatinya. Ia lalu duduk di salah satu kursi, dan King pun melakukan hal yang sama.

Mika menarik ke atas rok selutut yang dipakainya dan merapatkan kakinya. Gerakannya tampak canggung karena mata King yang terus menatap ke arahnya. “Oh, ya. Ada keperluan apa Tuan datang ke tempat ini?” tanya Mika, mengabaikan ucapan King tadi.

Ditodong langsung dengan pertanyaan seperti itu membuat King sedikit kelabakan. Ia menghela napas sejenak dan mengembuskannya perlahan. Ia tatap sekali lagi wajah cantik di hadapannya itu sebelum merogoh saku jaketnya dan mengeluarkan selembar foto usang dari dalam dompetnya. Sekelebat bayangan masa lalu melintas dalam ingatannya.

“Kau tahu, kenapa Aku selalu menyimpan foto ini dan menyembunyikannya darimu. Karena Aku tahu, saat Kau melihatnya Kau akan jatuh cinta pada adikku Mika. Dan Aku tak menginginkan hal itu terjadi pada adikku. Aku tak ingin ia jatuh ke tangan pria petualang macam dirimu yang tak pernah merasa cukup dengan satu wanita.”

Saat itu mereka berdua sedang duduk bersantai setelah piket malam, King mengajaknya menemui teman wanitanya tapi ditolak Joe. King hanya tertawa menanggapi ucapan sahabatnya waktu itu. Meski ia suka bergonta-ganti pasangan, tapi ia tak pernah melakukan hal di luar batas. Ia masih tahu batasan dan tidak pernah merusak wanita yang dekat dengannya.

“Lihat saja nanti, Kau yang akan datang dan menyerahkan adikmu itu padaku untuk jadi milikku.”

King tertawa keras dan mendapat hadiah tendangan di pinggangnya oleh Joe. Dan sekarang ucapannya itu terbukti, Joe memintanya untuk menjaga Mika layaknya dirinya. Ia pun membenarkan dalam hati ucapan Joe padanya, melihat Mika pertama kali telah membuat dadanya berdesir aneh. Hal yang tak pernah dialaminya saat bersama dengan teman wanitanya yang lain.

“Sebelum kematiannya, Joe memberikan foto ini padaku. Ia ingin Aku menemuimu dan memberikannya padamu.” King meletakkan foto itu ke atas meja, mencoba menebak reaksi Mika setelah melihatnya.

Apa yang dilihatnya selanjutnya sanggup membuat hatinya seperti terkoyak. Wajah Mika berubah pias, matanya melebar dan mulutnya terbuka. Sudut matanya mengembun, dengan jemari bergetar Mika meraih foto itu dan mendekapnya di dada. Sekuat tenaga wanita itu terlihat menahan tangisnya hingga kemudian terdengar suaranya yang bergetar berucap lirih menyebut nama Joe.

☆☆☆

1
Dany atmdja
👍👍👍
Adi Nugroho
😁😁😁
Deni Rustam
lanjut thor
Anggi
lanjut kak
Yeni Nuril
🤗🤗🤗🤗
Dewi tanjung
😅😅😅
💕 yang yang 💝
😮😮😮
chaira rara
🤭🤭🤭
Hiro
👍👍👍
Brav Movie
next up
🎆 Mr.Goblin ✨
semangat
Allent
👍👍👍
Evans
😆😆😆😆
Moba Analog
lanjut up
Seo Ye Ji
sebut saja nama joe, seketika beres urusan dengan mika 🤣🤣🤣🤣🤣
Seo Ye Ji
akting maksimal king meyakinkan mika biar percaya tak ada komplain dari kekasihnya soal barang pilihannya, salut 👍
Kim Ye Jin
semangat say 😙
Kim Ye Jin
otw kerja and nginap di rumah baru, semangat 💪
❤ Kinan 💙
Hari pertama kerja di rumah king banyak perubahan terjadi di depan mata, semua perubahan merujuk pada selera dan kesukaan mika, pertanda apa ini? kebetulan atau memang direncanakan jauh jauh hari?
Rizky Ramadhan
👍👍👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!