Gadis Penggoda Duda

"Mas Daru cerai karena apa?" tanya Agnes setelah cukup lama berdiam diri. "Kamu KDRT ke istri? Atau selingkuh?" ujarnya menambahkan.

"Engga Nes, aku ga pernah KDRT atau selingkuh. Aku cerai karena mantan istriku yang mau. Katanya dia ga merasa bahagia nikah sama aku setelah 4 tahun pernikahan. Dia ingin bebas jadi kami memilih bercerai." jawab Daru dengan cepat.

"Gimana bisa setelah 4 tahun bilang ga bahagia? Mas Daru ga bisa bahagiain istri apa gimana?" tanya Agnes kembali, tentu merasa heran kenapa bisa seperti itu.

Padahal dari yang Agnes lihat, Daru ini tipe orang yang sangat perhatian sekali. Masa istrinya tidak merasa puas atas apa yang sudah diberikan oleh suaminya. Atau sikap manis Daru yang selama ini ditunjukkan pada dirinya hanya di awal saja? Atau Daru saja yang friendly.

"Nes, aku dulu selalu berusaha membahagiakanmu istriku. Apapun yang diinginkan selalu aku turuti. Mungkin karena pernikahan kami terjadi akibat perjodohan. Usia mantan istriku saat itu juga masih sangat muda saat menikah. Jadi dia belum menikmati masa mudanya dengan puas." ujar Daru kembali harus mengingat kenangan lamanya.

Agnes mengangguk mulai paham. "Oh berarti dari awal belum ada rasa cinta ya mas? Tapi kok sampe 4 tahun?" katanya masih heran.

"Udah jalannya begitu, Nes. Dipertahankan juga udah ga bisa. Daripada menjalani rumah tangga ga bahagia ya lebih baik pisah saja."

Agnes mengangguk setuju, benar kata Daru untuk apa mempertahankan rumah tangga yang tidak bahagia.

"Ehh berarti udah punya anak? Mas Daru duda anak berapa?" tanya Agnes spontan.

"Belum ada anak. Mantan istriku selalu mengatakan belum siap untuk punya anak. Dia masih ingin bebas, Nes." jawab Daru tertawa.

"Kok Mas Daru ketawa sih?" Agnes heran dengan laki-laki ini. Kenapa malah tertawa saat dia bertanya anak.

Daru memajukan wajahnya lebih dekat dengan Agnes, membuat Agnes melotot kaget. "Apa sih mas? Mundur ahh."

"Kamu ga minat kan sama duda, apalagi udah punya anak." ujar Daru menebak pikiran Agnes.

"Agnes sebenernya ga masalah kalo sama duda tapi jangan yang udah punya anak. Takut banget nanti tiba-tiba secara ga sadar masuk kategori ibu tiri jahat." jawab Agnes membayangkan dirinya dalam posisi itu. Sungguh menguras banyak energi bukan.

"Berarti kalo sama aku minat? Kan aku belum punya anak." tanya Daru membuat Agnes tersenyum mengangguk.

"Boleh lah, asal tanggungjawab, duda juga ga masalah. Lebih banyak pengalaman kan."

Daru langsung berseru senang, tidak menyangka Agnes ternyata mau dengannya.

"Ehh ngomong-ngomong kapan cerianya mas?" Agnes mendadak sangat kepo sekali dengan kehidupan Daru.

"Kamu inget pas awal pertemuan kita?" tanya Daru dan Agnes langsung mengangguk. "Malam itu mantan istriku meminta cerai dan beberapa hari kemudian akta cerai kami sudah keluar."

"Hah jadi malam itu yang patah hati bukan cuma aku sendiri?" kata Agnes sambil tertawa.

"Aku ga patah hati sama sekali, ya. Emang pas ketemu aku, kamu lihat aku seperti orang sedang patah hati? Engga kan."

Agnes mengangguk pelan, memang benar malam itu wajah Daru tidak seperti orang patah hati. Terlihat tenang bahkan sampai mengantarkannya pulang dengan selamat.

"Jadi pas mantan istri mas minta cerai, Mas Daru ga sakit hati?"

"Lebih tepatnya, aku kecewa karena dia meminta cerai saat kondisi mamaku sedang masa pemulihan pasca operasi jantung. Beberapa hari kondisi mama sempat drop, ternyata sebelum mengatakan padaku, dia sudah memberitahu mama dulu. Mama pasti kepikiran sehingga mempengaruhi kesehatannya lagi. Hanya itu saja yang membuatku sakit hati, selebihnya memang aku sudah menduga cepat atau lambat pasti dia akan meminta cerai." ungkap Daru dengan tenang. Dia mengatakan jujur, sakit hatinya Daru bukan karena perceraian tapi Seina tidak tahu keadaan meminta cerai.

Agnes tiba-tiba menatap kasihan pada Daru. "Jadi Mas Daru sudah tidak ada rasa lagi dengan mantan istri?"

Tentu saja Daru mengangguk. "Awal pernikahan belum ada rasa cinta, namun setelah menikah tentu harus belajar menumbuhkan rasa cinta karena sudah menjadi suami istri. Namun dalam prosesnya ternyata tidak mudah, Nes. Harus bisa beradaptasi dengan kebiasaan pasangan. Bahkan mungkin akan sering kecewa dengan ekspetasi sendiri. Hingga pernikahan berakhir juga tanpa rasa cinta. Sekedar menyayangi karena kami pernah hidup bersama."

Jika bukan permintaan kakek dan neneknya, mungkin sejak beberapa bulan pernikahan, Daru sudah tidak mau lagi dengan Seina. Wanita itu terlalu liar karena memiliki kehidupan yang benar-benar bebas. Kakek, nenek Sweta orangtuanya tetap meminta bersabar, meyakini istrinya bisa berubah. Tapi kenyataannya, semakin dia mengerti Seina, memahami wanita itu, memanjakannya, menuruti permintaannya, Seina makin tidak peduli. Ketika Daru bersikap tegas, wanita itu merasa disakiti, tidak diperlakukan dengan baik olehnya.

Sudah seperti itu bagaimana ada rasa cinta tumbuh di antara mereka.

"Jadi bener ya, Mas Daru ga ada perasaan apapun sama mantan istrinya?" tanya Agnes memastikan, dia tidak mau nanti harus bersaing kembali dengan mantan istri laki-laki ini.

"Ga ada, Nes. Sama seperti kamu yang sudah hilang perasaan sama Wira. Aku juga udah hilang respect dengan mantan istriku. Kami sudah benar-benar berakhir, bahkan urusan bisnis dengan keluarganya juga sudah aku lepaskan. Terlebih mamaku sudah tidak mau lagi berurusan dengan istriku beserta keluarganya. Jadi semua sudah bersih." jawab Daru tidak ingin membuat Agnes berpikir macam-macam padanya.

"Jadi, kalo Agnes deketin Mas Daru bisa dongg?" tanya Agnes dengan senyum menggoda.

"Bisa, lagian selama ini kita juga udah deket kan?" jawabnya dengan wajah bahagia.

"Deket doang, kan cuma temen. Aku ga mau jadi temen biasa, maunya jadi temen hidup." kata Agnes semakin menggoda Daru.

Wajah Daru memerah, dia tidak menyangka setelah Agnes tahu dirinya seorang duda. Gadis ini malah terlihat semakin bersemangat menggodanya.

"Wajah Mas Daru merah, kenapa Mas? Disini panas ya? Kayaknya kita harus lebih deket lagi biar dingin." Dengan sengaja Agnes duduk lebih dekat lagi pada Daru. Bahkan hampir mepet.

"Eh kamu ini malah jadi suka godain aku." ujar Daru benar-benar gemas dengan gadis di sampingnya.

"Loh gapapa, Mas Daru bukan suami orang lagi jadi bebas dong Agnes deketin gini." ledek Agnes membuat keduanya tertawa.

"Dasar kamu, ya. Gadis Penggoda Duda." bisik Daru di telinga Agnes.

Malam ini benar-benar membahagiakanmu untuk keduanya, setelah beberapa waktu tanpa kepastian. Kini Agnes dan Daru menjalin hubungan dengan status baru, BERPACARAN.

"Jadi, sejak kapan Mas Daru suka aku?" tanya Agnes dalam perjalanan pulang.

Daru sambil menyetir mencoba mengingat-ngingat, sejak kapan dia mulai suka Agnes.

"Kalo sejak kapan, aku ga tahu. Tapi setelah malam pulang dari danau, aku udah niatan deketin kamu sih. Kamu sendiri, sejak kapan suka aku? Perasaan kemarin-kemarin masih tarik ulur, kadang cuek kadang engga."

"Sejak Mas Daru kirim beberapa lagu untuk temen tidur. Aku jadi nyenyak tidur setelah sekian lama insomnia."

"Kalo kamu masih insomnia lagi, aku rasa bukan butuh kiriman lagu lagi deh. Tapi butuh aku yang nemenin kamu."

"Heh nemenin apa nihhh?" tanya Agnes membuat keduanya tertawa bersama.