NovelToon NovelToon
WORST PRINCE

WORST PRINCE

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Reinkarnasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Dan perjuangan hegemoni / Perperangan
Popularitas:8.1k
Nilai: 5
Nama Author: Yuseo

Kaisar Yussa Angevin, sang penakluk agung yang menguasai dunia, menemukan dirinya terlempar ke dalam dunia novel yang baru saja dia baca, "The Greatest War Against the Devil".

Sebuah novel tentang perang besar antara ras iblis dan manusia, dimana protagonis mengalami kegagalan dan iblis memenangkan peperangan.

Di dalamnya, Kaisar Yussa bereinkarnasi sebagai Pangeran Lucas De Valorian, pangeran terburuk sekaligus aib keluarga kerajaan.

Mampukah seorang Pangeran terburuk mengubah alur cerita novel dan menghentikan kehancuran dunia??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuseo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2 - Sang Penguasa

Dalam kegelapan malam yang menyelimuti istana, suasana menjadi semakin suram dengan setiap hembusan angin yang menyebarkan kegelapan.

"The Greatest War Against the Devil"

Di gambarkan sebagai kisah epik yang penuh dengan penderitaan dan keputusasaan, di mana kematian adalah bagian yang tak terpisahkan dari perjalanan para tokohnya.

Di awal cerita, beberapa orang meninggal, takdir tragis yang memenuhi halaman-halaman novel tersebut.

Jantung lemah yang bahkan tidak mampu membunuh serangga.

dan tubuh yang lemah yang membuatnya kesulitan berjalan.

Seorang pangeran dari Kekaisaran Valoria yang tak memiliki kekuatan sama sekali.

Dan kemudian akhirnya mati di awal cerita karena di kejar oleh assasin di awal cerita.

Pangeran terburuk dalam sejarah, Lucas de Valorian.

Karakter yang bahkan tidak layak disebut sebagai karakter, karena kehadirannya hanya ada beberapa baris dalam cerita.

"Jika menurut novel aslinya..." Gumam Lucas de Vincenzo. "Dia seharusnya mati dalam insiden kemarin."

Dia mengingat peristiwa kemarin yang mengubah takdir seorang karakter 'Lucas De Vincenzo' yang seharusnya telah tiada.

Dengan langkah gemetar, Lucas berjalan menuju jendela, mencoba memahami situasi yang tak terduga ini.

"Ini jelas bukan mimpi," ucapnya dengan halus, "Tak peduli seberapa dalam aku bermimpi, tidak mungkin aku tidak bisa membedakan mana kenyataan dan mana mimpi."

Namun, kebingungan dan keheranan tetap menyelimuti pikiran Lucas.

"Bagaimana sesuatu seperti ini bisa terjadi," gumamnya dalam hati, tak percaya dengan apa yang dia alami. "Aku memang telah mengalami banyak hal sulit selama satu abad kehidupanku... tapi, masuk ke dalam sebuah novel?"

"Jika ini benar-benar novel The greatest war against the devil, maka aku tidak punya banyak waktu," kata Lucas dengan cemas.

Lucas merapikan rambut berwarna emasnya yang acak-acakan. "Dalam lima tahun, perang terbesar melawan iblis akan terjadi," ujarnya dengan nada cemas.

Dalam upaya melawan kegelapan yang mengancam, protagonis dan kelompoknya mempertaruhkan segalanya untuk melawan iblis.

Namun, kekuatan gelap yang dipimpin oleh Raja iblis terlalu kuat, dan mereka akhirnya menderita kekalahan yang mutlak.

Dengan kegagalan mereka, Akhirnya dunia manusia hancur karena iblis.

"Ini buruk," pikirnya dengan kegelisahan, "Aku harus mengubah alur cerita novel ini"

Lucas memandangi langit yang penuh dengan bulan biru yang bersinar.

"Tapi, dengan tubuh lemah ini," gumamnya, merasakan seberapa rapuhnya tubuh pangeran Lucas.

Detak jantung Lucas terus berdetak karena ambisinya telah muncul kembali, membuatnya mengingat perasaan yang telah hilang di kehidupan sebelumnya.

Deg....

Deg...

Deg...

Lucas tersenyum sinis, mata kuningnya bersinar terang di kegelapan malam. "Jadi masih ada hal... untuk kucapai," batinnya penuh gairah.

Lucas melangkah dengan mantap, menarik napas dalam-dalam saat menatap kejauhan.

"Aku lebih baik mengurus masalah di sekitarku terlebih dahulu," pikirnya, sambil memperbaiki kerah pakaiannya dengan hati-hati.

Setelah membenarkan kerah bajunya dengan rapi, Lucas beranjak pergi dari kamar dengan langkah yang indah.

Namun, sebelum dia berhasil membuka pintu, Arthur telah membukanya terlebih dahulu.

"Yang mulia..?" Arthur membungkuk hormat, matanya penuh dengan kekhawatiran. "Bagaimana kondisi anda yang mulia..?" tanya Arthur dengan suara yang penuh kepedulian.

Lucas tersenyum kecil, menyentuh bahu Arthur dengan lembut.

"Aku baik-baik saja," jawabnya dengan suara yang tenang, sebelum melanjutkan langkahnya.

Arthur dengan setia mengikuti di belakangnya, memperhatikan dengan seksama setiap gerakan Pangeran Lucas.

"Anda mau kemana yang mulia?" tanya Arthur dengan penuh keingintahuan.

"Aku akan pergi keluar sebentar," jawab Lucas tanpa menoleh, suaranya terdengar tegas namun halus. "Jadi, Berhenti mengikutiku" tambahnya.

"Eh..??" Arthur terkejut dan kebingungan saat mendengar permintaan itu, namun dengan patuh, ia berhenti mengikuti langkah Lucas.

Di pintu, dua ksatria yang sedang menjaga melihat Pangeran Lucas mendekat.

"Berhenti, yang mulia!" teriak salah satu dari mereka dengan nada gugup, memberi isyarat agar Lucas berhenti.

"Aku ingin jalan-jalan di luar sebentar," ucap Lucas dengan suara yang halus.

Ksatria yang menghadangnya terlihat cemas. "ini sudah malam, anda tidak boleh keluar di luar berbahaya." kata mereka, berusaha menahan Lucas.

"Bukankah disini juga berbahaya?" tanya Lucas memastikan.

"Tetap tidak," jawab ksatria itu dengan tegas. "Kami telah di perintahkan untuk tidak membiarkan anda keluar."

"..." Lucas menatap Ksatria itu dengan sangat tajam. "Siapa yang memerintahkannya?

Tanpa menunggu jawaban, Lucas mengayunkan tangan kanannya dengan cepat.

Armor besi yang dipakai oleh ksatria di depannya terbelah, dan ksatria itu pun terpisah menjadi dua bagian, meninggalkan darah yang mengucur deras di lantai.

Lucas dengan dingin menginjak kepala ksatria yang telah terbelah, menegaskan otoritasnya dengan tegas.

"Kalian adalah ksatria-ku," ucapnya, suaranya bergetar dengan kekuatan yang tak terbantahkan. "Dan aku tidak pernah memberikan perintah seperti itu."

"?!" Ksatria satunya melompat mundur dengan ketakutan, tubuhnya bergetar hebat.

Arthur, yang melihat adegan itu dari belakang, terkejut dan kebingungan. "Y-Yang mulia..?" panggilnya dengan suara gemetar, tidak bisa menyembunyikan kebingungannya.

Dengan langkah yang berkharisma, Lucas membuka pintu kastil, menyambut bulan biru yang bersinar di langit malam.

"Lewat sini..!!" teriak beberapa ksatria.

"Cepat..!!" teriak ksatria lainnya.

Lucas terdiam sejenak, matanya menatap bulan dengan serius. "Penyergapan kemarin mustahil terjadi tanpa bantuan orang dalam," pikirnya dalam hati.

Berjalan sendirian di bawah sinar bulan, matanya besinar terang di kegelapan.

"Aku harus menganggap semua orang lain selain Arthur..," pikirnya meyakinkan diri sendiri, "Sebagai musuhku...!!"

"Pangeran Lucas...!!" teriak salah satu ksatria, memanggil Lucas yang sedang berdiri sendiri.

"Kenapa anda membunuh ksatria pengawal anda sendiri?" tanya mereka dengan bingung.

Lucas menoleh ke arah mereka, mata kuningnya menatap mereka dengan tajam membuat orang yang di tatap nya seolah sedang terjatuh ke dalam jurang ketakutan.

"Aku mengeksekusinya karena mengkhianati darah biru," jawab Lucas dengan tegas, suaranya bergema di dalam ruangan yang sebelumnya tenang.

Semua ksatria yang hadir, wajah-wajah mereka memancarkan ketegangan yang tak terbendung, berkeringat dingin mendengar pernyataan keras Lucas.

"Aku yakin kalian juga mengerti," ucap Lucas, suaranya terdengar tegas namun terkontrol. "Bermalas-malasan ketika sedang menjaga darah biru"

"mengabaikan pembunuhan" Ujar Lucas melanjutkan ucapannya. "Serta membantu pembunuhan terhadap darah biru."

Pangeran Lucas berdiri tegak, kedua lengannya lurus ke samping, rambut kuningnyanya berkibar dikarenakan angin malam.

"Atas nama Lucas De Valorian, Pangeran dari Kekaisaran Valoria," ujarnya dengan senyuman sinis yang menyiratkan keputusan yang sudah bulat. "Aku akan mengeksekusi kalian semua."

Salah satu ksatria yang terlihat seperti pemimpin mereka, mengeluarkan keringat dingin dari keningnya.

"Pangeran tahu bahwa kami terlibat dengan insiden kemarin," pikir ksatria itu dengan panik, mencoba mencari jalan keluar dari situasi yang semakin genting. "Kalo begitu.."

"Keluarkan pedang kalian," perintah ksatria yang tampak seperti pemimpin mereka, suaranya bergema di ruangan. "Kita akan membunuh Pangeran Lucas saat ini juga,"

Seluruh ksatria yang hadir mengangkat pedangnya, siap untuk menyerang Pangeran Lucas.

"Ini menyenangkan," ucap Lucas dengan suara yang penuh kepuasan. "Ini sangat menyenangkan."

Ksatria yang sebelumnya terlihat sebagai ketua mereka bergerak maju dengan gesit, pedangnya bersinar di bawah cahaya rembulan yang menyinari mereka.

Tubuh Lucas diselimuti oleh cahaya emas yang berkilau, seolah-olah menerima perlindungan dari kekuatan suci yang tak terlihat.

"Aku akan menambahkan satu kejahatan lagi pada daftar kejahatan kalian," lanjutnya dengan suara yang tenang namun penuh dengan keputusan yang tidak bisa ditawar.

"Matilah..!!! Lucas De Valorian!!" teriak ketua ksatria sambil mencoba menebas Lucas dengan kekuatan penuh.

Lucas dengan lincah menghindar dari serangan tersebut, gerakannya secepat kilat, seolah-olah dia bisa membaca setiap gerakan lawannya sebelum mereka melakukannya.

"Kejahatannya adalah.." ucap Lucas dengan suara yang tenang, seolah-olah dia sedang berceramah di depan para ksatria yang hendak menyerangnya.

Dengan kecepatan yang tak masuk akal, Lucas melancarkan serangan balik, menusuk dada ketua ksatria yang mencoba menyerangnya.

Tubuh ksatria itu terpental mundur beberapa langkah, terjatuh tak berdaya di tanah dengan darah yang mengucur deras dari luka yang dia terima.

"Percobaan pembunuhan..." lanjut Lucas, tatapannya terlihat dingin.

Lucas berdiri di depan mayat ketua ksatria itu, lengannya bersinar terang oleh cahaya emas.

Darah ksatria yang dia bunuh melumuri bajunya, angin malam menerpanya dengan lembut.

"Mustahil...??" batin Arthur, matanya terbelalak karena terkejut, mencoba mencerna kejadian yang baru saja terjadi di hadapannya.

"Apakah dia benar-benar Pangeran Lucas yang ku kenal..?" tanya Arthur dalam hati, meragukan identitas dari sosok yang sebelumnya ia kenal.

Lucas menoleh ke belakang, tatapannya tajam dan penuh dengan otoritas yang tak terbantahkan.

"Ini hanyalah contoh," tegasnya, menyampaikan pesan yang jelas kepada ksatria yang tersisa.

"Mulai saat ini, jika ada kejadian yang terjadi di dalam kastil bocor keluar," ujar Lucas dengan suara yang menggema di ruangan. "Akan ku bunuh kalian semua," tambahnya, mengancam seluruh orang yang tinggal di kastilnya.

Lucas berdiri dengan kedua tangannya di belakang, aura kekuatan yang tak terbantahkan memancar dari dirinya, menunjukkan bahwa dia adalah pemimpin yang tidak akan mentolerir pelanggaran.

"Jangan pernah lupa bahwa aku adalah tuan kalian," tegasnya dengan suara yang penuh dengan otoritas.

Menegaskan kedudukannya sebagai penguasa yang berkuasa atas kehidupan dan kematian mereka.

1
thara_tta
Bang "penyucian" atau "pensucian"?
Thinker: penyucian, itu seperti sebuah perumpamaan untuk membersihian sesuatu yang kotor
total 1 replies
L K
kpn up lg ud pengen baca
arfan
terus semangat bos
Pzo Pza
bagus dan Kata kata nya tidak ada yang typo,
lebih bagus kalau Novel ini dilanjutkan Karena sangat seru
Jenn
novelnya seleraku banget, penasaran sama endingnya
Rony Wijaya
sma kayak manwa yg baru itu
Jenn
benci banget dh kaisar satu ini sama mc
piyo lika pelicia
semangat yah ☺️
piyo lika pelicia
sepuh 😌
Ray
bejir, sekuat apa tuh orang? menjadi seorang sword master terbaik di Kekaisaran yang menguasai dunia
CBJ
ap iya
Igris
Char God Complex?
Callian: Ril, gue juga mikir gitu
total 1 replies
Razali Azli
wow
Mhila izuna
mampir ni thor
V.MaryGrace
👣👣👣
Igris
OMAGAAAAAAAA DAMNNN
Igris
kok bisa
Gehrman
Ini MCnya OP, kah? 🤔
Thinker: mayan
total 1 replies
Gehrman
Istana Kekaisaran
Thinker: jir lupa
total 1 replies
Yuseo De Vincenzo
Chapter selanjutnya: Pembantaian putra putri Kekaisaran 🔥🔥🔥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!