Ava Serenity Williams, putri bungsu Axton Brave Williams, jatuh cinta pada seorang pria bernama Ryan Dome. Ia mencintainya sejak berada di bangku sekolah. Ava bahkan rela menjadi seseorang yang bukan dirinya karena Ryan seakan menuntut bahwa yang akan menjadi kekasih dan istrinya nanti adalah seorang wanita sempurna. Ryan Dome, putra Freddy Dome, salah satu rekan bisnis Axton Williams. Freddy berencana menjodohkan Ryan dengan Ava, hingga menjadikan Ava sebagai sekretaris putranya sendiri. Namun, siapa yang menyangka jika Ryan terus memperlakukan Ava layaknya seorang sekretaris, bahkan pembantunya. Ia menganggap Ava tak pantas untuk dirinya. Ryan bahkan memiliki kekasih saat dirinya dalam status tunangan dengan Ava. Hingga akhirnya Ava memilih mundur dari kehidupan Ryan. Ia mencari ketenangan dan jati dirinya yang hilang, hingga akhirnya ia bisa jatuh cinta sekali lagi. Apakah cinta itu untuk Ryan yang berharap Ava kembali? Ataukah ada pria lain yang siap mencintai Ava drngan tulus?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PimCherry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LAMARAN
Wajah Ava tampak berseri seri. Ia mematut penampilannya di cermin. Ia ingin mempersembahkan yang terbaik untuk Ryan. Tak lupa, ia kembali menggunakan kacamata yang selalu bertengger di hidungnya.
Ava keluar dari kamar tidurnya dengan bersemangat, setelah ia mendengar suara deru mobil memasuki pekarangan Kediaman Keluarga Williams. Tak sabar rasanya untuk bertemu dengan pujaan hatinya, Ryan Dome.
Usia Ava dan Ryan hanya berbeda satu tahun saja, tapi bagi Ryan sikap Ava sangat kekanak kanakan. Dari dalam mobil, ia sudah mencebik kesal karena melihat Ava yang sudah berdiri di ambang pintu untuk menyambutnya.
“Jangan kecewakan Daddy. Ingatlah bahwa nasib Perusahaan Dome bergantung pada malam ini. Kamu beruntung karena Ava menyukaimu. Itu akan memudahkan semuanya,” ucap Freddy yang berusaha memperingatkan putra semata wayangnya itu.
Ryan menghela nafasnya pelan. Kalau saja kemarin tak ada masalah di Perusahaan Dome, ia tak akan mau melakukan ini. Baginya, Ava adalah bencana di hidupnya. Namun seketika ia teringat pada ucapan Garvin. Ia bisa memanfaatkan Ava dengan uang dan kekuasaan Keluarga Williams. Selebihnya, ia tetap akan menjadikan Imelda sebagai wanita yang akan menjadi kekasih, istri, dan penghangat ranjanggnya.
Di tempat lain, tepatnya di Kota Paris, Perancis, seorang wanita tampak berdiri di balkon apartemennya. Ia tersenyum sambil menatap keindahan Kota Paris yang menjadi surga baginya, karena di negara inilah semua keinginannya tercapai.
“Aku akan kembali sebentar lagi, Ryan. Tunggu aku. Model terkenal dan pimpinan Perusahaan Dome, tentu akan sangat cocok sekali, bukan begitu?” gumamnya pelan sambil tersenyum penuh arti.
*****
“Ry!” Ava menyambut kedatangan Ryan di kediamannya.
Ryan membalas sambutan Ava dengan senyum tipis penuh kepalsuan, sementara Freddy menatap Ava dengan tatapan penuh arti.
“Ayo, Ry. Bukankah ini keinginanmu,” ucap Dad Freddy. Ia memang sengaja beralasan agar tak ada yang mencurigai kedatangan mereka di sana dengan alasan perusahaan.
“Silakan masuk, Tuan Freddy,” ucap Axton yang menyambut kehadiran Freddy Dome, rekan bisnisnya.
“Terima kasih,” balas Freddy.
Kini Freddy dan Ryan sudah duduk di salah satu sofa yang ada di ruang tamu Kediaman Keluarga Williams.
“Nyonya Sofia tidak ikut?” tanya Jeanette pada Freddy karena tak melihat keberadaan istri dari Freddy.
”Ah tidak, i… ia sedang pergi keluar negeri,” jawab Freddy dengan sedikit terbata. Ia terpaksa mengatakan itu karena tak ingin keadaan rumah tangganya yang sedang kacau diketahui oleh Keluarga Williams. Saat ini, Freddy dan Sofia sesang dalam proses perceraian. Sofia tak sanggup hidup bersama dengan Freddy yang suka bermain wanita di luar sana.
Jeanette menganggukkan kepalanya. Setelah itu, Freddy kembali membuka pembicaraan. Ia ingin maksud dan tujuan kedatangannya ke Kediaman Keluarga Williams tersampaikan.
“Tuan dan Nyonya Williams, kedatangan saya ke sini sebenarnya karena permintaan putra tunggalku ini,” ucap Freddy.
Lagi dan lagi, Freddy menggunakan Ryan sebagai alasan kedatangannya.
“Ia mengatakan padaku bahwa ia sangat mencintai Ava dan ingin menjadikan Ava, putri anda, sebagai istrinya. Oleh karena itu, maksud kedatangan saya ke sini adalah secara khusus untuk melamar putri anda untuk putra saya,” ucap Freddy.
Axton menatap Freddy kemudian matanya kembali beralih pada Ryan. Ia belum yakin dengan penuturan tekan bisnisnya itu, apalagi melihat gelagat Ryan yang sepertinya berbeda dengan apa yang dikatakan oleh Ayahnya.
Lengan Freddy menyenggol Ryan agar putranya itu ikut angkat bicara. Ia sudah menasihati putranya berulang kali agar rencana ini jangan sampai gagal atau mereka akan kehilangan Perusahaan Dome.
Mau tak mau, Ryan pun mengangkat kepalanya. Ia juga tak ingin Perusahaan Dome hilang karena ia tak ingin jika Imelda menolak dirinya, padahal Imelda telah berusaha memantaskan diri untuknya.
“Uncle, Aunty, saya Ryan Dome, bermaksud melamar Ava untuk menjadi istri saya,” ucap Ryan.
“Apa kamu yakin?” tanya Axton sekali lagi.
“Yakin, Uncle,” jawab Ryan.
“Tapi melihat sikapmu sepertinya tak begitu,” ucap Axton lagi, membuat Ryan mulai kehilangan kepercayaan dirinya yang memang semakin ciut ketika melihat tatapan Axton yang begitu tajam.
“Dad,” Ava yang duduk tepat di sebelah Axton pun mencoba menenangkan ayahnya itu. Bagaimana pun ia sangat mencintai Ryan dan melihat Ryan berada di kediamannya dan kini sedang duduk di hadapannya untuk melamarnya, sungguh luar biasa. Ava merasa doanya dikabulkan oleh Tuhan dan usahanya selama ini mendekati Ryan tak sia sia.
“Apa kamu menerima lamarannya, Va?” tanya Axton menoleh ke arah putrinya. Ia ingin putri bungsunya itu mengambil keputusan karena ini akan berpengaruh pada hidupnya kelak. Bukan Axton ingin lepas tangan, tapi ia ingin mengajarkan sesuatu pada Ava.
Apapun keputusan yang diambil oleh Ava nanti, Axton akan tetap berada di belakangnya untuk memberikan dukungan serta perlindungan.
Ava melihat ke arah Axton dan Jeanette, ia menghela nafasnya sebelum kembali menatap Ryan yang ada di hadapannya.
“Malam, Dad, Mom,” suara sapaan seorang pria terdengar saat langkah kaki memasuki Kediaman Keluarga Williams, dia lah Alexander Ellard Williams, putra sulung Axton dan Jeanette.
“Malam, Al.”
“Malam, sayang,” sapa Axton dan Jeanette bersamaan.
Mata Alex memicing saat melihat sosok Freddy Dome dan Ryan Dome di sana. Tatapan tajam bak elang itu seakan menghunus tajam ke jantung Ryan sekali lagi dan membuatnya kembali menundukkan kepalanya.
“Duduklah,” ucap Axton pada putranya.
Jantung Ryan seakan mau lepas dari tubuhnya ketika Alex ikut duduk di sofa dan memperhatikan dirinya serta ayahnya. Freddy Dome, pria paruh baya itu juga agak sedikit kikuk saat melihat tatapan Alex.
“Tuan Freddy datang ke sini bersama putranya untuk melamar Ava,” ucap Axton memberitahu putranya.
Alex menganggukkan kepala kemudian menatap Ava, “Kamu menerimanya, Va?” tanya Alex dengan suara yang seakan mengintimidasi.
Tanpa ragu, Ava menganggukkan kepalanya, bahkan ada senyuman terbit di wajahnya. Alex hanya bisa menghela nafasnya pelan karena ia sudah tahu sejak dulu, bagaimana Ava sangat menyukai Ryan. Dan pucuk dicinta ulam pun tiba, pria itu kini datang melamar adiknya itu.
Freddy Dome menghela nafas lega karena Ava menganggukkan kepalanya. Ia sudah selangkah lebih maju dan semakin yakin kalau rencananya akan berhasil.
“Bagaimana kalau kita mempersiapkan acara pernikahan mereka segera?” sahut Freddy bersemangat.
Freddy ingin secepatnya menjadi besan dari seorang Axton Williams, pengusaha sukses yang namanya sangat diperhitungkan dalam dunia bisnis, begitu pula dengan putranya, Alexander Ellard.
“Dad,” Ryan seakan tak terima jika Dad Freddy ingin ia segera menikah, pasalnya ia belum membicarakan hal ini dengan Imelda. Ia tak ingin wanita itu sakit hati dan pergi meninggalkannya.
“Sepertinya putramu tidak setuju,” ucap Axton.
Hal itu tentu membuat Freddy langsung menoleh pada Ryan dengan tatapan tajam.
“Maaf, Uncle. Bukan maksudku tidak setuju, tapi saya tak ingin terburu buru. Saya ingin mempersiapkan acara pernikahan yang berkesan bagi kami berdua nantinya,” ucap Ryan beralasan.
🧡🧡🧡
terima kasih Thor dengan ceritanya yang keren
terima kasih kakak Author 🙏🙏
semoga kakak Author selalu sehat, selalu semangat dan selalu sukses dalam berkarya aamiin...
ditunggu karya berikutnya ❤️🙏💪💪💪
semangat tour semoga sehat selalu ditunggu up karya yang baru💪💪💪🥰
trimadong Nia jangan sia sialan kesempatan yg ada di depan mata