Berawal dari hadirnya Raya dalam kehidupan Andini dan Rido ( Suami Andini). Kehadiran Raya membuat Rido kelap mata. Rido yang awalnya setia pada isterinya itu, Berbelok arah dengan kehadiran Raya.
"Akankah hubungan rumah tangga Andini dan Rido utuh dengan kehadiran orang ketiga!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon christinsenia seranica, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2
Mereka terlihat sangat asik mengobrol disana, Sampai-sampai mereka tak sadar kalau masih ada mata kuliah berikutnya.
"Guys, Bukannya hari ini masih ada mata kuliah satu lagi!" Evi tampak mengingatkan.
"Iya benar itu, Astaga.......Kita sudah mau masuk nih!" Ucap Risti seraya melihat ke arah jam tangannya.
Setelah itu, Ketiganya tampak berjalan menuju ruang kelasnya. Sesampainya diruang kelas, Ketiganya tampak ngos-ngosan. Untungnya dosen yang akan mengajar itu belum masuk, Sehingga mereka bisa menghela nafas sebentar sebelum perkuliahan di mulai.
Beberapa saat setelah itu, Tampak dosen yang akan mengajar mereka itu masuk ke dalam ruang kelas tersebut.
"Pagi adik-adik!" Sapa dosen itu
"Pagi juga!" Seru mahasiswa yang ada diruang kelas tersebut.
"Wah.....Pagi ini kalian sangat bersemangat ya! Berarti perkuliahan pagi ini bisa kita mulai!" Ucap dosen yang bertubuh kekar nan berotot itu.
"Bisa pak! Kalau anda yang mengajar, Kami enggak akan pernah bosan mendengarkannya!" Celetuk Evi.
"Hu......hu....." Terdengar sorakan dari teman-teman kelas itu.
"Elu tu ya, Malu-maluin aja!" Bisik Andini.
Sementara itu, Sebelum memulai perkuliahaan pagi itu, Sang dosen tampan itu tak lupa untuk memperkenalkan diri.
"Adik-adik, Sebelum mulai perkuliahaan ini izinkan saya memperkenalkan diri dulu! Nama saya Erfan, Biasa dipanggil pak Erfan!" Ucap dosen itu.
"Pak Erfan sudah punya kekasih ataukah pendamping!" Celetuk Evi kembali.
"Hu.....hu......hu..." Teman sekelasnya kembali menyoraki ucapan Evi itu.
"Saya belum punya pendamping atau pun kekasih!" Ucap Erfan.
"Berarti boleh dong, Saya mencalonkan diri!" Ucap Evi.
"Ngarep lu!" Ucap salah satu teman kelasnya itu.
Seusai sang dosen memperkenalkan diri, Dosen tampan itu pun memulai proses perkuliahannya pagi itu. Semua mahasiswa yang ada dikelas itu mendengarkan penjelasan sang dosen dengan seksama.
Seusai dosen tampan itu memberi penjelasan, Erfan pun langsung memberikan tugas pada mahasiswanya itu.
Beberapa saat kemudian, Jam perkuliahaan pun berakhir. Setelah jam perkuliahan berakhir, Erfan pun langsung meninggalkan ruang kelas itu.
Seusai perkuliahaan tersebut, Terlihat Andini tampak mengobrol dengan Risti dan Evi. Ketika ketiganya tampak asik mengobrol di dalam ruang kelas itu, Tiba-tiba ponsel Andini berdering. Mendengar ponselnya berdering, Andini dengan segera mengambil ponsel itu dari dalam tasnya. Dilayar ponsel tertera nama panggilan tak dikenal. Andini sebenarnya malas untuk mengangkat panggilan itu karena nomor yang menghubunginya itu tak dikenalinya. Namun, Ponsel itu terus menerus berdering, Sehingga Andini pun akhirnya mengangkat panggilan itu.
"Halo, Ini siapa ya?"
"Din, Nih gue Raya sepupu elu!" Terdengar ucapan seorang wanita yang merupakan sepupu Andini dari seberang sana.
"Astaga Raya.....gue enggak kenal nomor elu tadi!"
"Enggak apa-apa Din! Oh iya hari ini elu sibuk enggak!" Ucap Raya dari seberang sana.
"Enggak sih, Jam kuliah gue juga sudah berakhir!"
"Kalau begitu, Bagaimana kalau kita ketemu!"
"Mau ketemu dimana?"
"Nanti aku share lokasi!"
"Ok Ray, Aku tunggu!"
Setelah itu panggilan pun terputus. Seusai menerima panggilan itu, Andini pun tampak pamit pada kedua sahabatnya itu untuk bertemu dengan sang sepupu.
Selanjutnya, Andini pun tampak berjalan ke arah sebuah cafe tempatnya dengan Raya akan bertemu.
Beberapa saat kemudian, Terlihat Andini sampai disebuah cafe yang dipilih oleh Raya. Dicafe itu, Terlihat Raya tampak melambaikan tangannya ke arah Andini.
Andini yang melihat lambaian tangan dari sepupunya itu, Segera mendekat ke arah sang sepupu.
"Maaf Ray, Gue lama ya!"
"Enggak kok, Gue aja baru datang!"
"Oh iya Ray, Elu udah lama balik ke indonesia?"
"Belum lama juga sih, Gue baru beberapa hari disini!".
Keduanya terlihat asik mengobrol disana. Maklum, Kedua sepupu itu sudah lama tak bertemu, Sehingga keduanya tampak melepas kerinduan untuk mengobrol bareng selama tak bertemu.
"Din, Keasikan bicara sampai gue lupa memesan minuman! Elu mau minum apa Din?" Tanya Raya.
"Apa saja lah, Elu pesan aja!"
Setelah itu, Raya tampak memanggil pelayan cafe itu untuk memesan minuman. Seusai memesan minuman, Keduanya tampak mengobrol sembari menunggu minuman yang di pesan datang.
"Oh iya Din, Berapa anak elu sekarang?"
"Ada dua Ray, Mereka kembar!"
"Wah enak ya elu, Punya anak kembar! Sementara gue boro-boro memikirkan tentang anak!" Ucap Raya.
"Memangnya elu enggak mau punya anak Ray?
"Bukan begitu Din, Tapi Elu tahu sendiri kan kalau gue ini hanya isteri kedua mas Petir! Jadi jika gue punya anak, Gue takut kalau anak gue nantinya enggak punya masa depan yang jelas!"" Jelas Raya dengan panjang lebar.
" Elu yang sabar ya Ray, Gue yakin suatu saat elu kan menemukan lelaki yang jauh dari suami elu yang sekarang!" Ucap Andini.
Disaat keduanya tampak asik mengobrol disana, Tiba-tiba minuman yang mereka pesan itu telah datang. Begitu minuman itu datang, Keduanya tampak meneguk minuman yang telah dipesannya itu. Seusai meneguk minuman itu, Kedua tampak mengobrol disana.
"Oh iya Din, Elu enggak apa-apa lama-lama disini!"
"Sebenarnya enggak bisa lama-lama juga sih Ray, Soalnya si kembar belum punya pengasuh!"
"Terus kalau elu enggak punya pengasuh, Yang jaga si kembar siapa?"
"Gue titip sama pembantu rumah gue, Tapi pembantu gue itu sudah tua Ray!"
Ketika mereka tampak berbincang di cafe itu, Tiba-tiba terlihat seorang wanita mendekat ke arah keduanya itu.
"Jadi kamu yang namanya Raya! Dasar pelakor!" Wanita itu tampak menjambak rambut Raya.
"Tolong lepaskan saya!" Pekik Raya
Wanita yang tampak sedang murka itu tak memperdulikan ucapan Raya, Wanita itu terus saja menarik rambut Raya sampai sang empunya menangis karena merasa kesakitan.
Andini yang melihat perbuatan wanita itu berusaha mencegahnya. Namun alih-alih mencegahnya, Andini malah terjatuh akibat di dorong oleh wanita yang sedang murka itu.
Ketika kejadian itu tampak semakin memanas, Tiba-tiba terlihat seorang pria paruh baya mendekat ke arah mereka.
"Ma, Hentikan perbuatan mama ini! Malu ma dilihat orang!" Ucap pria paruh baya yang merupakan suami wanita itu.
"Malu papa bilang, Terus perbuatan papa sama wanita ini apa tidak lebih memalukan!" Bentak wanita itu.
"Maafkan papa ma! Papa janji akan menceraikan Raya setelah ini!" Ucap pria paruh baya itu.
"Jangan hanya menceraikan, Tapi usir dia dari rumah yang dia tempati sekarang!" Perintah wanita itu.
"Baik ma,"
Lalu pria itu tampak meminta Raya untuk segera mengosongkan rumah yang ditempatinya sekarang. Kemudian, Raya pun tampak mengambil barang-barangnya yang ada dirumah yang ia tempati itu.
Seusai mengambil barang, Raya pun tampak memberikan kunci rumah tersebut pada pria paruh baya itu.
"Ray, Setelah ini kamu elu mau kemana?" Tanya Andini yang melihat sepupunya itu tampak lingkung.
"Gue enggak tahu Din, Tabungan gue juga sudah menipis! Sementara Pekerjaan belum punya!" Ucap Raya.
"Ray, Bagaimana kalau sementara waktu elu tinggal dirumah gue dulu! Ya setidaknya sampai elu punya uang untuk kontrak rumah!" Saran Andini.
" Tapi apa enggak akan merepotkan elu kalau gue tinggal di rumah elu! Terus apa enggak jadi masalah sama suami elu nanti!"
"Ya enggak merepotkan kok Ray, Kan kalau elu juga bisa bantu gue mengurus si kembar, Setidaknya sampai gue dapat pengasuh!"
"Terus suami elu apa enggak keberatan nanti!"
Ya enggak lah Ray, Suami gue itu orangnya baik kok!"
"Makasih ya Din, Elu memang sepupu gue yang terbaik!" Ucap Raya.
Lalu Keduanya pun tampak pulang ke rumah yang ditempati oleh Andini dan Rido. Sesampainya mereka dirumah itu, Andini tampak membantu Raya untuk membereskan barang-barangnya yang ada di koper tersebut.