NovelToon NovelToon
Halo Cinta Pertamaku

Halo Cinta Pertamaku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Konflik etika / Cinta pada Pandangan Pertama / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:31.1k
Nilai: 5
Nama Author: Desty Cynthia

Jinan Sastawijaya gadis cantik yang mandiri, anak yang supel ceria mempunyai adik lelaki bernama Jerremy Sastawijaya Mereka kembar identik sedari lahir. Mereka tumbuh dikeluarga yang harmonis. Ayahnya adalah Rektor Universitas Swasta di Jakarta. Bundanya sebagai ibu rumah tangga pada umumnya. Bagaimanakah kehidupan membawa Jinan saat dia bertemu dengan Cinta pertamanya yang sudah lama 2 tahun menghilang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desty Cynthia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4

Jinan sekarang berada diatas rooftop gedung perusahaan itu. Ia melamun sembari memijit pangkal hidungnya. Pandangannya lurus kedepan memikirkan bagaimana nasibnya mulai besok. Cukup lama Jinan ada disana memandangi langit diatas sana

"Kenapa kamu dulu pergi Shaka? Kamu tahu, waktu kamu ninggalin aku, hati aku hancur Kha. Aku udah kayak orang gi-la ngejar-ngejar mobil kamu, tapi kamu sama sekali engga peduli sama aku! Sekarang kamu dateng dengan gampangnya minta maaf?" Gumam Jinan yang sudah menitikan air matanya

"Hidup itu pilihan, mencintai atau dicintai, meninggalkan atau ditinggalkan, right ?" Ucap seorang pria yang tiba-tiba muncul dibelakang Jinan.

Jinan pun berbalik badan menoleh sumber suara yang baru datang bersandar dipintu rooftop. Iyaa ... Jinan mengenal pria itu, pria itu Fabiyan yang juga teman Arshaka saat berada di LN.

"Anda ...?" Jinan mengernyit heran melihat pria itu

"Ini ... Hapus air mata kamu, jangan tangisi yang udah terjadi, kamu harus melangkah maju kedepan !" Fabiyan memberikan sapu tangan hitam pada Jinan dengan tersenyum hangat

"Terima kasih Pak !" Ucap Jinan

Fabiyan menelisik wajah Jinan, saat Jinan menghapus air matanya. "Cantik !" Fabiyan bergumam dalam hati

"Nanti saya kembaliin ya pak, maaf anda bagian divisi mana yah?" Tanya Jinan

"Saya ... Teman Arshaka yang akan membantu Shaka selama disini !"

Jinan tersenyum kikuk, dia memikirkan, apa yang tadi dia ucap didengar oleh Fabiyan? Jika didengar gawat... Bisa-bisa Fabiyan bilang ke Shaka.

"Maaf Pak, saya duluan ! Saya harus kembali kerja !" Jinan pun pamit meninggalkan Fabiyan sendiri

Fabiyan menatap punggung Jinan yang lama-lama menghilang. Hatinya berdesir melihat Jinan yang cantik natural, dengan pipinya yang merah.

Dikubikel Jinan, Mbak Anna memperhatikan Jinan yang datang dengan mata sembabnya

"Kamu kenapa, Nan? Kok habis dari ruangan si Bos nangis?" Tanya mbak Anna

"Pasti dimarahin tuh ... Kerja tuh yang bener jangan caper !" Ucap Monica ketus, salah satu staff divisi bagian Jinan

Monica selalu usil pada Jinan, tapi Jinan bodo amat selama Monica tidak main tangan.

"Engga apa-apa mbak, aku kelilipan tadi ada laleur masuk mata !" Jinan sembari mengusap pipinya kasar

"Diem napa sih Monica, udah sana jauh-jauh !" Mbak Anna mengusir Monica yang selalu usil

"Ya udah nanti makan siang cerita sama mbak yah!" Mbak Anna menepuk pundak Jinan.

Mbak Anna memang sahabat Jinan yang selalu baik dan mengayomi. Terlebih umur mbak Anna diatas Jinan 5 tahun. Jinan merasa seperti punya kakak.

Jam makan siang tiba, Jinan dan mbak Anna bergegas menuju cafe langganan tempat mereka makan

"Kamu tadi kenapa Nan? "

"Mbak, Shaka mbak !"

"Shaka? Shaka pak Arshaka ?"

"Iya mbak ... Shaka ...Shaka mantan pacar aku mbak, hiks...hiks... Dia ninggalin aku tanpa sebab, sekarang dia datang minta maaf sama aku!" Ucap Jinan yang sesegukan menangis

"Dulu kami pacaran 2 tahun mbak, tiba-tiba dia pergi mbak, dia juga engga nyelesain kuliahnya. Dia pindah gitu aja mbak!" Ucap Jinan yang masih mengusap air matanya

"Ya ampun ... Kamu kenapa engga bilang dari kemarin Nan? Pantesan waktu kamu ketemu dia, kamu salah tingkah!"

"Aku bingung mbak, Shaka minta aku jadi sekertarisnya. Aku engga mau mbak!" Jinan tertunduk lesu

"Tapi menurut mbak, kamu coba jalanin dulu aja. Mungkin dengan cara itu, pak Shaka benar-benar menyesali perbuatannya dulu sama kamu, Nan!" Ucap mbak Anna meyakinkan Jinan.

Mbak Anna menyemangati Jinan yang sudah lemas itu. Mbak Anna memeluk Jinan mengelus punggung jinan.

Tak terasa waktu pun sudah sore. Rega sudah menelepon Jinan untuk menjemputnya.

Mbak Anna pulang duluan, sementara Jinan menunggu didepan kantor dekat parkiran. Shaka memperhatikan dari dalam mobilnya. Ia pun keluar dari mobil lalu menghampiri Jinan yang sedang menunggu Rega.

"Ekhem ... Aku anter pulang ya, Nan!" Ucap Shaka.

Jinan menoleh kesamping lalu memalingkan wajahnya lagi melihat setiap mobil yang lewat.

"Engga usah pak, saya nunggu dijemput !" Ketus Jinan

"Shaka, Nan! Kita diluar kantor !"

"ii-iiyaa Shaka !" Jinan merasa gugup ditatap seperti itu oleh Shaka.

Mobil sport itu pun datang tepat didepan Jinan dan Shaka. Rega keluar dari mobil dengan style yang sangat mempesona. Wajahnya tampan, dengan badan yang atletis. Ia berjalan menghampiri Jinan. Sengaja memeluknya karena tau ada Shaka.

"Maaf yaa tadi macet sebentar dijalan!" Ucap Rega yang melirik Shaka sebentar

"Rega ?" Tanya Shaka

"Ekhem ... Pak Shaka !" Rega dengan gentle menjabat duluan tangan Shaka. Walaupun hati Shaka sudah panas melihat adegan mesra tadi. Ia mencoba tenang meredam emosi.

Tama asisten Shaka datang menghampiri Shaka, lalu membisikan sesuatu. Membuat Shaka pamit dari mereka.

"Baik kalau gitu sampai jumpa lagu, hati-hati ya Jinan !" Ujar Shaka datar

Jinan tak banyak bicara menatap punggung kokoh itu pergi menuju mobilnya. Hati Jinan sungguh sangat sakit, sebenarnya Jinan masih ingin berlama-lama dengan Shaka. Tapi perasaan Jinan campur aduk, ia harus segera menetralkan hatinya.

Rega mengerti situasinya ia langsung merangkul Jinan membawanya ke mobil lalu pergi dari kantor itu

Sepanjang perjalanan Jinan bergeming, pandangannya hanya melihat keluar jendela mobil.

Tangan kiri Rega mengelus rambut Jinan, membuat Jinan kaget, akan lamunannya.

"Kenapa, hmm ?" Tanya Rega lembut

"Engga apa-apa, cape aja tadi banyak kerjaan!" Ucap Jinan gugup lalu meundukan kepalanya

Rega menggenggam tangan Jinan tak bicara apa-apa lagi. Jinan melirik kearah Rega ia juga bingung dengan hatinya. Ini terlalu rumit. Apakah Rega hanya pelarian? Atau Jinan masih berharap pada Shaka? Jinan sungguh sangat ketergantungan oleh Rega. Seakan ada magnet yang menarik dia untuk dekat dengan Rega

Jinan baru sadar, kini mereka sampai disebuah gedung.

"Ini tempat apa?!" Tanya Jinan

"Kita ke apartment gue dulu yah, ada berkas yang harus diambil besok buat meeting !" Ajak Rega lalu merangkul Jinan sepanjang lorong apartment itu. Jinan mengiyakan ajakan Rega.

Didepan pintu apartment, Rega membuka passcode pintu itu diikuti Jinan dari belakang. Apartment yang cukup luas untuk seorang bujangan seperti Rega. Didominasi warna gray dan biru navy, terlihat elegan dan mewah. Jinan duduk di sofa panjang nan empuk itu. Rega mengambil minuman untuk Jinan. Lalu ia kekamarnya mengambil berkas dan laptop kantornya

Jinan memandangi ruangan itu, yang menurutnya sangat adem tenang dan soft. Rega datang membawa beberapa berkas ditangannya. Lalu duduk sebelah Jinan.

"Kok engga pernah cerita sih punya apartment sebagus ini?"

"Hehehe ... yaaa Loe engga nanya ! Lagian Loe cewek pertama yang gue ajak kesini !"

"Hhmmm gombal ! Emang gebetan Loe kemana?"

"Punyanya calon istri !"

"WHAT !! Kok engga pernah bilang?! Siapa ?"

Rega nunjuk Jinan dengan telunjuknya. Muka Jinan memerah BLUSH .... Seperti kepiting rebus

"Apan sih, Ga ! Engga lucu tahu ! Udah ah, mau pulang !"

Saat Jinan berdiri mau pergi, tangan Rega menarik Jinan dalam pelukannya. Jinan membeku hatinya degdegan. Aneh memang, Jinan selalu menampik Rega, tapi tubuhnya ingin selalu didekap oleh Rega. Rega terus mengusap punggung Jinan. Ia semakin mengeratkan pelukannya

"Apa boleh gue ... Gue cium bibir Loe ?" Tanya Rega ragu-ragu

Jinan tak menjawab hanya menatap bola mata Rega yang indah itu. Rega mengikis jarak mendekatkan bibir mereka.

CUP ! Jinan mengerjapkan matanya, kaget seperti patung. Dadanya naik turun menahan nafas.

1
dwi siswati
wah tambah 1 lagi fans jinan
senja
kalau ceritan cinta pertama ga bisa ilang itu seharus nya di jauh kan dari lawan jenis yh terlalu agresif apa lagi udah main fisik kesanya malah perempuan ga bener nrima sentuhan tapi sok nolak cinta tapi memberi harapan ke setiap laki laki
Desty Cynthia
keren
Niken Dwi Handayani
seperti nya menarik ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!